BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

dokumen-dokumen yang mirip
L UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI. ( Studi Kasus di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak yang mandiri. Kemandirian yang diharapkan oleh orang tua untuk anaknya yaitu kemandirian baik dalam aspek berpikir maupun dalam setiap tindakan sehari-hari, sehingga diharapkan anak dalam kehidupannya tidak selalu tergantung kepada orang lain. Namun kemandirian bukanlah suatu hal yang terbentuk dengan sendirinya dalam jiwa anak-anak, dan terjadi secara instan melainkan hasil dari suatu proses yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk memperoleh kemandirian yang matang dalam aspek berpikir maupun berbuat, tentunya penanaman kemandirian tersebut membutuhkan suatu proses yang panjang. Kemandirian harus ditanamkan pada anak-anak sejak dini, sehingga akan melekat erat dalam kehidupannya kelak ketika mereka dewasa. Menurut para psikolog, awal dari sebuah kepribadian anak-anak dimulai pada usia sekitar tiga tahun. Ketika kepribadian sudah terbentuk dan menjadi karakter maka sulit dirubah kecuali dengan proses yang sangat panjang dan lama. 1 Salah satu wadah yang sangat baik dalam penanaman kemandirian adalah melalui Pendidikan Anak Usia Dini. Karena Pendidikan Usia Dini merupakan 1 Benyamin S, Seni Mendidik Anak, (Jakarta: MM. Corp, 2004), hal. 36. 1

2 hal yang sangat penting dan fundamental dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, karena mengingat bahwa : a. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dalam perkembangan manusia. Karena pada fase ini manusia mengalami perkembangan kecerdasan yang pesat. b. Masa usia dini merupakan masa peka bagi anak, sehingga merupakan masa yang baik untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama, sehingga sangat dibutuhkan untuk perkembangan pada tahap berikutnya. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu menfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Pada masa ini anak menjadi pembelajar yang hebat dan merupakan periode kritis, di mana peran stimulasi lingkungan yang kondusif dan dilakukan dengan cara bermain yang menyenangkan akan dapat mengembangkan pertumbuhan otak dan seluruh potensi anak. Anak-anak dalam masa perkembangannya mempunyai kehidupan yang dinamis, maka pendidikan yang diberikan kepada mereka haruslah sesuai dengan keadaan kejiwaan anak.

3 Setiap anak diharapkan mencapai tingkat perkembangannya secara optimal. Agar seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini berkembang secara optimal, maka diperlukan pendidikan yang dapat memberikan rangsangan dan layanan terhadap seluruh aspek perkembangan tersebut. Kerjasama antar guru dan orang tua dalam mendidik anak terutama untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian pada anak sejak dini sangat diperlukan. Di sekolah guru sangat berperan dalam menerapkan kemandirian pada anak didiknya. Guru juga memiliki tugas mempersiapkan terbentuknya individuindividu yang cerdas dan berakhlak mulia yang siap untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Semakin besar seorang pendidik memberikan dorongan dan bimbingan, maka tujuan pendidikan yaitu terbentuknya anak yang mandiri akan terwujud. Kemandirian ini sangat penting untuk ditanamkan kepada anak usia dini karena masing-masing individu kelak akan di mintai pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Berdasarkan Firman Allah yang termaktub dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan: ك ل ن ف س ب م ا ك س ب ت ر ھ ین ة tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Selanjutnya dalam surat Al-Mukminun ayat 62 disebutkan: و ل ا ن ك ل ف ن ف س ا إ ل ا و س ع ھ ا و ل د ی ن ا ك ت اب ی نط ق ب ال ح ق و ھ م ل ا ی ظ ل م ون kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka tidak dianiaya.

4 Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu beban di atas kemampuannya sendiri tetapi Allah Maha Tahu dengan tidak memberi beban individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Sehingga setiap individu dituntut untuk mandiri dan diharapkan tidak banyak tergantung kepada orang lain. Dalam rangka menanamkan kemandirian anak didik di sekolah, maka suasana kehidupan di sekolah sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu guru harus menjadikan sekolah sebagai wahana pembentukan nilai-nilai yang akan dijadikan acuan oleh anak dalam setiap tindakannya. Sehingga anak-anak dapat menerima dengan sukarela dan mau menerapkan nilai-nilai positif yang menjadi keyakinan mereka. Semua aktivitas yang dilakukan manusia yang beriman sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Kepribadian manusia beriman tercermin pada tutur kata, cara berfikir dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam. 2 Akhlak yang mulia pada anak dapat diwujudkan apabila guru dan orang tua mengenal dan memahami dengan baik tentang dunia anak, sebab dunia mereka berbeda dengan dunia orang dewasa. Kemandirian dapat dilatih sedini mungkin, agar nilai-nilai yang didapat dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Melatih sifat kemandirian dapat dilaksanakan melalui pembiasaan dan keteladanan dari orang tua dan guru. Guru dituntut agar dapat mengetahui karakteristik dan kreatifitas anak-anak, sehingga dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang positif. 2 Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak: Panduan Perilaku Muslim Modern (Solo: Era Intermedia, 2004), hal. 29.

5 TK ABA Mutiara Iman yang terdapat di Pujon merupakan lembaga pendidikan yang membekali anak didiknya dengan dasar keimanan, akhlak, pengetahuan dan ketrampilan sehingga menghasilkan generasi muslim yang unggul. Lembaga pendidikan ini menawarkan porsi agama yang cukup dan diiringi oleh kemampuan dasar anak, nilai-nilai moral dan sosial emosional yang sangat dibutuhkan oleh anak didik sebelum memasuki pendidikan dasar. Tanggung jawab moral bagi guru di sekolah untuk menanamkan kemandirian sejak dini sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak selalu menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Ada kecenderungan bahwa tindakan guru lebih banyak diikuti oleh peserta didik dari pada apa yang dikatakannya. Hal inilah yang mendasari penelitian ini, untuk mengetahui upaya guru dalam membina kemandirian anak dalam melakukan suatu tindakan tertentu pada anak usia dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana upaya guru dalam menanamkan kemandirian pada anak usia dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang? b. Apa faktor-faktor penghambat maupun pendukung bagi upaya guru dalam menanamkan kemandirian pada anak usia dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang?

6 1.3 Tujuan Penelitian a. Mengetahui upaya guru dalam menanamkan kemandirian pada anak usia dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang. b. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat maupun pendukung bagi guru dalam menanamkan kemandirian pada anak usia dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi: a. Peneliti, guna menambah wawasan dan cakrawala keilmuan khususnya yang berkaitan dengan kemandirian anak. b. Pengembangan ilmu pengetahuan sebagai bahan informasi tentang proses penanaman kemandirian pada anak usia dini. c. TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang sebagai bahan peningkatan kualitas pendidikan melalui penanaman kemandirian pada anak usia dini. d. Dapat dijadikan bahan kajian serta khazanah keilmuan yang berkaitan dengan sistem pembelajaran yang sudah ada bagi peminat dan peneliti berikutnya. 1.5 Batasan Istilah Guna membatasi agar penulis tidak terlalu luas dalam pembahasannya serta memperoleh jawaban tentang materi penulisan ini, maka ruang lingkup pembahasan ini dibatasi pada:

7 a. Upaya Guru 1. Upaya Upaya menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya). 3 Upaya merupakan strategi guru dalam memudahkan proses pembelajaran kepada siswa. Upaya dapat berupa dorongan dan pemberian hukuman, sikap guru dalam membina kemandirian, dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh guru dalam membina kemandirian pada anak. Dorongan dapat berupa memberikan pujian dan memberikan hadiah kepada anak, sedangkan hukuman dapat dilakukan dengan cara berhenti memberikan dorongan, sanksi yang tegas dan kedisiplinan. 4 2. Guru Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah. Undang-undang No. 14 tahun 2005 menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 5 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3 (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Balai Pustaka), hal. 1250. 4 Don Fleming dan Mark Ritts, Mengapa Anakku Jadi Nakal Ya! (Yogyakarta: Gara Ilmu, 2009), hal. 85. 5 Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Laksbang Mediatama, 2009), hal. 150.

8 Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua guru tetap yayasan dari TK ABA Mutiara Iman Pujon yang mengajar di kelompok B. Upaya dalam konteks penelitian ini adalah strategi guru dalam menanamkan kemandirian yang berupa dorongan, pemberian hukuman, keteladan dan pembiasaan. Anak-anak pra sekolah memerlukan motivasi kekuatan pada perilaku yang diinginkan. Dorongan yang paling sederhana berupa pujian atau penghargaan. Ketika pola perilaku tidak menyenangkan telah diperbaiki, maka guru perlu memberikan pujian bagi anak dan sebaliknya apabila perilaku anak masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan maka guru hendaknya memberikan hukuman yang mendidik. Menurut Raka Joni, hakikat tugas guru pada umumnya berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. Ini berarti bahwa guru mempunyai tugas membangun dasar-dasar dari corak kehidupan manusia di masa yang akan datang. 6 Dalam proses pendidikan, pada dasarnya guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar peserta didik agar menjadi manusia yang melaksanakan kehidupannya, selaras dengan kodratnya sebagai manusia, baik hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Tugas mendidik berkaitan dengan transformasi nilai-nilai dan pembentukan kepribadian bagi anak didiknya. 6 Ibid., hal. 155.

9 b. Menanamkan Kemandirian 1. Menanamkan Menanamkan berasal dari kata dasar tanam yang berarti meletakkan, atau menaruh bibit, benih, stek, dan sebagainya. 7 Menanamkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meletakkan nilai-nilai kemandirian dalam diri anak usia dini pada kelompok B. 2. Kemandirian Kemandirian yang dimaksud pada diri anak adalah suatu keadaan di mana anak pada masing-masing rentang usianya mampu melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan juga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Selain itu, anak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut atas keinginan dan kesadaran dari dirinya sendiri. Demikian halnya dengan kemandirian pada anak, guru diharapkan dapat mengajar, membimbing dan melatih anak sejak dini untuk bersikap mandiri dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan memperlakukan anak seperti ini, anak akan menjadi terbiasa dan kebiasaannya itu akan ia tunjukkan lewat perilakunya seharihari dalam melaksakan tugas dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, ketika ia mulai memasuki rentangan usia tertentu yang menuntut kemandirian dalam dirinya, ia sudah siap menerimanya dengan penuh tanggungjawab. Tentu hal ini tidak semuanya dapat ia lakukan dengan baik dalam praktek kehidupannya sehari-hari, mengingat bahwa anak usia 7 Aditya Lukman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia populer, Surakarta: NUSANTARA,tt.

10 dini juga memiliki sejumlah keterbatasan, sama halnya dengan kita yang sudah dewasa ini. Oleh karena itu, keteladanan dan pembiasaan berupa mengajar, membimbing dan melatihnya, sangatlah penting demi pencapaian kemandirian anak itu sendiri sebagai persiapannya menuju pribadi yang dewasa. Adapun kemadirian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak mulai berlatih makan sendiri, mengerjakan tugas di sekolah sampai selesai, mengambil dan mengembalikan peralatan sekolah di tempatnya, berpisah dengan ibu tanpa menangis, menyiapkan peralatan belajar, merapikan mainan setelah digunakan, mengikat tali sepatu, mengambil air minum, memakai baju sendiri, dsb. Menanamkan kemandirian yang dimaksudkan adalah meletakkan nilainilai kemandirian dalam diri anak didik sehingga mampu bertanggungjawab terhadap dirinya dan mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. c. Anak Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. 8 Usia ini merupakan usia emas dalam menanamkan kemandirin anak, karena rentang usai ini sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian anak. Usia dini merupakan usia ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dan merupakan periode awal yang paling penting dan 8 Uyu Wahyudin dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hal. 7.

11 mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Anak memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya seolah-olah tidak pernah berhenti belajar. Anak usia dini yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang bersekolah di TK ABA Mutiara Iman Pujon Malang pada kelompok B. 1.6 Sistematika Pembahasan Dalam skripsi ini pembahasan diklasifikasikan menjadi empat bab. Adapun sistematika penulisan pembahasan ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar secara umum yang berkaitan dengan tema yang diangkat, sub bab dalam pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, manfaat penelitian, metodologi penelitian, teknik analisa data, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian pustaka Bab ini berisikan pembahasan yang berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan tema yang diangkat, yaitu pembahasan tentang Upaya Guru dalam Menanamkan Kemandirian Anak Usia Dini yang meliputi pengertian, dasar dan tujuan.

12 Pertama yaitu pengertian anak usia dini, konsep dasar pendidikan anak usia dini, tujuan pendidikan anak usia dini, dan karakteristik perkembangan jiwa anak usia dini. Kedua yaitu tentang konsep kemandirian dan upaya guru dalam menanamkan kemandirian. Bab III: Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, pemilihan lokasi penelitian, penentuan sasaran penelitian, penentuan informan/responden, teknik penggalian data, dan analisis data. Bab IV: Pembahasan Pada bab ini merupakan inti dari bagian laporan penelitian ini. Dalam bab ini peneliti akan memaparkan penyajian data dan hasil data yang didapatkan dari lapangan tentang Upaya Guru dalam Menanamkan Kemandirian Anak Usia Dini di TK ABA Mutiara Iman Pujon. Bab IV: Penutup Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi beberapa kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang dapat memberi manfaat bagi pihak sekolah.