repository.unimus.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

BAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.Tb),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik disebabkan

Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis Serta Mengenal Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratorium

Indonesia dalam rangka percepatan Millenium Development Goals (MDGs) mentargetkan penemuan kasus baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

I. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN EKSTERNAL (PME) PADA PEMERIKSAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS KECAMATAN WILAYAH JAKARTA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

ABSTRAK. Kata Kunci: Mycobacteriun tuberculose, Homogenisasi. PENDAHULUAN. penyakit AIDS serta bertambahnya penderita Diabetes Mellitus yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi BTA Basil Tahan Asam atau (BTA) adalah nama lain dari M. tuberculosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan


BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan

DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berhasil disembuhkan. Apalagi diakibatkan munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1 Stephanie O. Willar 2 John Porotu o 2 Olivia Waworuntu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penyakit TBC merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri Mycobaterium tuberculosis. Bakteri M. tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob obligat. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). BTA bersifat patogen saprofit yang hanya berukuran 0,3 x 2 sampai 4 µm (Endahyani et al, 2010). World Health Organization (WHO) meyatakan bahwa TB saat ini telah menjadi ancaman global. Penyakit TB yang termasuk penyakit menular disebabkan oleh (M tuberculosis). Tuberculosis paru (TB paru) menjadi penyebab kematian ke dua di Indonesia setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Setiap tahun terdapat 583.000 kasus TB paru di Indoensia. Ditemukan cakupan semua kasus TB paru di daerah Jawa Tengah mencapai 39.238 (Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2011). Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman Tuberculosis mempunyai arti yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis penyakit TB. Salah satu pemeriksaan hapusan dahak mikroskopis langsung adalah

2 dengan pewarnaan Ziehl Neelsen. Teknik pewarnaan ini dinamakan menurut kedua orang peneliti yang mengembangkannya pada akhir 1800-an. Prosedur ini menggunakan pewarna utama dengan pemanasan, dan biru metilena Loeffler sebagai pewarna pembanding (Hadioetomo, 1993). Teknik pewarnaan pemeriksaan BTA, yaitu Ziehl Neelsen mempunyai kelebihan dalam adanya latar belakang berwarna biru terang, sehingga basil merah tampak jelas, serta reagen terjangkau dan mudah didapat. Selain itu, teknik pewarnaan Ziehl Neelsen dapat dilakukan secara cepat, mudah, akurat, dan tidak memerlukan biaya mahal. Namun dalam pelaksanaannya, teknik pewarnaan Ziehl Neelsen juga mempunyai kekurangan, misalnya dalam pengecatan BTA, tidak hanya bakteri TB saja yang mampu menyerap warna, namun ada juga bakteri lain yang mampu menyerap warna layaknya bakteri TB, yang dinamakan Mycobacteria Other Than TB (MOTT). Contoh dari Mycobacteria Other Than TB (MOTT) adalah M. kansasi, M. avium, M. intra cellular, M. scrofulaceum, M. malmacerse, dan M. xenopi. Hal ini menyebabkan terjadinya positif palsu sehingga diagnosis penyakit pada pasien kurang tepat (Salvana,et.al 2007). Upaya penegakkan diagnosis pada pasien tidak hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan Ziehl Neelsen, namun juga terdapat teknik lain yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pada pasien, yaitu dengan kultur resistensi. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lama dan reagen yang lebih mahal, serta dibutuhkan tenaga yang terampil dan sudah terlatih. Peran biakan dan identifikasi bakteri M. tuberculosis pada pengendalian TB

3 adalah untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien tertentu, yaitu pasien TB ekstra paru, pasien TB anak, dan pasien TB BTA negatif. Pemeriksaan tersebut dilakukan jika keadaan memungkinkan dan tersedia laboratorium yang telah memenuhi standar (Kemenkes RI, 2011). Perkembangan teknologi saat ini yang mampu mendeteksi TB dengan cepat dan akurat adalah dengan pemeriksaan GeneXpert. GeneXpert MTB/RIF adalah suatu alat uji yang menggunakan catridge berdasarkan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) secara automatis untuk mendeteksi kasus TB dan resistensi rifampisin. Alat ini cocok untuk negara endemis, dan dapat dilakukan walaupun sampel sputum hanya 1 ml (Ibrahim & Hakeem, 2013). GeneXpert merupakan tes molekuler berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). Cara kerja GeneXpert ini dinilai lebih akurat karena mesin GeneXpert langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri dan menggunakan ultrasonik untuk menghancurkan sel bakteri secara cepat. Kelebihan utama dari GeneXpert ini adalah hasil pemeriksaan dapat diketahui secara cepat yaitu kurang lebih 1 sampai 2 jam, dengan hasil yang lebih akurat bahwa pasien benar-benar penderita TB (Susanty et al., 2015). Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga merupakan salah satu rumah sakit rujukan paru wilayah Jawa Tengah yang terletak di Jalan Hasanudin 806, Salatiga. Rumah sakit ini mampu melayani pasien rawat jalan dan rawat inap penderita penyakit paru, khususnya suspek TB. Penderita penyakit TB yang melakukan pengobatan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga mengalami peningkatan setiap tahunnya (Data rekam medis RSP dr. Ario

4 Wirawan Salatiga). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan hasil pemeriksaan BTA dengan metode Ziehl Neelsen dan GeneXpert untuk mengetahui metode yang lebih tepat dan cepat dalam penegakan diagnosa penderita TB. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan penemuan hasil pemeriksaan mikroskopis TB dengan cara pewarnaan Ziehl Neelsen dibandingkan dengan hasil pemeriksaan TB dengan GeneXpert? 1.3 Tujuan Penelitian a. Mengetahui hasil pemeriksaan suspek TB dengan metode Ziehl Neelsen di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. b. Mengetahui hasil pemeriksaan suspek TB dengan GeneXpert di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. c. Menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan suspek TB dengan metode Ziehl Neelsen dan dengan GeneXpert di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian a. Memberi masukan kepada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga agar informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai

5 pertimbangan dalam menunjang penentuan diagnostik sehingga dalam menentukan pengobatan tepat pada sasaran, dan memperkecil angka kejadian penularan penyakit Tuberkulosis. b. penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam melakukan pemeriksaan TB, sehingga akan membantu dalam penentuan metode lebih tepat. 1.5 Originalitas Tabel 1. Originalitas No Nama/tahun Judul 1. Alvinova Adriyani/2016 Gambaran Perbandingan Pemeriksaan Mikroskopis Basil Tahan Asam dengan Variasi Carbol Fuchsin dan Methyelen Blue Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan variasi carbol fuchsin dan methyelen blue pada pewarnaan BTA maka dapat disimpulkan konsentrasi yang paling baik adalah pewarnaan menggunakan carbol fuchsin 1% dengan methyelen blue 0,1% sebagian besar berwarna baik muncul sebanyak 5 kali pengulangan (83,3%). Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbandingan variasi carbol fuchsin dan methyelen blue pada pewarnaan BTA. 2. Mochammad Ichwanuddin/2016 Uji Diagnostik Konvensional Ziehl Neelsen dibandingkan Modifikasi Ziehl Neelsen pada Pulmonary Tuberculosis Data hasil pengecatan dan kultur diolah uji diagnostik untuk mendapatkan nilai sensitifitas, spesifitas, NPV, PPV, Akurasi, dan prevalensi. Dari keseluruhan sampel didapatkan prevalensi sebesar 48%. Uji Diagnosis Konvensional Ziehl Neelsen dengan Kultur didapatkan Sensitivitas 98%, Spesifitas 98%, PPV 98%, NPV 98% dan Akurasi 98%. Uji Diagnosis Modifikasi Ziehl Neelsen dengan Kultur didapatkan Sensitivitas 27%, Spesifitas 98%, PPV 93%, NPV 57% dan Akurasi 61%. Disimpulkan bahwa setelah dilakukan uji diagnostik didapatkan bahwa Konvensional Ziehl Neelsen lebih unggul dalam pemeriksaan sputum untuk pulmonary TB.

6 No 3. Nama/tahun Agung Hartoko/2014 Judul Perbandingan Pemeriksaan Genexpert dan Kultur LowensteinJensen (LJ) pada Pasien Suspek MDRTB Kesimpulan dari penelitian ini adalah GeneExpert memiliki sensitivitas tinggi, dan spesivisitas yang rendah. Berdasarkan dari data diatas, peneliti akan mengangkat judul : Perbedaan Pemeriksaan Basil Tahan Asam Metode Ziehl Neelsen dan GeneXpert. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode dan bahan yang digunakan.