BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. itu, kebijakan pembangunan pertanahan haruslah merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. mendapatkan kepastian hukum atas tanah yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan Undang Undang No 5 Tahun 1960

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia dan mengingat susunan kehidupan dan pola perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah disini bukan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. bisa digunakan manusia untuk dipakai sebagai usaha. Sedangkan hak atas

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN (UUPA) adalah hukum agraria penjajahan yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

PROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

Upik Hamidah. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya semakin lama semakin komplek, seiring dengan. perkembangan dan kemajuan masyarakat. Dan semakin maju masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan.

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

Lex Administratum, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

RINGKASAN TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan. Oleh : JUMIN B4B

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

PELAKSANAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH PERTANIAN KARENA JUAL BELI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (Margono Slamet, 1985:15). Sedangkan W.J.S Poerwadarminta

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah bukan lagi suatu perjanjian seperti dalam pasal 1457 jo 1458 KUH Perdata Indonesia. Jual-beli tanah diatur dalam pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 tahun 1961 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Penentuan bahwa jual-beli tanah harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sebagai mana diatur dalam pasal 37 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 sebagai berikut: Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan data perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1 Peralihan hak atas tanah harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk dapat memperoleh kekuatan hukun dan kepemilikannya dapat dikatakan sah dimata hukum. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998, tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam pasal 2 ayat (1) sebagai berikut: 1 Boedi Harsono, 2004, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Jakarta: Djambatan, hal. 538. 1

2 PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. 2 Dalam kehidupan sehari-hari terdapat begitu banyak masalah yang timbul dalam hal pertanahan. Jual-beli yang dilakukan di bawah tangan dengan dasar kepercayaan pada saat hendak dilakukan balik nama, pihak penjual telah meninggal atau tidak diketahui bagi si pembeli yang akan mendaftarkan haknya pada kantor pertanahan setempat, sebagaimana yang terjadi dalam kasus di Blora dalam perkara nomor: 01/Pdt.G/2011/PN.Bla. Alasan mengapa memilih kasus ini sebagai obyek penelitian yaitu untuk mengetahui alur atau proses dari penyelesaian kasus tersebut. Disamping itu penulis juga tertarik untuk mempelajari dan mengikuti proses alur kasus tersebut. maka penyusun mencoba mencari penyelesaian hukum permasalahan jual-beli tanah yang dianalisis berdasarkan kasus yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Permasalahan yang terjadi pada kasus jual-beli tanah antara Sardjono Sarmidjah dengan George A.R. Wawengkang adalah ketika pihak ahli waris Sardjono Sarmidjah yaitu Titik Sri Sunarti akan mengurus surat pengantar di kelurahan untuk membuat sertifikat tanah, yang terjadi bahwa catatan Buku C persil 72 DIII seluas 450 m 2 tersebut tercatat atas nama George A.R. Wawengkang sehingga lurah setempat tidak mau memberikan surat pengantar ke BPN sehingga pihak Titik Sri Sunarti melakukan gugatan 2 Ibid. hal. 677.

3 kepada pihak kelurahan Cepu karena pihak tergugat (George A.R. Wawengkang) tidak diketahui keberadaannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Tinjauan Yuridis Perbuatan Melawan Hukum Mengenai Peralihan Hak Atas Tanah di Bawah Tangan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Blora Nomor 01/Pdt.G/2011/PN.Bla). B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana terjadinya perbuatan melawan hukum mengenai peralihan hak atas tanah di bawah tangan pada putusan Pengadilan Negeri Blora No.01/Pdt.G/2011/PN.Bla. 2. Bagaimana upaya penyelesaian dalam terjadinya perbuatan melawan hukum mengenai peralihan hak atas tanah di bawah tangan pada putusan Pengadilan Negeri Blora No.01/Pdt.G/2011/PN.Bla. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam gugatan perdata melawan hukum kasus jual-beli tanah antara Sardjono Sarmidjah dengan George A.R. Wawengkang. 2. Untuk mengetahui penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam gugatan perdata melawan hukum kasus jual-beli tanah antara Sardjono Sarmidjah dengan George A.R. Wawengkang.

4 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi akademisi penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu hukum. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan baik bagi penulis, maupun masyarakat luas terkait masalah yang diteliti oleh penulis, serta dapat menjadi referensi tambahan bagi para pihak yang ingin melakukan penelitian terkait masalah ini. E. Kerangka Pemikiran Tanah merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena dapat digunakan sebagai tempat tinggal, bercocok tanam, beraktifitas, dan sebagainya. Dengan populasi manusia yang terus bertambah maka tingkat kebutuhan manusia terhadap tanah akan semakin bertambah juga. Tanah sebagai kebutuhan hidup akan dapat dialihkan kepemilikannya, dari pemilik yang satu kepada pemilik yang lain. Peralihan hak atas tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang sangat sering terjadi didalam peralihan hak atas tanah adalah dengan menggunakan cara jual-beli.

5 Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) PP Nomor 24 tahun 1997, pengertian pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah serta terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk pemberian sertifikat sebagai surat tanda bukti hak nya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. 3 Permasalahan yang sering terjadi adalah adanya jual-beli tanah yang tidak diketahui oleh pejabat yang berwenang (PPAT/Notaris) sehingga proses pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan (BPN) tidak dapat dilakukan. Hal ini dapat disebabkan salah satunya adalah pihak penjual yang tidak diketahui keberadaannya. Salah satu contoh kasus unik terjadi di Kelurahan Cepu yaitu kasus jual-beli tanah antara Sardjono Sarmidjah dengan YW. George Mawengkang Permasalahan kasus terjadi ketika Titik Sri Sunarti pihak ahli waris Sardjono Sarmidjah akan mengurus surat pengantar di kelurahan, tanah tersebut tercatat atas nama Y.W George Mawengkang dan lurah setempat tidak mau memberikan surat pengantar ke BPN sehingga pihak Titik Sri Sunarti melakukan gugatan kepada pihak kelurahan Cepu karena pihak tergugat (Y.W George Mawengkang) tidak diketahui keberadaannya. Namun Lurah Cepu tidak merasa mempersulit pembuatan surat pengantar karena prinsip kehati- 3 Ibid. hal. 520.

6 hatian dan peralihan kepemilikan tanah tersebut dari Pemilik I s.d IV ini terjadi sebelum pengangkatan lurah yang sekarang menjabat. Berdasarkan kasus yang terjadi maka diperlukan penyelesaian menurut undang-undang atau peraturan yang berlaku sehingga dapat dirasakan adil bagi semua pihak dan berkekuatan hukum tetap. F. Metode Penelitian 1. Metode pendekatan Metode yang digunakan adalah metode pendekatan Yuridis Normatif, yaitu suatu penelitian hukum yang mempergunakan sumber hukum sekunder, dilakukan dengan cara menekankan dan berpegang pada segi-segi yuridis. Penelitian hukum normatif biasanya juga disebut sebagai penelitian hukum doktriner atau studi dokumen, karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. Dikatakan demikian, karena penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada diperpustakaan. 4 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala lainnya. 5 Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk menggambarkan secara jelas suatu hubungan hukum jual beli tanah 4 Suratman & H Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, hal. 51. 5 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, hal.10.

7 yang dilakukan karena adanya perbuatan melanggar hukum mengenai peralihan hak atas tanah dibawah tangan. 3. Jenis Data a. Data Primer 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. 4) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. 5) Yurisprudensi. 6 b. Data Sekunder Berupa Dokumen tertulis, peraturan perundang-undangan dan literaturliteratur yang berkaitan dengan objek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Dilakukan dengan cara mencari, mempelajari, dan mengutip dari peraturan perundang-undangan dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 5. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan cara diperoleh dari studi kepustakaan atau studi 6 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.31.

8 dokumen yang dituangkan kedalam uaraian yang logis dan sistematis guna memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik sebuah kesimpulan secara deduktif. 7 G. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan, yang berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Tinjauan pustaka yang berisikan penguraian dasar-dasar teoritis yang mendukung pembahasan selanjutnya melalui sub bab: tinjauan umum peralihan hak atas tanah, pengertian perjanjian dan Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). BAB III Pembahasan, Bab ini akan diuraikan hasil penelitiaan lapangan yang diperoleh langsung oleh penulis dari hasil wawancara dan observasi langsung membahas mengenai hasil penelitian yang status tanahnya yang tidak menggunakan akta jual-beli tanpa melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), berdasarkan Perkara Nomor: 01/Pdt.G /2011/ PN.Bla, dan bagaimana cara penyelesaian yang dapat dilakukan oleh calon pembeli agar jual-beli tanah yang dilakukan tanpa akta PPAT dapat mempunyai kepastian hukum. BAB IV Penutup, Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang simpulan dan saran dari penulis yang mungkin berguna sebagai salah satu upaya dalam memecahkan segala masalah yang ada. 7 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Hukum Normatif Suatu Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 56.