Aplikasi Enkripsi Short Message Service (SMS) Berbasis Android Menggunakan Metode XXTEA Oleh : 1 Arif Rahman Sujatmika, 2 Muhammad Khoirul Umam 1 arifsujatmika@gmail.com, 2 mkhoirulumam@gmail.com 1,2 Teknik Informatika Universitas Darul Ulum Jombang ABSTRAK SMS adalah salah satu fasilitas yang disediakan ponsel untuk melakukan pengiriman data berupa pesan singkat. Namun, sayangnya pesan yang dikirimkan melalui SMS tidak dapat dijamin integritas dan keamanannya. Hal tersebut dikarenakan pesan yang dikirim akan disimpan di SMSC (Short Message Service Center), yaitu tempat dimana SMS disimpan sebelum dikirim ke tujuan. Pesan yang sifatnya plaintext ini dapat disadap oleh siapa saja yang berhasil memiliki akses ke dalam SMSC. Akibatnya, informasi penting dapat diketahui oleh orang yang tidak berhak. Hal-hal tersebut dapat menjadi sangat merugikan jika informasi yang dicuri atau disadap adalah informasi yang bersifat pribadi atau rahasia. Sehingga diperlukan suatu penerapan algoritma enkripsi untuk mencagah penyadapan terhadap pesan SMS. Pada penelitian ini, penulis menggunakan algoritma XXTEA atau Corrected Block Tea. XXTEA beroperasi dalam ukuran blok kelipatan 32 bit dan panjang kunci 128 bit. Karakteristik dari XXTEA adalah small, secure, simple dan fast. Dengan karakteristik seperti ini, XXTEA cocok utuk diaplikasikan ke perangkat elektronik mobile. Kata kunci: Enkripsi, SMS, Short Message Text, XXTEA. 1. PENDAHULUAN Dari kemajuan teknologi yang pesat saat ini, mobile phone juga bukan hanya sebagai media untuk berkomunikasi saja, akan tetapi sudah di design dengan fitur aplikasi yang memiliki kelebihan masing masing. Teknologi informasi dan komunikasi di dunia berkembang setiap waktu, salah satunya adalah teknologi mobile phone. Dengan diluncurkan sistem operasi android pada saat ini, memudahkan kita untuk mengakses informasi melalui gadget mobile kita. Tetapi belum semuanya memanfaatkan kemajuan teknologi ini, bahkan ada yang belum mengenalnya sama sekali karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi (Becik, 2011). SMS adalah sebuah layanan yang dilaksanakan dengan ponsel untuk mengirim maupun menerima pesan-pesan pendek. SMS sekarang ini menjadi salah satu layanan komunikasi yang sangat popular dikalangan masyarakat. Dengan SMS dapat memudahkan dalam komunikasi dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah. SMS juga menjadi salah satu fitur utama dalam telepon seluler. Namun dengan fasilitas yang ada, timbul pertanyaan mengenai keamanan data SMS tersebut. Keamanan data SMS sangat di 21
JURNAL INTAKE---- Vol. 7, Nomor 1, April 2015.. ISSN 2087-4286 perlukan baik itu tidak di kehendaki dan hanya orang tertentu saja yang bisa membaca SMS tersebut (Anjari Gati Becik, 2011). Penelitian pengenkripsian pesan menggunakan metode Data Encryption Standard ( DES ) (Abdullah Agus, 2013). Metode ini sebenarnya sangat simple hanya menambahkan beberapa part pada kunci namun tidak terlalu panjang. Sehingga metode DES dapat sangat mudah untuk dipecahkan. Selain itu metode DES juga mempunyai kelemahan dari segi potensi brute force attack-nya. Sehingga nantinya dibutuhkan sebuah metode dimana tidak dibatasi dengan jumlah maksimal blok masukan kunci untuk proses kemanannya. Dalam penelitian ini, penulis mengimplementasikan enskripsi SMS dengan metode XXTEA untuk mengenkripsi data yang berjalan pada sistem operasi android sehingga pemilik handphone yang berbasis android dapat melakukan pertukaran data SMS dengan lebih aman dan nyaman. Enkripsi diimplementasikan ketika user mengirim SMS, mereka juga harus menginputkan password untuk mengekrip SMS tersebut. Sedangkan apabila user ingin membaca SMS yang terenkrip, user harus memasukkan assword yang benar agar SMS dapat didekrip dengan benar. Apabila User salah mengentrikan password maka SMS akan tetap dengan kondisi terenkrip. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Short Message Service Short Message Sevice (SMS) adalah salah satu fasilitas dari teknologi GSM yang memungkinkan mengirim dan menerima pesan pesan singkat berupa text dari Mobile Station (MS). Layanan SMS juga memungkinkan pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric, layanan SMS ini banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel (wireless). Teknologi wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Eropa. Proses cara kerja SMS dilakukan oleh 2 sisi yaitu sender dan receiver, sender mengirim pesan SMS yang kemudian ditangkap oleh Base Transceiver Station (BTS) yang kemudian dilanjutkan ke Base Station Controller (BSC) setelah itu proses akan dikerjakan oleh Mobile Switching Center (MSC) yang bertugas sebagai Gateway dan yang terakhir proses dilakukan oleh Short Message Service Center (SMSC) yang bertugas store dan forwading SMS (Jude Saskara Arna Gede, 2013). Adapun tugas dari masing-masing perangkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 2.1.1 Base Transceiver Station (BTS) BTS berfungsi sebagai perangkat tranceiver untuk melakukan komunikasi dengan semua handset (MS) yang aktif dan berada dalam area cakupannya (cell). BTS melaksanakan proses modulasi/demodulasi sinyal, equalisasi sinyal dan pengkodean error (error coding). Beberapa BTS dapat terhubung dengan sebuah BSC (Base stasion Controller), sementara itu radius cakupan dari suatu cell berkisar antara 10 sampai 200 m untuk cell terkecil hinggal beberapa kilometer untuk cell terbesar. Sebuah BTS biasanya dapat melayani 20 40 komunikasi panggilan secara bersamaan. 22
2.1.2 Base Station Controller (BSC) BSC menyediakan fungsi pengaturan pada beberapa BTS yang dikendalikannya. Diantaranya fungsi handover, konfigurasi cell site, pengaturan sumber daya radio, serta tuning power dan frekuensi pada suatu BTS. BSC merupakan simpul (konmsentrator) untuk menghubungkan dengan core network. Dalam jaringan GSM umumnya sebuah BSC dapat mengatur 70 buah BTS. 2.1.3 Mobile Switching Center (MSC) MSC berfungsi melakukan fungsi switching dan bertanggung jawab untuk melakukan pengaturan panggilan, call setup, release, dan routing. MSC juga melakukan fungsi billing dan sebagai gateway ke jaringan lain. 2.1.4 Short Message Service Center (SMSC) SMSC berfungsi menyampaikan pesan SMS antar Mobile Station(MS)/ HP, dan juga melakukan fungsi store-and-forwarding SMS jika nomor penerima sedang tidak dapat menerima pesan. Didalam jaringanya sebuah operator dapat mempunyai lebih dari satu perangkat SMSC, sesuai besar trafik SMS jaringan tersebut. 2.2 XXTEA XXTEA merupakan turunan dari Block TEA sehingga memiliki beberapa perbedaan yang signifikan dengan TEA dan XTEA. XXTEA beroperasi dalam ukuran blok kelipatan 32 bit dan panjang kunci 128 bit. Karena XXTEA tidak memiliki batas ukuran blok, XXTEA dapat digunakan untuk mengenkripsi satu buah pesan utuh tanpa memerlukan mode operasi cipher. Meski XXTEA dapat mengenkripsi keseluruhan pesan atau file sekaligus, pada implementasinya XXTEA dapat dioperasikan dengan mode operasi untuk file-file yang berukuran sangat besar sehingga tidak bisa dibaca ke dalam memory sekaligus. Jumlah putaran XXTEA bergantung pada panjang blok. Rumus jumlah putaran p: p = 6+52/n n : panjang blok dalam bit / 32 Berbeda dengan TEA dan XTEA, terdapat dua loop di dalam proses enkripsi dan dekripsinya, loop luar sama seperti loop pada TEA dan XTEA dilakukan sebanyak putaran, sedangkan loop dalam melakukan iterasi per 32 bit blok (disebut segmen). Pada setiap iterasi tersebut dilakukan operasi terhadap segmen Xr yang melibatkan segmen sebelum Xr-1 dan sesudahnya Xr+1 (William Khandar, 2009). 23
JURNAL INTAKE---- Vol. 7, Nomor 1, April 2015.. ISSN 2087-4286 Gambar 2.3 Proses Jalannya Enkripsi Saarinen (1998) pernah mengeluarkan teknik Distinguisher untuk memecahkan XXTEA 6- ronde dengan memerlukan 280 chosen plaintext. Serangan ini tidak terlalu berbahaya karena belum bisa memecahkan XXTEA untuk jumlah ronde yang besar dan waktu yang dibutuhkan pun masih eksponensial. Baru-baru ini, Elias Yarrkov (2008) mengirim tulisan ke sebuah milis di scrypt yang menjelaskan serangan chosen plaintext attack yang dia temukan. Menurut pengakuannya, serangan ini terbukti lebih cepat daripada brute force dan memerlukan 2110 chosen plaintext untuk memecahkan XXTEA 6-ronde. Berhubung serangan ini baru saja ditemukan, maka masih banyak potensi untuk mengembangkan dan mengoptimalkan serangan ini. 24
3. METODOLOGI Penelitian yang di usulkan untuk aplikasi enkripsi short message service (sms) berbasis android ini dilakukan secara offline, dimana user dapat mengakses aplikasi ini tanpa menggunakan akses internet dari provider internet atau menggunakan wifi connection.secara garis besar proses kerja dari system adalah pengguna mengetik pesan pada textbox yang nantinya akan diambil karakter-karakter yang ada di dalamnya. Kemudian pesan akan diterima oleh nomor yang dituju. Penerima dapat membaca pesan secara normal jika memasukan password yang sama dan memiliki aplikasi yang sama Untuk lebih jelasnya akan dilakukan penjelasan pada tahapan proses selanjutnya. Sebelum pengirim mengirimkan pesan maka pada saat selesai mengetik pesan dan memasukan password yang ditentukan pengirim dan penerima biasa melakukan enkripsi, baru mengirim pesan tersebut. Pada proses selanjutnya, setelah pengirim mengirimkan pesannya maka pada aplikasi yang ada pada penerima akan ada pemberitahuan pesan masuk di inbox sms aplikasi. Saat terdapat pemberitahuan masuk, pesan akan secara otomatis tersimpan pada penampung sms android. Sebelum Pesan dapat dibaca, pesan yang masuk harus di dekripsi oleh penerima dengan menggunakan password yang telah ditentukan sebelumnya oleh pengirim dan penerima, setelah itu barulah pesan asli dapat dibaca oleh si penerima. Berikut ini adalah gambaran dari use case diagramnya : Gambar 3.3 Rancangan use case diagram 25
JURNAL INTAKE---- Vol. 7, Nomor 1, April 2015.. ISSN 2087-4286 4. ANALISA DAN HASIL 4.1 Halaman Menu Aplikasi Halaman ini merupakan halaman awal yang dapat diakses pengguna dari aplikasi enkripsi short message service (sms) berbasis android menggunakan metode xxtea. Pada halaman utama sistem terdapat beberapa menu antara lain menu tulis pesan dan menu kotak masuk. Gambar 4.1 Tampilan menu aplikasi 4.2 Halaman Menu Tulis Pesan Halaman tulis pesan di gunakan user untuk menginputkan nomer handphone, kunci dan pesan teks sebelum user mengirim pesan tersebut. Adapun tampilan halaman menu tulis pesan dapat dilihat pada gambar 4.2. 26
Gambar 4.2 Tampilan menu tulis pesan 4.3 Halaman Menu Kotak Masuk Halaman kotak masuk di gunakan user untuk menampilkan pesan teks yang sudah dikirim oleh pengirim dan menginputkan kunci yang sudah diketahui oleh penerima yang nantinya akan di deskripsi oleh penerima sehingga penerima bisa membaca isi dari pesan tersebut. Adapun tampilan halaman menu kotak masuk dapat dilihat pada gambar 4.3. 27
JURNAL INTAKE---- Vol. 7, Nomor 1, April 2015.. ISSN 2087-4286 Gambar 4.3 Tampilan menu kotak masuk 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa algoritma XXTEA dapat digunakan untuk melakukan enkripsi parsing teks dan dapat berjalan dalam platform android. 6. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Agus, 2013. Aplikasi Enkripsi pesan SMS dengan Algoritma Kriptografi Block Chiper DES Berbasis Android. Di akses 13 April 2016 Anjari Becik Gati, 2011. Enkripsi sms (short message service) pada telepon selular berbasis android. Di akses 13 April 2016 28
Saskara Jude Arna Gede,2013. Aplikasi Kriptografi Untuk Sms (Short Messaging Service) Menggunakan Struktur Feistel Berbasis Android. Diakses 14 April 2016 William Khandar, 2009. Studi Mengenai Tiny Encryption Algorithm (TEA) Dan Turunan- Turunannya (XTEA dan XXTEA). Diakses 14 April 2016 29