BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa selalu

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia pada era global dan

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (2003: 5) Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pentingnya ilmu pengetahuan tersebut, tidak terlepas dari suatu proses pendidikan. Pendidikan sangat penting untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, pemerintah telah banyak melakukan usaha guna meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya peningkatan kualitas guru atau sertifikasi guru, melengkapi sarana dan prasarana, mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar, menyempurnakan kurikulum, dan lain-lain. 1

2 Agama Islam memandang kegunaan dan peranan ilmu pengetahuan dalam pendidikan. Agama adalah nilai-nilai penuntun yang memberi pedoman pada tingkah laku manusia dan pandangan hidupnya. Sementara ilmu merupakan suatu hasil yang dicapai oleh manusia dengan bekal kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang Maha Pencipta. Ilmu tidak dibekali sebagai barang jadi, tetapi ilmu harus dicari dan untuk mencari ilmu Tuhan membekali manusia dengan berbagai kemampuan yang memang kodratnya sesuai dengan keinginan untuk mengetahui apa saja, salah satunya adalah matematika yang dalam proses penggunaannya matematika mempermudah dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Islam sebagai agama yang sangat menganjurkan dan mementingkan pendidikan, sangat menghargai manusia yang menuntut ilmu dan mengangkat orang yang berilmu beberapa derajat disisi-nya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11: ي ا ي ي ي ا ا ل ذ ييا يآ ن ا ذ ي ا ذ يياا ي ن ماات يف ي لس نح اف ذيا ما يم يج ا ذ ذساف ي مف يس نح ا ي مف يس ذ حا ل للا ناا ي ن ما ا يو ذ ي ا ذ ييا من نش نزو ا ف ي من نش نزو ا ي م ف ي ذ ا ل للا نا ا ل ذ ييا يآ ن ا ذآ م ن ما يو ا ل ذ ييا ن وت ن ا ما ذ م يا ي ي ي تاا ا يو ل للا نا ذ يم ات ي م يم ن يواا ي ذ را Artinya:"Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Berdasarkan ayat di atas dalam Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab (2008: 70-71) bahwasannya ayat tersebut memberi tuntunan bagaimana menjalin

3 hubungan harmonis dalam suatu majelis, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu beberapa derajat kemuliaan di dunia dan di akhirat dan Allah terhadap apa yang kamu kerjakan sekarang dan masa datang. Ayat di atas juga menjelaskan yang diberi pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghias diri mereka dengan pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama sekedar beriman dan beramal saleh, dan kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, atau tulisan maupun dengan keteladanan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu apapun yang bermanfaat. Islam mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan tersebut penting karena manusia diberi oleh Allah anugerah berupa akal pikiran, salah satu cara untuk mensyukuri anugerah itu dengan menggunakan akal pikiran tersebut untuk belajar atau menuntut ilmu. Dalam Islam tidak ada perbedaan antara ilmu agama dan ilmu umum, seperti matematika, fisika, kimia, geografi, kedokteran dan lain sebagainya. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya ilmuwan Islam yang mempelopori ilmu umum, diantaranya Ibnu Sina, Alkhawarizmi, dan lain sebagainya. Salah satu dari ilmu umum itu yang penting untuk dipelajari adalah matematika. Suherman (2003: 15) mengatakan bahwa:

4 Matematika adalah sarana berpikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus pelayannya; matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah sains yang memanipulasi simbol; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur. Dari pendapat di atas terlihatlah bahwa ilmu matematika merupakan salah satu ilmu yang terstruktur, mementingkan berpikir kreatif, logis, sistematis, dan bersifat rasional. Matematika berperan sebagai ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan bidang ilmu lain, seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi dan lain sebagainya. Sumarno (dalam Nurhafsari 2013: 2) mengatakan bahwa: Pembelajaran matematika hendaknya mengutamakan pada pengembangan daya matematik (mathematical power) siswa yang meliputi: kemampuan menggali, menyusun konjektur dan menalar secara logik, menyelesaikan masalah yang tidak rutin, menyelesaikan masalah (problem solving), berkomunikasi secara matematik, dan mengaitkan ide matematika dengan kegiatan intelektual lainnya (koneksi matematika). Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas, guru matematika mempunyai peran penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Upaya yang telah ditempuh guru matematika adalah merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa serta sesuai dengan materi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Usaha ini belum sepenuhnya berhasil. Hal ini terlihat dari masih rendahnya persentase ketuntasan siswa dalam pelajaran matematika.

5 Berdasarkan Observasi dan wawancara yang dilakukan penulis tanggal 21 Juli 2017 pada Guru Matematika yang mengajar di kelas VIII SMPN 33 Padang. Ditemukan penyebab siswa kurang berhasil dalam pembelajaran matematika disebabkan beberapa faktor diantaranya dikarenakan materi palajaran matematika yang kurang disukai oleh sebagian besar siswa. Mereka beranggapan bahwa pelajaran matematika materinya sangat rumit, sulit, dan kurang menarik. Dalam proses pembelajaran cenderung dilaksanakan satu arah sehingga kurang dapat mengaktifkan siswa. Dalam proses pembelajaran pun guru yang lebih aktif menyampaikan informasi. Hal ini berpengaruh kepada hasil belajar dimana banyak siswa di kelas VIII SMPN 33 Padang yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 80 pada ujian harian I. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Nilai Ujian Harian 1 Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017/2018 Kelas Jumlah Tuntas Tidak Tuntas Siswa Jumlah (%) Jumlah (%) VIII. 1 34 10 29,41% 24 70,59% VIII. 2 35 11 31,43% 24 68,57% VIII. 3 35 9 25,71% 26 74,28% VIII. 4 35 8 22,86% 27 77,14% VIII. 5 35 10 28,57% 25 71,43% VIII. 6 33 10 30,30% 23 69,69% Sumber Guru Bidang Studi Matematika Kelas VIII SMPN 33 Padang Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada umumnya setiap kelas jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak dari yang tidak tuntas. Mengatasi

6 permasalahan ini, maka guru perlu menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika yang diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi belajar aktif tipe Trading Places. Menurut Silbermen (2006: 44) Trading Places merupakan salah satu strategi yang memungkinkan para siswa lebih mengenal, saling bertukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah dan merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyikapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang. Adanya saling bertukar pendapat, mempertimbangkan ide dan gagasan tentang berbagai masalah pada pelaksanaan strategi Trading Places di harapkan dapat membantu siswa lebih memahami dan mengingat materi yang mereka pelajari, sebagaimana yang diungkapkan Ekwal dan Shanker dalam Ginnis (2008: 28) Orang umumnya akan mengingat 90% dari apa yang mereka ucapkan dan lakukan bersama-sama. Adanya peran aktif siswa mengeluarkan ide serta bertukar pendapat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Trading Places Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 33 Padang Tahun Pelajaran 2017 /2018.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Siswa beranggapan matematika adalah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. 2. Siswa tidak mau bertanya kepada guru terhadap apa yang belum dipahami. 3. Siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal matematika bersama teman-temannya untuk dapat saling bertukar pendapat. 4. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. 5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika masih kurang. 6. Hasil belajar matematika siswa masih banyak di bawah KKM yang telah ditetapkan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas dan sesuai dengan pertimbangan penulis maka masalah yang diteliti dibatasi pada aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Trading Places pada siswa kelas VIII SMPN 33 Padang.

8 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan aktivitas belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Trading Places di kelas VIII SMPN 33 Padang? 2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Trading Places lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 33 Pdang? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Trading Places di kelas VIII SMPN 33 Padang. 2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Trading Places di kelas VIII SMPN 33 Padang. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman langsung bagi penulis dalam menerapkan strategi belajar aktif tipe Trading Places.

9 2. Terbentuknya suasana beljar yang aktif, kreatif, dan menyenagkan. 3. Sebagai salah satu bahan masukkan bagi guru Matematika dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan untuk melihat pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa.