Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

ABU BATUBARA PLTU SIJANTANG SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

PENGARUH VARIASI ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

ANALISIS KUAT TEKAN BEBAS PADA PEBAMBAHAN MATOS TERHADAP STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN SEMEN. Anwar Muda

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN ADDITIVE POLIMER LATEKS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Oleh:

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KUAT GESER

STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

INFRASTRUKTUR PERBAIKAN SIFAT GEOTEKNIS TANAH DASAR UNTUK JALAN DENGAN ABU BATUBARA. Geotechnical Properties Improvement of Clay Using Coal Ash

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

STUDI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LUNAK AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN MATERIAL LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

NILAI KUAT GESER TANAH BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN TRAS DAN KAPUR

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

ATTERBERG LIMIT DAN DIRECT SHEAR STRENGTH TANAH LEMPUNG DENGAN SPENT CATALYST RCC-15 DAN Ca(OH)2

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

Transkripsi:

PENGARUH ABU BATUBARA DAN KAPUR TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG PADA KONDISI BASAH OPTIMUM Oleh : Herman *), Syahroni **) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak : Stabilisasi adalah suatu tindakan yang diambil untuk mengatasi efek-efek negarif yang ditimbulkan oleh tanah bermasalah, apalagi tanah ini berfungsi sebagai tanah dasar. Bagi konstruksi jalan raya tanah dasar (subgrade) mempunyai peranan penting dalam menentukan umur rencana, terutama perkerasan fleksibel, jika tanah dasarnya bermasalah, akan timbul kerusakan pada permukaan jalan antara lain retak-retak, bergelombang, terjadi rekahan sampai kepada penurunan badan jalan. Ciri-ciri tanah bermasalah dilapangan dapat dilihat diantaranya berbutir halus, jika dalam kondisi basah terasa licin, lunak dan mengembang, dan jika dalam kondisi kering, keras, menyusut dan retak-retak, perbedaan sifat tanah inilah yang mendatangkan kerusakan bagi struktur yang ada diatasnya. Agar perbedaan sifat tanah ini tidak terjadi perlu adanya stabilisasi, bertolak dari kasus ini diadakanlah penelitian dilaboratorium, sebagai stabilizer digunakan kapur dan abu batubara, tanah sebagai bahan penelitian diambil dari desa Sawal Liat, kapur dari Padang Panjang, dan abu batubara dari Sawah Lunto, persentase campuran adalah kapur (0%, 5%), sedangkan abu batubara (0%, 12%, 16%, 20%) dari berat kering tanah asli, dengan masa perawatan 3 hari,pada kondisi basah optimum. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanah yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok CH (USCS) atau kelopok A-7-5(68)(AASHTO). Semakin meningkat persentase kapur dan abu batubara pada campuran tanah dapat meningkatkan nilai batas plastis (PL), batas susut (SL), persen butiran tertahan saringan no. 200, berat volume kering (γ d ) tanah, dan menurunkan nilai batas cair (LL), indeks plastisitas (PI), persen butiran lolos saringan no. 200. Sedangkan nilai pengembangan dan tekanan pengembangan, kedua nilai ini menurun saat persentase kapur 5% dan abu batubara 0% didalam campuran tanah, peningkatan persentase abu batubara selanjutnya nilai-nilai ini cenderung meningkat. Kata-kata kunci : stabilisasi, negative, subgrade, fleksibel 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar merupakan factor penting dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil seperti jalan, gedung dan sebagainya, tanah tempat berdirinya konstruksi, mempunyai peranan penting dalam menentukan tebal perkerasan jalan (flexible road pavement). Oleh sebab itu kestabilan tanah dasar ini sangat mutlak diperlukan, agar umur rencana konstrusi dapat dicapai, tanah dasar yang tidak stabil perlu distabilisasi sebelum pekerjaan konstrusi dilaksanakan, ciri-ciri tanah yang tidak stabil adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan kadar air. Stabilisasi tanah adalah usaha untuk memperbaiki tanah yang bermasalah, dapat dilakukan dengan cara mekanis, fisis dan kimiawi. Pada penelitian ini dilakukan stabilisasi secara kimiawi terhadap tanah lempung dengan 97 1 menggunakan bahan kapur dan abu batubara, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kapur dan abu batubara terhadap kembang susut tanah lempung. 1.2 Tinjauan Pustaka Penambahan kapur, abu batubara dan semen portland terutama pada tanah lempung yang mengalami perubahan volume yang besar, dapat menurunkan indeks plastisitas (PI), pengembangan dan penyusutan yang cukup berarti (Bowles, 1984). Kapur dapat menurunkan nilai batas cair, indeks plastisitas, kandungan fraksi lempung dan tekanan pengembangan ( Fathani, Adi, 1999). Penggunaan abu batubara PLTU Sijantang dapat menurunkan nilai batas cair, indeks plastisitas, indeks pemampatan, kadar air optimum dan meningkatkan nilai batas susut, persen pengembangan, Koefisien permeabilitas, kepadatan, dan sudut gesek dalam tanah lempung (Herman, 2005). Usmayanti,

Mulyani, Yohanas (2007), kapur dan abu batubara dapat menurunkan nilai batas cair, indeks plastisitas, dan meningkatkan nilai batas plastis, batas susut, berat volume kering maksimum, sedangkan nilai pengembangan dan tekanan pengembangan cenderung meningkat. 1.3 Landasan Teori. Kondisi basah optimum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengambilan kadar air melebihi kadar air optimumnya tetapi masih memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh spesifikasi teknis lapangan. Secara teori ada kadar air sisi kering optimum, dekat optimum dan sisi basah optimum, kering optimum didefinisikan sebagai kadar air yang kurang dari kadar air optimumnya, basah optimum adalah kadar air yang lebih dari kadar air optimumnya, dekat optimum adalah kadar air yang mendekati kadar air optimumnya (Gambar 1) Gambar 1. Sisi kering dan sisi basah optimum pada pemadatan tanah. Penelitian menunjukan jika tanah lempung dipadatkan pada sisi kering optimum, susunan tanah tidak tergantung pada macam pemadatannya (Seed dkk dalam Hardiyatmo, 2002), sedangkan jika pemadatan dilakukan saat basah optimum akan mempengaruhi susunan, tegangan geser serta sifat kemampatan tanah. Pada gambar terlihat usaha pemadatan tinggi dan usaha pemadatan rendah yang dibatasi oleh garis batas sisi kering optimum dan garis sisi basah uptimum, susunan tanah pada C lebih teratur dari pada A. Jika usaha pemadatan ditambah, susunan tanah pada E lebih teratur dari pada A (pada sisi kering optimum) dan susunan tanah pada D lebih teratur dari pada C (pada sisi basah optimum). Di lapangan kondisi ini cocok jika dalam pelaksanaan pekerjaan penghamparan material, cuaca sangat panas, sehingga kekuatiran akan tidak tercapainya kadar air optimum saat pekerjaan pemadatan dapat diatasi. 2. METODOLOGI Lokasi penelitian di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Bahan penelitian berupa tanah lempung diambil didesa Sawah Liat Padang, abu batubara dari PLTU Sijantang Sawah Lunto dan kapur dari Padang Panjang, sedangkan peralatan yang digunakan adalah : satu set saringan standar ASTM D421-58 dan hidrometer D422-63 satu set alat specific gravity ASTM D8554-58 alat uji batas konsistensi ASTM D423-66, D424-59 dan D427-61 alat pemadat standar ASTM D698-78 satu set alat oedometer ASTM D4546-96 oven, timbangan dengan ketelitian 0,01, stop watch, termometer, gelas ukur 1000 cc, desicator, cawan, picnometer. Tahap-tahap penelitian dimulai dari pengambilan dan pengeringan sampel tanah, persiapan kapur, abu batubara dan alat, Uji pendahuluan terdiri dari uji sifat fisis dan sifat mekanis tanah asli, dilanjutkan dengan penelitian pokok yang terdiri dari uji sifat fisis dan sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan kapur dan abu batubara. Persentase kapur dalam campuran tanah adalah (0%, 5%), sedangkan persentase abubatubara adalah (0%, 12%, 16%, 20%) dari berat kering sampel tanah asli. Untuk lebih jelasnya tahapan penelitian ini dapat dilihat dari Bagan ali penelitian (Gambar 2). 98

kapur dan abu batubara. (Tabel-3, Tabel-4, Tabel-5, Tabel-6, Tabel-7 dan Tabel-8) Tabel-3. Hasil uji specific gravity Variasi campuran Lempung + 5%Kpr + 0% Abu Specivic Gravity (G s ) 2,41 2,35 2,32 2,27 Tabel-4. Hasail uji batas cair dan batas plastis Batas Variasi campuran Cair 80,31 76,06 72,81 71,97 Batas Plastis 40,63 41,62 42,92 43,60 Gambar 2. Bagan alir penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan terdiri dari uji sifat fisis (Tabel-1) dan sifat mekanis (Tabel-2) tanah asli Tabel-1. Hasil uji fisis tanah lempung Data pengamatan Hasil Kadar air lapangan 42,30 % Kadar air kering udara 8,41% Specific gravity 2,48 Batas cair (LL) 88,41 % Batas plastis (PL) 31,50 % Batas susut (SL) 2,64 % Plastisitas indeks (PI) 56,91 % Butir lolos saringan no 200 98,87 % Butir tertahan saringan no 200 1,13% Tabel-2 Hasil uji mekanis tanah lempung Data pengamatan Hasil Berat volume kering maks 1,26 gr/cm 3 Kadar air optimum 17,50% Tekanan pengembangan 220 kpa Pengembangan 0,87% Penelitian pokok. Penelitian pokok terdiri dari uji sifat fisis dan sifat mekanis tanah yang telah diberi campuran 99 Tabel-5. Hasil uji batas susut dan indeks plastis Batas Variasi campuran Susut 30,88 40,83 41,66 41,90 Indeks Plastis 30,76 30,60 28,52 28,37 Tabel-6. Hasil uji saringan dan hidrometri masa perawatan 3 hari Tertahan sar.no. Variasi campuran 200 4,57 6,06 6,16 Lempung + 5% Kpr +20% Abu 6,46 Tabel-7. Hasail uji pemadatan Variasi campuran w opt 18,50 16,50 15,50 γ d maks (gr/cm 3 ) 1,32 1,34 1,36

12,50 1,37 Tabel-8 Hasil uji pengembangan kondisi basah optimum masa perawatan 3 hari Variasi campuran Tekanan Pengembangan (kpa) Pengemba ngan Lempung + 5% Kpr +16% Abu 55 138 360 400 0,07 0,24 0,64 0,71 3.2 Pembahasan Berdasarkan uji fisis tanah asli (Tabel-1), indeks plastisitas (PI) tanah 56,91% > 35%, lolos saringan no. 200 sebesar 98,87% > 50%, maka tanah jenis lempung ekspansif, nilai LL = 88,41%, jika nilai LL dan PI diplot pada kurva USCS, maka tanah termasuk CH, atau lempung anorganik dengan plastisitas tinggi (USCS). Lolos saringan no. 200 sebesar 98,87% > 35%, LL = 88,41%, PI = 56,91% diperoleh indeks kelompok (GI) = 68. Berdasarkan nilai LL dan PI tanah masuk kelompok A-7, jika dilihat nilai PL = 31,50% > 30%, maka tanah masuk kelompok A-7-5 (68) (AASHTO), yaitu tanah berlempung, yang tidak baik digunakan sebagai tanah dasar (subgrade) jalan raya. a. Specific gravity (Gs) Beradasarkan (Tabel-3 ) dan (Gambar-3), nilai Gs cenderung menurun seiring meningkatnya persentase abu batubara pada tanah, saat lempung masih asli nilai Gs = 2,48, nilai paling rendah adalah pencampuran tanah + 5% kapur + 20% abu yaitu 2,27, terjadi penurunan sebesar 0,21, atau 8,47% dari nilai Gs tanah asli. 100 Gambar-3. Pengaruh campuran 5% kapur dan specific gravity tanah b. Batas-batas konsistensi Hasil uji batas konsistensi adalah nilai batas cair (LL), nilai batas plastis (PL), nilai batas susut (SL) dan nilai indeks plastisitas (PI). Gambar-4. Pengaruh campuran 5% kapur dan batas-batas konsistensi tanah Dari (Tabel-4), (Tabel-5) dan (Gambar-4), nilai batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) menurun, sedangkan nilai batas plastis (PL) dan batas susut (SL) cenderung meningkat seiring bertambahnya persentase abu batubara pada tanah. Nilai LL tanah dengan campuran 5% kapur + 20% abu batubara 71,97%, terjadi penurunan sebesar 16,44% atau 18,60% dari nilai LL tanah asli. Nilai PI tanah dengan campuran 5% kapur + 20% abu batubara 28,37%, terjadi penurunan sebesar 28,54% atau 50,15% dari nilai PI tanah asli. Sedangkan nilai PL tanah pada 5% kapur + 20% abu batubara 43,60%, terjadi peningkatan sebesar 12,10% atau 38,41% dari nilai PL tanah asli, nilai batas susut (SL) meningkat sebesar 39,26% atau 1487,12% dari nilai batas susut (SL) tanah asli, ini terjadi pada pencampuran tanah + 5% kapur + 20% abu batubara. c. Uji saringan Hasil uji saringan menunjukan semakin meningkat persentase abu batubara pada campuran tanah + 5% kapur + % abu batubara, butiran-butiran tertahan saringan no.200 semakin meningkat (Gambar-5), pada campuran tanah + 5% kapur + 20% abu batubara, butiran tertanah saringan no.200 sebesar 6,46%, terjadi

peningkatan sebesar 3,33%, atau 294,69% dari butiran tertahan saringan no. 200 tanah asli. Gambar-7. Pengaruh campuran 5% kapur + w opt tanah Gambar-5. Pengaruh campuran 5% kapur dan % abu batubara terhadap butiran tertahan saringan no. 200 d. Pemadatan Berdasarkan hasil uji pemadatan (Tabel-7 ), nilai γ d maks meningkat, sedangkan nilai w opt menurun seiring dengan bertambahnya persetase abu batubara pada tanah (Gambar-6) dan (Gambar-7 ). Dibandingan dengan tanah asli nilai γ d 1,26 gr/cm 3 dan w opt 17,5%, tanah yang dicampur dengan 5% kapur + 20% abu batu bara mempunyai γ d 1,37 gr/cm 3, terjadi peningkatan sebesar 0,11% atau 8,73% dari nilai γ d tanah asli, sedangkan nilai w opt 12,50%, terjadi penurunan sebesar 5% atau 28,57% dari w opt tanah asli. d. Uji Pengembangan Hasil uji pengembangan dengan masa perawatan 3 hari (Tabel-8) terlihat nilai pengembangan dan tekanan pengembangan menurun saat pencampuran tanah dengan 5% kapur + 0% abu batubara, nilai pengembangan turun sebesar 0,8% atau 91,95% dari nilai pengembangan tanah asli, dan nilai tekanan pengembangan turun sebesar 165 kpa, atau 75% dari nilai tekanan pengembangan tanah asli. (Gambar-8) dan (Gambar-9 ) Gambar-6. Pengaruh campuran 5% kapur + γ d maksimum tanah Gambar-8. Pengaruh campran 5% kapur + variasi abu terhadap nilai tekanan pengembangan tanah 101

4.2 Saran Untuk melihat lebih jelas sejauh mana efektifitas kapur dan abu batubara terhadap perbaikan sifat fisis dan sifat mekanis tanah lempung, terutama pada nilai pengembangan dan tekanan pengembangan perlu kiranya diadakan penelitian dengan masa perawatan yang lebih lama (7, 14, 28) hari dan seterusnya. Gambar-9. Pengaruh campuran 5% kapur + variasi abu terhadap nilai pengembangan tanah Sedangkan dengan peningkatan % abu batubara pada tanah, nilai-nilai ini cenderung meningkat. Nilai tekanan pengembangan meningkat sebesar 180 kpa, atau sebesar 81,82% dari nilai tekanan pengembangan tanah asli, ini terjadi pada pencampuran 5% kapur + 20% abu batubara (Gambar-8) 4. Kesimpulan dan Saran. 4.1 Kesimpulan Tanah lempung yang digunakan dalam penelitian ini termasuk lempung ekspansif masuk dalam kelompok CH (USCS) dan A-7-5(68)(AASHTO). Pencampuran tanah dengan 5% kapur + % abu batubara mengindikasikan semakin tinggi persentase abu batubara pada campuran tanah dapat meningkatkan nilai batas susut (1487,12%), batas plastis (38,41), % butiran tertahan saringan no 200 (294,69%), berat volume kering (γ d ) tanah (8,73%), dan menurunkan nilai spesific gravity (8,47%), batas cair (18,60%), indeks plastisitas (50,15%), dan kadar air optimum (28,57%), ini terjadi saat campuran tanah + 5% kapur + 20% abu batubara dan dibandingkan dengan tanah asli. Nilai tekanan pengembangan dan pengembangan menurun justru pada campuran tanah + 5% kapur + 0% abu batubara, untuk nilai pengembangan turun sebesar 91,95% dan nilai tekanan pengembangan turun sebesar 75% jika dibandingkan dengan tanah asli. Peningkatan persentase abu batubara pada tanah justru meningkatkan nilai pengembangan dan nilai tekanan pengembangan tanah, pada campuran tanah + 5% kapur + 20% abu batubara, nilai tekanan pengembangan meningkat sebesar 81,82% jika dibandingkan dengan tekanan pengembangan tanah kondisi asli, pengujian ini dilakukan dengan masa perawatan 3 hari. 5. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1992, Annual Book of ASTM Standards section 4, Volume 04 08, Philadelphia,USA. Bowles, J.E., 1991, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Das, B.M., 1985, Principles of Geoteknik Engineering, PWS Publisher, Boston. Fathani, T.F., dan Adi, A.D., 1999, Perbaikan Sifat Lempung Ekspansif dengan Penambahan Kapur, Prosiding Seminar Nasional Geoteknik 99 hal.97-105. Hardiyatmo, H.C., 2002, Mekanika Tanah I, Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta. Herman, 2005, Studi Potensi Abu Batubara PLTU Sijantang untuk Stabilisasi Lempung Ekspansif, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Ingles, O.G dan Metcalf, J.B, 1972, Soil Stabilization Principles and Practice, Butterwoths Pty, Limited, Melbourne. Mulyani, Usmayanti, Yohanas 2007, Pengaruh Limbah Pembakaran Abu Batubara PLTU Sijantang dan Kapur Terhadap Kembang Susut Tanah Lempung, Skripsi Sarjana Institut Teknologi Padang Tim Labor, 2006, Pedoman Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Makanika Tanah Institut Teknologi Padang 102

103