PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI STRUKTUR ATOM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTAR MOLEKUL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN SOAL TES PENALARAN TINGGI BERBASIS KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI DI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

KELAYAKAN PERMAINAN CUTHATAN KIMIA SEBAGAI MEDIA CHEMOEDUTAINMENT PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN PERMAINAN KUARTET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berbasis film. Media yang dikembangkan berupa media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

PENGARUH BENTUK TES TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI IPA SMAN 4 BANJARMASIN PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

Key Word: media, material of acid base solution.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN WONDESHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 1

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL BIOLOGI KELAS X DAN XI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMAN 1 KAMPAK BERDASARKAN TEORI TES KLASIK

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI STRUKTUR ATOM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTAR MOLEKUL THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST ON ATOMIC STRUCTURE, MOLECULAR SHAPES, AND INTERMOLECULAR FORCES Qonitatillah dan Rinaningsih Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya Hp : 087855440770, e-mail : qonita_raoyan@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes diagnostik pada materi struktur atom, bentuk molekul dan gaya antar molekul yang memenuhi kelayakan dari segi validitas empiris, validitas logis, kelayakan media, dan kemampuan mendiagnosis kesulitan belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development (R&D) dari Sugiono yang dipadukan dengan metode pengembangan tes dari Djemari Mardapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik yang dikembangkan telah memenuhi kelayakan dari segi empiris yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas tes. Tes ini memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu 0,7576. Dari hasil tersebut soal yang layak berdasarkan karakteristik tingkat kesukaran dan daya pembeda tes diagnostik yaitu 80,49% dan 90,24%. Berdasarkan validitas logis dan kelayakan medianya, tes yang dikembangkan dengan memadukan program PHP dan MySQL ini sangat layak untuk digunakan karena memiliki validitas logis 97,58% dan validitas media 90,56%. Berdasarkan diagnosis kesulitan belajarnya, media tes yang dikembangkan dapat dinyatakan layak karena telah dapat memenuhi fungsi-fungsinya dalam memunculkan ketuntasan keseluruhan materi peserta tes, ketuntasan tiap kompetensi dasar, ketuntasan tiap indikator, hubungan antar indikator dengan interpretasinya, dan interpretasi tiap soal. Selain itu juga terdapat prediksi tipe kesulitan belajar siswa berdasarkan ranah kognitif soal. Kata Kunci: pengembangan tes diagnostik, fungsi tes diagnostik, tes diagnostik struktur atom. Abstract The aim of this research is to develop diagnostic test on atomic structure, molecular shape, and intermolecular forces that meet eligibility of empirical validity, logical validity, feasibility of the media and the ability to diagnose learning difficulties. The research method used is a combination of Research and Development (R &D) from Sugiono and the method development test from Djemari Madapi. The result of this research showed the diagnostic test has been developed that meet eligibility of empirical that include level of difficulty, distinguishing and reliability test. This test has a high reliability is 0,7576. From these result, questions that meet based on level of difficulty and distinguishing of diagnostic developed are 80,49% and 90,24%. Based on logical validity and feasibility of the media that developed combination of PHP and MySQL program is very feasible because it has validity respectively 97,58% and 90,56%. Based on the diagnosis of learning difficulties, media test has been developed because fuctions has been fulfilled is to be able to show completeness of the whole matter of each test participants, completeness of each basic competencies, completeness of each indicator, relationship between indicators and interpretation of each question. Moreover, there are also predictions of student learning difficulties based on cognitive domain of question. Keywords: development of diagnostic test, diagnostic test function, diagnostic tests of atomic structure. 54

PENDAHULUAN Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMA / MA jurusan IPA. Hal ini menunjukkan pentingnya memberikan pembelajaran kimia secara tuntas pada setiap kompetensi agar saat menjelang UN siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari banyak materi karena telah dikuasai atau dipahami sebelumnya, jadi siswa hanya perlu mengingat kembali. Berdasarkan hasil observasi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Surabaya didapatkan fakta bahwa materi struktur atom, bentuk molekul, dan gaya antar molekul termasuk salah satu materi yang dianggap sulit. Banyaknya siswa yang menganggap materi tersebut sulit ada 17 siswa (42,5%). Kesulitan materi tersebut yaitu karena memiliki tingkat keabstrakan yang tinggi menyangkut wujud, sifat, ikatan dan karakter dari suatu atom dan molekul yang bersifat mikroskopis, sehingga tidak dapat diamati langsung dan menuntut daya hayal untuk memahaminya [1]. Materi struktur atom, bentuk molekul dan gaya antar molekul dalam UN kimia SMA jurusan IPA dalam 6 tahun terakhir (tahun 2008 sampai 2013) rata-rata terdapat sebanyak 4 dari 40 soal atau 10% dari keseluruhan soal UN kimia [2]. Oleh karena itu guru perlu menekankan ketuntasan dalam pembelajarannya. Penuntasan dalam setiap pembelajaran merupakan harapan dan tuntutan dari pemerintah, salah satunya dapat dikaji berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) No.20 Tahun 2007 [3]. Menurut Suwarto inti dari Permen tersebut adalah terlaksananya diagnostik dan pembelajaran remidial [4]. Tujuan utama pemberian tes diagnostik adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan materi oleh peserta didik, sehingga hasil dari tes dapat digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa peserta didik perlu memperoleh bimbingan [5]. Tujuan ini sama dengan penjabaran tujuan tes diagnostik oleh Arikunto yaitu: (1) menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum, (2) menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari, (3) memisahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari, dan (4) menentukan kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan [6]. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang diharapkan dari tes diagnostik bukan berupa angka (nilai) tetapi berupa petunjuk untuk mengetahui letak kesulitan belajar pada setiap siswa. Umumnya penentuan letak kesulitan belajar siswa memerlukan waktu yang relatif lama. Hasil observasi menunjukkan bahwa 52,5% siswa menyatakan bahwa hasil ujian dapat diterima siswa setelah 3-7 hari dari tes yang diberikan. Selain itu guru juga menunjukkan kesulitan belajar atau letak kesalahan hasil tes setiap siswa secara manual. Pada penelitian ini tes diagnostik yang dikembangkan adalah tes berbasis komputer yang dirancang menggunakan perpaduan program PHP dan MySQL [7]. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam waktu yang singkat, sehingga siswa segera mendapatkan umpan balik dari hasil belajarnya dan guru dapat segera menyiapkan metode remidial 55

teaching yang sesuai dengan kesulitan belajar siswanya. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang didapat yaitu bagaimana kelayakan tes diagnostik yang dikembangkan ditinjau dari validitas empiris, validitas logis, kelayakan media, dan kemampuan tes mendiagnosis kesulitan belajar siswa. METODE Jenis penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) yang mengacu pada metode dari Sugiono dan pengembanga tes dari Djemari Mardapi. R&D terdiri atas tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan, studi pengembangan, dan evaluasi [8]. Tahap studi pendahuluan meliputi studi pustaka, studi lapangan, dan deskripsi serta analisis temuan. Pada tahap studi pengembangan, diawali dengan penyusunan draft awal kisikisi soal tes diagnostik, sehingga dihasilkan draf I. Kemudian dilakukan telaah dan revisi draf II, setelah itu dikembangkan dalam media berbasis komputer yang menggunakan program PHP-MySQL sehingga dihasilkan draf II. Draf II ini kemudian ditelaah dan direvisi sehingga menghasilkan draf III yang akan di uji coba terbatas. Berdasarkan hasil ujicoba terbatas dilakukan analisis dan revisi sehingga menghasilkan draf IV yang siap di validasi. Penelitian ini dibatasi sampai pada tahap studi pengembangan. Tes diagnostik yang dikembangkan ini diuji cobakan pada 40 siswa SMAN 9 Surabaya sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 6 dan 27 November 2013. Dasar penetapan jarak pengambilan tes sebaiknya antara 15-30 hari [9]. Sedangkan telaah dan validasi dilakukan kepada guru dan dosen kimia. Instrumen yang digunakan terdiri atas lembar telaah logis, lembar telaah media, perangkat tes yang dikembangkan, lembar validasi logis, dan lembar validasi media. Hasil validitas yang didapatkan diinterpretasikan berdasarkan modifikasi interpretasi skala Likert yaitu: 0% sampai 20% dinyatakan sangat tidak layak; 21 % sampai 40 % dinyatakan tidak layak; 41 % sampai 60 % dinyatakan cukup; 61 % sampai 80 % dinyatakan layak; dan 81 % sampai 100 % dinyatakan sangat layak [10]. Hasil indeks reliabilitas yang didapatkan diinterpretasikan berdasarkan makna koefisien korelasi produk momen [11] yaitu: 0,000 sampai 0,200 dinyatakan sangat rendah; 0,200 sampai 0,400 dinyatakan rendah 0,400 sampai 0,600 dinyatakan cukup; 0,600 sampai 0,800 dinyatakan tinggi; dan 0,800 sampai 1,000 dinyatakan sangat tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tes diagnostik yang dikembagkan memiliki rancangan yang terdiri atas halaman utama, halaman petunjuk, halaman soal tes, halaman hasil untuk siswa, halaman guru, halaman hasil untuk guru, dan halaman tentang hasil penelitian. Untuk mengetahui kalayakan tes diagnostik ditinjau dari validitas empiris dilakukan ujicoba terbatas dengan hasil seperti pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Coba Terbatas No Kriteria Hasil 1. Lama waktu yang 61 menit dibutuhkan 2. Reliabilitas tes 0,7576 3. Soal yang memenuhi syarat daya beda tes diagnostik 90,24% 56

Lanjutan Tabel 1. No Kriteria Hasil 4. Soal yang memenuhi 80,49% syarat tingkat kesukaran tes diagnostik Berdasarkan tabel 1 didapatkan waktu standart untuk menyelesaikan tes ini yaitu 61 menit. Waktu yang didapatkan ini dapat digunakan untuk acuan pertimbangan guru yang akan mengguanakan media ini dalam menentukan lama waktu tes yang akan ditetapkan. Tes yang memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,7576 ini memiliki soal pokok sebanyak 41 poin yang 90,24% telah memenuhi syarat daya beda tes diagnostik, yaitu memiliki daya beda nol dan positif [3]. selain itu berdasarkan syarat tingkat kesukarannya 80,49% soal memiliki tingkat kesukaran 0,65 [3]. Untuk mengetahui kelayakan dari segi validitas logisnya dilakukan penilaian terhadap soal (butir tes) dari aspek: (1) Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan pembelajaran (TP) benar dan relevan; (2) rangkaian soal dan interpretasi benar serta dapat mendiagnosis kesuliatan belajar; yang terakhir yaitu (3) ranah kognitif benar. Hasil validitas logis ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Validitas Logis Skor Tiap Validator Skor Maks. Validitas 1 2 3 165 165 153 495 97,58% Dengan nilai validitas logis sebesar 97,58% maka dapat dikatakan soal tes yang digunakan sangat layak untuk digunakan dalam media tes diagnostik. Untuk mengetahui kelayakan medianya dilakukan penilaian terhadap kualitas media dari segi teknis dan fungsinya sebagai tes diagnostik. Penilaian dari segi kualitas teknis ditinjau dari aspek: (1) pemilihan background, (2) keterbacaan teks, (3) pemilihan dan ukuran gambar, (4) kejelasan petunjuk penggunaan, (5) kemudahan penggunaan, dan (6) sistematika peletakan tombol link. Sedangkan dari segi fungsi diagnosisnya penilaian ditinjau dari aspek: (1) kejelasan soal, (2) sistematika penyajian soal, (3) sistematika penyajian hasil tes, (4) ketepatan penanganan jawaban, (5) kelengkapan hasil tes yang diharapkan, dan (6) kemudahan dalam memahami hasil tes. Hasil validitas media ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Validitas Media Skor Tiap Validator Skor Maks. Validitas 1 2 3 60 50 53 180 90,56% Dengan nilai validitas media sebesar 90,56% maka dapat dikatakan media tes diagnostik ini sangat layak untuk diterapkan di lapangan. Untuk mengetahui apakah tes diagnostik yang dikembangkan dapat mendiagnosis atau belum maka dilakukan analisis secara deskriptif terhadap hasil tes yang ditampilkan pada halaman hasil untuk guru yang meliputi: (1) ketuntasan keseluruhan, (2) ketuntasan KD, (3) ketuntasan soal berdasarkan ranah kognitif pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, (4) ketuntasan tiap indikator, (5) gambar hubungan indikator, (6) interpretasi ke 57

tidak tuntasan tiap indikator, dan (7) interpretasi tiap soal. Kemampuan tes diagnostik dalam mendiagnosis kesulitan belajar ini dideskripsikan berdasarkan kemampuannya dalam memenuhi tujuan diagnostik. Tujan pertama yaitu menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum. Untuk mengetahui bahan prasyarat telah dikuasai atau belum guru dapat menganalisisnya dengan melihat halaman berikut: (1) ketuntasan tiap indikator, disini guru dapat mengetahui berapa persentase siswa dalam menuntaskan indikator prasyarat 1 dan prasyarat 2; (2) gambar hubungan indikator, disini guru dapat mengetahui ketuntasan indikator prasyarat secara umum, jika prasarat tersebut tuntas maka gambar icon indikator prasyarat tersebut akan berwarna biru, sebaliknya jika tidak tuntas maka akan berwarna merah; (3) interpretasi tiap soal, disini guru dapat melihat rincian TP indikator prasarat apasaja yang telah dikuasai dan belum dikuasai oleh siswa. Tujuan kedua yaitu menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari. Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa dapat melihat halaman: (1) ketuntasan tiap indikator, disini guru dapat mengetahui persentase ketuntasan siswa; (2) gambar hubungan tiap indikator dan (3) interpretasi ketidak tuntasan indikator, pada halaman tersebut guru dapat mengetahui indikator mana yang belum tuntas dan apakah ketidaktuntasan indikator prasyarat tersebut mempengaruhi ketidaktuntasan indikator berikutnya atau tidak, sehingga guru dapat menentukan dari materi atau konsep apa guru memulai pembelajaran remidial. (4) interpretasi tiap soal, disini guru dapat melihat rincian TP apasaja yang telah siswa kuasai dan belum dikuasai. Tujuan ketiga yaitu mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari. Untuk mengelompokan siswa berdasarkan kemapuan ini guru berhak menentukan sendiri apa yang dijadikan dasar pengelompokan. Dalam media yang dikembangkan belum dapat mengelompokkan secara otomatis, jadi guru perlu membuka halaman hasil untuk tiap siswa, dan mengelompokkannya ke dalam kelompok tertentu secara manual. Adapun pengelompokan yang dapat guru lakukan antara lain seperti (1) pengelompokan berdasarkan ketuntasan KD. Jika memilih ini maka guru dapat melihat halaman ketuntasan KD, sehingga guru dapat mengelompokkan menjadi 3 kelompok untuk pembelajaran remidial yaitu kelompok yang belum tuntas KD 1 (struktur atom), kelompok yang belum tuntas KD 2 (gaya antar molekul), dan kelompok yang belum tuntas KD 3 (gaya antar molekul). Ketuntasan dan ketidaktuntasan ini menggunakan acuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 75%. Kelemahan tes yang dikembangkan ini yaitu tidak menyediakan form untuk memberi kebebasan guru dalam menentukan KKM, sehingga guru yang tidak mengerti program PHP akan terpaku dengan acuan KKM 75%. Pengelompokan selanjutnya yaitu (2) berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaiaka soal tipe pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Dalam media juga diberikan alternatif metode pembelajarn remidial yang dapat digunakan jika siswa kesulitan terhadap soal tipe pengetahuan, pemahaman, ataupun aplikasi. Kelemahan tes ini yaitu soal yang dikembangkan hanya sampai 58

tahap aplikasi atau penerapan, belum ada soal analisis, sintesis, dan evaluasi. KKM yang digunakan untuk menentukan ketuntasan ini yaitu 75%. Pengelompokan yang selanjutnya yaitu (3) perpaduan antara pengelompokan satu dan dua, sehingga guru dapat memberikan pembelajaran remidial sesuai apa yang siswa tidak bisa dan dengan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan kesulitan belajarnya. Tujuan keempat yaitu menentukan kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan. Untuk memenuhi tujuan ini dapat menyimpulkan analisis terhadap tujuan yang pertama sampai ketiga, sehingga guru dapat menentukan apa yang siswa belum bisa, darimana guru dapat memulai pembelajaran remidial, dan metode apa yang dapat digunakan. Pada media yang dikembangkan terdapat saran metode yang dapat guru gunakan untuk pembelajaran remidial, namun pengolahan saran yang ada masih kurang luwes. Berdasarkan analisis tujuan tes diagnostik terhadap hasil tes maka dapat dikatakan tes diagnostik yang dikembangkan telah layak dan mampu memberikan data-data yang dapat membantu guru menganalisis kesulitan belajar siswa dan memberikan alternatif metode pembelajaran remidial yang dapat guru gunakan. PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil yaitu tes diagnostik yang dikembangkan telah layak dari segi validitas empiris, logis, kelayakan media, dan kemampuan tes mendiagnosis kesulitan belajar peserta tes. Kelayakan validitas empiris ditentukan berdasarkan indeks reliabilitasnya yang tinggi yaitu sebesar 0,7576, dan banyaknya soal yang telah memenuhi karakteristik daya beda dan tingkat kesukaran tes diagnostik yaitu sebanyak 90,24% dan 80,49%. Kelayakan validitas logis dan kelayakan media ditentukan bersarkan besar nilai yang dihasilkan yaitu berturutturut sebesar 97,58% dan 90,56%, sehingga tes yang dikembangkan dapat dinyatakan sangat layak untuk digunakan di lapangan. Berdasarkan kemampuan mendiagnosis kesulitan belajar, tes yang dikembangkan dapat dinyatakan layak karena telah dapat memenuhi tujuan dari tes diagnostik. DAFTAR PUSTAKA 1. Priatmoko, Sigit dkk. 2008. Komparasi Hasil Belajar Siswa dengan Media Macromedia Flash dan Microsoft Powerpoint yang Disampaikan Melalui pendekatan Chemo-Edutaintment. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008, hlm 299-304. 2. Nurissalam. 2012. Kumpulan Soal 5 Tahun Ujian Nasional 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012. http://pakanang.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 Juni 2013. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/permen 20-2007StandarPenilaian.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2012. 4. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 59

5. Mulyasa. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan SK dan KD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 6. Saidah, Khois Nafiatus. 2012. Pengembangan Tes Diagnostik dengan Menggunakan PHP- MySQL Pada Materi Laju Reaksi untuk SMA Kelas XI. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 7. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara. 8. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 9. Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 10. Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alafabeta. 11. Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 60