BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

1. Identitas Buku. Judul : Sang Pemimpi. Penulis : Andrea Hirata. Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi. Tahun Terbit:2009

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang dapat bekerjasama serta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. Abdu Zikrillah, 2013 Kajian visual desain sampul buku novel Karya andrea hirata

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pikirannya terhadap orang lain. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang dihasilkan para pengarang. juga perlu membacanya. Memberikan sebuah bacaan yang bernilai sastra

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, perasaan atau pesan kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap sesuatu yang ingin disampaikan pembicara kepada orang lain sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud. Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus menerus melakukan usaha peningkatan diri. Penguasaan bahasa asing menjadi salah satu aspek penting sebagai modal utama keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga masyarakat saat ini harus mampu menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya. Menurut Fishman (dalam Chaer dan Aguistina, 1995: 112) bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Untuk dapat menggunakan dua bahasa seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Bahasa pertama adalah bahasa ibu (B1), dan bahasa kedua adalah bahasa lain (B2). Weinrich (dalam Chaer dan Aguistina, 1995: 115) mengatakan menguasai dua bahasa dapat berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam dari bahasa yang sama.

Membicarakan suatu bahasa tidak terlepas membicarakan kategori kebahasaan yaitu variasi bahasa. Bahasa merupakan suatu kebulatan yang terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur ini disebut variasi bahasa. Selanjutnya variasi bahasa memiliki beberapa keanggotaan yang disebut varian. Tiap-tiap varian bahasa inilah yang disebut dengan kode. Hal ini menunjukkan adanya semacam hierarki kebahasaan yang dimulai dari bahasa sebagai level yang paling atas disusul dengan kode yang terdiri dari varian-varian dan ragam-ragam. Istilah kode dalam hal ini dimaksudkan untuk menyebut salah satu varian dalam hierarki bahasa. Weinrich (dalam Chaer dan Agustina, 1995: 115) mengatakan bahasa dan kode mempunyai hubungan timbal balik, artinya bahasa adalah kode dan sebuah kode dapat saja berupa bahasa. Untuk memperkuat pendapat ini penulis mengutip pendapat sarjana linguistik seperti Kridalaksana (1984: 102) mengatakan kode merupakan: 1. Lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu. Bahasa manusia adalah sejenis kode. 2. Sistem bahasa dalam masyarakat. 3. Variasi tertentu dalam suatu bahasa. Situasi kebahasaan, perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin canggih, baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri mengakibatkan terjadinya campur kode dalam berbahasa. Menurut Suwito (1985: 74) campur kode merupakan konvergensi kebahasaan yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang masing-masing telah meninggalkan fungsinya dan mendukung fungsi bahasa yang disisipinya. Campur kode sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk lisan

maupun tulisan, khususnya yang terdapat dalam buku bacaan karya sastra seperti novel. Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (KBBI, 2003: 788). Bahasa sebagai alat berkomunikasi antara individu dapat dikaitkan dengan karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang dapat mengekspresikan perasaan, gagasan, ideologi, dan wawasannya melalui karya sastra. Ekspresi tersebut sebagai perwujudan sesuatu yang dilihat oleh pengarang baik indrawi maupun hakiki. Pembaca sebagai penikmat karya sastra dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui bahasa yang khas dan menarik. Saat ini perkembangan karya sastra di Indonesia khususnya novel sangat pesat dan membanggakan. Novel yang mendapat perhatian dari pecinta novel di Indonesia salah satunya adalah karya Andrea Hirata. Karya tersebut tergabung dalam tetralogi novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Keempat karya fenomenal tersebut menarik perhatian masyarakat Indonesia karena sarat makna kehidupan sosial, norma agama, pendidikan, kepemimpinan, kedisiplinan, norma budaya dan adat istiadat. Novel Edensor karangan Andrea Hirata setebal 290 halaman ini merupakan novel unggulan yang telah mengalami cetak ulang sebanyak enam belas kali semenjak terbit pada September 2008. Novel Edensor merupakan kelanjutan dari cerita Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Novel ini merupakan karya dari seorang pengarang Indonesia yang pernah menuntut ilmu di Sorbonne, Prancis. Novel ini bercerita tentang dua orang

bersaudara dari keluarga miskin yang bernama Arai dan Ikal yang berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri. Kemiskinan tidak menjadi penghalang bagi Arai dan Ikal mewujudkan impian untuk bisa bersekolah. Mereka berjuang dengan gigih untuk memberikan kebanggaan bagi kedua orang tua, para sahabat dan saudara-saudara di kampung. Universitas Sorbonne, Prancis telah mengantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiswa dari berbagai negara dengan beragam latar belakang budaya. Kehidupan bangsa Eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan realita betapa berbedanya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Keindahan benua Eropa menarik perhatian Arai, Ikal, dan beberapa temannya untuk menjelajahi berbagai tempat dengan tradisi backpacker. Perjalanan dimulai dari Prancis, Tunisia, Zaire, Casablanca di benua Afrika, dan berakhir di Spanyol. Bagi Ikal penjelajahan ini bukan hanya sekedar berpetualang tapi sekaligus pencarian untuk menemukan A ling, cinta masa kecilnya. Rasa lapar, kelelahan, dan ancaman kematian tidak menyurutkan semangat dan keberanian untuk menjelajahi enigma A ling. Tetapi upaya tersebut pada akhirnya masih belum berhasil. Pencarian cinta pada sosok A ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya yaitu dirinya sendiri untuk terus berjuang melewati kehidupan ini. Dalam novel Edensor karya Andrea Hirata, banyak ditemukan campur kode bahasa asing yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh: 1) Ia gadis muda yang luar biasa cantik, gorgeous. (E: 53)

2) Aku seakan menatap cover majalah Vogue. (E: 53) 3) Laki-laki dan perempuan saling memanggil love atau dear. (E: 284) Novel Edensor penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari pengarangnya yang paham betul ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Novel ini dapat dijadikan motivasi bagi pembacanya dan memberikan kesan tentang studi dan kehidupan di luar negeri yang penuh dengan tantangan. Hal inilah yang menjadi keistimewaan novel tersebut, selain belajar bahasa dalam bidang sosiolinguistik juga memperoleh pesan cerita yang menarik untuk mendorong pelajar supaya tidak menyerah dalam meraih pendidikan. Pengarang biasanya mempunyai kemampuan untuk mengolah kata demi kata dan menghasilkan karya yang indah, menarik, sehingga pembaca dapat terbuai merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan bahkan semangat yang berkobar-kobar. Hal ini memungkinkan suatu novel dapat menggunakan berbagai macam bahasa sesuai dengan kreativitas yang ingin dimunculkan oleh pengarang yaitu antara campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa asing dan ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Dalam novel Edensor karya Andrea Hirata ditemukan campur kode bahasa asing yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia seperti bahasa Arab, bahasa Cina, bahasa Spanyol, bahasa Belanda, bahasa Prancis, bahasa Rusia, dan bahasa Inggris. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti bentuk campur kode sekaligus tertarik untuk mengetahui frekuensi penggunaan bentuk campur kode bahasa yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.

1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata? 2. Bagaimanakah frekuensi penggunaan bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata? 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan uraian terhadap suatu masalah yang akan diteliti oleh seorang peneliti sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah serta tujuan dari penelitian dapat tercapai. Penelitian ini adalah penelitian dalam bidang sosiolinguistik khususnya campur kode. Suwito (1985: 75) membedakan unsur bahasa yang menyisip itu ke dalam dua golongan yaitu: a. bersumber dari bahasa daerah (innercode mixing) b. bersumber dari bahasa asing (outercode mixing) Pada penelitian ini yang diteliti dibatasi pada unsur bahasa yang menyisip bersumber dari bahasa asing (outercode mixing). Dalam novel Edensor pengarang menggunakan beberapa bahasa asing seperti bahasa Arab, bahasa Cina, bahasa Spanyol, bahasa Belanda, bahasa Prancis, bahasa Rusia, dan bahasa Inggris. Peneliti membatasi campur kode bahasa asing yang terdapat dalam novel Edensor berupa penggunaan bahasa

Inggris. Jadi, campur kode bahasa yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata yaitu bahasa Indonesia (B1) sebagai bahasa inti sedangkan bahasa Inggris (B2) sebagai bahasa yang menyisip berupa serpihan-serpihan (pieces). 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata. 2. Menghitung frekuensi penggunaan bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah penelitian terhadap pemakaian bahasa tulis melalui pendekatan sosiolinguistik dan menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Memberi informasi kepada pembaca tentang bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.

3. Menambah sumber bacaan, memperkarya ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lainnya yang ingin menganalisis bidang sosiolinguistik, khususnya yang berhubungan dengan campur kode.