IBM PENINGKATAN SKILL LAS UNTUK PENGURUS BADAN USAHA MILIK GAMPONG (BUMG) DESA JAMBO TIMU DENGAN PELATIHAN PENGELASAN MENGGUNAKAN METODE SMAW

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PERENCANAAN PENGELASAN UPPER DRUM KAPASITAS 3500 KG/JAM DENGAN TEKANAN 33 KG/CM² TUGAS AKHIR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS

PELATIHAN KETERAMPILAN LAS UNTUK MASYARAKAT USIA PRODUKTIF DI KELURAHAN SUKAJADI KEC. SUKAJADI KOTA PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Pelatihan Pengelasan Karang Taruna Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

PENYULUHAN KAMPUH DAN KEKUATAN LAS UNTUK PEMUDA DESA GULON

IbM PELATIHAN TEKNIK PENGELASAN BAGI MASYARAKAT KURANG PRODUKTIF DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Studi Kekuatan Sambungan Las Baja AISI 1045 dengan Berbagai Metode Posisi Pengelasan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

DAFTAR ACUAN. WIB 2. Alat Uji Keausan Bahan.

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

BAB VI PENARIKAN KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUJIAN MEKANIK PADA KUALIFIKASI WPS/PQR SMAW WELDING PIPA API 5L X42 BERDASARKAN API 1104

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

KISI KISI SELEKSI DAERAH CALON COMPETITOR INDONESIA SKILLS COMPETITION X

PELATIHAN PRAKTIK PENGELASAN BAGI MANTAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI JAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGELASAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

FIELD PROJECT STUDI TEKNIK PENGELASAN PADA ENGINE BAD COVER. Oleh Mujib Ridwan Nrp

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Bevel Akibat Kombinasi Pengelasan Fcaw dan SMAW terhadap Kekuatan Impact Butt Joint pada Spesimen Pipa Api 5l Grade X42

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP KETANGGUHAN SAMBUNGAN BAJA A36 PADA PENGELASAN SMAW

NATIONAL WELDING COMPETITION 2018

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : PRAKTIK LAS OKSI-ASITELEN

PERHITUNGAN BIAYA PENGELASAN TERHADAP KETEBALAN PELAT DAN JENIS SAMBUNGAN LAS di PT. B

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN KECEPATAN SERTA KELEMBAPAN FLUX TERHADAP HASIL IMPACT

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA TERBENTUKNYA TEGANGAN SISA DAN DEFORMASI PADA PENGELASAN PIPA BEDA JENIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

Program Studi Teknik Mesin S1

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

PERANCANGAN PRESSURE VESSEL KAPASITAS 0,017 M 3 TEKANAN 1 MPa UNTUK MENAMPUNG AIR KONDENSASI BOGE SCREW COMPRESSOR ABSTRAK

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Transkripsi:

IBM PENINGKATAN SKILL LAS UNTUK PENGURUS BADAN USAHA MILIK GAMPONG (BUMG) DESA JAMBO TIMU DENGAN PELATIHAN PENGELASAN MENGGUNAKAN METODE SMAW Muhammad Razi 1, Zaini 2, Muhammad Haiyum 3, dan Bukhari 4 1,2,3&4 Mechanical Engineering Department, Lhokseumawe Polytechnic State Jl. Banda Aceh Medan, Km 280,2 Buket Rata, Aceh, Indonesia Email: razi_ahazy@yahoo.com Abstrak--Desa Jambo Timu termasuk salah satu desa binaan Politeknik Negeri Lhokseumawe, desa ini terletak di pesisir pantai utara yang berbatasan langsung dengan selat Malaka dan desa Kuala. Penduduk desa ini umumnya adalah nelayan dan petani yang bersawah ke desa lain. Banyak pemuda yang putus sekolah di desa ini dan tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, dikhawatirkan dengan meningkatnya jumlah pengangguran akan menjurumuskan para pemudanya pada hal hal yang negatif, untuk mencegah terjadi hal tersebut perangkat desa dibawah arahan kepala desa mengalokasikan sebagian dana alokasi dana gampong (ADG) untuk membuat Badan Usaha milik Gampong (BUMG) berupa satu unit bengkel Las dengan nama bengkel las TAPEUMAJU BERSAMA, saat ini sebagaian besar peralatan untuk mendukung usaha tersebut telah disediakan, seperti mesin genset, alat pemotong besi, dan mesin las portable, namun usaha bengkel las tersebut belum berjalan karena tidak adanya sumber daya manusia (tukang las).untuk itu kepala desa meminta kepada team pelaksana pengabdian Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk memberikan pelatihan pengelasan kepada sepuluh pemuda desa yang dipersiapkan menjadi pengurus/pekerja pada bengkel las Tapeumaju Bersama. Setelah diberikan pelatihan pengelasan dengan metode SMAW kepada lima orang pemuda yang serius mengikuti pelatihan dari sepuluh orang yang dikirim, lima pemuda ini telah mampu melakukan pengelasan dengan baik, mereka juga telah mampu menghitung jumlah kawat las dan material yang diperlukan untuk membuat suatu pekerjaan, mereka juga telah berhasil membuat kontruksi tower air dan membuat teralis besi. Ilmu yang didapatkan selama mengikuti pelatihan pengelasan di Lab Las Politeknik Negeri Lhokseumawe dapat diaplikasikan oleh peserta training untuk membuka bengkel las di desa mereka. Kata kunci : BUMG, Las, SMAW, Las Portable I. PENDAHULUAN Desa Jambo Timu kecamatan Blangmangat Pemkot Lhokseumawe merupakan salah satu desa binaan Politeknik Negeri Lhokseumawe, desa ini disebelah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan sebelah barat berbatasan dengan desa Kuala. Dengan luas wilayah kurang lebih 125,4 Km 2 desa ini tergolong desa yang mempunyai penduduk cukup padat yaitu 1150 jiwa (270 KK), umumnya penduduk desa Jambo Timu bekerja sebagai nelayan dan petani tambak dengan tingkat pendidikan rata-rata masih rendah (umumnya tamatan SMP dan SMA) hanya 25 orang yang melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Desa ini terdiri dari empat buah dusun yaitu dusun Bahagia, dusun Seulamat, dusun Sejahtera dan dusun Meunasah. Seiring adanya program pemerintah tentang alokasi dana desa/gampong (ADG) yang diluncurkan pada tahun 2014, yang diperuntukkan agar masyarakat dapat membangun desa mereka berdasarkan hasil pemikiran bersama, berdasarkan hasil musyawarah antara perangkat desa dan masyarakat dana dimaksud tidak hanya digunakan dalam bentuk bangunan Phisik tetapi juga untuk mendirikan badan usaha milik gampong (BUMG) berupa satu unit bengkel las, sehingga desa akan mempunyai dana tetap pada masa-masa yang akan datang. Bengkel las Tapeumaju Bersama merupakan salah satu unit badan usaha milik gampong (BUMG) yang digagas berdasarkan hasil kesepakatan antara perangkat desa dan masyarakat desa Jambo Timu yang didirikan pada akhir tahun 2014 di desa Jambo Timu kecamatan Balng Mangat Mangat Pemkot Lhokseumawe. Tujuan utama didirikan bengkel las Tapeumaju Bersama adalah untuk mendidik dan menampung pemuda-pemuda desa yang telah putus sekolah agar menjadi pemuda-pemuda yang mandiri, selain mampu menghasilkan pendapatan untuk kebutuhan mereka dan keluarganya juga mampu mendatangkan income tetap bagi pendapatan asli gampong (PAG). Dengan adanya bengkel las tersebut masyarakat desa Jambo Timu dan desa sekitarnya dapat memesan barang-barang teknik hasil pengelasan untuk keperluan konstruksi dan rumah tangga seperti: teralis, pagar besi, pintu besi, rangka papan reklame, dan perbaikan konstruksi-konstruksi ringan seperti pembuatan rangka atap besi untuk kanopi rumah atau perkantoran. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut kepala desa dan perangkatnya telah melakukan pengadaan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan usaha bengkel las dan telah membangun satu unit usaha bengkel di desa Jambo Timu II. METODE PELAKSANAAN A. Metode Pelaksanaan Pelatihan Metode kegiatan yang digunakan pada pelatihan ini adalah : 414

a. Memberikan modul pelatihan dengan alokasi materi 30% teori, 70% praktek. Pemberian teori dan praktek meliputi teori dasar tentang pengelasan listrik. Sedangkan praktek dilakukan langsung terhadap objek yang tersedia dengan menuntun para peserta untuk berlatih dibawah pengawasan dan bimbingan instruktur. b. Peserta pelatihan berjumlah 10 orang yang dikirim berdasarkan rekomendasi dari kepala desa Jambo Timu berdasarkan hasil musyawarah bersama perangkat desa. c. Pelatihan dilakukan di Laboratorium Pengelasan Jurusan Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe, NAD. d. Waktu Pelatihan dilakukan selama 10 hari. Kegiatan pelatihan dimulai pukul 09. 00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. e. Tahapan kegiatan pelatihan tersebut terdiri dari: 1. Tahap Persiapan Pelatihan Pada tahap ini tim pelaksana kegiatan mempersiapkan semua kebutuhan pelatihan yang terdiri dari menyiapkan3 unit mesin las SMAW dengan perlengkapannya, persiapan material praktek, dan persiapan materi teori pelatihan. 2. Tahap Pelatihan Tahap pelatihan terdiri dari pemberian tutorial dan praktek. Materi tutorial tersusun atas pengenalan proses las SMAW pengenalan material pengelasan, pengenalan cacat pengelasan, proses pemeriksaan las dan perhitungan harga las suatu produk. Selanjutnya tahap praktek tersusun atas praktek pembuatan tali las dengan proses SMAW, praktek penyambungan las sudut dan penyambungan las kampuh dengan beberapa variasi posisi las yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Akhir dari praktek las tersebut setiap peserta akan diwajibkan melakukan fabrikasi salah satu produk las sederhana yang sering dilakukan di lapangan menggunakan proses las SMAW. 3. Tahap Evaluasi Penilaian keberhasilan kegiatan pelatihan ini terdiri dari penilaian teori, penilaian praktek dan hasil test akhir. Di awal proses pelatihan setiap peserta akan diberikan test dasar (pretest) sebagai data awal teknis i tentang las SMAW. Selanjutnya di akhir proses pelatihan akan dilakukan ujian akhir untuk melihat perkembangan yang dicapai teknisi sebagai hasil pelatihan. Hasil penilaian tersebut akan dievaluasi untuk mengetahui nilai kompetensi teknisi las tersebut. B. Materi Pelatihan Peserta pelatihan dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar teori las Las Listrik atau SMAW (Shielded metal Arch welding), Tahap ini merupakan satu tahapan yang sangat penting mengingat hampir sebagian besar peserta sangat minim pengetahuannya tentang las SMAW. Evaluasi dalam pelatihan ini akan dilakukan sebanyak 2 kali meliputi tes teori 30% dan tes praktek 70%. Praktek las listrik atau SMAW dibimbing langsung oleh instruktur las terkualifikasi yang merupakan bagian tim 415 pengusul. Kegiatan pelatihan juru las teknik ini dilakukan selama 10 hari, dimana pelatihan ini dilaksanakan secara sistematis dan terjadwal. Seluruh kegiatan pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Pengelasan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe. Tabel 1. Rancangan evaluasi No. Uraian setiap tahap yang dinilai Bobot Nilai 1. Teori dasar 1. Mesin las 2. Dasar dasar pengelasan SMAW 3. Pemilihan elektroda 4. Keselamatan kerja 2 Tahap praktek mengelas 1. Praktek penyetelan mesin las 2. Praktek las overlay 3. Praktek tack weld 4. Praktek fillet weld IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 30% 70 % Hasil yang diperoleh setelah proses pelatihan pengelasan dengan metode SMAW selama sepuluh hari, sebanyak lima peserta training telah berhasil melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan pengelasan, antara lain peserta pelatihan telah mampu melakukan : 1. Pemuda yang telah mengikuti pelatihan mampu menjelaskan dasar-dasar pengelasan listrik SMAW, pemilihan elektroda dan keselamatan kerja. Peserta juga telah mampu melakukan penyetelan mesin las sesuai prosedur, praktek tack weld dan praktek fillet weld 2. Peserta training sudah mengenal alat alat utama dan alat alat bantu untuk proses pengelasan, mereka sudah mampu mempersiapkan peralatan untuk memulai proses pengelasan. 3. Mempersiapkan material dan peralatan yang diperlukan untuk proses pengelasan 4. Menghitung kebutuhan material dan kawat las yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kontruksi atau pesanan. 5. Peserta training mampu melakukan pengelasan titik ( tack weld) dengan benar 6. Peserta mampu melakukan pengelasan sambungan secara benar termasuk membuat produk hasil pengelasan secara mandiri. 7. Peserta mampu melakukan langkah-langkah keselamatan kerja pengelasan Bukti keberhasilan program training yang telah dilaksanakan dapat dilihat dari produk produk yang telah dihasilkan seperti ditunjukkan dalam gambar 1 sampai gambar 8 dibawah ini.

Gambar 1. Instruktur sedang memberikan dan menjelaskan materi kepada peserta training. Gambar 4.Peserta training melakukan sedang melakukan praktek pengelasan tack weld dan fillet weld Gambar 2. Instruktur sedang mempersiapkan bahan bahan dan material untuk proses pelatihan, sedang pada Gambar Gambar 3. Ketua pelakasana IbM sedang mengajarkan cara membuat tali las. Gambar 5. Peserta training melakukan dibawah pengawasan instruktur dan ketua pelaksana IbM sedang mengelas kontruksi tower air dengan kapasitas 1000 liter 416

Gambar 6. Kontruksi tower air hasil kerja peserta training langsung diaplikasikan dilapangan. Gambar 7. Hasil praktek tack weld dan praktek fillet weld oleh peserta training Gambar 8. Peserta training sedang melakukan penyambungan pipa dengan metode SMAW pada posisi over head IV. KESIMPULAN 417 Dari hasil pelatihan dasar las dengan metode SMAW dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Peserta pelatihan yang berjumlah 10 orang dan hanya 5 orang saja yang mampu mengikuti pelatihan ini dengan sempurna dan sesuai target pelatihan yang dilaksanakan selama 10 hari. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan peserta dalam membuat produk pengelasan secara mandiri. 2. Tingkat kehadiran dan kedisiplinan peserta selama mengikuti pelatihan ini untuk lima peserta mencapai 100 % sedangkan lima peserta lagi hanya 45 %.

3. Berdasarkan hasil evaluasi Teori dan Praktek, maka hanya lima peserta dapat dikategorikan lulus dengan memperoleh nilai rata-rata > 85 (standard lulus). SARAN Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Kegiatan pelatihan ini idealnya dapat di wadahi oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Ketenagakerjaan atau Dinas terkait supaya para pemuda yang putus sekolah dapat memperoleh ketrampilan kerja sehingga membantu mereka dalam mencari kerja atau berwirausaha. 2. Pemerintah gampong selaku penerima manfaat langsung dapat memberdayakan kembali para pemuda yang telah memperoleh pelatihan las supaya dapat mengelola unit usaha bengkel las yang dikelola dibawah BUMG. 3. Adanya peningkatan kompetesi bagi para pemuda yang telah mengikuti pelatihan las dasar SMAW untuk mengikuti pelatihan pengelasan tingkat lanjut seperti pengelasan aluminium dan stainless steel. 4. Pihak pelaksana dalam hal ini Politeknik diharapkan mampu menjadikan kegiatan ini sebagai agenda wajib kegiatan tahunan lembaga sebagai wujud kontribusinya terhadap pemberdayaan masyarakat. 5. Pihak P2M Politeknik Negeri Lhokseumawe dapat mempertimbangkan kembali dalam memilih desa desa binaan untuk program pengabdian pada tahun tahun yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA [1] American Welding Society,Eighth Edition, Welding Technology Volume 1 1991 [2] ASME Boiler and Pressure Vessel Code Section IX, Qualification Standard for Welding and brazing procedures, welders, brazzers, and welding and brazing operators, ASME New York, 2010 [3] Andrew D. Althouse, Modern Welding, The Good Heart Wilcox Company, Inc 1992, South Holland [4] George E.Totten, Steel Heat Treatment Handbook : Metallurgy and Technologies, CRC Press, USA, 2006 [5] Sri Widarhto, Petunjuk Kerja Las, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2001. 418