URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

UPAYA PENCAPAIAN TARGET TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) INDONESIA

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

TUJUAN GLOBAL IMPLEMENTASI LOKAL

TANTANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

(Multi-Stakeholder Partnership) dalam Menjawab Tantangan Global untuk Mencapai Kesejahteraan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Menyongsong SDGs: Kesiapan Daerah-daerah di Indonesia. Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan

Peraturan Presiden 59/2017: Apresiasi dan Beberapa Catatan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

TANTANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan

Jakarta, 10 Maret 2011

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Knowledge Management Forum April

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/SDGs MEMIKIRKAN MEKANISME PENDANAAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

LESSON LEARNED PENGIMPLEMENTASIAN UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2016 DI TINGKAT PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-cita

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

PENGARUSUTAMAAN KESEHATAN DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

PEMBELAJARAN TENTANG PENGANGGARAN BERPIHAK PADA DAERAH

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Pendahuluan. Latar Belakang

Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

EVALUASI PENCAPAIAN MDGs DAN PELAKSANAAN SDGs : FOKUS TUJUAN 2

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

Prolog 1

2 Komitmen Indonesia dalam pelaksanaan SDGs Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs adalah pembangunan yang menjaga: peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat kualitas lingkungan hidup pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola Komitmen: 1. Indonesia berkomitmen melaksanakan SDGs untuk transformasi peradaban global yang lebih adil, damai, sejahtera, setara dan berkelanjutan 2. Komitmen tersebut diwujudkan dengan Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 3. SDGs sejalan dengan Nawacita yang diterjemahkan ke dalam RPJMN 2015-2019 4. Presiden menegaskan bahwa pencapaian SDGs sekaligus menjadi tolok ukur tercapainya agenda pembangunan nasional

3 SDGs menyempurnakan MDGs 1. Lebih komprehensif, melibatkan seluruh negara dengan tujuan universal 2. Memperluas sumber pendanaan (pemerintah, swasta, dan sumber lain) 3. Menekankan pada hak azazi manusia dalam penanggulangan kemiskinan 4. Prinsip: inklusif - no one left behind (terutama kelompok rentan) 5. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan: Pemerintah, OMS dan Media, Filantropi dan Bisnis, serta Pakar dan Akademisi 6. Zero Goals, menargetkan untuk menuntaskan seluruh indikator 7. Cara pelaksanaan (means of implementation)

Pemetaan Goal, Target, dan Indikator SDGs SDGs 17 Goals, 169 Target, 241 Indikator 4 Pilar Pembangunan Sosial Pilar Pembangunan Ekonomi Pilar Pembangunan Lingkungan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola 7 target, 12 indikator 5 target, 6 indikator 8 target, 11 indikator 12 target, 23 indikator 8 target, 14 indikator 12 target, 17 indikator 10 target, 15 indikator 13 target, 26 indikator 8 target, 12 indikator 11 target, 13 indikator 10 target, 11 indikator 10 target, 11 indikator 5 target, 7 indikator 9 target, 16 indikator 19 target, 25 indikator 10 target, 10 indikator 12 target, 14 indikator

5 Strategi pelaksanaan SDGs Landasan Hukum: Perpres SGDs Permen & Kepmen PPN/Ketua Bappenas Regulasi tingkat daerah Pedoman Teknis: Metadata Indikator Penyusunan Rencana Aksi Monitoring dan Evaluasi Prinsip SDGs: Universal komprehensif dan berpusat pada manusia Integration terintegrasi pada semuadimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan No one left behind melibatkan semua pemangku kepentingan, memberikan manfaat bagi semua terutama yang rentan Dukungan Pelaksanaan: Kelembagaan Pengarusutamaan Peta Jalan, Rencana Aksi Nasional, Rencana Aksi Daerah Inovasi Data SIM Inovasi Pendanaan Strategi Komuikasi Monitoring dan Evaluasi

6 Dokumen Perencanaan dan Pelaksanaan SDGs 1 tahun setelah Perpres berlaku 6 bulan setelah Perpres berlaku 12 bulan setelah Perpres berlaku Dokumen Rencana Strategis Pencapaian SDGs 2017-2030 Peta jalan SDGs Dokumen Rencana Pencapaian SDGs tingkat nasional RAN SDGs Dokumen Rencana Pencapaian SDGs tingkat daerah RAD SDGs

7 Tantangan Pelaksanaan 1. Memastikan penerapan prinsip inklusif dan no one left behind 2. Memastikan ketersediaan database yang komprehensif dan terintegrasi 3. Integrasi program seluruh pemangku kepentingan secara setara 4. Menyelaraskan Rencana Aksi ke dalam agenda pembangunan 5. Menyelaraskan prioritas pemerintah dan non-pemerintah 6. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia

8 Prinsip kemitraan dan Platform Partisipasi Pemerintah dan Parlemen: 1. Penetapan indikator dalam setiap target/sasaran 2. Pengembangan kebijakan, regulasi, dan penyelarasan program/kegiatan 3. Penyiapan data dan informasi yang digunakan 4. Sosialisasi/diseminasi, komunikasi, dan advokasi 5. Pendanaan 6. Monev dan Pelaporan Filantropi dan Bisnis: 1. Advokasi kepada Pelaku Usaha 2. Fasilitasi program/kegiatan kepada Pelaku Usaha 3. Peningkatan kapasitas 4. Dukungan pendanaan Prinsip Kemitraan: Trust building Equal partnership Participation Accountable Mutual benefits Akademisi dan Pakar: 1. Peningkatan kapasitas 2. Policy research 3. Pemantauan dan evaluasi OMS dan Media: 1. Diseminasi dan advokasi kepada masyarakat 2. Fasilitasi program/kegiatan di lapangan 3. Membangun pemahaman publik 4. Monitoring pelaksanaan

9 Prinsip Monitoring dan Evaluasi Inklusif Pemerintah dan Parlemen: Monev dan Pelaporan Nasional - Lokal Trust building Equal partnership Participation Accountable Mutual benefits Akademisi dan Pakar: Pemantauan dan evaluasi PTN - PTS Filantropi dan Bisnis: Monitoring dan evaluasi Melalui Asosiasi Filantropi dan Bisnis OMS dan Media: Monitoring pelaksanaan Nasional Lokal Komunitas minoritas

Lesson Learned Alat Monev MDGs 10 PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMANTAUAN YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT MISKIN (P3BM) P3BM adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah (dalam hal ini Bappenas) untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan, pengalokasian anggaran serta pemantauan yang lebih fokus pada penyelesaian masalah kemiskinan multidimensi dengan menggunakan indikator MDGs.Tujuan akhirnya adalah percepatan pencapaian target-target MDGs. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tahun 2008 di 11 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan NTT dengan dukungan ADB dan pada tahun 2009-2010 di 18 kabupaten/kota di Provinsi NTB, NTT dan Sulawesi Tenggara dengan dukungan UNDP.

Lesson Learned Alat Monev MDGs PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMANTAUAN YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT MISKIN (P3BM) 11 Score Card MDGs Memiliki kejelasan indikator, target dan batas waktu. Memiliki formula yang jelas dan kuantitatif dalam menyusun score cards. Kondisi pencapaian indikator dapat dijadikan sebagai isu untuk menentukan prioritas kebijakan, program dan alokasi anggaran.

INDIKATOR PROV BENGKULU REJANG BENGKULU BENGKULU KOTA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG BENGKULU SELATAN LEBONG UTARA TENGAH BENGKULU Tahun 2.1.a. 2.1.b. 2.1.x. 2.1.y. 102.92 50.04 121.85 81.89 94.25 63.58 112.65 95.60 112.86 19.74 145.47 57.31 75.72 27.07 87.50 66.22 98.66 73.58 116.47 106.91 261.30 59.62 290.26 69.04 97.27 74.11 104.46 100.89 104.21 21.71 104.21 64.60 45.32 64.67 89.26 111.26 285.25 84.06 342.61 115.85 97.59 73.89 114.03 101.01 2014 2014 2014 2014 89.72 79.57 110.44 101.52 86.48 85.77 106.61 110.92 88.06 78.56 105.17 98.50 99.41 86.41 124.95 112.39 87.62 66.18 105.64 85.17 91.04 65.38 108.92 82.40 88.15 70.72 111.27 90.23 89.98 88.26 107.02 112.47 89.59 68.22 108.61 87.09 92.44 73.83 112.40 93.17 84.63 99.49 108.55 126.64 2013 2013 2013 2013 2.1.z. 94.08 93.85 84.16 69.83 101.62 150.69 97.74 85.08 64.68 191.40 99.28 2014 2.2. 2.2.z. 0.26 0.38 0.24 0.37 0.44 0.11 0.21 0.07 0.29 1.08 0.00 2014 99.33 100.00 100.00 100.00 100.00 99.36 99.73 100.00 100.00 99.65 100.00 2013 2.3. 99.09 99.57 100.00 98.24 98.93 99.45 99.67 99.59 100.00 99.05 99.30 2012 98.45 98.45 99.06 97.40 99.55 98.69 98.91 98.59 99.66 98.80 100.00 2011 2.a. 2014 2.b. 2014 2.c. 2014 2.d. 89.90 98.53 255.13 45.03 96.54 96.89 100.38 97.07 100.00 63.06 100.02 2014 2.e. 94.67 99.46 80.25 102.84 96.63 110.08 97.12 100.00 100.00 60.16 94.38 2014 2.f. 0.22 0.27 0.15 0.42 0.37 0.00 0.21 0.08 0.16 0.86 0.00 2014 2.g. 0.26 0.48 0.32 0.02 0.47 0.39 0.16 0.02 0.25 1.14 0.00 2014 2.h. 152.14 98.87 138.05 268.00 109.83 97.65 96.19 328.61 97.72 532.92 108.89 2014 2.i. 109.21 102.72 110.59 216.00 87.79 50.78 83.00 92.43 60.84 21.12 124.56 2014 3.1.a. 103.75 95.88 106.16 148.04 102.55 102.66 97.17 100.68 2.87 1846.39 97.20 2014 3.1.b. 108.31 93.15 127.85 135.68 114.79 96.96 104.98 128.77 128.69 145.99 93.46 2014 3.1.c. 116.95 164.40 84.59 132.38 143.36 86.03 144.02 124.08 299.56 123.48 95.18 2014 99.94 100.00 100.00 100.00 100.00 101.23 99.40 100.00 100.00 100.70 100.00 2013 3.1.x. 99.65 100.87 100.00 99.29 101.95 101.03 99.31 99.12 100.00 99.27 100.83 2012 100.96 101.57 100.60 104.01 100.94 100.05 102.13 102.58 99.25 98.81 100.00 2011 44.80 38.59 38.62 38.18 36.91 41.00 37.32 43.30 30.77 39.53 2013 3.2. 48.61 37.38 43.05 36.13 36.47 40.12 34.42 32.51 23.81 36.12 2012 41.02 37.78 38.27 25.55 33.27 46.45 39.86 31.79 23.45 43.76 2011 3.3. 22.22 8.00 20.00 8.57 8.00 10.00 0.00 20.00 16.00 4.55 26.67 2013 15.56 4.00 14.29 2014 3.a. 3.b. 3.c. 0.00 2014 3.d. 53.84 2014 12

13 INDIKATOR PROV BENGKULU Keterangan: BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG BENGKULU TENGAH KOTA BENGKULU 6.h. 7.1.x. 7.5.x. 77.19 67.65 99.77 67.14 76.77 82.23 66.04 100.00 99.96 100.00 2012 21.68 31.69 28.87 34.06 39.92 26.10 42.43 36.74 29.72 19.11 72.49 2013 7.8. 26.40 32.68 28.62 27.82 30.37 28.26 42.43 39.56 22.65 17.37 78.16 2012 26.85 28.46 31.30 24.84 31.95 24.70 41.22 46.61 33.34 17.19 67.96 2011 33.69 48.92 9.35 25.16 16.42 27.43 31.06 25.69 25.16 15.34 86.81 2013 7.9. 41.64 42.53 14.35 41.84 31.47 24.30 51.93 26.06 37.16 35.73 80.45 2012 39.22 47.55 17.71 29.76 32.99 27.50 43.61 16.84 36.69 26.02 82.38 2011 17.30 12.39 10.46 12.59 13.37 13.59 14.92 17.03 18.17 13.99 8.63 2013 7.10. 12.13 10.81 7.79 10.52 13.03 14.61 13.14 14.25 15.98 18.20 6.58 2012 17.06 12.83 12.98 17.23 17.79 12.72 11.98 35.99 19.56 19.75 14.15 2011 7.a. 7.b. 7.c. 17.98 1.67 44.96 79.68 25.12 30.68 62.83 4.39 61.61 35.17 1.59 2012 7.d. 38.42 0.00 17.55 63.71 0.00 3.08 0.00 2012 7.e. 7.f. 7.g. 7.h. 7.i. Tahun

Lesson Learned 14 PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMANTAUAN YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT MISKIN (P3BM) Kelemahan-kelemahan Aspek substantive: data terpilah belum tersedia di semua goals sehingga agenda perencanaan dan penentuan tujuan program cenderung tidak akurat Aspek teknis: minim/kadaluwarsa data, keterbatasan komputer, keterbatasan SDM termasuk masalah mutasi pegawai Aspek perencanaan dan penganggaran: belum bisa diterapkan dalam Proses Musrenbang sejak dari tingkat desa/kelurahan, keterbatasan anggaran Aspek politis: akses data tertutup, komitmen pimpinan daerah masih rendah, politik anggaran

Lesson Learned PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMANTAUAN YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT MISKIN (P3BM) 15 Kelemahan-kelemahan Alat analisis P3BM tidak sampai pada membongkar persoalan mendasar terkait dengan tiga keterlambatan pola kerja pemerintahan daerah yang menjadi sumber persoalan efektivitas layanan pemerintah daerah, yaitu: (i) lambat dalam pengambilan keputusan karena kompleksitas motif dan interes politik; (ii) lambat dalam mobilitas; (iii) lambat melakukan tindakan penanganan segera dan terobosan karena batasan-batasan aturan pada level nasional. Keterlibatan pemerintah propinsi sangat minim dan belum diletakkan dalam kerangka pembagian urusan provinsi dan kabupaten/kota. Data SIM adalah data kuantitatif, sangat eksklusif, diperlukan data kualitatif untuk menjamin proses monev yang inklusif Keterlibatan perguruan tinggi cenderung individual, bukan institusional, khususnya PT di daerah

16 Concluding Remark Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu kegiatan penentu keberlanjutan Program dan Kegiatan Pencapaian SDGs Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu penentu keberhasilan seluruh Program dan Kegiatan Pencapaian SDGs secara setara, efektif, efisien, dan ekonomis Proses monev harus inklusif, melibatkan semua pihak memadukan penjelasan data kuantitatif dan kualitatif Monev mencari jawaban untuk 6 pertanyaan: 1. Strategi dan arah: Apakah kita sudah melakukan secara benar? 2. Manajemen dan tata kelola: Apakah kita telah menerapkan rencana secara efektif? 3. Output: Apakah keluaran sudah sesuai? 4. Serapan: Apakah orang mampu mengakses dan berbagi kesejahteraan? 5. Outcome: Efek/perubahan apa yang telah terjadi setelah kegiatan dilakukan? 6. Context: Bagaimana perubahan politik, ekonomi, iklim sosial dan organisasi mempengaruhi rencana dan hasil yang diharapkan?

Terimakasih 17