PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA DITINJAU DARI PANCASILA SILA KETIGA

dokumen-dokumen yang mirip
PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BERPERILAKU PANCASILA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

ETIKA POLITIK PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Rakyat Indonesia

Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pancasila dan Implementasinya

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

MAKNA HAKIKAT PANCASILA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

HAM DALAM PANCASILA. Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama Penyusun : Galit Rizky Fauzi NIM :

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

NINGGAR DIAN PRASTIKA KELOMPOK S1 TI. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MAKALAH KULIAH PANCASILA DAMPAK PANCASILA TERHADAP HAM (HAK ASASI MANUSIA) NAMA : AGUNG NUR HIDAYAT NIM : KELAS : D3 MI B

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa.

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Latar Belakang Masalah

PENERAPAN SILA KE 4 dilingkungan JL.GARUDA 2 RT.16 DESA SAPTA MULIA

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

Transkripsi:

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA DITINJAU DARI PANCASILA SILA KETIGA Tugas Akhir Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu : Drs. Tahajudin Sudibyo Disusun oleh : Dwi Nuril Huda NIM : 11.11.4620 / Kelompok C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM STUDI STRATA-1 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA DITINJAU DARI PANCASILA SILA KETIGA Oleh : Dwi Nuril Huda NIM : 11.11.4620 / Kelompok C ABSTRAK Tugas akhir ini bertujuan untuk memahami kembali apa fungsi dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang menjadi dasar negara kita. Seiring berkembangnya era medernisasi dan era globalisasi kita sebagai warga negara juga sudah mulai melupakan Pancasila sebagai dasar negara yang seharusnya bisa samakin memperkokoh persatuan bangsa. Bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa sekarang ini banyak terjadi kasus teror, kerusuhan di daerah, tawuran antar pelajar, ataupun kasus pengeboman yang akan mengancam persatuan bangsa karena sudah mulai luntur arti dan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia selain harus mengerti arti dan nilainilai yang terkandung dalam Pancasila sebaiknya mengetahui sejarah historis maupun yuridis bagaimana Pancasila itu terbentuk sebagai dasar negara Indonesia. Bagaimana dulu para pejuang bersatu padu bersama rakyat untuk mengusir penjajah dan membentuk suatu negara yaitu Indonesia dan juga menjadikan Pancasila sebagai dasar negaranya sebagai pedoman warga negaranya dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan istiadat yang membedakan daerah satu dengan daerah yang lainnya. Tapi perbedaan itu tidak seharusnya memecah-belah bangsa ini tapi dengan perbedaan itulah kita harus bisa besatu padu untuk bisa membangun bangsa ini agar lebih baik untuk kedepannya. Maka dari kita harus mengerti arti dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila terutama sila ketiga untuk memperkokoh persatuan bangsa. Dan kita junjung tinggi semboyan dari Pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika. 1

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika. Dimana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan, sekaligus ideologi kita, Pancasila. Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika. Namun sekarang dapat dipertanyakan masih adakah rasa nasionalisme di negeri ini karena akhir-akhir ini banyak sekali kasus teror, kerusuhan, tawuran, atupun pengeboman seakaan tidak ada habisnya sehingga akan mengancam persatuan bangsa ini. Memudarnya nasionalisme selama beberapa tahun belakangan ini sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentiment kedaerahan pasca krisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan, perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi retorika kosong. 2

Pemberantasan korupsi terhadap para koruptor kelas kakap dan penegakan hukum dan keadilan yang sebenarnya adalah sebagai sarana strategis untuk membangkitkan semangat cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa, tetapi semuanya tampak bohong belaka. Ini membuat generasi sekarang menjadi gamang terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Tidak mengherankan semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin hilang sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut berjalan ditempat. Padahal perkembangan nasional dan global menurut paradigma yang disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan bangsa dan negara yang berdaulat. Dari dalam itulah lahir kesadaran berbangsa dan bernegara yang pada hakikatnya merupakan kesadaran politik yang normatif. Dari sini pula kesadaran yang merupakan janin suatu ideologi yang disebut nasionalisme. Dalam arti nasionalisme sebagai suatu paham yang mengakui kebenaran pikiran bahwa setiap bangsa demi kejayaannya seharusnya bersatu bulat dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme dan lain sebagainya. Sehingga akan menimbulkan suatu ataupun banyak permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia yang akan mengancam integritas bangsa Indonesia. Memang itu tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat lebih memilih untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan hal-hal seperti itu yang dianggapnya tidak penting. Padahal rasa nasionalisme dan persatuan bangsa itu sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern, bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera. Oleh karena itu kita perlu menilik ataupun memahami kembali arti dan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia terutama sila ketiga. 3

BAB II RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apa arti Pancasila? 2. Apa kedudukan dan fungsi dari Pancasila? 3. Apa nilai-nilai dari Pancasila sila ketiga? 4. Apakah Pancasila bisa dijadikan alat pemersatu bangsa terutama ditinjau dari sila ketiga? 4

BAB III PENDEKATAN 1. Pendekatan Historis Menurut pendapat Drs.Kaelani (1996, halaman 18), pada waktu sidang BPUPKI pertama, ketua BPUPKI Dr. K.R.T Rajiman Widyoningrat mengajukan suatu masalah khususnya yang akan dibahas dalam sidang tersebut. Masalah yang dimaksud adalah suatu calon rumusan Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo, dan Ir.Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai calon rumusan Dasar Negara Republik Indonesia. Kemudian untuk memberi nama lima asas atau dasar negara tersebut Ir. Soekarno memberi nama istilah Pancasila yang artinya Lima Dasar. Hal ini menurut beliau atau saran dari seorang teman ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka dan keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan Lima Prinsip Dasar yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia sudah merupakan istilah umum. Walaupun di dalam alenia ke empat Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksudkan Dasar Republik Indonesia adalah disebut dengan Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calun rumusan Dasar Negara, yang kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno diberi nama dengan istilah Pancasila yang secara spontan diterima oleh para peserta sidang. 5

Secara terminologi historis proses perumusan Pancasila asalah sebagai berikut: A. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyeledik mengadakan sidangnya yang pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah, karena pada saat itulah Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan lengkap Badan Penyelidik. Pidato Mr.Muhammad Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk Negara Indonesia Merdeka yang diidam-idamkan itu, yaitu : 1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesejahteraan Rakyat Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari Rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas Dasar Negara yang berbunyi sebagai berikut : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia 3) Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Perlu dicatat bahwa usul lima asas Dasar Negara yang dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin secara lisan dan dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, baik perumusan kata-katanya maupun sistematiknya. 6

B. Ir. Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menucapkan pidatonya dihadapan sidang hari ketiga Badan Penyelidik. Dalam pidatonya itu dikemukakan atau diusulkan juga lima hal untuk menjadi Dasar-dasar Negara Merdeka, yang perumusan serta sistematiknya sebagai berikut : 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi 4) Kesejahteraan Sosial 5) Ketuhanan yang Berkebudayaan Untuk lima Dasar Negara itu oleh beliau diusulkan pula agar diberi nama Pancasila. Dikatakannya bahwa nama ini berasal dari seorang ahli bahasa kawan beliau tetapi tidak dikatakannya siapa. Usul mengenai nama ini kemudian diterima oleh sidang. Jika perumusan dan sistematik yang dikemukakan atau diusulkan oleh Ir. Soekarno ini kita bandingkan dengan Pancasila yang sekarang, nyata sekali bahwa perumusan dan sistematiknya berbeda dengan rumusan yang terdapat dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Selanjutnya Nasionalisme dihadapkan atau dipertentangkan asas Internasionalisme atau perikemanusian dan menjadi Sosio-Nasionalisme. Selanjutnya asas Mufakat atau Demokrasi dalam hal ini demokrasi polotik didahadapkan atau dipertantangkan dengan asas Kesejahteraan Sosial yakni Gotong royong. Pada tahun 1947, pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945 diterbitkan dan dipublikasikan dengan nama Lahirnya Pancasila, kemudian menjadi populer dalam masyarakat bahwa Pancasila adalah nama Dasar Negara kita. Meskipun bunyi rumusan dan sistematik serta metode berpikir antara usul Dasar Negara 1 Juni 1945 tidak sama dengan Dasar Negara dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945. 7

C. Piagam Jakarta Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga tokoh-tokoh PPKI mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul-usul mengenai asas dasar yang telah dikemukakan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan pembahasan, maka oleh sembilan tokoh tersebut disusunlah sebuah piagam yang kemudian terkenal dengan nama Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat perumusan dan sistematik Pancasila sebagai berikut : 1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2) Kemanusian yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Adapun sembilan tokoh nasional itu adalah : 1) Ir. Soekarno 2) Drs. Moh. Hatta 3) Mr. A.A Maramis 4) Abikoesno Tjokrosoejoso 5) Abdulkahar Mudzakir 6) Haji Agus Salim 7) Mr. Achmad Soebardjo 8) K.H. Wachid Hasyim 9) Mr. Muhammad Yamin 8

2. Pendekatan Yuridis Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan Negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan Negara sebagaimana lazimnya suatu negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemedekaan Indonesia atau disebut PPKI segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 itu, PPKI yang telah disempurnakan antara lain telah mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945. UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri dari dua bagian, yakni bagian Pembukaan dan bagian Batang Tubuh UUD yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Perailihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan Tambahan terdiri dari 2 ayat. Di dalam bagian Pembukaan yang terdiri dari empat alinea itu, di dalam alinea keempat tercantum perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai berikut : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan Dasar Negara Pancasila yang tercantum yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang sah dan benar, karena disamping mempunyai kedudukan konstitusionil juga disahkan oleh suatu Badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia (PPKI). Sebagai catatan dapat ditambahkan bahwa selain rumusan tersebut di atas kita dapati pula rumusan-rumusan sebagai berikut : 9

a) Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) yang berlaku mulai tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950, rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi sebagai berikut : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri Kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kerakyatan 5) Keadilan Sosial b) Dalam Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan tanggal 5 Juli 1959 (sejak 5 Juli 1959 berdasarkan Dekrit Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kembali) rumusan Dasar Negara Pancasila sama dengan yang tercantum dalam Konstitusi RIS c) Di samping itu masih ada rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi sebagai berikut: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Peri Kemanusiaan 3) Kebangsaan 4) Kedaulatan Rakyat 5) Keadilan Sosial Dari keseluruhan rumusan Pancasila tersebut di atas yang sah dan benar menurut hukum adalah sebagaimana yang termuat dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Hal ini juga sesuai dengan ketetapan No. XX/MPRS/1966, Inpres No.12 tanggal 13 April 1968, juga ketetapan No. II/MPR/1978. Khusu Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 adalah menentukan bahwa pengucapan dan penulisan Pancasila Dasar Negara susunan dan rumusan yang benar adalah sebagaimana yang tercantun dalam Pembukaan UUD 1945. 10

BAB IV PEMBAHASAN A. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab dasar Negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita citakan. Sejalan dengan UUD 1945, maka cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan dasar Negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau cara-cara guna mencapai tujuan tersebut juga harus Pancasila. Sehingga dapat dikatakan, dari (dasar) Pancasila, dengan (pedoman) Pancasila, untuk Pancasila. Jika salah satu komponen ini tidak terpenuhi, maka tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila tidak mungkin dapat terwujud. Seperti halnya demokrasi : dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jika salah satu komnponen ini diganti, atau tidak terpenuhi, maka itu berarti sudah tidak demokratis lagi. Oleh sebab itu, dengan dasar Pancasila harus berpedoman Pancasila dan harus bertujuan masyarakat yang Pancasila juga. Jika hal itu tidak terpenuhi, maka dasar negara yang Pancasila, pedoman yang Pancasila dan tujuan yang Pancasila juga tidak mungkin terwujud. Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsi Pancasila bukan saja menjadi dasar negara, tetapi juga mempunyai arti dan fungsi yang semakin banyak lagi. Menurut Moerdiono (1996, halaman 15) menerangkan bahwa kedudukan dan fungsi Pancasila dapat diuraikan menjadi : 1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia 11

Hal ini berarti bahwa pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa Indonesia dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala aktivitas bangsa Indonesia dilandasi oleh Pancasila. 2. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yang membedakan dengan bagsa lain. Ciri khas inilah yang disebut dengan kepribadian, dan kepribadian inilah yang disebut Pancasila. 3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila digunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 4. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula pandangan hidup, sikap hidup, pegangan hidup, ataupun tuntunan hidup. 5. Pancasila adalah perjanjian luhur rakyat Indonesia Hal ini berarti bahwa telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri bangsa Indonesia. Kita semua mempunyai janji untuk melaksanakan, mempertahankan dan tunduk pada azas Pancasila. 6. Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Hal ini berarti bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur pemerintah dan penyelenggaraan negara. Isi dan tujuan dari semua perundang-undangan di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini disebut dalam pembukaan UUD 1945 7. Pancasila adalah landasan idiil Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Hal ini berarti bahwa landasan idiil GBHN adalah Pancasila. 12

B. Nilai-nilai Pancasila Sila Ketiga Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, bahasa, dan adat istiadat sehingga mengakibatkan suatu perbedaan antara satu daerah dengan daerah yang lain. Namun bukan berarti perbedaan itu mengakibatkan suatu masalah atau gesekan pada masyarakat justru perbedaan itu semakin mempererat persatuan bangsa karena bangsa Indonesia memiliki suata dasar negara yaitu Pancasila yang menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai warga negara. Pancasila sebagai dasar negara harus atau wajib diamalkan dalam kehidupan masyarakat untuk bernegara dan berbangsa. Salah satu sila yang harus diamalkan dalam kehidupan masyarakat adalah sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia yaitu untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tetap utuh. Kata satu merupakan sesuatu yang bulat, tidak dapat dipecah-pecah. Persatuan Indonesia pada hakikatnya bahwa bangsa Indonesia yang berjumlah jutaan jiwa dan mempunyai adat istiadat, agama, kepercayaan, kebudayaan yang berbeda-beda itu merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu didalam pergaulan satu sama lain kita harus dapat menunjukan rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika, meskipun berbeda-beda kita harus saling menghormati, menjaga karena satu jua. Selain itu kita harus menyadari bahwa kita bertanah air satu yaitu tana air Indonesia, sehingga harus cinta tanah air dan bangsa. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusaan yang Adil dan Beradab, dan bersama sila Pertama dan sila Kedua menjiwai dan mendasari sila-sila berikutnya yaitu sila Keempat dan sila Kelima. Dalam sila Persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa negara merupakan penjelmaan monodulis yaitu sebagai makhluk invidu dan sosial, negara merupakan persekutuan hidup bersama diantara elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, dan agama yang berbeda-beda dan perbedaan merupakan sifat kodrat manusia dan ciri khas elemen yang membentuk negara. Arti dan makna sila Persatuan Indonesia adalah sebagai berikut : Sikap Nasionalisme 13

Cinta bangsa dan tanah air Indonesia Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia Tidak membede-bedakan orang lain berdasarkan suku, agama, ras, atau kelompok tertentu Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. C. Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan. Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini. Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, 14

golongan maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan menghancurkan umat manusia itu sendiri. Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia. Kerjasama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhanmyang dihadapi oleh seluruh umat manusia. Berikut merupakan pengamalan terhadap Pancasila sila ketiga: 1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamtan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air da bangsa 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia 5) Memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu bangsa masih tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar negara, lambang negara, ideologi, maupun sebagai kepentingan lainya sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi. B. Saran Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan dasar negara kita republik Indonesia, maka dari itu kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila dari Pancasila tersebut salah satunya adalah sila ketiga untuk menjaga persatuan bangsa dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Dan kita junjung tinggi semboyan dari Pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. 16

BAB VI REFERENSI Kaelani, Drs. M.S., 1996, Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan, Paradigma, Yogyakarta. Noor MS, Bakry, 1994, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Liberty, Yogyakarta. Kaelani, Drs. M.S., 2002, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Paradigma, Yogyakarta. Moerdiono, 1996, Pancasila Sebagai Dasar Negara, CV. Karyono, Yogyakarta. 17