BAB II KAJIAN PUSTAKA. permasalahan yang berhubungan dengan judul peneliti yaitu analisis penggunaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Alam berasal dari kata Natural Science yang sering disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mata pelajaran yang mengulas mengenai pengetahuan-pengetahuan umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4),

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ely (dalam Arsyad, 2000: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

Teknologi & Media Pembelajaran

02. Konsep Dasar Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori ini, peneliti akan membahas mengenai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan judul peneliti yaitu analisis penggunaan media pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun kemudian akan menyesuaikannya dengan beberapa teori yang ada. Teori yang akan di jelaskan nantinya akan memperkuat pernyataan baik dari hasil wawancara maupun catatan lapangan dari peneliti. 2.1.1 Pendidikan Pendidikan merupakan proses internalisasi budaya dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab (Depdiknas, 2011). Semua komponen dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokulikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah (Depdiknas, 2011). Pendapat tersebut pendidikan bukan hanya sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga merupakan sarana pembudayaan dan penyaluran nilai sehingga dalam prosesnya, seorang 8

9 anak tidak hanya dibekali dimensi kognitif, tetapi juga dimensi afektif dan psikomotor. 2.1.2 Belajar Sadiman (2005) mengatakan, belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Menurut Arsyad (2006) Proses belajar bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, yaitu masyarakat dan keluarga. Belajar juga bisa melalui jalur formal, nonformal, dan jalur informal. Apabila proses belajar diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Berdasarkan teori di atas bahwasannya proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Sebab proses belajar di sekolah dijalankan berdasarkan kurikulum dan program pembelajaran yang telah disusun secara sistematis. Sedangkan belajar melalui jalur nonformal dapat dilakukan melalui pelatihan, kursus, forum ilmiah berkala, serta bentuk lainnya. Sedangkan belajar jalur informal dapat ditempuh melalui pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat yang berkontribusi pendewasaan seseorang.

10 Pengertian belajar juga bisa difahami dari dinamika masyarakat, yaitu dari pandangan tradisional dan pandangan modern. Menurut pandangan tradisional, belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pengetahuan mendapat tekanan penting, oleh sebab itu pengetahuan memegang peran penting dan utama dalam hidup manusia. Sedangkan menurut pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan menyangkut sikap dan nilai (afektif) (Syukur, 2005). Menurut Rusman (2012), belajar kognitif, afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi Bloom tujuan pembelajaran dapat di klarifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: a. Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berpikir. b. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segisegi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai. c. Domain psikomotorik; berkenaan dengan suatu keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik. Berdasarkan pendapat di atas, belajar dapat didefinisikan sebagai sebuah proses interaksi antara manusia dengan lingkungan yang dilakukan secara

11 terencana untuk mencapai pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diinginkan, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang dari hasil belajar tersebut, yaitu kedewasaan diri. 2.1.3 Pengertian Pembelajaran Menurut Trianto (2010) Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya). Dalam rangkaian mencapai tujuan yang diharapkan Menurut Hamalik (2013). Peelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pengertian di atas menjelaskan bahwa pembelajaran adalah sebagai proses belajar yang saling memerlukan antara satu dengan lainnya. Proses yang di maksudkan adanya hubungan dari tenaga pendidik, peserta didik dan materi pembelajaran untuk proses pembelajaran, jika tidak terdapat satu di antara tiga peranan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan, saluran atau melalui media tertentu ke penerima pesan. Di dalam dunia pendidikan, pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran atau yang ada di kurikulum. Sumber pesan dapat berupa guru, siswa, atau orang lain. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah siswa atau juga

12 guru. Tahap awal dari proses pembelajaran yaitu bagaimana dapat menyiapkan suasana yang kondusif. Untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran, sekolah harus memberikan kesan sebagai suatu tempat yang menghargai peserta didik sebagai seorang manusia yang pemikiran dan idenya dapat dihargai sepenuhnya (Hamalik, 2013). Pembelajaran bertujuan membantu peserta didik agar dapat memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengedali sikap dan perilaku peserta didik menjadi bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Bahasan pokok dalam pembelajaran terdapat pada semua pelajaran dan salah satunya dapat diintegrasikan melalui beberapa mata pelajaran. Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter dapat dicantumkan dalam silabus dan RPP harus dikaji terlebih dahulu supaya pemilihan nilai karakter dalam silabus dan RPP sesuai dengan pembelajaran yang diajarkan (Hamalik, 2013). 2.1.4 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa teori yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam diantaranya adalah Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah. 2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Leo (2007) menyimpulkan pembelajaran IPA ialah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada alam dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa memiliki pengetahuan,

13 gagasan dan konsep yang berkaitan dengan alam sekitar sehingga siswa memperoleh pengalaman melalui penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan. sesuai dengan teori tersebut maka pengertian ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri adalah istilah yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dimanapun. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. IPA juga merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 2.1.4.2 Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat memberikan peranan dan pengalaman bagi siswa. Pembelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Sapriati dkk, 2009). Dari teori tersebut dapat didefinisikan bahwa proses pembelajaran IPA bertujuan untuk memahami gejala-gejala alam sehingga terjadi perubahan pemahaman terhadap konsep IPA pada peserta didik, akibat proses belajar IPA di sekolah dan mengaplikasikannya secara langsung adalah untuk memecahkan masalah IPA di lingkungan.

14 Pembelajaran IPA dilakukan dengan berbagai upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar, dalam hal ini belajar IPA (Agustina & Hamdun, 2011). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa media untuk menunjang dan mempermudah peserta didik dalam memahami mata pelajaran IPA. 2.1.5 Media Pembelajaran Pada bagian ini, penulis akan membahas beberapa teori yang berhubungan dengan Media Pembelajaran diantaranya adalah pengertian media pembelajaran, ciri-ciri media pembelajaran, klasifikasi media pembelajaran, kriteria pemilihan media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran, serta jenis-jenis media pembelajaran. 2.1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2009) mengatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi agar siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam hal ini segala sesuatu yang membantu proses belajar mengajar baik dalam bentuk tulis seperti buku,

15 koran dan lain sebagainya, dan bentuk tak tertulis seperti PPT (Power Point), laptop, LCD dan lain sebagainya. Smaldino (dalam Anitah, 2010) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Heinich & dkk (dalam Warsita, 2008) mengartikan media sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima. Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Solihatin & Raharjo, 2009) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa, media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Sementara itu, Heinich & dkk (2002) dalam bukunya, Intructional Media and Technologies for Learning mendefinisikan media adalah saluran informasi dan penerima. Dalam pengertian ini media diartikan sebagai fasilitas komunikasi, yang dapat memperjelas makna antara komunikator dan komunikan. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai media diatas, bisa didapat kesimpulan bahwasanya media pembelajaran adalah segala bentuk alat dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi. 2.1.5.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2006) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat

16 dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. a. Ciri Fiksatif (fixative property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. b. Ciri Manipulatif (manipulatif property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. c. Ciri Distributif (distributive property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

17 Ketiga ciri tersebut merupakan karakteristik media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Terkadang guru harus menyampaikan sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau, ruang dan waktu yang terbatas, serta materi yang sangat abstrak. Dengan mempertimbangkan ketiga hal ini guru dapat memilih, menciptakan, dan menggunakan media. 2.1.5.3 Klasifikasi Media Pembelajaran Seels & Richey (dalam Arsyad, 2009) mengelompokkan media berdasarkan perkembangan teknologi ke dalam empat kelompok, yaitu: a. Media hasil teknologi cetak, meliputi: teks, grafik, foto atau represensi fotografik dan reproduksi. b. Media hasil teknologi audio-visual, seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer. d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Pengelompokan berbagai jenis media juga telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Leshin & dkk (dalam Arsyad, 2009) mengklarifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu: a. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip). b. Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan/ workbook, alat bantu kerja dan lembaran lepas). c. Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparasi, slide).

18 d. Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi). e. Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext). 2.1.5.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Menurut Sudjana & Rivai (2010) mengemukakan kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan intruksional yang berisi unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pengajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh atau setidaknya mudah dibuat oleh guru. d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

19 f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Arsyad (2009) juga mengemukakan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan intruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. b. Tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. c. Praktis, luwes dan bertahan, Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri. Media sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. d. Guru terampil menggunakannya. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Media atau peralatan dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil pembelajaran. e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

20 2.1.5.5 Fungsi Media Pembelajaran Angkowo & Kosasih (2007) berpendapat bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru. Selain itu media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal ( dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan belaka). Memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi akan dapat mengurangi sikap pasif siswa. Menurut Agus B.P (dalam Syukur, 2005) media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1. Memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru. 2. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkrit). 3. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan). 4. Semua indera siswa dapat diaktifkan. 5. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. 2.1.5.6 Manfaat Media Pembelajan Menurut Asyhar (2012) media pembelajaran berfungsi secara eksplisit juga telah menggambarkan berbagai manfaat penggunaan media yang diperoleh pengajar dan peserta didik dalam pembelajaran. Secara umum beberapa manfaat media pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:

21 1. Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto, dan nara sumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing. 2. Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran. Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat dan di lingkungan kerjanya. 3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang kongkrit dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karya wisata ke pabrik, pusat tenaga listrik, swalayan, bank, industry, pelabuhan, dan sebagainya. Dengan demikian peserta didik akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktek atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan. 4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti system tata surya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya yang terlalu panjang misalnya,metamorfosa atau masa kejadiannya sudah lama, dengan media, keterbatasanketerbatasan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan berbagai

22 jenis media berupa model, property, peta, denah, foto, video, film, mengunjungi situs dan sebagainya. 5. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya dalam penggunaan buku, teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi. 6. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektifitas belajar akan meningkat pula. 7. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karyakarya inovatif. 8. Penggunaan media dapat meningkatkan efisiansi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda, dan di dalam ruangan lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran juga bisa di kurangi misalnya guru tidak memerlukan waktu untuk berlama-lama menjelaskan satu topik, dengan bantuan media materinya sudah bisa langsung di pahami oleh peserta didik. 9. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

23 2.1.5.7 Jenis-jenis media Pembelajaran Menurut Asyhar (2012), Media dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu media visual, media audio, media audio-visual. Berikut ini penjelasan ketiga jenis media tersebut: 1. Media visual Media visual adalah segala sesuatu yang memungkinkan siswa untuk menerima informasi dan pengetahuan melalui indera penglihatan mereka. Contoh media visual antara lain seperti jurnal, buku, modul pembelajaran, gambar-gambar dan lain sebagainya. 2. Media audio Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi, 2008). Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player. 3. Media audio-visual Media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal

24 yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain. Dalam studi kasus kali ini peneliti meneliti tentang media pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan media yang digunakan oleh guru. Peneliti juga meneliti respon siswa pada media yang di terapkan oleh guru. Menurut Suciati (1997) menyatakan bahwa respon siswa sebagai bentuk dari afektif yaitu keinginan untuk berbuat terhadap suatu gagasan, benda atau system nilai (Suciati, 1997). Dilihat dari teori tersebut, maka respon siswa adalah keadaan dimana siswa terlihat sangat menerima serta memahami materi yang diajarkan, dari pemahaman tersebut akan menimbulkan rasa ingin tahu lebih tentang materi yang diajarkan, itulah yang disebut dengan respon siswa. 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian Analisis penggunaan media pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun didukung dengan penelitian yang relevan di antaranya sebagai berikut oleh Ulfa Fatmawati (2010) dengan judul Analisis Penggunaan Media KAPAS (Kartu Pasangan) Pada Materi Makananku sehat dan Bergizi Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV SDN Durung Bedug Candi Sidoarjo menyimpulkan bahwa media kapas sangatlah mendukung proses belajar mengajar tematik materi makananku sehat dan bergizi lebih efektif serta siswa mudah menerima materi yang disampaikan guru. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Utami Ningrum/09390037. Analisis Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA di SDN

25 Purwodadi 1 Blimbing A-Malang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa variasi media pembelajaran yang dimanfaatkan masih kurang variatif, dan ketepatan pelaksanaan pemanfaatan media rata-rata sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat kesamaan pada aspekaspek yang diamati yaitu: mengkaji media pembelajaran yang digunakan guru Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaan terletak pada tujuan penelitian, rumusan masalah serta jenis media yang digunakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Dari penelitian terdahulu diharapkan dapat menjadi pendukung dan pembanding dalam penelitian yang akan dilakukan pada saat ini. Maka penelitian yang akan dilakukan memfokuskan ke penggunaan media pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Sampang.

26 2.3 Kerangka Pikir Berdasarkan rangkaian di atas, dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut. Sekolah yang menjadi tempat penelitian penulis ini sangat jarang menggunakan media dan baru dua tahun terakhir ini menggunakan media untuk membantu proses belajar mengajar dan terciptanya tujuan belajar yang diinginkan. Melalui penerapan media ini, guru sebagai pendidik bisa mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dimana peserta didik memahami materi yang di ajarkan dan mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan Masalah Mengetahui cara guru memilih jenis media yang akan digunakan untuk mengajarkan pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan cara guru menerapkan media pembelajaran IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan respon siswa mengenai media yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan Metodologi Metodologi Metodologi 1. Observasi 2. Wawancara 3. dokumentasi 1. Pengumpulan data 2. Reduksi data 3. Display data 4. kesimpulan Mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan efektif, dimana peserta didik bisa langsung mengenal dan mempelajari materi dengan mempraktekkan langsung dan guru memberikan contoh sesuai dengan kehidupan mereka.