SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS INDIVIDU SAINS ARSITEKTUR II

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

BAB III TINJAUAN KHUSUS

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di Susun Oleh : AHMAD NIDLOM ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB III ELABORASI TEMA

ASPEK PERANCANGAN KENIKMATAN FISIK BANGUNAN TERHADAP PENGARUH IKLIM. Kemala Jeumpa* Bambang Hadibroto * Abstrak

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

MUSEUM TSUNAMI ACEH PENGERTIAN

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

TUGAS SAINS ARSITEKTUR II

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB II. Bioklimatik Desain. Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

BAB IV : KONSEP. Bagan 28.Konsep Alur Kegiatan m2 Penunjang m2 Rawat Jalan m2 Rawat Inap m2 Service. 780.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN

GEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA. Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB III ELABORASI TEMA

MODUL I RPKPS DAN TUGAS BANGUNAN PINTAR PENGAMPU : DR. AGUNG MURTI NUGROHO ST, MT.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB III TINJAUAN PELINGKUP BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB VI HASIL RANCANGAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB III KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur. Tropis dalam Kaitannya dengan Kenyamanan Thermal pada Rumah

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

ARTIKEL ILMIAH OBYEK ARSITEKTUR YANG MENGANDUNG BAHASAN TENTANG SAINS ARSITEKTUR

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Transkripsi:

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : FERIA ETIKA.A. (0951010024) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR TAHUN AJARAN 2011/2012

ARSITEKTUR TROPIS. Pengertian umumnya adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi denganlingkungan yang tropis Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini halyang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri.tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara,dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memilikin iklim dengan panasyang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah udara.pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyakdengan material lokal dan alami. seperti kayu, bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arahpencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukupnyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat. Ciri-ciri iklim tropis basah : 1. Curah hujan tinggi 2. Kelembaban tinggi 3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat 4. Angin (aliran udara) sedikit 5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun) 6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap. ciri-ciri bangunan tropis 1. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing keatas, walaupun ada pula yang melengkung. 2. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias dan cahaya berlebihan. 3. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin. 4. Banyak menggunakan material alam, seperti: Kayu, Batu, bambu, dll. 5. Dinding, Lantai, dll biasanya menggunakan warna-warna alam. 6. Tumbuh-tumbuhan, Air, dll disekitar bangunan sedapat mungkin didesain agar menjadi satu kesatuan dengan bangunan.

7. Ukuran dan tataruang bangunan disesuai dengan kebutuhan. 8. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami. Dari uraian diatas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan pemecahanrancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropisdapat berbentuk apa sajatidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional.

Intiland Tower Surabaya Indonesia adalah negara yang berada di iklim tropis, belakangan ini para arsitek memperbincangkan desain arsitektur yang ramah lingkungan, hemat energi dengan mengusung konsep arsitektur tropis. Pengunaan energi yang berlebihan, salah satu dari pemborosan listrik. Walaupun sebuah bangunan dan ruang didalamnya dirancang agar mendapatkan cahaya alami secara efektif, namun sistem pencahayaan buatan berupa lampu tetap dibutuhkan. Sistem pencahayaan buatan digunakan pada cuaca buruk dan malam hari, ketika distribusi pencahayaan alamai dari matahari sudah tidak efektif Pencahayaan alami dalam suatu bangunan atau gedung diperoleh dari bukaanbukaan yang ada, yaitu dari jendela, skylight, maupun void. Untuk jendela misalnya, pengunaan kaca jenis dan warna tertentu dapat mengahantarkan cahaya alami ke dalam ruangan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan kaca dengan jenis dan warna lainnya. Pada gedung-gedung yang disebut sebagai gedung hemat energi dan ramah lingkungan, pengunaan material kaca untuk jendela telah diperhitungtkan agar bisa menangkap cahaya alami dengan efektif. Oleh karena itu, akan menjadi sangat menarik jika sistem pencahayaan terhadap kenyamanan kerja di gedung Intiland Tower Surabaya, yang mana disebut sebagai salah satu bangunan arsitektur yang ramah lingkungan.

Analisis Penerapan System Pencahayaan Alami Pada Gedung Intiland Tower Surabaya Analisis penerapan system pencahayaan alami pada gedung Intiland tower Surabaya adalah salah satu banguna arsitektur di Indonesia yang sebuatan arsitektur ramah lingkungan dengan menekan penerapan system pencahayaan alamiyang dirancang oleh arsitek Amerika, Paul Rudolph. Intiland tower Surabaya mengunakan Konsep Tropis vernacular, yaitu konsep pemanfaatan potensi alam untuk membantu life cycle bangunan, salah satu penyiasatan sinar matahari berlimpah pada daerah tropis. Analisis Penerapan System Pencahayaan Alami Pada Interior Bangunan.

Interior gedung Intiland Tower Surabaya (sisi bagian barat bagunan digunakan sebagai selasar) Pembayangan sinar matahari adalah merupakan satu-satunya cara yang efisien untuk mengurangi beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol dengan perancangan luas jendela Melindungi permukaan bangunan dari panas matahari, yang mampu memancar ke dalam bangunan Faktor yang harus dipenuhi: Tidak silau Melindungi bangunan dari hujan Mampu menghalangi atau mengurangi masuknya panas (mengontrol hantaran panas) Memberikan view keluar yang cukup Mampu memperlancar angin Estetika memenuhi Jumlah sinar yang masuk untuk penerangan alam juga terpenuhi

Keuntungan menggunakan tabir surya: Menggunakan tabir surya, merupakan aspek penting dari salah satu upaya strategi mengarah pada bangunan yang hemat energi Menggunakan tabir surya dapat meningkatkan kenyamanan visual (visual comfort), dengan mengontrol cahaya yang masuk, dan mengurangi adanya kekontrasan. Upaya seperti ini, dapat menciptakan kepuasan dan tingkat produktivitas kerja yang tinggi. Dengan menggunakan tabir surya, maka diperoleh kesempatan untuk memberikan tampilan fasad yang berbeda dari yang lain. Dalam desain Gedung Intiland Tower ini mengunakan sun shading yang untuk pendinginan alami, penggunaan energi surya. Namun, bangunan ini pun memiliki nilai tambah dalam karya seni dengan design dan rancangannya yang berbeda dari gedung lainnya sehingga menjadi bagunan ramah lingkungan paling indah yang pernah ada di Indonesia. Matahari sebelah Barat Matahari sebelah timur shading

KESIMPULAN : Bahwa gedung intilang tower selaindifungsikan sebagai rental office bangunan ini juga sebagai bagunan arsitektur tanggap terhadat lingkungan. Sistem pencahayan menjadi landasan pertama bagi Arsitek untuk mencapai bangunan Arsitektur Tropis di Indonesia. Pencahayaan pada kantor management gedung intilang tower Surabaya efektif dapat memenuhi kebutuhan cahaya untuk mendukung aktivitas para penggunan ruangan, yang mana system pencahayaan pada gedung Intiland Tower Surabaya dirancang dapat menekan penggunaan beban pendingginan,