15 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang motif dengan sumber ide Dewi Sinta dalam cerita pewayangan Ramayana melalui teknik batik tulis pada kain sutera. Perancangan motif tidak sekedar memindahkan sosok Dewi Sinta yang ada namun juga banyak pertimbangan visualisasi sehingga muncul inovasi yang kekinian. Permasalahan pertama adalah memunculkan wujud Dewi Sinta yang akan digambarkan sebagai motif. Wujud Dewi Sinta diangkat dari berbagai peristiwa dalam cerita pewayangannya. Penggambaran Dewi Sinta tidak hanya pada bentuknya, namun juga dalam segi warnanya. Warna dapat mengangkat dan memperlihatkan Dewi Sinta serta filosofinya. Warna berperan penting dalam memunculkan karakter tersebut pada perancangan. Teknik pewarnaan merupakan satu hal pokok yang menunjang keberhasilan untuk memunculkan warna-warna yang sesuai dengan wujud Dewi Sinta pada cerita pewayangan Ramayana. Permasalahan kedua adalah menentukan teknik penciptaan serta bahan yang digunakan. Penggunaan teknik batik tulis harus disesuaikan dengan pemilihan jenis sutera yang tepat. Teknik tekstil dan bahan yang digunakan berperan penting dalam proses menjadikan produk yang sesuai dengan rancangan. Proses pewarnaan juga menjadi permasalahan dalam hal ini, disesuaikan dengan konsep perancangan serta bahan. 15
16 Perlu dipahami karakteristik dari perancangan motif, dapat disesuaikan dengan penggambaran Dewi Sinta dalam wujud motif tertentu. Pewarnaan juga menyelaraskan dengan motif yang ditampilkan dan menyesuaikan dengan karakter Dewi Sinta. B. Strategi Pemecahan Masalah Penciptaan karya motif dengan sumber ide Dewi Sinta melalui teknik batik dan diaplikasikan pada kain sutera. Teknik penciptaan karya ini memiliki masalah utama pada perancangan motif, warna, serta teknik yang digunakan. Perlu dilakukan strategi dan langkah-langkah untuk memecahkan permasalahan tersebut, antara lain: 1. Memahami motif yang dapat menggambarkan bentuk Dewi Sinta sebagai sumber ide melalui teknik batik tulis pada kain suter sebagai salah satu bentuk produk eksklusif. 2. Memahami warna-warna yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam menggambarkan Dewi Sinta pada cerita pewayangan Ramayana. 3. Menentukan penggarapan batik tulis pada perancangan motif dengan memunculkan bentuk Dewi Sinta dalam pewayangan untuk mendapatkan karakteristik yang sesuai dengan perancangannya. 4. Menentukan jenis kain sutera yang akan digunakan dalam penciptaan karya, dengan mempertimbangkan kenyamanan serta fungsinya sebagai pendukung karya. Jenis sutera yang dipilih harus menjadi media penerapan teknik tekstil lain yang digunakan sebagai penunjang penciptaan motif. 5. Menentukan proses pewarnaan sebagai penunjang dalam penciptaan rancangan dengan mempertimbangkan warna-warna yang akan digunakan.
17 6. Melakukan eksperimen bentuk pada perancangan dengan berbagai variasi sesuai dengan ide gagasan motif. 7. Membuat desain dan alternatif desain beserta konsepnya. C. Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan karya ini membutuhkan data-data pendukung dalam proses pembuatannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, pencarian data visual, observasi, wawancara, dan studi bentuk. Sumber-sumber yang diambil digunakan untuk memperkuat data-data yang sudah ada. Berdasarkan pengumpulan data tersebut, maka data-data yang berkaitan dengan penciptaan dalam proyek ini antara lain: Buku karangan J. Syahban Yasasusastra yang berjudul Mengenal Tokoh Pewayangan menyebutkan sosok Dewi Sinta digambarkan sangat menarik, cantik, serasi tinggi dan besarnya badan, berwatak sabar, setia, dan taat kepada suami. Dewi Sinta digambarkan sebagai sosok wanita yang mendekati kesempurnaan dengan fisik serta sifatnya yang baik. Menurut Bapak Bagaskara Adhi dalam wawancara pada tanggal 16 September 2015 pukul 15.00 WIB menjelaskan bahwa Dewi Sinta lebih condong pada tipikal wanita yang setia terhadap suaminya, Rama. Terbukti dari caranya menjaga diri ketika diculik oleh Rahwana, dengan bantuan dari keponakan Rahwana bernama Trijatha, Dewi Sinta tetap setia menjaga kesuciannya dalam waktu yang lama walaupun secara hubungan fisik telah ternoda karena sempat digendong oleh Rahwana. Kesuciannya juga telah terbukti dari caranya membakar diri dan tidak
18 hangus termakan api. Pesan yang dapat ditunjukkan melalui Dewi Sinta pada zaman modern seperti saat ini adalah dengan tetap berpegang teguh pada kesetiaannya sehingga dapat mengungkapkan ketidakbenaran, dengan penuh setianya tetap menunggu hingga waktunya tiba. Hasil dari wawancara mengenai karakter penggambaran Dewi Sinta dengan Bapak Drs. Putut Handoko Pramono, M.Si pada tanggal 26 Oktober 2015 pukul 08.00 WIB dikediamannya menjelaskan mengenai penggambaran karakter Dewi Sinta. Karakter yang ditampilkan menggambarkan bahwa Dewi Sinta adalah Ratu, wanita yang agung. Dapat digambarkan melalui warnanya seperti warna emas atau menggambarkan motif pakaiannya dengan motif parang yang menunjukkan tahtanya. Desain dibuat yang agung atau elegant dengan menampilkan warna-warna mewah. Hasil pengumpulan data juga didapat dari observasi keberbagai toko batik seperti di Ria Batik, Batik Brotoseno Sragen, Batik Art Laweyan, Batik Bimo Suci, dan di tempat perbelanjaan di Surakarta seperti BTC dan PGS. Motif batik sudah semakin berkembang mengikuti jamannya. Teknik yang dimunculkan juga mulai beragam seperti di Batik Art Laweyan yang menggunakan teknik canting serta teknik batik yang menggunakan jegol pada pewarnaannya. Berikut beberapa hasil dari pencarian data visual mengenai batik:
19 Gambar 3.Produk Batik Tulis Motif Wayang Pandawa Sumber: Laurensia Inka, 2015 Gambar 4.Produk Batik Tulis Motif Wayang Sumber: Laurensia Inka, 2015
Gambar 5.Produk Batik Tulis Motif Gunungan Sumber: Laurensia Inka, 2015 20
21 Eksperimen Bentuk Eksperimen bentuk dilakukan untuk mencari wujud motif Dewi Sinta yang akan dituangkan kedalam desain batik tulis. Dari hasil eksperimen bentuk ditemukan wujud yang tepat untuk menggambarkan motif Dewi Sinta dengan penggayaan stilasi sehingga serasi diterapkan melalui teknik batik tulis. No Realis Dekoratif Stilasi Abstrak Distorsi 1. 2. 3. Tabel 1.Hasil Eksplorasi Visual Motif Penunjang Batik Tulis dengan Karakter Berbagai Penggayaan.
22 D. Gagasan Awal Perancangan Awal perancangan suatu karya diperlukan gagasan untuk membatasi suatu masalah yang akan dibahas dalam konsep perancangan, guna mempermudah proses perancangan karya. Gagasan awal perancangan tugas akhir ini adalah merancang motif dengansumber ide cerita Dewi Sinta dalam pewayangan melalui teknik batik tulis pada kain sutera. Perancangan karya ini dimulai dengan memahami konsep dan beberapa aspek desain, serta mendalami wujud Dewi Sinta, material bahan, teknik batik tulis. Perancangan karya ini dimulai dengan perancangan motif dan teknik. Perancangan motif divisualisasikan secara simbolisasi baik dari bentuk ataupun warna. Zat warna yang digunakan adalah zat warna sintetis (zat warna kimia) yaitu zat warna reaktif (Remazol). Pemilihan remazol karena warna lebih mudah meresap kedalam kain. Sedangkan material kain yang digunakan adalah kain sutera. Kain sutera dipilih karena bahannya yang memiliki kualitas bagus. Ide visual dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta diambil karena memiliki suatu pesan yang tersirat melalui kesetiaan serta perjuangannya dalam mempertahankan kesuciannya. Kesimpulan dari gagasan awal perancangan yaitu cerita pewayangan Dewi Sinta dapat diterapkan sebagai pembuatan motif tekstil karena memiliki karakter serta pesan yang khas. Sehingga dapat digambarkan melalui simbolisasi yang dapat menggambarkan mengenai karakter serta ceritanya.