ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

II. TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

Vol.3 No1. Januari

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

KOKO SURYONO D

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

Dasman 1), Rudy Harman 2)

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

PENGARUH SAMBARAN PETIR TERHADAP SALURAN TELEKOMUNIKASI

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamankan manusia dan peralatan siatem tenaga listrik. Sistem pentanahan

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari/meminimalisir

1. BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TUGAS AKHIR PROTEKSI TEGANGAN LEBIH PADA LIGHTNING ARRESTER 70 KV PULO GADUNG

Simulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

ANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian sebelumnya (Syakur, 2009) dengan judul kinerja Arrester

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

TUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI MINDO SIMBOLON NIM :

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAKSI Untuk melindungi peralatan listrik tersebut perlu adanya suatu perlindungan maksimal sehingga gangguan dapat diminimalisir. Diperlukan adanya pemasangan kawat atau elektroda yang terhubung langsung ke tanah untuk pengamanan peralatan tersebut. Pemasangan ini dilakukan untuk memotong tegangan surja dan mengalirkannya ke tanah. Adapun kemampuan kerja alat ini juga dipengaruhi oleh kecuraman muka gelombang surja yang menuju peralatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap pemotongan tegangan pelepasan surja dan dapat mengetahui pengaruh diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap tegangan kerja arester Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 di gardu induk 150 kv Jajar, diawali dengan pengambilan data berupa name plate tranformator, arrester, tahanan pentanahan arrester dan penghantar yang digunakan. Kemudian dihitung rating tegangan arrester, dan parameter yang akan digunakan dalam simulasi menggunakan software PSCAD. Setelah itu parameter dimasukkan kedalam rangkaian uji sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu: Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin kecil tegangan pemotongan pelepasan akibat surja petir. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin besar pula tegangan kerja maksimal akibat surja petir. Rata rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 ka 80 ka adalah 258.95 kv dan Rata rata tegangan pemotongan maksimum pada arus petir 10kA - 80 ka adalah 3316.75 kv Kata kunci : petir, arrester, gardu induk, PSCAD

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit ke konsumen diperlukan suatu sistem jaringan tenaga listrik yang dituntut untuk memiliki effisiensi yang tinggi dalam pelayanannya kepada konsumen. Sistem pengiriman tenaga listrik ke pusat-pusat beban dalam hal ini konsumen melalui saluran udara mempunyai resiko kemungkinan terkena petir, baik sambaran langsung sambaran yang mengenai saluran transmisi yang terhubung dengan peralatan tersebut maupun sambaran tak langsung sambaran di daerah luar saluran transmisi yang kemudian menimbulkan induksi. Lonjakan tegangan yang besar yang jauh di atas amplitude tegangan sistem akan terjadi jika saluran terkena sambaran petir. Hal ini mengakibatkan kerusakan terhadap peralatan. Dalam kaitannya dengan perlindungan peralatan terhadap tegangan lebih maka dikenal adanya koordinasi lokal. Koordinasi tersebut dinyatakan dalam bentuk langkahlangkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan pada peralatan listrik yang disebabkan tegangan lebih dan membatasi tegangan tersebut. Untuk melindungi peralatan listrik tersebut perlu adanya suatu perlindungan maksimal sehingga gangguan dapat diminimalisir. Diperlukan adanya pemasangan kawat atau elektroda yang terhubung langsung ke tanah untuk pengamanan peralatan tersebut. Pemasangan ini dilakukan untuk memotong tegangan surja dan mengalirkannya ke tanah. Adapun kemampuan kerja alat ini juga dipengaruhi oleh kecuraman muka gelombang surja yang menuju peralatan. Walaupun peralatan tersebut sudah diproteksi dengan pentanahan arrester, namun kenyataannya masih terjadi kerusakan pada peralatan tersebut. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu : 1. Dapat mengetahui hubungan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap pemotongan tegangan pelepasan surja 2. Dapat mengetahui pengaruh diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap tegangan kerja arester

A. Landasan Teori Petir Petir merupakan hasil pemisahan muatan listrik secara alami di dalam awan badai, proses pelepasan muatan ini akan berupa kilat cahaya dan suara gemuruh yang biasa disebut petir. Petir lebih sering terjadi antara pusat muatan satu dengan pusat muatan lainnya di dalam awan, sedangkan antara pusat muatan di dalam awan dengan pusat muatan di permukaan bumi jarang terjadi. Petir terjadi disebabkan oleh adanya konsentrasi muatan karena perbedaan tekanan udara dan temperatur yang menyebabkan pergerakan udara ke atas. Pergerakan udara keatas ini akan membawa uap air sampai pada ketinggian tertentu dimana temperatur udara sangat dingin. Uap air tersebut terkonsentrasi dan berubah menjadi titik-titik air seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, kumpulan dari titik-titik air ini disebut awan (Comulo Nimbus). Awan ini lebarnya bisa mencapai puluhan kilometer dan terdiri dari sejumlah besar sel-sel awan yang berdiri sendiri dengan ketinggian sekitar 7,5 km sampai dengan 18 km. Secara garis besar ada dua jenis awan badai yang membangkitkan muatan listrik statik, yaitu: a. Awan badai panas (heat storm clouds). b. Awan badai frontal (frontal storm clouds). Di dalam awan yang bermuatan positif adalah kristal es sedangkan yang bermuatan negatif adalah titik-titik air. Distribusi partikel-partikel tersebut secara normal memberikan peningkatan muatan negatif didasar awan. Peningkatan muatan negatif didasar awan mengakibatkan peningkatan muatan positif diatas tanah. Akibatnya antara tanah dan dasar awan terdapat beda potensial yang tinggi. Apabila gradien potensial tersebut sedemikian

besar, maka berakibat terjadinya proses tembus pada resistansi udara, sehingga menimbulkan suatu peluahan petir METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 di PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT.SURAKARTA untuk observasi, dilanjutkan dengan perhitungan dan analisis menggunakan software PSCAD selama 1 bulan di rumah. B. Peralatan Utama dan Pendukung Peralatan yang digunakan untuk penelitian antaralain : a. Perangkat keras (hardware) yaitu seperangkat PC (Personal Computer) yang digunakan untuk menjalankan program PSCAD 4.2, dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Intel Pentium IV 3.0 GHz. 2. Memory 2GB. 3. Motherboard Gigabyte 4. Vganvidia 512MB b. Perangkat lunak (software) yaitu program paket PSCAD 4.2 yang digunakan untuk analisa lightning arrester. c. Printer untuk mencetak hasil analisa C. Tahap penelitian Dalam penyusunan tugas akhir ini, metode penelitian yang akan di lakukan diantaranya:

1. Studiliteratur Studi literature adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku, karya-karya ilmiah, dan melalui internet, serta media massa yang berhubungan dengan penulisan laporanini. 2. Observasi Pengumpulan data dengan cara melihat langsung keadaan objek di lapangan 3. Konsultasi Bimbingan Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing yang telah diminta oleh penulis dan konsultasi bimbingan dilakukan selama proses penyusunan Tugas Akhir

Diagram Alir Penelitian Mulai StudiLiteratur Penelitiandanpengu mpulan data Pemilihan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester Pemodelan system menggunakan software PSCAD Apakah simulasi berhasil? tidak ya Penulisan laporan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian a. Alur penelitian dimulai dengan studi literature dilanjutkan dengan mengumpulkan data yang diperlukan, setelah data sudah siap langkah selanjutnya menghitung rating tegangan arrester, kemudian membuat permodelan system menggunakan

software PSCAD, lalu disimulasikan hingga mendapat hasil yang diinginkan, dan yang terakhir yaitu pembuatan laporan tugas akhir. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Data diperoleh dari gardu induk 150 kv jajar, data yang dibutuhkan diantaranya karakteristik komponen yang terpasang pada gardu induk. Data tersebut akan digunakan sebagai nilai dasar untuk mengisi parameter pada simulasi lightning arrester menggunakan software PSCAD 4.2. Data dinyatakan dalam tabel dan gambar sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Lightning Arrester Arus Jurusan Phasa Merk Type No. seri Voprs (kv) Discharge (ka) Trafo 60 MVA R BBC HML150 Trafo 60 MVA S BBC HML150 Trafo 60 MVA T BBC HML150 HA 5010098 150 10 HA 5010099 150 10 HA 5010100 150 10 Panjang arrester keseluruhan = 1.7m

B. AnalisaMenggunakan PSCAD 4.2 Simulasi lightning arrester dapat menggunakan model arrester pada PSCAD ditunjukkan pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Model arrester pada PSCAD Parameter yang digunakan untuk pemodelan arrester 150 kv dengan panjang arrester d=1.7m dan jumlah kolom parallel n=1 dapat dihitung sebagai berikut: L0 = 0.2d/n = 0.34 μh C = 100n/d = 58.8 pf L1 = 15d/n = 25.5 μh R = 65d/n = 110,5 ohm

gambar 4.2 Dari hasil perhitungan diatas maka parameter arrester dapat dimasukan seperti pada Gambar 4.2 Model Arrester setelah parameter dimasukan C. Resistansi pentanahan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2 sebagai berikut : Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 2 meter 2 3.14 200 4.200 2.54 1) = 7.96 4.75 = 37.81 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 4 meter 2 3.14 400 4.400 2.54 1) = 3.98 5.44 = 21.65 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 6 meter

2 3.14 600 4.600 2.54 1) = 2.65 5.85 = 15.50 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 8 meter 2 3.14 800 4.800 2.54 1) = 1.99 6.13 = 12.19 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 2 meter 2 3.14 200 4.200 1.905 1) = 7.96 5.04 = 40.11 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 4 meter 2 3.14 400 4.400 1.905 1) = 3.98 5.73 = 22.80 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 6 meter 2 3.14 600 4.600 1.905 1) = 2.65 6.13 = 16.24 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 8 meter 2 3.14 800 4.800 1.905 1) = 1.99 6.42 = 12.77

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 2 meter 2 3.14 200 4.200 1.27 1) = 7.96 5.44 = 43.30 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 4 meter 2 3.14 400 4.400 1.27 1) = 3.98 6.13 = 24.39 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 6 meter 2 3.14 600 4.600 1.27 1) = 2.65 6.54 = 17.33 Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 8 meter 2 3.14 800 4.800 1.27 1) = 1.99 6.83 = 13.58

Tabel variasi tahanan pentanahan arester Diameter Panjang Resistansi ( cm ) (m) ( ohm ) 5.08 2 37.81 5.08 4 21.65 5.08 6 15.50 5.08 8 12.19 3.81 2 40.11 3.81 4 22.80 3.81 6 16.24 3.81 8 12.27 2.54 2 43.30 2.54 4 24.39 2.54 6 17.33 2.54 8 13.59

Tabel Hasil Simulasi Arrester Menggunakan PENUTUP Diameter (cm) Panjang (m) Resitansi (ohm) I Petir Max (ka) V Petir Max (kv) V Kerja max (kv) V Pemotongan max (kv) 5.08 2 37.81 10 864.8919 248.1509 616.7225 5.08 4 21.65 10 864.4391 248.1916 616.2287 5.08 6 15.50 10 864.2582 248.2078 616.0313 5.08 8 12.19 10 864.1587 248.2167 615.9229 5.08 2 37.81 40 3307.7996 260.9878 3046.8048 5.08 4 21.65 40 3305.1630 261.0087 3044.1467 5.08 6 15.50 40 3304.1093 261.0171 3043.0845 5.08 8 12.19 40 3303.5301 261.0217 3042.5007 5.08 2 37.81 80 6562.4801 267.6132 6294.8521 5.08 4 21.65 80 6556.9012 267.6576 6289.2283 5.08 6 15.50 80 6554.6719 267.6752 6286.9811 5.08 8 12.19 80 6553.4464 267.6850 6285.7458 3.81 2 40.11 10 864.9537 248.1454 616.7901 3.81 4 22.80 10 864.4723 248.1886 616.2650 3.81 6 16.24 10 864.2802 248.2058 616.0554 3.81 8 12.27 10 864.1611 248.2165 615.9255 3.81 2 40.11 40 3308.1605 260.9849 3047.1683 3.81 4 22.80 40 3305.3569 261.0072 3044.3421 3.81 6 16.24 40 3304.2376 261.0161 3043.2139 3.81 8 12.27 40 3303.5441 261.0209 3042.6036 3.81 2 40.11 80 6563.2430 267.6071 6295.6211 3.81 4 22.80 80 6557.3114 267.6543 6289.6418 3.81 6 16.24 80 6554.9434 267.6731 6287.2548 3.81 8 12.27 80 6553.4762 267.6847 6285.7758 2.54 2 43.30 10 865.0386 248.1377 616.8827 2.54 4 24.39 10 864.5181 248.1845 616.3149 2.54 6 17.33 10 864.3125 248.2029 616.0906 2.54 8 13.59 10 864.2010 248.2129 615.9690 2.54 2 43.30 40 3308.6548 260.9810 3047.6666 2.54 4 24.39 40 3305.6233 261.0051 3044.6107 2.54 6 17.33 40 3304.4259 261.0146 3043.4036 2.54 8 13.59 40 3303.7761 261.0198 3042.7487 2.54 2 43.30 80 6564.2889 267.5988 6296.6753 2.54 4 24.39 80 6557.8750 267.6498 6290.2100 2.54 6 17.33 80 6555.3416 267.6699 6287.6562 2.54 8 13.59 80 6553.9670 267.6808 6286.2705

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin kecil tegangan pemotongan pelepasan akibat surja petir 2. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin besar pula tegangan kerja maksimal akibat surja petir 3. Rata rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 ka 80 ka adalah 258.95 kv B. Saran 1. Pihak PLN harus memperhatikan terminal arrester, agar arrester selalu berfungsi dengan baik 2. Perlu diperhatikan ukuran elektroda yang digunakan pentanahan arester sehingga tidak terjadi kerusakan pada peralatan yang dilindungi Untuk penelitian selanjutnya, agar diperoleh perbandingan yang lebih luas maka perlu dilakukan penelitian terhadap beberapa rating yang berbeda-beda, sehingga diperoleh informasi yang lebih menggambarkan secara keseluruhan. Juga perlu dilakukan pengujian untuk karakteristik lainnya sehingga diperoleh keterangan yang lebih banyak mengenai mengenai jenis ini baik untuk kepentingan studi maupun aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, A. 1975, TeknikTeganganTinggi,PradnyaParamita, Jakarta. 2. Arismunandar, A. 1997, TeknikTenagaListrik, Jilid III, PradnyaParamita, Bandung. 3. Arismunandar, A. 1993, TeknikTenagaListrik,JilidII, PradnyaParamita, Jakarta. 4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-anasyusufn-917-2-bab2.pdf 5. L. Tobing, Bonggas. 2003, PeralatanTeganganTinggi,GramediaPustakaUtama, Jakarta. 6. Muthumuni, Dharshana. 2005, Pscad Getting-Started Tutorials,Manitoba HVDC Research Centre Inc, Canada. 7. Winnipeg. 2008, Applications of PSCAD / EMTDC, Manitoba HVDC Research Centre Inc, Canada. 8. www.abb.com/arresteronline/exlim-p.pdf