2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Rakyat tentang Pembentukan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Menginga

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN PERJANJIAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Eselon I, dan Keputusan Pimpinan Unit OrganisasiEselon I di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah tidak sesuai dengan tata

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN PENGELOLA ZAKAT

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PENGGUNAAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N

2017, No Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pe

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA : 120/Permentan/OT.140/11/2013

2017, No Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratu

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2 Perumahan Rakyat tentang Pembentukan Dan Evaluasi Produk Hukum Di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengundangan Peraturan Perundang-U

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; Mengingat : 1. Und

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Re

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasion

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PERMEN-KP/2015 TENTANG UNIT KERJA MENTERI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/11/2013 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 391/P/SK/HT/2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA INSTITUSIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Und

2016, No tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepala Badan di Lingkunga

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI PADA KEMENTERIAN AGAMA.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Transkripsi:

No.290, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Kerja Sama. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pariwisata sesuai dengan visi dan misi Kementerian Pariwisata diperlukan adanya kerja sama antarlembaga; b. bahwa guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan kerja sama antarlembaga, perlu disusun tata cara penyusunan kerja sama di lingkungan Kementerian Pariwisata; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata tentang Tata Cara Penyusunan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

2018, No.290-2- 2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5262); 3. Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 147) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 76); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 214); 5. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1584); Menetapkan : MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PARIWISATA TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA.

-3-2018, No.290 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dengan satu atau lebih mitra kerja sama, guna mencapai suatu keserasian atau kesepakatan kerja sama. 2. Kegiatan Kerja Sama adalah pelaksanaan dari kesepakatan kerja sama antara Kementerian Pariwisata dengan mitra kerja sama yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. 3. Kerja Sama Dalam Negeri adalah kesepakatan antara Menteri atau Pemrakarsa di lingkungan Kementerian Pariwisata dengan mitra kerja sama di Indonesia. 4. Kerja Sama Luar Negeri adalah kesepakatan antara Menteri atau Pemrakarsa di lingkungan Kementerian Pariwisata atas nama pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah dan/atau mitra kerja sama di negara lain. 5. Pemrakarsa adalah unit eselon I, pimpinan unit pelaksana teknis/badan otorita di lingkungan Kementerian Pariwisata. 6. Para Pihak adalah pihak Kementerian Pariwisata dan mitra kerja sama di luar Kementerian Pariwisata yang bersepakat akan atau telah menandatangani naskah kerja sama. 7. Kementerian Pariwisata adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan. 8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan.

2018, No.290-4- Pasal 2 Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam melakukan kerja sama atau menjalin kemitraan dengan mitra kerja sama. Pasal 3 Peraturan Menteri ini bertujuan untuk: a. meningkatkan koordinasi dan ketertiban dalam melakukan kegiatan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata; b. mempermudah proses pelaksanaan kegiatan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata; dan c. mewujudkan naskah Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan. Pasal 4 Prinsip Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata meliputi: 1. kejelasan tujuan dan hasil; 2. kemitraan, kesetaraan, dan kebersamaan; 3. saling menghargai dan menguntungkan; 4. menjunjung asas musyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan keputusan; 5. tidak menimbulkan ketergantungan; 6. terencana dan berkelanjutan; 7. dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal; 8. berbasis indikator kinerja, efektif, dan efisien; dan 9. bersifat institusional.

-5-2018, No.290 BAB II JENIS, BENTUK, DAN LINGKUP KERJA SAMA Bagian Kesatu Jenis Kerja Sama Pasal 5 Kerja sama antarlembaga di lingkungan Kementerian Pariwisata terdiri atas: a. Kerja Sama Dalam Negeri; dan b. Kerja Sama Luar Negeri. Pasal 6 Kerja sama antarlembaga di lingkungan Kementerian Pariwisata baik dalam negeri maupun luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan untuk: a. meningkatkan akses pemanfaatan sumber daya yang dimiliki pihak lain/pihak internasional oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata; b. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan ketenagaan unit kerja/unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Pariwisata; dan c. meningkatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh Unit Kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata kepada pihak luar/dunia internasional. Bagian Kedua Bentuk Kerja Sama Pasal 7 Kerja sama antarlembaga di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat dituangkan dalam: a. nota kesepahaman; b. perjanjian kerja sama; atau c. bentuk lainnya sesuai dengan kesepakatan para pihak.

2018, No.290-6- Pasal 8 (1) Nota kesepahaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a berisi persetujuan para pihak untuk melakukan kerja sama yang bersifat pokok. (2) Nota Kesepahaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama. (3) Bentuk penyusunan nota kesepahaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 9 (1) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b berisi persetujuan oleh para pihak untuk melakukan kerja sama yang memuat hal-hal yang bersifat spesifik, teknis, dan/atau implementatif. (2) Bentuk penyusunan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 Penyelenggaraan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata yang berbentuk lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilakukan sesuai dengan kebiasaan yang diterima secara umum. Bagian Ketiga Lingkup Kerja Sama Pasal 11 (1) Lingkup Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata didasarkan pada rencana strategis masingmasing unit kerja eselon I terkait sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Pariwisata.

-7-2018, No.290 (2) Lingkup kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pengembangan destinasi pariwisata; b. pengembangan pemasaran pariwisata; c. pengembangan industri pariwisata; d. pengembangan kelembagaan pariwisata; dan e. lingkup kerja sama lainnya sesuai dengan kebutuhan Kementerian Pariwisata. BAB III MITRA KERJA SAMA Pasal 12 (1) Setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat melakukan kerja sama dengan mitra kerja sama sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. (2) Mitra kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. kementerian/lembaga; b. pemerintah daerah; c. perguruan tinggi; d. lembaga swadaya masyarakat; e. dunia usaha/industri/perusahaan; dan f. organisasi kemasyarakatan. BAB IV TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG Pasal 13 (1) Pejabat yang bertanggung jawab dan berwenang melakukan kerja sama antarlembaga di lingkungan Kementerian Pariwisata yaitu: a. menteri; b. sekretaris kementerian; dan c. deputi; sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

2018, No.290-8- (2) Tanggung jawab dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk. (3) Tanggung jawab dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V PENYELENGGARAAN KERJA SAMA Bagian Kesatu Umum Pasal 14 Penyelenggaraan Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Pariwisata meliputi: a. penyusunan; b. pelaksanaan; dan c. pemantauan dan evaluasi. Bagian Kedua Penyusunan Pasal 15 Penyusunan kerja sama meliputi: a. penjajakan; b. pembahasan; c. perumusan naskah; dan d. penandatanganan. Pasal 16 Penjajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan oleh Pemrakarsa dengan mengidentifikasi kerja sama dan koordinasi dengan mitra kerja sama.

-9-2018, No.290 Pasal 17 (1) Pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan oleh Pemrakarsa dengan melibatkan satuan kerja yang menangani hukum dan biro yang menangani urusan hukum serta melibatkan mitra kerja sama. (2) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa draf/rancangan naskah kerja sama. Pasal 18 (1) Perumusan naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c dikoordinasikan oleh: a. biro yang menangani hukum, bagi naskah kerja sama yang ditanda tangani oleh Menteri atau sekretaris Kementerian Pariwisata; dan b. sekretariat deputi, bagi naskah kerja sama yang ditanda tangani oleh deputi. (2) Perumusan naskah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pemrakarsa, satuan kerja yang menangani hukum, biro yang menangani urusan hukum dan unit kerja/instasi terkait. Pasal 19 (1) Hasil pembahasan naskah kerja sama dengan mitra berupa naskah final kerja sama. (2) Naskah final kerja sama harus mendapatkan paraf dari: a. biro yang menangani hukum dan Pemrakarsa, bagi naskah kerja sama yang ditanda tangani oleh Menteri atau sekretaris Kementerian Pariwisata; dan b. sekretariat deputi dan Pemrakarsa, bagi naskah kerja sama yang ditanda tangani oleh deputi.

2018, No.290-10- Pasal 20 (1) Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d dilakukan terhadap naskah final kerja sama oleh pejabat yang berwenang menandatangani naskah kerja sama. (2) Pejabat yang berwenang menandatangani naskah kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berupa: a. nota kesepahaman, dapat ditandatangani oleh: 1. menteri; 2. sekretaris kementerian; atau 3. deputi, b. perjanjian kerja sama, dapat ditandatangani oleh: 1. sekretaris kementerian; 2. deputi; atau 3. asisten deputi. (3) Proses penandatanganan naskah kerja sama menjadi tanggung jawab Pemrakarsa. (4) Penandatangan naskah kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan kesetaraan pejabat penandatangan. Pasal 21 (1) Naskah kerja sama yang telah ditandatangani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dibubuhkan nomor dan didokumentasikan. (2) Penomoran dan pedokumentasian naskah kerja sama yang telah ditandatangani dilakukan oleh biro yang menangani urusan hukum. (3) Dalam hal naskah kerja sama ditandatangani oleh deputi atau asisten deputi maka naskah kerja sama disampaikan kepada biro yang menangani urusan hukum untuk didokumentasikan.

-11-2018, No.290 Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 22 (1) Pelaksanaan kerja sama merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan setelah kerja sama ditandatangani. (2) Kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemrakarsa dengan urutan kegiatan: a. pembahasan tindak lanjut pelaksanaan kerja sama bersama mitra kerja sama; b. melaksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan yang dimuat dalam kerja sama antarlembaga; dan c. membuat laporan secara berkala kegiatan kerja sama kepada Menteri, sekretaris Kementerian Pariwisata, dan/atau deputi. Bagian Keempat Pemantauan dan Evaluasi Pasal 23 (1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Pemrakarsa dan dapat melibatkan biro/satuan kerja yang menangani urusan hukum. (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjamin agar tahapan proses kerja sama mulai dari proses penjajakan sampai dengan pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan bahan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kerja sama.

2018, No.290-12- BAB VI KERJA SAMA LUAR NEGERI Pasal 24 (1) Pemrakarsa yang akan melakukan kerja sama luar negeri harus berkoordinasi dengan unit kerja yang menangani fasilitasi hubungan luar negeri di wilayahnya masing-masing. (2) Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. (3) Kerja sama luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan/atau bahasa nasional pihak asing yang melakukan kerja sama. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 Prosedur kerja sama antarlembaga yang diatur dalam Peraturan Menteri ini berlaku secara mutatis mutandis terhadap pelaksanaan kerja sama antarlembaga yang ditandatangani oleh Pejabat setingkat eselon II. Pasal 26 (1) Unit pelaksana teknis dan badan otorita dalam menyusun kerja sama dapat berkoordinasi dengan biro yang menangani urusan hukum. (2) Selain berkoordinasi dengan biro yang menangani urusan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. unit pelaksana teknis juga melakukan koordinasi dengan deputi yang menangani urusan kelembagaan; dan b. badan otorita juga melakukan koordinasi dengan deputi yang menangani urusan destinasi pariwisata.

-13-2018, No.290 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Kerja sama yang telah disahkan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya kerja sama. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2018, No.290-14- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 2018 MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, ttd ARIEF YAHYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

-15-2018, No.290 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA FORMAT NOTA KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJA SAMA A. Nota Kesepahaman LOGO PIHAK II NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN... NOMOR... NOMOR... TENTANG... Pada hari ini,..., tanggal..., bulan..., tahun..., bertempat di..., yang bertanda tangan di bawah ini: 1.. : Menteri Pariwisata / Sekretaris Kementerian / Deputi berkedudukan di Gedung Sapta Pesona Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta Pusat, dalam hal ini berwenang bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2018, No.290-16- 2....:..., berkedudukan di... dalam hal ini berwenang bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; Dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. bahwa...; b. bahwa...; Berdasarkan hal tersebut di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melaksanakan Nota Kesepahaman tentang... yang selanjutnya disebut Nota Kesepahaman... dengan ketentuan sebagai berikut: Pasal 1 Maksud dan tujuan...... Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi: a....; b....; Pasal 3 Pelaksanaan a. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diatur dalam Perjanjian Kerja Sama tersendiri. b. PARA PIHAK akan menugaskan wakil-wakilnya sebagai pelaksana teknis sesuai dengan, tugas, fungsi, dan kebutuhan yang diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan Nota Kesepahaman ini.

-17-2018, No.290 Pasal 4 Jangka Waktu Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu. (ditulis dengan huruf) tahun terhitung sejak ditandatangani, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Pasal 5 Penutup Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap. (ditulis dengan huruf) asli bermeterai cukup, masing-masing sama bunyinya, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (NAMA) (NAMA MENTERI/SESMEN/DEPUTI)

2018, No.290-18- B. Perjanjian Kerja Sama LOGO PIHAK II PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN... NOMOR... NOMOR... TENTANG... Pada hari ini,..., tanggal..., bulan..., tahun..., bertempat di..., yang bertanda tangan di bawah ini: 1. : Sekretaris Kementerian / Deputi / Asisten Deputi berkedudukan di Gedung Sapta Pesona Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta Pusat, dalam hal ini berwenang bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; 2.... :..., berkedudukan..., dalam hal ini berwenang bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; Dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. bahwa...; b. bahwa...;

-19-2018, No.290 Berdasarkan hal tersebut di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melaksanakan perjanjian kerja sama dalam bidang... dengan ketentuan sebagai berikut: Pasal 1 Maksud dan tujuan...... Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi: a....; b....; Pasal 3 Tugas dan Tanggung Jawab/Hak dan Kewajiban (1) PIHAK PERTAMA mempunyai... (2) PIHAK KEDUA mempunyai... Pasal 4 Pelaksanaan Kegiatan...... Pasal 5 Pembiayaan Biaya yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini... dibebankan pada

2018, No.290-20- Pasal 6 Jangka Waktu Perjanjian Kerja sama ini berlaku untuk jangka waktu... (ditulis dengan huruf) tahun terhitung sejak ditandatangani, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Pasal 7 Penyelesaian Perselisihan Apabila terdapat perbedaan pendapat atau kesalahpahaman antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. Pasal 8 Force Majeur (1) Dalam hal terjadi Force Majeur, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau salah satu pihak yang mengalami Force Majeur tidak dapat diminta untuk memenuhi isi Perjanjian Kerja Sama ini baik keseluruhan maupun sebagian. (2) Yang dimaksud Force Majeur dalam Perjanjian Kerja Sama ini adalah setiap peristiwa atau keadaan yang terjadi di luar kekuasaan, kemampuan atau kendali PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA seperti bencana alam, pemogokan, huru hara, kebakaran, perubahan kebijakan pemerintahan, dan lain-lain yang dapat mengakibatkan salah satu pihak atau PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini. (3) Pihak yang mengalami Force Majeur harus memberitahukan pihak lainnya dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian dan disahkan oleh Pejabat Pemerintah yang berwenang. Pasal 9 Monitoring dan Evaluasi (1) PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini secara berkala paling sedikit... kali dalam setahun. (2) Waktu dan teknis pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

-21-2018, No.290 Pasal 10 Ketentuan Penutup Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap... (ditulis dengan huruf) asli bermeterai cukup, masing-masing sama bunyinya, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (Tanda Tangan) (Tanda Tangan) (NAMA) (NAMA SESMEN/DEPUTI/ASISTEN DEPUTI) MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, ttd ARIEF YAHYA