PENDAHULUAN. jawabkan tersendiri. Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan dari otonomi daerah dalam pertumbuhan ekonomi dan

BAB 1 P E N D A H U L U A N. kekayaan alam lainnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan

yang namanya Otonomi Daerah. Otonomi daerah di Indonesia sangat memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. (public servant), sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAKMUR KABUPATEN SUKOHARJO BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NO.

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. mampu mewujudkan otonomi daerah. Permasalahan tentu tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya untuk mendapatkan keuntugan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrasi pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 6 SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN REKOMENDASI. kewajiban melayani kebutuhan dasar masyarakat dalam hal air bersih sekaligus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dimulai atau diberlakukan sejak tahun 2001 dan tertuang dalam Undang-Undang

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. No.12 Tahun Menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 yang

BAB I PENDAHULUAN. (BUMD) dan sekarang bekerja sama dengan pihak swasta memiliki tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan pada zaman ini. Menurut Sedarmayanti (2011:45):

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber Daya Manusia merupakan aset yang penting dalam suatu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat persaingan yang semakin

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TEGAL

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah,

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Sehingga organisasi sektor publik berusaha memberikan kualitas

Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur. pemerintah. Berdasarkan PERMENPAN No. 38 Tahun 2012 pengertian

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi berbagai kebutuhan pokok. Salah satu kebutuhan pokok bagi makhluk

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

BAB I INTRODUKSI. kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemimpin dan seluruh pegawai

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor 4 Tahun 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI MAROS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada

2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN D ENGAN PENGEND ALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewenangan daerah dalam menjalankan pemerintahannya pada masa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

tercantum dalam salah satu misi yang digariskan GBHN yaitu perwujudan

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung masih terbatas, pimpinan masih dapat mengawasi jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sumber kehidupan mahluk hidup termasuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang BUMD merupakan perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan Pemerintah Daerah (Pemda) yang dipisahkan, kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula pertanggungjawabannya melalui anggaran belanja daerah yang kemudian setelah dipisahkan menjadi modal BUMD dan akan dipertanggung jawabkan tersendiri. Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan bahwa Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Oleh karena BUMD merupakan perusahaan yang seluruh modalnya atau sebahagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, maka Perusahaan Daerah juga merupakan BUMD. Dalam menjalankan roda usahanya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diamanahkan tiga misi penting, yaitu sebagai pelayan masyarakat (public servant), sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah (agent of development). BUMD bergerak dalam berbagai sektor, seperti jasa keuangan dan perbankan, jasa pengelolaan, dan penyediaan air bersih serta berbagai bentuk jasa dan usaha produktif lainnya. Dalam pasal 10 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa daerah berwenang untuk mengelolah sumber regional yang

tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai bentuk penyerahan sebagian urusan pemerintah dibidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air minum diserahkan kepada pemerintah daerah. Selanjutnya, melalui peraturan daerah pelaksanaannya diserahkan kepada seluruh instansi. Dalam hal ini, instansi yang dimaksud adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitori oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air bersih yang memiliki visi yakni menjadi penyedia air minum terbaik di Indonesia melalui pelayanan yang baik dan menjadi kebanggaan karyawan dan masyarakat serta memiliki misi menggunakan mutu dan pelayanan demi kepuasan mayarakat, menjadi tempat karyawan PDAM Tirta Jeneberang untuk berprestasi dan mengembangkan diri serta menjadi salah satu aset kebanggaan masyarakat. Berdasarkan visi dan misi tersebut PDAM Tirta Jeneberang harus bekerja secara efektif dan efisien agar visi dan misi tersebut tercapai. Sebagai BUMD,

dalam menjalankan tugas ganda yaitu social oriented dan profit oriented, hal yang paling sering dihadapi oleh PDAM adalah permasalahan kinerja PDAM tersebut. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat ini sangat memprihatinkan. Pada tahun 2015, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) melakukan evaluasi terhadap 368 PDAM berdasarkan laporan audit kinerja PDAM sampai dengan tahun buku 2014 yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembagunan (BPKP) dan audit keuangan oleh Kantor akuntan Publik (KAP). Adapun rekapitulasi hasil evaluasi kinerja terhadap 368 PDAM tahun 2015 di seluruh Indonesia ditemukan bahwa 53% PDAM dalam keadaan sehat, 27% PDAM dalam keadaan kurang sehat dan 20% PDAM berada dalam keadaan sakit. Di saat banyaknya PDAM yang termasuk dalam kondisi sakit, ternyata PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa masuk dalam kategori sehat. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor yang mungkin dapat mendukung kestabilan kinerja dari PDAM tersebut. Salah satu faktor yang berpotensi adalah berkaitan dengan sumber dan penggunaan modal kerja. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan analisis sumber dan penggunaan modal kerja, akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan modal kerja yang dimilikinya sehingga perusahaan dapat menjalankan operasi dengan sebaik-baiknya. Penggunaan modal kerja yang tepat akan menyebabkan terjadinya kenaikan dalam modal kerja tersebut, dan

sebaliknya penggunaan modal kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan mengakibatkan perusahaan mengalami penurunan modal kerja yang berakibat kepada operasional perusahaan yang tidak efektif dan efisien dalam pengelolaan modal kerja. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang menganggur, dana yang menganggur mengakibatkan pemakaian modal kerja kurang efisien. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, agar dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan kritis atau darurat tanpa membahayakan keadaan kekayaaan perusahaan. Mengingat begitu pentingnya peran modal kerja didalam sebuah perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat merugikan perusahaan. Sebagai gambaran singkat dapat diperlihatkan data keuangan yang terdiri atas aktiva lancar, hutang lancar dan modal kerja netto Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa sebagai berikut: Tabel 1 Tahun : Perkembangan Aktiva Lancar, Hutang Lancar dan Modal Kerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Tahun 2012-2015 Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Netto (Rp) (Rp) (Rp)

2012 6.530.561.959,57 1.535.321.338,01 4.995.240.621,56 2013 8.381.588.074,68 1.704.213.546,97 6.677.374.527,71 2014 9.045.828.480,97 1.119.167.311,86 7.926.661.169,11 2015 10.009.339.750,31 890.648.863,86 9.118.690.886,45 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Tahun 2012-2015 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa perusahaan memiliki modal kerja yang cukup besar dan mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan adanya tambahan modal kerja yang disebabkan karena sumbernya lebih besar daripada penggunaannya, tetapi apakah modal kerja tersebut yang naik setiap tahunnya mencerminkan kondisi modal kerja yang baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana sumber dan penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupten Gowa. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Peneliti Sebagai sumbangsih pemikiran bagi dunia akademik serta proses peningkatan dan pengembangan ilmu yang telah diperoleh dari bangku kuliah. 2. Manfaat bagi Perusahaan Sebagai sarana informasi diharapkan dapat berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan juga sebagai bahan untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan. 3. Manfaat bagi Peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian yang dilakukan penulis. 4. Manfaat bagi Universitas Dapat digunakan sarana pembelajaran dan tolak ukur dalam menghasilkan tenaga profesioanal dan dapat digunakan sebagai bahan kajian ilmiah bagi mahasiswa, serta sebagai bahan bacaan di Perpustakaan Universitas Negeri Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa yaitu: 1. Pada setiap tahunnya pengelolaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta jeneberang kabupaten Gowa sudah tepat karena kebutuhan modal kerja jangka panjang telah dipenuhi dengan modal kerja jangka panjang dan setiap tahunnya terdapat kelebihan modal kerja jangka panjang yang bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja jangka pendek. Bedasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, terlihat bahwa sumber modal kerja terbesar atau yang paling dominan adalah dari akumulasi penyusutan setiap tahun. 2. Penggunaan modal kerja yang paling besar pada tahun 2013 adalah pembelian aktiva tetap untuk instalasi transmisi dan distribusi. Pada tahun 2014 penggunaan modal kerja yang paling besar adalah berkurangnya laba (rugi) periode berjalan dan pada tahun 2015 penggunaan modal kerja yang paling besar adalah pembelian aktiva tetap untuk instalasi pompa. Penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 semakin tidak efisien. Hal ini ditandai dengan nilai b yang negatif pada perputaran modal kerja sehingga garis trend mempunyai kecenderungan untuk turun. Nilai b yang negatif pada perputaran modal kerja menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dari tahun ke tahun

mengalami penurunan karena nilai perputaran semakin kecil bila dibandingkan dengan tahun dasarnya. B. Saran Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang penulis buat maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut: 1. Perusahaan harus tetap menjaga jumlah aktiva lancar harus lebih besar daripada jumlah hutang lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutang lancarnya dan peningkatan modal kerja perusahaan bisa terus dipertahankan untuk tahun-tahun mendatang. 2. Perusahaan perlu merencanakan kebutuhan dan penggunaan modal kerja yang ada untuk tercapainya efisiensi dalam penggunaan dan pengelolaan modal kerja.