BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hanya melibatkan sebagian anggota halus yaitu mengenggam, melipat, menggunting, menempel menganyam dan menyusun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus anak merupakan bagian dari indikator atas perkembangan anak secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan. sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat

CREATIVE INOVATIVE EDUCATIVE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik maupun psikis sehingga siap untuk merespon semua stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Maka pendidikan sangat penting untuk membantu mengembangkan semua potensi atau kemampuan yang dimiliki anak agar berkembang dengan baik. Sekolah adalah wadah pendidikan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Rosjidah, 2005:3). Menjadi kewajiban bagi pendidik untuk memberikan dan mengupayakan layanan, bimbingan, bantuan serta rangsangan terhadap kebutuhan anak. Kebutuhan anak yang terpenuhi dengan baik memungkinkan kemampuan anak dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan kurikulum 2009 pada Taman Kanak-kanak (TK) kemampuan yang dikembangkan meliputi 5 bidang pengembangan yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat berguna bagi anak untuk memasuki jenjang pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Kemampuan motorik halus merupakan bagian dari kemampuan fisik motorik, dimana kemampuan fisik motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus menurut Ismail (2009:84) adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu, yang tidak membutuhkan tenaga besar tetapi hanya melibatkan sebagian anggota tubuh yang dikoordinasikan dengan seimbang. Contoh dari motorik halus yaitu

menggenggam, memasukkan benda ke dalam lubang, membalik halaman atau lembaran buku, meniru membuat garis, menggambar, melipat, menggunting, menempel, merangkai dan menyusun. Kemampuan motorik halus akan sangat berguna bagi anak untuk menyelesaikan kegiatan dalam kehidupannya terutama yang berkaitan dengan ketrampilan. Pengembangan motorik halus akan melatih anak agar terampil menggunakan tangan dan kaki serta mengkoordinasikan mata dengan seimbang. Kemampuan motorik halus juga akan membantu kemampuan yang lain seperti : kognitif, bahasa, sosial emosional dll. Hal ini karena dalam melakukan kegiatan atau ketrampilan membutuhkan ketelitian, konsentrasi, kesabaran serta kreativitas. Anak yang memiliki kemampuan motorik halus baik akan menghasilkan karya yang rapi dan bagus dengan waktu yang lebih cepat serta memiliki kreativitas dalam karyanya. Salah satu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak adalah melalui permainan melipat kertas yang dikenal dengan origami atau seni melipat kertas. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di TK ABA Merbung pada kelas B dapat penulis katakan bahwa kemampuan motorik halus anak yang dikembangkan melalui kegiatan menggambar, melukis, melipat, dll masih belum maksimal (rendah). Terlihat masih banyak anak yang kurang dapat mengikuti kegiatan melipat kertas yang dicontohkan guru, sehingga anak untuk menyelesaikan kegiatan masih banyak dibantu guru bahkan ada beberapa anak yang tidak menyelesaikan kegiatan. Tingkat keberhasilan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan yang diberikan guru dari 44 anak ada 4 anak atau 9% yang sudah bisa tanpa dibantu, 11 anak atau 27,3% anak yang sedikit bantuan, 27 anak atau 61,4% dengan banyak bantuan dan 1 anak atau 2,3% anak sama sekali tidak bisa mengikuti. Hal ini terjadi karena anak merasa sulit

mengikuti kegiatan melipat kertas selain itu kegiatan melipat kertas jarang dilakukan metode penyampaian dan kertas yang digunakan juga kurang menarik anak. Permainan melipat kertas adalah permainan yang menggunakan kertas untuk dilipat menjadi suatu bentuk. Permainan melipat kertas dapat merangsang kreativitas dan meningkatkan motorik halus anak. Melalui bermain melipat kertas akan melatih anak untuk dapat mengkoordinasikan mata, tangan dan fikiran. Kegiatan melipat kertas akan sangat asyik dan menyenangkan apabila disajikan melalui bermain serta memilih bahan kertas warna-warni yang sangat disukai anak sehingga menarik minat anak. Apabila anak merasa senang maka anak akan termotivasi untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya. Pengalaman yang diperoleh akan sangat berkesan (bermakna) dan tidak akan terlupakan. Melalui permainan melipat kertas yang dilakukan dari langkahlangkah yang mudah serta latihan yang sering maka kemampuan anak akan semakin terasah dan berkembang lebih baik. Anak akan terlihat semakin terampil dan rapi serta mandiri dalam menyelesaikan kegiatannya. Anak juga dapat berpetualang dengan imajinasinya, dapat menyebut dan memainkan hasil dari bentuk lipatannya. Berdasarkan uraian permasalahan yang terjadi di TK ABA Merbung dan perlunya untuk meningkatkan mutu pembelajaran maka penulis mengambil judul penelitian : Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus melalui Permainan Melipat Kertas pada anak kelas B TK ABA Merbung Klaten Selatan Tahun Ajaran 2012 / 2013. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu : 1. Kemampuan motorik halus anak dibatasi pada kegiatan menirukan melipat kertas sederhana (5 6 lipatan), menempelkan dan menulis nama bentuk lipatan.

2. Permainan / meniru melipat kertas dibatasi dengan kertas origami dan hanya 4 6 bentuk lipatan C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah Kemampuan Motorik Halus dapat ditingkatkan melalui Permainan Melipat Kertas pada Anak Kelas B TK ABA Merbung Klaten Selatan Tahun Ajaran 2012/2013?. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus melalui permainan melipat kertas pada anak kelas B TK ABA Merbung, Klaten Selatan, Tahun Ajaran 2012 / 2013. 2. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat anak terhadap keterampilan yang sekaligus untuk meningkatkan kemampuan motorik halus. 3. Manfaat Penelitian Semoga penelitian ini bermanfaat : a. Bagi Anak Dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dengan berbagai cara yang menyenangkan. b. Bagi guru

Dapat memahami perkembangan anak didik dan dapat mengupayakan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus, menarik minat dan merangsang kreativitas c. Bagi Sekolah Dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.