BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BUPATI AGAM. Kep sempadan bangunan *Sesuai dengan aslinya*

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 03/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN FUNGSI JALAN DAN STATUS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 14 (Empat belas)

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

WALIKOTA BANJARMASIN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Kelurahan Simpang Baru

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

UU NO. 38 TAHU UN 2004 & PP No. 34 TA AHUN 2006 TENTANG JALAN DIREKTORAT BINA TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 23 TAHUN 2008

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG JALAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK 3229/AJ 401/DRJD/2006 TENTANG TATA CARA PENOMORAN RUTE JALAN

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN KABUPATEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

malia,perlu menetapkan peraturan Bupati tentang Garis Sempadan jalan; Mengingat : L. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Outline. Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri simpang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ibukota Provinsi Riau (Pekanbaru) adalah 34 KM. Daerah ini merupakan daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan suatu desa yang harmonis dan termasuk desa yang lingkungannya masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

Transkripsi:

36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. (Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan pasal 1 ayat (2)). Jalan tentunya memiliki bagian-bagian yang perlu untuk diketahui. Adapun bagian jalan tersebut antara lain: a. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. b. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu diluar ruang manfaat jalan. c. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan. (http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2013/10/seputarpengertian-jalan.html, diakses pada tanggal 6 September 2017: 10.00 WIB).

37 2. Jenis Jalan dan Kategori Jalan Secara umum jalan itu terbagi ke dalam tiga macam, yaitu jalan umum, jalan khusus, dan jalan tol. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Kemudian jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Sedangkan jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. (https://id.wikipedia.org/wiki/jalan, diakses pada tanggal 6 September 2017: 10.00 WIB). Dalam jalan, terdapat sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan, dan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Yang mana pengelompokkan dan peranannya adalah sebagai berikut: 1) Jalan arteri, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri dibagi menjadi jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan ini menghubungkan pelabuhan utama atau bandar udara utama.

38 2) Jalan kolektor, adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan ini terdiri dari jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder. Jalan ini menghubungkan antar ibukota provinsi, ibukota provinsi dengan kabupaten/kota dan antar ibukota kabupaten/kota. 3) Jalan lokal, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 4) Jalan lingkungan, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan ratarata rendah. Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder. Jalan lingkungan primer merupakan jalan lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di kawasan perdesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan sekunder merupakan jalan lingkungan dalam skala perkotaan seperti di lingkungan perumahan, perdagangan, dan pariwisata di kawasan perkotaan. (https://tanimart.wordpress.com/infrastructures/jalan-definisi/, diakses pada tanggal 6 September 2017:10.00 WIB). 3. Kelas Jalan Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan sebagai berikut :

39 a. Jalan bebas hambatan (freeway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus yang memberikan pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median. b. Jalan raya (highway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah. c. Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter. d. Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah) meter. (http://vitate-a-joel.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-dan-perananjalan.html, diakses pada tanggal 6 September 2017: 10.00 WIB). B. Dasar Hukum Penggunaan Jalan dan Kepemilikan Atas Jalan Dasar hukum dalam penggunaan jalan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun tentang Jalan. Adapun isi pasal

40 yang menunjukkan tentang pengertian jalan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan jalan adalah sebagai berikut: Pasal 1 (1) Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (2) Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. (3) Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. (4) Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. (5) Penyelenggaraan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan. (6) Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan, perencanaan, penyusunan perencanaan umum dan penyusunan peraturan perundangundangan jalan. (7) Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia serta penelitian dan pengembangan jalan. Kemudian untuk kepemilikan atas jalan di atur dan diawasi sepenuhnya oleh pemerintah karena sejatinya pemerintah lah yang memegang kekuasaan penuh untuk mengatur dan melakukan pengawasan dalam hal pembangunan dan penyelenggaraan jalan. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada pasal 1 ayat (8, 9 dan 10) yaitu sebagai berikut: Pasal 1 (8) Pembangunan jalan kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan. (9) Pengawasan jalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan. (10) Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.

41 Dengan demikian, maka sudah jelas bahwa jalan adalah milik pemerintah. Sekalipun jalan itu telah terbagi ke beberapa tempat, namun masyarakat tidak bisa mengklaim bahwa itu adalah jalannya masyarakat kendati jalan itu berada di lingkungan tempat mereka. Karena sejatinya semua jalur yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel adalah sepenuhnya milik pemerintah. C. Jalan Umum di Kelurahan Lubuk Buaya Kelurahan Lubuk Buaya adalah termasuk salah satu Kelurahan terbesar di tingkat Kecamatan Koto Tangah yang merupakan Pusat Rakyat di Kecamatan Koto Tangah. (Ermon, 2014) Kelurahan Lubuk Buaya terdiri atas 21 RW dan 87 RT. Aset wilayah yang dimiliki kelurahan ini membuka peluang untuk tercapainya visi dan misi bersama Kelurahan. Kekompakan dan kerjasama dapat dijadikan modal pembangunan ibarat pepatah, duduak sorang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang. (Ermon, 2014) Letak Kelurahan Lubuk Buaya bisa dikatakan cukup strategis karena di Kelurahan ini, terdapat jalan lintas propinsi yang disebut dengan Jalan Raya Padang-Bukittinggi dan berada antara pusat kota Padang dengan Bandara Internasional Minangkabau, sehingga warga yang berada di pinggir jalan dapat memanfaatkan untuk peluang usaha seperti berdagang atau membuka warung, membangun pertokoan dan perkantoran. (Ermon, 2014).

42 Kelurahan Lubuk Buaya tidak memiliki sumber daya alam. Hal ini disebabkan karena Kelurahan Lubuk Buaya jauh dari perbukitan dan diapit oleh berbagai kelurahan yang lainnya. (Ermon, 2014) Jarak antara kantor Kelurahan dengan kantor Kecamatan + 5 Km dan jarak antara Kelurahan dengan Balai Kota Padang +16 Km. Adapun gambaran umum mengenai wilayah Kelurahan Lubuk Buaya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Gambaran Umum Kelurahan Lubuk Buaya Luas Wilayah Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan Batas-Batas Kelurahan 4,2 Km² 10.900 11. 660 Sebelah Utara berbatasan dengan Padang Sarai. Sebelah Timur berbatasan dengan Batipuh Panjang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Batang Kabung Ganting. Sebelah Barat berbatasan dengan Pasie Nan Tigo. Sumber: Rencana Program Kerja Tahun 2016 Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Kelurahan.

43 1. Penduduk dan Mata Pencaharian Penduduk Sesuai dengan data terakhir yang telah diperoleh dari Kelurahan Lubuk Buaya, maka total penduduk adalah sebanyak 22. 560 orang yang terdiri dari laki-laki yang berjumlah 10. 900 orang dan yang perempuan berjumlah 11. 660 orang. Adapun perinciannya terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Jumlah Penduduk NO JENIS JUMLAH 1 Laki-Laki 10.900 orang 2 Perempuan 11.660 orang 3 Jumlah Kepala Keluarga 5.663 orang 4 Anak-anak yang belum sekolah 265 orang 5 Tamat Sekolah Dasar 385 orang 6 Tamat SLTP/Sederajat 511 orang 7 Tamat SLTA/Sederajat 1.760 orang 8 D.1 53 orang 9 D.2 25 orang 10 D.3 235 orang 11 S.1 617 orang 12 S.2 62 orang Sumber: Rencana Program Kerja Tahun 2014 Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Kelurahan.

44 Mata Pencaharian Sebagian besar penduduk Kelurahan Lubuk Buaya bermata pencaharian sebagai Pedagang Kecil (PKL) dan sebagian kecil saja yang sudah berhasil dan menjadi pedagang menengah ke atas. Mengenai lahan pertanian kurang memadai. Hal ini disebabkan sebagian besar areal/ lahan di Kelurahan Lubuk Buaya, dijadikan areal pemukiman dan mempunyai pasar tradisional yang cukup besar dan luas yaitu Pasar Lubuk Buaya, maka sudah tentu pertumbuhan ekonomi masyarakat sebahagian besar adalah pedagang kecil berjumlah + 70 % dan pedagang menegah berjumlah 10 %. Untuk lebih rincinya terdapat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 3. Jenis Profesi/ Mata Pencaharian NO JENIS PROFESI/MATA PENCAHARIAN JUMLAH 1 Buruh/ Pedagang Kaki Lima (PKL) 4.013 orang 2 Pegawai Negeri Sipil 1.492 orang 3 Pengrajin 471 orang 4 Pedagang Kios/ Kios Toko 1.006 orang 5 Penjahit 143 orang 6 Tukang Batu 104 orang 7 Tukang Kayu 29 orang 8 Petani/ Peternak 53 orang 9 Nelayan 102 orang

45 10 Montir 22 orang 11 Dokter 11 orang 12 Sopir 55 orang 13 Pengemudi Becak 47 orang 14 Tukang Ojek 160 orang 15 TNI/ Polri 71 orang 16 Pengusaha 9 orang Sumber: Rencana Program Kerja Tahun 2014 Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Kelurahan. 2. Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Agama Sebagai daerah yang mempunyai banyak jumlah pemukiman dan perumahan penduduk yang terdiri dari berbagai etnis dan suku, maka Kelurahan Lubuk Buaya terdapat berbagai jenis agama antara lain: NO AGAMA JUMLAH 1 Umat Islam 17.634 orang 2 Umat Kristiani 296 orang 3 Umat Budha 16 orang Sumber: Rencana Program Kerja tahun 2014 Kelurahan Lubuk Buaya. Mengenai prasarana ibadah, maka di Kelurahan Lubuk Buaya terdapat sejumlah Mesjid dan Mushalla di mana jumlah Mesjid sebanyak 20 buah dan Mushalla sebanyak 13 buah.

46 Pendidikan Berbicara mengenai pendidikan, penduduk di Kelurahan Lubuk Buaya memperoleh pendidikan yang beragam, mulai dari warganya yang tamat pada Sekolah Dasar hingga yang mencapai Strata 2 (S.2) pada perguruan tinggi. Adapun perinciannya sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Jenis Pendidikan NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH 1 Tamat pada Sekolah Dasar 385 orang 2 Tamat pada SLTP/ Sederajat 511 orang 3 Tamat SLTA/ Sederajat 1.760 orang 4 Pendidikan Diploma 1 (D.1) 53 orang 5 Pendidikan Diploma 2 (D.2) 25 orang 6 Pendidikan Diploma 3 (D.3) 235 orang 7 Pendidikan Strata 1 (S.1) 617 orang 8 Pendidikan Strata 2 (S.2) 62 orang Sumber: Rencana Program Kerja Tahun 2016 Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Kelurahan. Sosial Budaya Warga masyarakat Kelurahan Lubuk Buaya khususnya pada Kecamatan Koto Tangah, pada umumnya berasal dari Solok dengan desa kecilnya Saniang Baka yang sekarang terletak dalam wilayah Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.

47 Setelah nagari berkembang menjadi Kelurahan secara administratif, maka secara otomatis status warganya juga berubah. Dahulu, pemerintahan di bawah kendali Wali Nagari, namun sekarang di bawah kendali Kelurahan yang langsung menjadi eselon yang paling dekat dengan masyarakat di Pemerintah Kota Padang. Lubuk Buaya sendiri berasal dari satu tempat yang disebut dengan lubuk/ telaga kecil yang dahulunya banyak dihuni oleh sejenis reptil amphibi, yaitu buaya. Namun karena perkembangan masyarakat dan banyaknya pemukiman, maka lama kelamaan habitat buaya semakin kecil dan perlahan buaya tersebut sudah tidak ada lagi. Di Kelurahan Lubuk Buaya juga terdapat cukup banyak organisasi kepemudaan yang didirikan oleh tokoh-tokoh pemuda yang ada di tempat tinggal mereka, baik itu organisasi pemuda tingkat RT ataupun tingkat RW. Namun, semua organisasi kepemudaan tersebut tetap berada di bawah satu bendera induk organisasi yakni Organisasi Pemuda Lubuk Buaya (OPEL). Organisasi ini telah berdiri sejak tahun 1958 dan keberadaannya sampai saat ini masih diperhitungkan dalam berbagai event, baik di bidang olahraga, sosial budaya dan sebagainya.

48 Struktur Pemerintahan di Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang LURAH Ermon, SH NIP. 199590525 198101 1 SEKRETARIS LURAH Nelsariati, SH NIP. 19660819 198908 2 001 Kasi Pemberdayaan Masyarakat Reda Muslina NIP. 19620413 1981101 2 Staf Kasi Tata Pemerintahan Ermida Herawati NIP. 19600101 198101 2 003 Staf Staf STAF Henni Mulyanti, Amd Kasi Kesos dan Pembangunan Juliman NIP. 19610701 198603 2 008 Kasi KKUP Erizal, ST NIP. 19660224 201001 1 001 Staf

49