BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan bay yang berarti menjual,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

: MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan)

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076

BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DAN HAK MILIK MENURUT ISLAM. maala-yamiilu-mailan, yang berarti condong, cenderung dan miring.

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

ṣad, dal dan qaf, dan dari unsur aṣ-ṣidq, diambil kata sedekah karena

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebaliknya seseorang dianggap tidak berhasil bila ia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

BAB IV ANALISIS DATA

FIQH IBADAH; PENGERTIAN FIQH, IBADAH, DASAR, PRINSIP-PRINSIP DAN KEDUDUKANNYA DALAM ISLAM. Oleh: Nilna Fauza, M.HI.

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Zakat telah ditentukan oleh Allah dengan dalil-dalil syara secara

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN. sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

Mas}laha<t atau kemaslahatan merupakan tujuan inti

ZAKAT NABI-NABI TERDAHULU DALAM AL-QUR AN (Telaah Historis Syari at Zakat)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEPEMILIKAN HARTA. Milik dalam buku Pokok- pokok Fiqh Muamalah dan Hukum Kebendaan

BAB II KONSEP DASAR TENTANG GADAI. A. Pengertian Gadai Gadai dalam persepektif hukum islam disebut dengan istilah rahn,

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomer : 26/DSN- MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cimahi

SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

PANDANGAN TENTANG EKONOMI ISLAM Oleh * Salman Saesar * Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam

ARTIKEL WEBSITE KONSEP ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM MASYARAKAT ISLAM. Oleh : Drs. Kgs. H. M. Daud, M.Hi (Widyaiswara Madya BDK Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam zakat terdapat dua unsur, yaitu ta abbudi dan ta aqquli.

dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya (habl min Allah) maupun hubungan manusia dengan sesama atau lingkungannya (habl min

DAFTAR PUSTAKA. Mosher.A.T, Menggerakkan Dan Membangun Pertanian, Jakarta : C.V. Yasaguna 1966.

BAB I PENDAHULUAN. karenanya dan sebaliknya, Kedudukan ini setara dengan perintah shalat, Islam untuk menunda zakat dan mengerjakan shalat.

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian

HAK KEPEMILIKAN KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PANDANGAN ISLAM. Titin Suprihatin **

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

Transkripsi:

24 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA A. Pengertian Harta Secara Etimologi Harta dalam bahasa arab dikenal dengan al-mal. Secara etimologi, al-mal berasal dari mala yang berarti condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi, dan al-mal diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun dalam manfaat. 1 Sedangkan pengertian harta dalam buku Rozalinda adalah: Artinya: Segala sesuatu yang disimpan dan dikumpulkan manusia dengan perbuatan baik berupa zat maupun manfaat sesuatu. 2 Dalam buku Syafe i Rahcmat pengertian harta (al-mal) hampir sama dengan pengertian yang disebutkan di atas, namun disini ada tambahannya yaitu: Artinya: Sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh manusia, baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun yang tidak tampak, yakni manfaat seperti kendaraan, pakaian dan tempat tinggal. 3 Sedangkan pengertian harta (al-mal) dalam kitab Lisanul Arab adalah: 1 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hal. 73 2 Rozalinda, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya Pada Perbankan Syari ah, (Padang: Hayfa Press, 2005), Cet 1, hal. 31 3 Rachmat Syafe i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, tt), hal. 21 24

25 Artinya: Harta adalah sesuatu yang sudah dimiliki dari sekian banyak harta. 4 Dan pengertian harta dalam kitab Mu jam al-farabi adalah: Artinya: Harta adalah seseorang yang memiliki banyak harta. 5 B. Pengertian Harta Secara Terminologi Pengertian harta (al-mal) menurut para fuqaha adalah: Artinya: Sesuatu yang cenderung tabiat manusia kepadanya dan mungkin di simpan untuk waktu yang diperlukan Dan ada juga yang memberikan pengertian harta (al-mal) dengan: Artinya: Sesuatu yang cenderung tabiat kepadanya dan berlaku memberi dan menahan padanya Dari pengertian fuqaha di atas dapat diambil kesimpulan: 1. Harta (al-mal) adalah nama bagi yang selain manusia, yang ditetapkan untuk kemaslahatan manusia dapat dipelihara pada suatu tempat. Ini dikemukakan dalam kitab al-bahrur Raiq. 2. Benda yang dijadikan harta itu dapat dijadikan oleh harta oleh semua manusia atau oleh sebahagian manusia. Ini dikemukakan dalam kitab Raddul Muhtar. 4 Ibn Manzur, Lisan al-arab, (Beirut: Dar Sader, 1863), Jilid 11, hal. 635 5 Jamaah Min Kibar al-lughawiyin al-arab, al-mu jam al-farabi al-asasi, (t.tp: al-durus, t.th), hal. 1160

26 3. Harta itu wajib mempunyai wujud, oleh karena itu manfaat-manfaat tidak masuk kedalam bagian harta, karena tidak mempunyai wujud 4. Harta yang dapat dijadikan harta dapat disimpan untuk waktu tertentu, atau untuk waktu yang lama dan dipergunakan untuk waktu yang dibutuhkan. 6 Pengertian harta (al-mal) menurut ulama Hanafiyah adalah: Artinya: Segala sesuatu yang memungkinkan pemeliharaan dan pemanfaatan menurut kebiasaan. Berdasarkan defenisi ini maka yang dikatakan dengan harta adalah yang memenuhi unsur-unsur diantaranya: 1. Dapat dipelihara dan disimpan, maka sesuatu yang tidak dapat disimpan, misalnya sesuatu yang bersifat abstrak seperti ilmu, kesehatan, kemuliaan, dan kesucian tidak dinamakan harta. 2. Dapat dimanfaatkan menurut kebiasaan, maka segala sesuatu yang tidak dapat dimanfaatkan menurut asalnya seperti bangkai, makanan basi tidak dinamakan harta. Namun defenisi ini dipandang sempit karena cakupan maknanya terbatas. 7 Sedangkan pengertian harta menurut Jumhur ulama adalah: Artinya: Segala sesuatu yang mempunyai nilai, dan dikenakan ganti rugi bagi orang yang merusak atau melenyapkannya. 6 Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqih Mu amalah, (Jakarta: Bulan Bintang), hal. 14-15 7 Rozalinda, op. cit, hal. 31-32

27 Defenisi ini dipandang sebagai defenisi yang luas maknanya dan defenisi inilah yang dimasukkan dalam undang-undang. Dari uraian di atas maka yang dimaksud dengan harta adalah segala sesuatu yang bernilai atau bermanfaat dimana manusia cenderung untuk mengumpulkannya, memeliharanya, dapat dimanfaatkan diwaktu dibutuhkan. Dengan demikian dari defenisi yang dikemukakan oleh Jumhur ulama di atas ada empat unsur yang bisa dikatakan harta: 1. Bernilai ( ), sesuatu yang bernilai dan mendatangkan nilai materi dapat dikatakan harta seperti manfaat sesuatu dan hak cipta. 2. Terpelihara ( ), sesuatu yang dapat dikumpulkan dan dipelihara serta dapat dihadirkan ketika dibutuhkan dinamakan harta seperti kayu, beras dan lain-lain. 3. Bermanfaat ( ), segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan seperti rumah. 4. Manusia cenderung kepadanya, sesuatu yang tidak disukai oleh manusia menurut kebiasaan seperti hama tidak dinamakan harta. 8 Dalam kandungan kedua defenisi di atas terdapat perbedaan esensi harta yang dikemukakan Jumhur ulama dengan ulama Hanafiyah. Menurut Jumhur ulama, harta itu tidak saja bersifat materi, melainkan juga termasuk manfaat dari suatu benda. Akan tetapi ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan harta itu hanya bersifat materi. Sedangkan manfaat termasuk ke dalam pengertian milik. 9 8 Ibid, hal. 32-33 9 Nasroen Haroen, op. cit, hal. 74

28 Sedangkan pengertian harta (al-mal) menurut Mustafa Ahmad az- Zarqa adalah: Artinya: Harta adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai materi di kalangan masyarakat 10 Selanjutnya pengertian harta dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah segala sesuatu yang dimiliki seseorang atau suatu perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis kepada pemiliknya, serta dapat dinilai dalam satuan uang. Harta biasanya digolongkan menurut jangka waktu perputarannya dan menurut bentuknya. Menurut jangka waktu perputarannya harta dapat digolongkan atas: 1. Harta lancar, yaitu harta yang jangka waktu perputarannya kurang dari satu tahun. Jangka waktu perputaran adalah jangka waktu yang dibutuhkan agar dalam operasi normal perusahaan harta dapat berubah menjadi uang tunai. Uang lanai merupakan salah satu contoh harta lancar. 2. Harta tidak lancar, yaitu harta yang jangka waktu perputarannya lebih dari satu tahun. Contoh: tanah, gedung, mesin alat-alat dan kendaraan. Sedangkan menurut bentuknya, harta dapat digolongkan atas: 1. Harta berwujud, yaitu harta yang secara fisik dapat dilihat dan diraba, seperti uang tunai, tanah, mesin, gedung dan sebagainya. 2. Harta tidak berwujud adalah harta yang secara fisik tidak dapat dilihat atau diraba, akan tetapi memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan, seperti hak paten, lisensi dan sebagainya. 10 Ibid, hal. 75

29 Sedangkan pengertian harta menurut Hamka adalah perkakas untuk melepas angan-angan dan pencapai cita-cita. 11 Sedangkan dalam Kamus Hukum disebutkan dua pengertian tentang harta yaitu: 1. Barang-barang baik bergerak maupun tetap atau uang dan sejenisnya yang menjadi kekayaan, barang-barang milik orang. 2. Kekayaan baik berwujud maupun tidak berwujud yang bernilai dan yang menurut hukum dimiliki perusahaan. 12 C. Pendayagunaan Harta Pendayagunaan berasal dari kata guna yang berarti manfaat. Adapun dalam kamus lengkap bahasa Indonesia bahwa yang dimaksud dengan Pendayagunaan adalah suatu pekerjaan yang memberi pengaruh dan mendatangkan manfaat. 13 Maka pendayagunaan adalah cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik. Sedangkan pendayagunaan harta yang dimaksud adalah suatu usaha untuk mendatangkan hasil atau manfaat yang lebih besar dan lebih baik dengan mamanfaatkan harta dan potensi yang dimiliki. Pendayagunaan ditujukan untuk memanfaatkan segala potensi dan harta yang melekat pada sumber daya yang dimiliki secara optimal. Dalam al-quran ada beberapa petunjuk pendayagunaan harta atau rezeki, namun tidak semua kata al-mal menunjukkan tentang perintah 11 Hamka, Tasauf Moderen, (Jakarta: Pustaka Panjimas), hal. 202 12 Sudarsono, Kamus Hukum Edisi Baru, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1983), hal. 160 13 Drs. Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung, tt), hal.162

30 pendayagunaan harta, terkadang al-quran menggunakan bahasa tersirat yang menunjukkan makna harta dan perintah pendayagunaannya. Hal ini penulis temukan berdasarkan buku tafsir al-quran tematik yang di keluarkan oleh Kementrian Agama Repubik Indonesia, yang berjudul pembangunan ekonomi umat, dalam bab harta dalam al-quran. Pada konteks pendayagunaan harta ini, penulis mencoba untuk meneliti apa saja petunjuk al-quran terkait dengan tuntunan pendayagunaan harta. Ternyata petunjuk al-quran tentang pendayagunaan harta berisi perintah dan larangan. Di antara bentuk-bentuk perintah tuntunan al-quran tentang pendayagunaan harta itu adalah perintah untuk berinfak kepada kerabat, anak yatim dan orang-orang miskin (QS. Al-Baqarah/2 ayat 177), lebih dari itu, al-quran tidak hanya sekedar menganjurkan tetapi mewajibkan pemanfaatan harta yang bersifat sosial yaitu melalui zakat (QS. al-taubah/9 ayat: 60), selain itu juga berisi larangan, diantaranya adalah larangan mencela dan menghina harta yang diberikan (QS. al-baqarah/2 ayat 262), larangan memakai secara berlebihan (QS. al-a raf/7 ayat 31), larangan melampaui batas (QS.al-Maidah/5 ayat 87), larangan mengikuti langkah-langkah setan (QS. al-anam/6 ayat 142).