PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER. Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015

dokumen-dokumen yang mirip
TRAKTOR. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor :

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Alat Berat 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

Volume 14 No. 02 September 2013 ISSN :

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

BAB III LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia pertambangan di Indonesia mengalami

BAB II LANDASAN TEORI

RINTA ANGGRAINI

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ANALISA PRODUKTVITAS PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT. Kelas A Kelompok 4 :

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

Pertemuan ke-5. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

CATERPILLAR PRODUCT LINE

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

B. Pokok Bahasan : Peralatan Pengolahan Tanah. C. Sub Pokok Bahasan: Jenis-jenis alat pengolahan tanah I

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)

A Tower Grader. b. Motor Grader Gambar: Jenis Grader

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Fungsi Alat Berat Alat berat terdiri dari beberapa fungsi diantaranya : - Alat Pengolah Lahan

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

Makalah. Pengantar Teknologi Mineral Alat Gali dan Alat Muat. Disusun Oleh : MUSTARI NUR ALAM DBD TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

Gambar 2.1 motor grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

Gambar 2.1 Motor Grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

Terjadi penumpukan volume lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Raya Porong

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LARAT- LAMDESAR PROVINSI MALUKU. Oleh : Tri Purwanto, *Puji Wiranto, **Hikmad Lukman

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAHAN AJAR (HAND OUT)

BAB I PENDAHULUAN. berat dengan berbagai fungsi, jenis, bentuk dan merek. Dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT DAN BIAYA (Studi Kasus Kegiatan Pembangunan Sekolah Terpadu Samarinda) Wateno Oetomo 1, Rudiansyah 2.

Sumber: (

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

UJI KINERJA BULLDOZER MINI BERBASIS TRAKTOR TANGAN TIPE TREK. Oleh : ANDIKA KURNIAWAN F

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

RANCANG BANGUN SIMULASI BULLDOZER DENGAN SISTEM MEKANIS (PROSES PERAWATAN)

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III PENGGUNAAN DAN KEMAMPUAN ALAT BERAT

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : 1207113573 Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015 April 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pemindahan tanah mekanis tentang Pembiayaan alat berat ini dengan baik. Tugas pemindahan tanah mekanis tentang pembiayaan alat berat ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang penulis dapatkan pada mata kuliah pemindahan tanah mekanis, serta merupakan tugas penting untuk lulus dalam mata kuliah pemindahan tanah mekanis pada program studi Teknik Sipil S1 Universitas Riau. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Hendra Taufik, S.T M.Sc sebagai dosen pengampu mata kuliah Pemindahan tanah mekanis dan sebagai dosen pembimbing dalam penyelesaian tugas Pemindahan tanah mekanis tentang Pembiayaan alat berat ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas pemindahan tanah mekanis tentang pembiayaan alat berat masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini dengan lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau. Pekanbaru, Maret 2015 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 0 DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 4 BAB I... 6 PENDAHULUAN... 6 1.1Latar Belakang... 6 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3Tujuan Penulisan... 7 BAB II... 8 DESKRIPSI ALAT... 8 2.1 Deskripsi Umum... 8 2.1.1Fungsi dan Kerja Dozer... 9 2.1.2 Macam Blade... 9 2.1.3 Perbandingan Crawler Mounted dan Wheel Mounted... 11 2.2 Deskripsi Alat Ripper... 12 2.2.1 Jenis-Jenis Ripper... 14 2.2.2 Fungsi Ripper... 15 2.2.3 Macam Ripper... 16 2.3 Gambaran Umum... 16 BAB III... 18 METODE KERJA... 18 3.1 Penggerak (Prime Mover)... 18 3.1.1 Konstruksi dan operasi Roda rantai / Crawler... 18

3.2 Kegunaan Ripper... 20 3.3 Kondisi Kerja Ripper... 20 3.4 Pemeliharaan alat... 20 3.5 Teknik Pengoperasian... 21 BAB IV... 22 PRODUKTIVITAS ALAT... 22 4.1 Perhitungan Produktivitas Alat... 22 (Putra, 2010)... 27 4.2 Contoh Soal... 28 BAB V... 31 PENUTUP... 31 Kesimpulan... 31 Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA... 32

DAFTAR TABEL Tabel 1 Efisiensi Kerja... 24 Tabel 2 Umur Ekonomis Alat Berat... 24 Tabel 3 Pemakaian Gemuk... 25 Tabel 4 Nilai Efisiensi Operator Berdasarkan Kelas... 25 Tabel 5 Faktor Manajemen dan Sifat Manusia... 26 Tabel 6 Nilai Efisiensi Faktor Cuaca... 27 Tabel 7 Nilai Efisiensi Kondisi Lapangan... 27

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Multi shank ripper... 13 Gambar 2 Macam-macam Multi shank ripper... 14 Gambar 3 Macam-macam Single shank ripper... 15 Gambar 4 Ripper... 15 Gambar 5 Bagian-bagian Dozer... 16 Gambar 6 Diagram Roda Rantai... 18 Gambar 7 Slot Dozing... 21 Gambar8SidebySideDozing... 21 Gambar 9 Multi Shank Tractor Ripper... 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat garu (ripper) alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. (adjisutama, 2014)

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai alat berat ripper yang dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi, salah satunya pengklasifikasian alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional alat berat. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memahami alat berat ripper yang dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi, salah satunya pengklasifikasian alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional alat berat.

BAB II DESKRIPSI ALAT 2.1 Deskripsi Umum Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ketraktor berantai yang dilengkapi dengan blade. (Wikipedia, 2015) Pada klasifikasi fungsional alat, dozer berfungsi sebagai alat yang membantu dalam pengolah lahan dimana Kondisi lahan proyek kadangkadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pe mbukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sed angkan untuk pembentukan perm ukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. (adjisutama, 2014) Pada dasarnya dozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Disebut dozer karena traktor dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini adalah blade dan ripper. Dozer sebenarnya adalah nama jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka. (Kampuzsipil, 2011)

Menurut track shoe-nya dozer dibedakan sebagai berikut : 1.Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang) 2.Wheel tractor dozer (dengan roda ban) 3.Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa). Berdasarkan penggerak bladenya, dibedakan atas : 1. Cable controlled (kendali kabel), pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi. 2. Hydraulic controlled (kendali hidrolis). (Kampuzsipil, 2011) 2.1.1 Fungsi dan Kerja Dozer Pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan pemindahan tanah tertentu, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut di bawah ini : 1. Pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun di daerah berbatu-batu. 2. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 ft atau ± 90 m. 3. Menarik scraper. 4. Menghampar tanah isian/urugan (fills). 5. Menimbun kembali trencher. 6. Pembersihan sites/medan. 7. Pemeliharaan jalan kerja. 8. Menyiapkan material-material dari tempat pengambilan material (Kampuzsipil, 2011) 2.1.2 Macam Blade Seperti dijelaskan di atas bahwa bulldozer mempunyai blade yang tegak lurus pada arah gerak maju, sedang untuk angle dozer. Blade selain tegak lurus juga dapat menyerong. Bulldozer mendorong tanah ke depan, sedangkan angle dozer ke depan dan ke samping. Beberapa konstruksi bulldozer mempunyai blade yang memungkinkan berfungsi sebagai bulldozer, juga sebagai angle dozer, dengan cara menyetel blade sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya blade yang dipakai pada bulldozer dan/atau angle dozer ada beberapa jenis, yaitu :

1. Universal Blade (U - Blade) Sayap yang terdapat di sisi blade adalah untuk menahan material agar tidak keluar dari jalur dorongan. Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan yang relatif kecil dalam jarak yang cukup jauh. Kebanyakan bulldozer dengan blade jenisini digunakan pada pekerjaan-pekerjaan : a. Land reclamation/reklamasi tanah b. Stock pile work/pekerjaan-pekerjaan penyediaan material. c. Dan lain-lain 2. Straight Blade (S - Blade) Blade jenis ini adalah yang paling cocok untuk segala jenis lapangan, blade ini juga merupakan modifikasi dari U-Blade, maneuver lebih mudah dan dengan blade ini pula bulldozer dapat menghandel material dengan mudah. 3. Angle Blade (A Blade) Angle blade ini dibuat untuk posisi lurus dan menyerong. Blade ini juga dibuat untuk : a. Pembuangan ke samping (side casting). b. Pembukaan jalan (pioneering roads). c. Menggali saluran (cutting ditches). d. Dan lain-lain pekerjaan yang sesuai. 4. Cushion Blade (C Blade) Blade jenis ini dilengkapi oleh rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam tumbukan. Selain untuk push-loading, blade ini juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain mengingat lebar C-Blade ini memungkinkan untuk meningkatkan maneuver.

5. Bowldozer Blade demikian dibuat untuk medorong/mmbawa material, agar jumlah kehilangan tanah selama penggusuran sesedikit mungkin, hal ini terjadi akibat adanya dinding-dinding besi yang ada disamping blade. 6. Universal Blade (U Blade) For Light Material Blade ini didesain untuk pekerjaan yang non-kohesif material (material terlepas) yang ringan seperti : a. Stock pile dari tanah gembur. b. Reklamasi/pegunungan dengan tanah gembur. (Kampuzsipil, 2011) 2.1.3 Perbandingan Crawler Mounted dan Wheel Mounted Tiap tipe dari bulldozer mempunyai kelebihan tersendiri, tergantug dari kondisi lapangan. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu kedua-duanya dapat digunakan dengan baik. Kelebihan Crawler Mounted Bulldozer : 1. Daya dorong lebih besar, terutama pada lapangan-lapangan yang lunak, seperti pada tanah lumpur dan tanah gembur. 2. Dapat beroperasi pada tanah yang berlumpur. 3. Dapat beroperasi pada tanah yang berbatu, dimana mungkin ban akan rusak berat. 4. Dapat beroperasi pada tanah yang kasar, hal ini bisa mengurangi biaya pemeliharaan jalan. 5. Daya apung lebih besar, karena ground contact lebih besar sehingga tekanan roda persatuan luas kecil. 6. Penggunaannya lebih flexibel dan lebih luas (untuk berbagai jenis lapangan).

Kelebihan Wheel Mounted Bulldozer : 1. Kecepatan gerak yang lebih besar untuk bergerak dari lokasi pekerjaan satu ke lokasi pekerjaan yang lain. 2. Tidak memerlukan alat angkut untuk membawa alat ke lokasi pekerjaaan. 3. Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan jalan yang cepat. 4. Kelelahan operator kecil. 5. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan di atas jalan raya. (Kampuzsipil, 2011) 2.2 Deskripsi Alat Ripper Selain bxlade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa : Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan. Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan. (Wikipedia, 2015) Jika dijumpai tanah keras misalnya tanah liat kering, maka penggalian daapat dilakukan dengan ripper (pembajak). Alat ini pada dasarnya tidak lain seperti bajak yang gigi-giginya terbuat dari baja sedemikian rupa sehingga dapat diberikan tekanan cukup besar untuk dapat masuk ke dalam tanah keras. Ripper ini ada yang merupakan alat tersendiri yang ditarik (towed) oleh traktor, dan ada juga yang merupakan alat pelengkap (attachment) yang dipasang pada traktor sebagai alat penggeraknya. (Wigroho, 1998) Dalam paper ini akan dibahas tentang ripper sebagai alat tersendiri yang ditarik (towed).

Jika dalam pekerjaan pembersihan lapangan dijumpai tanah yang keras (missal : lempung keras), sering kali pekrjaan dengan memakai blade bulldozer kurang berhasil, dengan demikian efektivitas produksi akan berkurang, disamping hal itu juga blade akan cepat rusak. Jika volume pekerjaan tanah keras ini cukup banyak, maka pekerjaan yang paling efektif adalah dengan cara menggemburkan dulu tanah tersebut, alat yang digunakan pada pekerjaan ini disebut Ripper (bajak). Alat ini pada dasarnya sebuah bajak yang gigi-giginya terbuat dari baja yang keras, sehingga kepadanya dapat diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksanya masuk ke dalam tanah. (Kampuzsipil, 2011) Gambar 1 Multi shank ripper Sumber : (Kampuzsipil, 2011)

2.2.1 Jenis-Jenis Ripper Jenis-jenis ripper dibedakan menurut keadaannya sebagai berikut : 1. Ripper yang berupa alat tersendiri. 2. Ripper yang ditarik oleh tractor : Dengan kendali kabel. Dengan kendali hidrolis. 3. Ripper yang berupa attachment yang dipasang pada tractor sebagai tenaga penggeraknya : a. Adjustable parallelogram (giginya sejajar dan bisa diatur/dilepas) Single shank (gigi tunggal). Multi shank (gigi banyak). b. Parallelogram (giginya sejajar kaku) Single shank (gigi tunggal). Multi shank (gigi banyak) c. Hinge (berupa piringan) dengan ukuran tertentu. (Kampuzsipil, 2011) Gambar 2 Macam-macam Multi shank ripper Sumber : (Wigroho, 1998)

Gambar 3 Macam-macam Single shank ripper Sumber : (Wigroho, 1998) 2.2.2 Fungsi Ripper Seperti telah dijelaskan sebelumnya, fungsi ripper adalah untuk menggemburkan tanah-tanah yang keras. Tetapi tidak semua tanah keras bisa dikerjakan oleh ripper, kadang-kadang harus dilakukan peledakan. Gambar 4 Ripper Sumber : (Energytoday)

2.2.3 Macam Ripper 1. Multi-shank-rippers(rigidtype) Ripper ini memiliki tiga buah shank rippers yang disusun secara parallel. Multi-shank rippers ini sangat efisien digunakan pada daerah yang memiliki material lunak karena sudut gali (digging angel) ripper ini dapat optimum. 2. Multi-shank-rippers(variabletype) Ripper ini memiliki tiga buah ripper point yang dapat divariasikan sudutnya secara hidrolik disesuaikan dengan kondisi material yang digalinya. 3. Giant-rippers(variabletype) Giant rippers dirancang khusus untuk memecah material batu yang cukup keras. Ripper ini memiliki sebuah ripper point yang dapat diatur (adjustable) guna menyesuaikan dengan material yang digali. (Visionlink, 2014) 2.3 Gambaran Umum Gambar 5 Bagian-bagian Dozer Sumber : (Visionlink, 2014)

1.Blade 2.Bladeliftcylinder 3.Cabin 4.Fueltank 5.Ripper 6.Sprocket 7.Trackroller 8.Straightframe 9.Trackshoe 10.Canopy

BAB III METODE KERJA 3.1 Penggerak (Prime Mover) 3.1.1 Konstruksi dan operasi Roda rantai / Crawler Roda rantai modern dibangun dari jalinan rantai yang tersambung membentuk loop tertutup. Sambungan berupa engsel yang memungkinkan sabuk rantai tetap fleksibel dan mampu dilipat. Jalinan rantai seringkali lebar, dapat dibuat dari baja paduan mangan untuk kekuatan dan kekerasan tinggi dan tahan gesekan. (Wikipedia, 2015) Kendaraan dengan roda rantai belok dengan cara menghentikan sementara atau mengurangi kecepatan salah satu sisi roda. Misal ketika ingin berbelok ke kanan, maka roda kanan yang dihentikan atau dikurangi kecepatannya sedangkan roda kiri tetap berputar. Sehingga pada sebagian besar kendaraan teknik tidak ada roda kemudi, melainkan dua tuas / pijakan yang digunakan untuk mengatur kecepatan atau menghentikan masing-masing sisi roda. (Wikipedia, 2015) Gambar 6 Diagram Roda Rantai Sumber : (Wikipedia, 2015) Diagram roda rantai dengan suspensinya (1=penggerak belakang, 2=sabuk, 3=roda pengembali, 4=penggerak depan, 5=roda yang bergerak bersama dengan sabuk, 6=roda idle yang berfungsi sebagai pengencang sabuk)

Crawler Tractor atau sering disebut traktor beroda rantai, merupakan sebuah traktor dengan crawler terdiri atas satu set track yang menempel pada link untuk bergerak /berpindah dengan merayap. (blog, 2015) Perpindahan dilakukan dengan cara tram motor memutar track pada sproketnya. Crawler digunakan untuk memindahkan crane (merayap) di area kerja dengan cara tram motor memutar track pada sproketnya. (blog, 2015) Kelebihan Penggunaan Roda rantai Kendaraan roda rantai memiliki pergerakan yang lebih baik dibandingkan kendaraan roda biasa pada daerah dengan medan yang sulit. Roda rantai bergerak mulus pada gundukan, mampu "menginjak" hambatan kecil hingga pagar yang tinggi. Pengendara kendaraan ini akan merasakan bahwa mengendarainya sama seperti mengendarai perahu di atas air. Roda rantai umumnya lebih keras dibandingkan roda biasa sehingga sulit berlubang meski telah melalui medan yang sulit. Roda rantai memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk terjebak di lahan yang empuk karena luas permukaan kontak yang sangat lebar sehingga mengurangi tekanan tanah. Dengan luas permukaan kontak yang lebar memungkinkan kendaraan lebih mudah digerakkan karena slip menjadi jauh lebih rendah. Slip adalah rasio perbandingan antara jumlah keliling putaran roda terhadap jarak tempuhnya. (Wikipedia, 2015) Kekurangan Penggunaan Roda Rantai Kekurangan kendaraan roda rantai adalah top speed yang lebih rendah, kompleksitas mekanika yang lebih tinggi, usia pakai roda yang lebih rendah, dan kerusakaan yang diakibatkan roda rantai baja pada jalan beraspal. Kerusakan pada jalan beraspal bukan karena tekanan ke aspal, melainkan karena gesekan oleh pola sabuk rantai (treads) yang berusuk dan baja yang memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi dibandingkan aspal. Pelapisan roda rantai baja dengan karet mencegah kerusakan ini, karena karet bersifat lunak. (Wikipedia, 2015)

3.2 Kegunaan Ripper Membantu dalam pembersihan lapangan, yaitu dengan melewatkan ripper beberapa kali, sehingga sebagian besar akar-akar pohon yang dilewati akan terputus Dengan gigi-giginya pohon dapat ditumbaangkan tanpa harus menggali tanah di sekeliling pohon Membantu menggemburkan tanah di tempat-tempat yang bertanah keras Menuat parit kecil untuk menggenagkan air Merobek pavement yang terbuat dari ubin, beton, atau aspal yang sangat sukar jika digali dengan alat lain (Soemardikatmodjo, 2003) 3.3 Kondisi Kerja Ripper Kondisi kerja Ripper tergantung dari hal-hal berikut : 1. Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada 2. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : Ukuran medan dan peralatan 3. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin. 4. Metoda operasional dan perencanaan persiapan kerja 5. Pengalaman dan keterampilan operator dan pengawas untuk pekerjaan tersebut (Soemardikatmodjo, 2003) 3.4 Pemeliharaan alat Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah : 1. Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur 2. Kondisi ripper atau penggarunya 3. Persediaan suku cadaang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan 4. Kondisi traksi ban yanng digunakan (dalam hal ini traksi berbentuk roda rantai / Crawler) (Soemardikatmodjo, 2003)

3.5 Teknik Pengoperasian Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan menggunakan dozer ada dua teknik yang sering digunakan, yaitu side by side dozing dan slot dozing. Pada teknik side by side dozing, dua dozer bekerja bersama secara berdampingan. Pisau kedua dozer dihimpitkan sedekat mungkin. Hal ini untuk menghindari spillage atau keluarnya material dari pisau. Kelemahan dari teknik ini adalah manuver alat yang lama sehingga tidak praktis untuk pemindahan berjarak kurang dari 15 m dan lebih dari 10 m. Sementara itu, pada teknik slot dozing dibuat semacam penghalang di sisi pisau, yang berfungsi untuk menghindari adanya spillage dari dozer. Penggunaan teknik ini dapat meningkatkan produktivitas. (adjisutama, 2014) Gambar 7 Slot Dozing Gambar 8 Side by Side Dozing Sumber : (adjisutama, 2014)

BAB IV PRODUKTIVITAS ALAT 4.1 Perhitungan Produktivitas Alat Gambar 9 Multi Shank Tractor Ripper Sumber : (greencrazy) Ripper adalah alat untuk membajak/menggemburkan tanah keras (lempung keras). Tanah keras ini efektif bila dikerjakan dengan bulldozer karena blade akan cepat rusak, sehingga bulldozer bisa juga dilengkapi dengan ripper. (Soemardikatmodjo, 2003) Gigi ripper dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kedalaman penggalian yang dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru. (Soemardikatmodjo, 2003)

Kapasitas Produksi ripping dengan Multi Shank Ripper adalah sebagai berikut : Keterangan : KP = Kapasitas produksi ripping LK = Lebar kerja (meter) P J = Kedalaman penetrasi (meter) = Jarak ripping (meter) FK = Faktor koreksi F R Z = Kecepatan maju (m/menit) = Kecepatan mundur (m/menit) = Waktu tetap Efisiensi kerja (E) : Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Pada kenyataan yang sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensiyang mendekati kenyataan.

Tabel 1 Efisiensi Kerja Kondisi alat Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63 Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54 Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45 Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32 (Soemardikatmodjo, 2003) Tabel 2 Umur Ekonomis Alat Berat Kondisi Lapangan Jenis Alat Ringan (thn- Sedang (thn- Berat (thn- jam) jam) jam) Bulldozer 6 12.000 5 10.000 4 8.000 Wheel Loader 9 18.000 7,5 15.000 6 12.000 Motor Grader 7 14.000 5,5 11.000 4,5 9.000 Motor Scraper 7,5 15.000 5 10.000 4 8.000 Track tractor 6 12.000 5 10.000 4 8.000 Shovel Tractor 6 12.000 5 10.000 4 8.000 Dredger 20 40.000 15 30.000 8 16.000 Batching & Mixing Plant 15 30.000 12 24.000 10 20.000 Portable mixer 4 8.000 3 6.000 2 4.000 Truck Diessel 9 18.000 7 14.000 5 10.000 Track Loader 8 16.000 6 12.000 4 8.000 Rippers 6 12.000 5 10.000 4 8.000 (Shalahuddin, 2009)

Tabel 3 Pemakaian Gemuk No Jenis Alat Kondisi Lapangan (kg/jam) Ringan Sedang Berat 1 Track Type > 100 HP 0,2 0,3 0,5 2 75 100 HP 0,15 0,25 0,45 3 25-50 HP 0,1 0,2 0,4 4 25-50 HP 0,05 0,15 0,25 5 Wheel Type 100 150 HP 0,05 0,15 0,25 6 Unit yang Ditarik 0,05 0,1 0,15 7 Dreger 1 2 3 (Shalahuddin, 2009) Tabel 4 Nilai Efisiensi Operator Berdasarkan Kelas No Operator Efisiensi 1 Kelas I 1 2 Kelas II 0,8 3 Kelas III 0,7 (Leo, 2010) 1. Kelas I (Kemampuan baik) Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar( cycletime)pendek Melaksanakanpadapekerjaandenganperalatankapasitasberatdanken dali(kontrol) mutahir

2. Kelas II (Kemampuan sedang) Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar(cycletime) sedang Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan kendali (kontrol) mutakhir 3. Kelas III (Kemampuan cukup) Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar(cycletime)cukup Melaksanakan pada pekerjaan cukup Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan kendali (kontrol) mutahir (Leo, 2010) Tabel 5 Faktor Manajemen dan Sifat Manusia Sifat Manusia Faktor Manajemen Sempurna 60/60 1 Baik 55/60 0,92 Sedang 50/60 0,82 Buruk 45/60 0,75 (Leo, 2010)

Tabel 6 Nilai Efisiensi Faktor Cuaca Keadaan Cuaca Efisiensi (Leo, 2010) Baik 1 Sedang 0,8 Tabel 7 Nilai Efisiensi Kondisi Lapangan Kondisi Lapangan Efisiensi Berat 0,7 Sedang 0,8 Ringan 1 (Leo, 2010) Tabel 8 Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar (Putra, 2010)

4.2 Contoh Soal Contoh Soal 1: Tentukan produksi ripping dengan data single shank ripper yang ditarik oleh traktor tipe D9H.CAT jika diketahui : Jarak (space) ripping (s) : 0,915 m Kedalaman ripping (h) : 0,610 m Panjang ripping (L) Kecepatan ripping (v) Waktu balik (t) Asumsi waktu (T) : 91 m : 1,6 km/jam = 26,6 m/menit : 0,25 menit : 60 menit/jam

Perlu diingat bahwa hasil ini 10% - 20% lebih tinggi dari produksi sebenarnya, jadi : Jadi produksi sebenarnya antara 673,20 BM3/jam 757,4 BM3/jam. Produksi ini belum dikoreksi dengan kondisi pekerjaan (job condition), peralatan dan operator. Contoh Soal 2 : Sebuah Bulldozer D35A digunakan untuk pekerrjaaan ripping. Jarak ripping rata-rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah sebagai berikut : Attachment yang digunakan adalah giant ripper Kedalaman penetrasi = 0,30 meter

Konversi material = 1,25 Faktor efisiensi waktu = 0,83 Efisiensi kerja = 0,75 Efisiensi operator = 0,80 Berapa produksi ripping dai buldozer tersebut? Jawab : Lebar kerja (LK) = 2P = 2. 0,3 = 0,6 meter Kedalaman penetrasi (P) = 0,3 meter Jarak kerja (K) = 30 meter Kecepatan gigi maju terkoreksi (F) = 0,75. 3,3 = 2,48 km/jam = 41,25 m/menit Kecepatan gigi mundur terkoreksi (R) = 0,85. 3,2 = 2,72 km/jam = 45,33 m/menit Waktu tetap (Z) = 0,05 menit Faktor koreksi (FK) total terdiri dari : Efisiensi waktu = 0,83 (Tabel 1) Efisiensi kerja = 0,75 (Tabel 1) Efisiensi operator = 0,80 (Tabel 4) 0,83. 0,75. 0,80 = 0,50

BAB V PENUTUP Kesimpulan Ripper adalah suatu alat yang digunakan untuk menggemburkan material dengan cara menggaru atau membajak (ripping) Berdasarkan alat penggarunya ripper terbagi tiga yaitu Single shank ripper, multi shank ripper dan giant ripper Kekuatan ripper tergantung dari apada kemampuan gigi-giginya untuk masuk ke dalam tanah Jenis ripper dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Ripper sebagai alat sendiri 2. Ripper yang disambungkan dengan alat lain Saran Penggunaan alat berat haruslah sesuai dengan klasifikasi pengerjaan alat berat tersebut agar menghasilkan hasil pekerjaan yang maksimal

DAFTAR PUSTAKA adjisutama. (2014). Retrieved 2015, from https://adjisutama.files.wordpress.com/2014/02/ptm.pdf agrimachine. (2012). Retrieved 2015, from china.agrimachine.cn: http://www.google.co.id/ blog, a. b. (2015). Retrieved 2015, from http://www.alatberat.com/blog/bagian-danfungsinya-dari-crawler-mobile-crane/ Energytoday. (n.d.). Retrieved 2015, from Energytoday.com greencrazy. (n.d.). Retrieved 2015, from http://www.greencrazy.com/images/toys/45086.jpg Kampuzsipil. (2011). Retrieved 2015, from http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/12/alat-alat-berat-pada-pekerjaangalian.html Leo, S. (2010). Dasar-dasar Pemindahan Mekanis. Pekanbaru: Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Riau. Putra, A. D. (2010). Makalah alat Berat. Retrieved 2015, from http://www.slideshare.net/roni_279/makalah-alat-berat Saifoemk. (2012). Retrieved 2015, from http://saifoemk.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/ab3.pdf Shalahuddin, M. (2009). Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis. Pekanbaru: Pusbangdik Universitas Riau. Soemardikatmodjo, I. (2003). Alat-alat berat. Visionlink. (2014). Pengenalan alat berat bulldozer. Retrieved 2015, from http://visionlink-blog.blogspot.com/2014/06/pengenalan-alat-berat- 1bulldozer.html Wigroho, H. S. (1998). Alat-alat Berat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wikipedia. (2015). Wikipedia. Retrieved 2015, from Wikimedia Commons: http://id.wikipedia.org/wiki/bulldozer