PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB II LANDASAN TEORI

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III LANDASAN TEORI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

RELE. Klasifikasi Rele

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB II LANDASAN TEORI

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan dan aplikasinya pada sehari-hari 3. Mengetahui syarat suatu sistem pentanahan 4. Mengetahui prinsip kerja ground-earth tester II. DASAR TEORI Pentanahan merupakan bagian dari sistem proteksi. Pada kehidupan nyata, pentanahan digunakan sebagai protkesi terhadap petir. Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus. Sambaran petir pada tempat yang jauh (sekitar 1,5 km) sudah dapat merusak sistem elektronika dan peralatan, seperti instalasi computer, telekomunikasi kantor dan instrumentasi serta peralatan elektronik sensitif lainnya. Prinsip proteksi petir sendiri biasa disebut dengan six-point plan. Tujuan dari six-point plan adalah menyiapkan sebuah perlindungan yang sangat efektif dan dapat diandalkan terhadap serangan petir. Komponenkomponennya antara lain adalah: Menangkap petir Dengan jalan menyediakan sistem penerimaan (air terminal) yang dapat dengan cepat menyambut luncurarn arus petir Menyalurkan petir Luncuran petir yang ditangkap kemudian disalurkan ke tanah/arde secara aman tanpa mengakibatkan terjadinya loncatan listrik ke bangunan atau manusia. Menampung petir Dengan cara membuat sistem pentanahan sebaik mungkin (maksimum tahanan tanah rata-rata 5 ohm). Hal ini lebih

dikarenakan petir yang turun dapat sepenuhnya diserap oleh tanah dan menghindari terjadinya tegangan step Proteksi Grounding Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial tegangan antara satu sistem pentanahan dengan yang lainnya. Proteksi Jalur Power Proteksi terhadap jalur power mutlak diperlukan untuk mencegah induksi ke peralatan melalui jalur power (yang umumnya bersumber dari jaringan listrik yang cukup jauh) Proteksi Jalur Data/Komunikasi Memproteksi seluruh jalur data yang melalui peralatan telepon data dan signal. Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan. Kawat pentanahan digunakan untuk menghubungkan bagian yang ditanahkan dari suatu instalasi dengan elektroda pentanahan. Tahanan pentanahan dari suatu sistem pentanahan ditentukan oleh jumlah tahanan dari elektroda pentanahan ke bumi dan kawat penghantar. Tahanan tanah dari sebuah elektroda pentanahan ditentukan oleh rasio potensial elektroda terhadap arus yang lewat melalui elektroda tersebut ke bumi. Pada sistem pentanahan terdapat bagian-bagian yang harus ditanahkan, yaitu: bagian atas penangkap petir, down conductor, dan titik netral dari perangkat listrik. Suatu sistem pentanahan juga memiliki beberapa syarat agar sistem pentanahan dapat bekerja dengan baik, yaitu tahanan pentanahan yang digunakan, sistem dapat digunakan untuk berbagai musim, biaya serendah mungkin, elektroda yang digunakan, dan lainnya. Elektroda pentanahan sendiri terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: Bulat, Batang, Plat, dan Pita.

Gambar rangkaian pengujian tahanan pentanahan Keterangan : A = down conductor B = Paku pentanahan 1 C = Paku pentanahan 2 III. PERALATAN PERCOBAAN 1. Satu buah Earth Tester Model 4102 Kyoritsu 2. Satu buah Measuring Tape Case 30M/100FT 3. Kabel penghubung 4. Paku pentanahan 5. Palu IV. RANGKAIAN PERCOBAAN Lihat petunjuk pemasangan alat di Earth Model 4102 Kyoritsu atau sesuai dengan petunjuk asisten. V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pasangkan koneksi Earth Tester ke down conductor, dan ke elektroda pentanahan. (P1 dan C1 ke A, P2 ke B, C2 ke C) 2. Lakukan pengukuran tahanan pentanahan sesuai dengan jarak yang ditentukan asisten 3. Catat hasil pengukuran yang didapat pada lembar data percobaan yang disediakan 4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk kawat pentanahan pada tempat yang berbeda.

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Jelaskan fenomena terjadinya petir (teori dan gambar) 2. Jelaskan macam-macam sistem pentanahan dan cara kerjanya yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan (termasuk pembangkit) 3. Apa yang dimaksud dengan tegangan langkah dan tegangan sentuh? 4. Sebutkan dan jelaskan metode perancangan pada air terminal, dalam proteksi terhadap petir!

PRAKTIKUM 2: SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK Praktikum Proteksi Tenaga Listrik terdiri dari 2 macam jenis praktikum, yaitu praktikum software dan hardware. A. PRAKTIKUM SOFTWARE Praktikum software pada praktikum proteksi tenaga listrik menggunakan program ETAP dan DIgSILENT untuk mengetahui aliran daya sebelum dan sesudah terjadinya gangguan. Praktikum software terdiri dari : 1. Setting Peralatan Proteksi Pada praktikum ini, diharapkan praktikan dapat melakukan setting peralatan proteksi, seperti Over Current Relay (OCR) dan Recloser pada jaringan tenaga listrik. Selain itu, praktikan diharapkan dapat mengetahui karakteristik dari peralatan proteksi yang digunakan untuk mengamankan jaringan saat terjadinya gangguan. 2. Koordinasi Peralatan Proteksi Pada praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melihat karakteristik dari beberapa koordinasi peralatan proteksi yang digunakan dalam mengamankan sebuah jaringan saat terjadinya gangguan. B. PRAKTIKUM HARDWARE 1. Under Voltage Relay (UVR) Tujuan : - Untuk mengetahui cara menyeting, karakteristik dan prinsip kerja dari Under Voltage Relay saat terjadi gangguan. Alat dan Bahan : - Voltage Relay Kasuga MI 1 KDU 44D - Sumber tegangan 3 fasa dan 1 fasa - 1 Autotrafo dan 3 buah trafo 1 fasa - MCB 3 fasa - Relay Auxilary 12 V Omron MY2NY

- AC Magnetic Contactor 3 phase - Saklar ON-OFF (Starting Switch) - Timer H5CR Gambar Voltage Relay Kasuga MI 1 KDU 44D Gambar Rangkaian : Gambar Rangkaian Percobaan UVR Langkah Percobaan : - Rangkai sumber tegangan dengan trafo penaik tegangan (step up) dengan konfigurasi Y-Y. - Rangkai peralatan percobaan disisi relay dengan menambah kontaktor megnetik, timer, dan starting switch sesuai gambar rangkaian percobaan dengan posisi kontaktor, timer, dan kontak

bantu magnetic kontaktor di terminal 14, 15, dan 16 (terminal UVR). - Pastikan toggle switch nomer 2 pada relay di posisi ON dan toggle switch nomer 1, 3, dan 4 diposisi OFF. - Atur setting rele tegangan pada tegangan nominal, setting tegangan UVR sesuai dengan variasi yang diberikan dan setting waktu sesuai dengan variasi. - Setting nilai tegangan keluaran trafo (masukan relay) kurang dari setting nominal dikalikan tegangan. - Periksa rangkaian dan setting pada percobaan dan masukkan sumber tegangan. - Hidupkan tombol ON starting switch dan catat waktu yang diperlukan oleh relay untuk trip. - Tekan tombol OFF starting switch untuk mematikan pasokan listrik ke relay. Dan catat hasil percobaan dan bandingkan dengan seting sebenarnya. - Lakukan langkah tersebut dengan memvariasikan waktu setting untuk setiap setting an UVR dan lakukan juga untuk setting UVR yang lain. 2. Over Voltage Relay (OVR) Tujuan : - Untuk mengetahui cara menyeting, prinsip kerja dan karakteristik dari over voltage relay (OVR) dalam mengamankan gangguan tegangan lebih. Alat dan Bahan : - Voltage Relay Kasuga MI 1 KDV 44D - Sumber tegangan 3 fasa dan 1 fasa - 1 Autotrafo dan 3 buah trafo 1 fasa - MCB 3 fasa - Relay Auxilary 12 V Omron MY2NY - AC Magnetic Contactor 3 phase

- Saklar ON-OFF (Starting Switch) - Timer H5CR Gambar Voltage Relay Kasuga MI 1 KDV 44D Gambar Rangkaian : Gambar Rangkaian Percobaan OVR Langkah Percobaan : - Rangkai sumber tegangan dengan trafo penaik tegangan (step up) dengan konfigurasi Y-Y. - Rangkai peralatan disisi relay dengan menambah kontaktor megnetik, timer, dan starting switch sesuai gambar rangkaian

percobaan dengan posisi kontaktor, timer, dan kontak bantu magnetic kontaktor di terminal 9, 10, dan 11 (terminal OVR). - Pastikan toggle switch nomer 1 pada relay di posisi ON dan toggle switch nomer 2, 3, dan 4 diposisi OFF. - Atur setting rele tegangan pada tegangan nominal, setting tegangan OVR sesuai dengan variasi yang diberikan dan setting waktu sesuai dengan variasi. - Setting nilai tegangan keluaran trafo (masukan relay) lebih dari setting nominal dikalikan tegangan. - Periksa rangkaian dan setting pada percobaan dan masukkan sumber tegangan. - Hidupkan tombol ON starting switch dan catat waktu yang diperlukan oleh relay untuk trip. - Tekan tombol OFF starting switch untuk mematikan pasokan listrik ke relay. Catat hasil percobaan dan bandingkan dengan setting sebenarnya. - Variasikan percobaan dengan cara memvariasikan waktu setting an untuk setiap setting an OVR dan lakukan juga untuk setting an OVR yang lain. 3. Earth Fault Relay (EFR) Tujuan : - Untuk mengetahui cara menyeting, prinsip kerja dan karakteristik dari EFR. Alat dan bahan : - EFR Kasuga MH RAS 703B - Sumber tegangan AC 1 Fasa 220 volt. - Sumber tegangan DC 12 volt. - Variable AC 1 Fasa. - Timer H5CR. - Relay Auxilary DC 12 volt.

Gambar Earth Fault Relay Gambar rangkaian : Gambar Rangkaian Percobaan EFR Langkah Kerja : - Rangkai rangkaian percobaan sesuai gambar rangkaian dan atur setingan arus relay atau arus nominal 0.2 A. - Setting waktu tunda 0s untuk karakteristik relay instantaneous dan 0,1s untuk karakteristik relay definite.

- Atur arus injeksi sehingga melebihi setting relay dan injeksi arus dengan menekan saklar ON dan catat waktu trip pada timer. - Tekan saklar OFF untuk memastikan pasokan listrik relay dan tombol reset untuk mengembalikan keadaan timer. - Ulangi percobaan dengan memvariasikan arus nominal relay untuk relay karakteristik instantaneous, sedangkan untuk relay karakteristik definite lakukan variasi arus nominal dan waktu tundanya. 4. Over Current Relay (OCR) Tujuan : - Untuk mengetahui cara menyeting OCR tipe invers, prinsip kerja dan karakteristik OCR tipe invers pada SEPAM saat mengatasi gangguan arus lebih. Alat dan Bahan : - Sepam 1000+ seri 520 - Sumber tegangan AC 1fasa 220 Volt, 3 buah - Sumber tegangan DC 12 Volt, 2 buah - Saklar ON-OFF (Starting Switch) - Timer HSCR - Relay Auxiliary 2 buah - Fuse 1 A dan fuse holder - Tahanan resistor variabel Gambar 1000+ seri 520

Gambar Rangkaian : Gambar Rangkaian Percobaan OCR Langkah Percobaan : - Rangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan - Untuk OCR tipe sepam, mengatur nilai tahanan dan tegangan sumber sehingga nilai arus yang masuk lebih besar dari arus setting dalam sepam. - Atur dengan mengisikan data ke sepam 1000+ Pasword 0000 Sensor arus (CT) 1 ka/1 A Memasukkan sensor 11-12-13, tetapi cukup member masukan ke 13 (terminal 6-3 CCA 630) Masukkan pilihan rele invers yang diinginkan (SIT dan VIT) - Masukkan sumber dan tekan tombol ON starting switch dan mencatat waktu yang diperlukan rele untuk trip.tekan tombol OFF starting switch dan menghentikan pasokan listrik ke rele, dan tombol reset untuk mengembalikan kontaktor pada rele.

- Ulangi percobaan dengan menggunakan nilai arus beban yang berbeda dan lakukan juga variasi percobaan dengan menggunakan tipe invers yang berbeda pada SEPAM. - Bandingkan waktu trip percobaan dengan perhitungan waktu tunda. Buat grafik hubungan antara MPS (Ifault/Iset) dengan waktu trip rele percobaan dan perhitungan. 5. Phase Failure Relay (PFR) Tujuan : - Untuk mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari PFR dalam mengatasi gangguan dan mendeteksi kegagalan fasa. Alat dan Bahan : - PFR GAE - Sumber tegangan 3 fasa - Trafo 1 fasa 1 inti 3 buah - MCB 3 fasa - Saklar ON-OFF (starting switch) - Timer H5CR - Rele auxiliary 12 V Gambar PFR

Gambar Rangkaian : Gambar Rangkaian PFR 1 fasa terlepas Gambar Rangkaian PFR 2 fasa terlepas Langkah Percobaan : - Rangkai sumber tegangan dengan trafo penaik tegangan dengan konfigurasi Y-Y - Rangkai rangkaian seperti gambar percobaan PFR - Naikkan tegangan sumber 3 fasa dan ukur ketiga fasanya seimbang. Nilai tegangan input trafo step up yang berasal dari sumber tegangan tiga fasa tidak boleh melampaui nilai nominalnya. - Masukkan sumber tegangan dengan menutup saklar dan nyalakan starting switch ke posisi ON. Catat apa yang terjadi. - Ulangi untuk rangkaian percobaan PFR 2 fasa lepas.

6. Reverse Power Relay (RPR) Tujuan : - Untuk mengetahui cara setting, prinsip kerja dan karakteristik RPR dalam mengatasi gangguan. Alat dan Bahan : - RPR GAE-RP 99 R200 - Sumber Tegangan AC 1 fasa 220V - Sumber Tegangan DC 12V - Saklar ON-OFF - Timer H5CR - Fuse 8A dan Fuse Holder - Relay Auxillary - Variac 8A 220V Gambar Reverse Power Relay

Gambar Rangkaian : Gambar Rangkaian Percobaan RPR Langkah Percobaan : - Rangkai rangkaian percobaan sesuai gambar rangkaian - Hitung dan atur sumber tegangan dan tahanan yang digunakan sebagai beban sehingga arus tidak melebihi 5A - Atur nilai setting trip point -5% dan atur setting waktu tunda dengan 5 variasi - Nyalakan starting switch ke posisi ON dan mencatat waktu yang diperlukan rele untuk trip dan matikan switch ke posisi OFF dan mereset timer - Lakukan percobaan dengan variasi wakttu tunda dan untuk variasi setting trip poin.