BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

dokumen-dokumen yang mirip
INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

ECONOMIC ANALYSIS OF BEEF CATTLE FARMING AT TULUNGAGUNG REGENCY (Case Study on Two Beef Fattening Farm) ABSTRACT

ANALISIS FINANSIAL PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN SISTEM MANAJEMEN AMARASI DI KECAMATAN AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) PETERNAK PLASMA POLA KEMITRAAN DI PT. REZA PERKASA UNIT BUDIDAYA MADIUN

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN PETERNAKAN SAPI POTONG (Studi Di UD Hadi Putra Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

RENTABILITAS USAHA TERNAK SAPI POTONG DI DESA WONOREJO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

EFISIENSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN SEMARANG EFFORT EFFICIENCY DAIRY CATTLE FARMING SEMARANG REGENCY

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

PERBANDINGAN USAHA PEMBIBITAN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN SAPI PERSILANGAN DI DESA BUNIHAYU KECAMATAN JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PADA UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KOPERASI AGRO NIAGA KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

PENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.

Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten Sleman Yogyakarta

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

. Kata kunci : Peternakan sapi perah, R/C ratio, rentabilitas dan resiko keuntungan

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK TANI SUMBER HIDUP SEJATI DI KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

EVALUASI PERANAN FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK PADA USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA PUHU-PAYANGAN KAB. GIANYAR

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

FINANCIAL PERFORMANCE VARIABILITY OF FATTENING SHEEP AT SENGON AND JARAK KULON VILLAGES JOMBANG DISTRICT

ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

Kontribusi Usaha Ternak Sapi Perah Terhadap Pendapatan Keluarga Peternak di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

STUDI KOMPARATIF SISTEM PENGGEMUKAN SAPI KEREMAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN LUAR DAERAH BANTARAN SUNGAI KRUENG ACEH KABUPATEN ACEH BESAR TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

Kata kunci : Pendapatan, rentabilitas, titik impas, masa pengembalian modal

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK LM3 SUBAK GUNUNG SARI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI

EVALUATION OF SLAUGHTERED FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED DIARY COWS IN PRODUCTIVE AGE AT KARANGPLOSO SUB DISTRICT MALANG

TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Transkripsi:

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY Ainul Yakin 1), Hari Dwi Utami 2), and Budi Hartono 2) 1) Student in Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University 2) Lecturer in Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University ABSTRACT Study was carried out at the Waru Timur Village, Waru Subdistrict, Pamekasan Regency. The aim of the research was to examine beef cattle income and influencing factors on its profit. This study used 30 respondents that obtained by purposive sampling method. Data were collected from December 27th 2014 to January 27th 2015. Primary data were gathered by survey method with structured questionnaire. Whereas, secondary data were obtained from related institutions and sources. Data were analyzed by descriptive analysis using economic formulation and multiple regression analysis. Results found that farmers raised 1.38 Animal Unit (AU) beef cattle and required capital of IDR 16,861,720. This small scale farming per year appeared profitable with IDR 6,745,512/AU of production costs, IDR 8,834,542/AU of revenue, and IDR 2,089,028/AU of profit. The efficiency of this farm was represented by 1.31 of R/C ratio. The beef cattle income increased as the improving in farmer s education and experiences, however farmer s age, number of family member and beef cattle purchasing cost reduced in beef cattle profit. Keywords : Revenue, Production Costs, Income, R/C ratio, Education ANALISIS USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI PANCONG JAYA DESA WARU TIMUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN Ainul Yakin 1), Hari Dwi Utami 2), and Budi Hartono 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRAK Penelitian dilakukan di desa Waru Timur, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan peternak sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan. Penelitian ini menggunakan 30 responden yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dari 27 Desember 2014 hingga 27 Januari 2015. Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan kuesioner terstruktur. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari lembaga dan sumber terkait. Data dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan formulasi ekonomi dan analisis regresi berganda. Hasil menunjukkan bahwa peternak mempunyai 1,38 ST sapi potong dengan modal Rp 16.861.720. merupakan peternakan skala kecil yang menguntungkan per tahun dengan biaya produksi Rp 6.745.512 / AU, pendapatan Rp 8.834.542 / AU, dan keuntungan Rp 2.089.028 / AU. Usaha peternakan sapi potong efisiensi dengan nilai R/C Ratio sebesar1,31. pendidikan dan

pengalaman peternak akan meningkatkan pendapatan sapi potong, namun usia petani, jumlah anggota keluarga dan biaya pembelian sapi mengurangi pendapatan peternak sapi potong. Kata kunci : Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan, R/C Ratio, Pendidikan PENDAHULUAN Sapi potong mempunyai peranan yang sangat penting di Indonesia, yakni sebagai penyedia protein hewani bagi masyarakat. Jumlah konsumsi protein hewani selama ini dinilai masih kurang dari nilai konsumsi protein hewani standar Pola Pangan Harapan (PPH). Tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia hanya 4,7 g/orang/hari. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina yang rata-rata 10 g/orang/hari, dengan demikian usaha peternakan masih berpotensi untuk dikembangkan. (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2013) Kebutuhan daging dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sementara itu jumlah sapi potong di Indonesia peningkatannya tidak seperti yang diharapkan sehingga sapi potong masih berpotensi cukup besar untuk dikembangkan. Usaha peternakan sapi potong perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan daging nasional. Kemajuan dan perkembangan usaha peternakan sapi potong perlu dilakukan analisis terhadap kondisi keuangan, salah satunya dengan menggunakan analisis usaha. Populasi sapi potong di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 16.606.803 ekor, dari jumlah tersebut sebanyak 5.058.853 ekor (30,46 %) diantaranya terdapat di provinsi Jawa Timur. Populasi sapi potong di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2013 mencapai 149.855 ekor (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2013). Desa Waru Timur merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan yang berpotensi dalam usaha peternakan sapi potong. Peternakan sapi potong rakyat di Kelompok Tani Pancong Jaya, Desa Waru Timur ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut khususnya tentang pendapatan usahanya, karena dengan mengetahui pendapatannya maka dapat dilihat efisiensi usaha peternakannya. TINJAUAN PUSTAKA Usaha peternakan sapi potong merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat peternakan yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dimasa depan. Hal ini terbukti dengan semakin banyak diminati masyarakat baik dari kalangan peternak kecil, menengah, maupun swasta atau komersial. Penggemukan sapi pada dasarnya adalah mendayagunakan potensi genetik ternak untuk mendapatkan pertumbuhan bobot badan yang efisien dengan memanfaatkan input pakan serta sarana produksi lainnya, sehingga menghasilkan nilai tambah usaha yang ekonomis (Susilawati, 2007). Pemeliharaan sapi potong bibit bertujuan untuk pengembangbiakan sapi potong. Keuntungan yang diharapkan adalah pedet hasil keturunan. Usaha pengembangbiakan sapi potong untuk tujuan komersial membutuhkan perencanaan yang matang karena merupakan suatu hal yang perlu mendapat prioritas perhatian, tidak hanya perencanaan fisik, namun juga perencanaan non fisik (Mahendra, 2013). Modal dalam usaha tani (peternakan) dapat diartikan sebagai bentuk kekayaan baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu produksi. Modal dalam usaha

peternakan merupakan dana awal untuk memulai suatu usaha (Soekartawi, 2002). Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan produk. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan, misalnya biaya penyusutan mesin (Riyanto, 2001). Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual adalah harga transaksi antara petani (penghasil) dan pembeli untuk setiap komoditas menurut satuan tempat. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim dipakai pembeli/penjual secara partai besar (Soekartawi, 2002) Keuntungan merupakan hasil dari pengurangan penerimaan dengan biaya produksi (biaya untuk menghasilkan keuntungan). Pendapatan pengelola adalah pendapatan yang diterima oleh pengelola yaitu hasil pengurangan dari total penerimaan (total revenue) dengan total biaya (total cost). Usaha dikatakan menguntungkan apabila total penerimaan lebih besar daripada total biaya dan dikatakan rugi bila sebaliknya (Riyanto, 2001). Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya penerimaan dan biaya produksi yaitu dengan menggunakan R/C ratio. Suatu usaha dinyatakan layak atau masih dalam tingkat efisiensi bila nilai R/C ratio sama dengan satu dan semakin besar nilai R/C ratio maka semakin besar tingkat efisiensinya. Tingkat efisiensi suatu usaha dapat diketahui dengan menggunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan dibagi besarnya pengeluaran (Sundjaja dan Barlian, 2003). MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Pancong Jaya, Desa Waru Timur, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan 27 Desember 2014 sampai 27 Januari 2015. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Waru merupakan salah satu basis ternak sapi potong yang masih mempertahankan keahlian sapi madura di Kabupaten Pamekasan. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei. Metode pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu peternak sapi potong dengan manajemen pemeliharaan tradisional dan sapi yang dipelihara milik sendiri serta pengalaman beternak diatas 6 tahun. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 30 responden Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para peternak. Data sekunder diperoleh dari kajian literatur dan data dari instansi yang terkait. Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisa deskriptif untuk mengetahui keadaan usaha peternakan sapi potongt dan karakteristik peternak, analisa ekonomi meliputi biaya produksi, penerimaan, pendapatan,, dan R/C ratio peternakan broiler, serta analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan:

a. Biaya Total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha, berikut rumus biaya total (Riyanto, 2001): TC = TFC + TVC Keterangan : TC = Total biaya produksi usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) TFC = Total biaya tetap usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) TVC = Total biaya tidak tetap usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) b. Penerimaan Total adalah semua penerimaan dari penjualan produk dan belum dikurangi dengan biaya pengeluaran. Berikut rumus total penerimaan (Soekartawi, 2002) TR = (P. Q) + K Keterangan : TR = Total Penerimaan usaha peternakan sapi potong(rp/tahun/farm) Q = Jumlah Produksi usaha peternakan sapi potong P = Harga Produksi usaha peternakan sapi potong (Rp/ekor) K = Nilai tambah ternak (Rp/ekor) c. Keuntungan merupakan seluruh total penerimaan dikurangi dengan total biaya pengeluaran. Berikut rumus pendapatan (Riyanto, 2001) : π = TR TC Keterangan: π = Keuntungan usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) TR = Total Penerimaan usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) TC = Total biaya produksi usaha peternakan sapi potong (Rp/tahun/farm) d. R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total dan biaya total. Berikut rumus untuk menghitung R/C ratio (Sundjaja dan Barlian, 2003): A = R/C ratio Keterangan: R = Total Penerimaan usaha peternakan sapi potong C = Total Biaya produksi usaha peternakan sapi potong A = Revenue Cost Ratio e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha sapi potong, dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8x8 + b9x9 + e Y = Pendapatan peternak sapi potong (Rp/tahun/farm) X1 = Umur peternak (tahun) X2 = Pendidikan peternak (tahun) X3 = Jumlah anggota keluarga (orang) X4 = pengalaman (tahun) X5= Pembelian ternak (Rp/tahun/farm) X6 = Biaya hijauan (Rp/tahun/farm) X7 = Biaya dedak (Rp/tahun/farm) X8 = Jumlah ternak (ST/farm) X9 = Tujuan pemeliharan (pembibitan/campuran) e = faktor lain di luar model HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum rata-rata umur responden pada peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya masih berada pada kelompok usia produktif untuk bekerja yaitu responden dengan umur antara 31 40 tahun sebesar 10%, responden dengan umur antara 41 50 tahun sebesar 33%, dan responden dengan umur antara 51 60 tahun sebesar 57%. Tingkat pendidikan peternak di kelompok tani Pancong Jaya sudah tinggi yaitu mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMA sebesar 40% dan dengan 2 peternak merupakan sarjana. Pengalaman responden antara 4-12

tahun serta pengalaman betenak terbesar berada pada kisaran 7 9 tahun sebesar 43%. jumlah anggota keluarga peternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas mempunyai 3-4 anggota keluarga yaitu sebesar 60% dan sisanya mempunyai 1-2 anggota keluarga sebesar 40%.. Ternak sapi potong yang dipelihara oleh peternak adalah sapi Madura. Ternak sapi yang dimiliki oleh peternak terdiri dari pejantan, indukan, pedet, dan dara dengan rata-rata kepemilikan sapi potong responden adalah 1,38 ST. Tujuan pemeliharaan sebagian besar bertujuan untuk campuran (pembibitan + penggemukan) sebesar 80%; dan pembibitan sebanyak 20%. Penjualan ternak sapi potong yang dilakukan peternak dilakukan melalui pedagang pengumpul atau tengkulak (blantik) sebanyak 28 orang (93,3%) dan menjual langsung ke pasar hewan sebanyak 2 orang (6,7%) Modal Usaha Modal merupakan faktor terpenting dalam kelangsungan suatu usaha. Modal yang digunakan dikelompokkan menjadi dua yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Tabel 1. Modal usaha ternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya tahun 2014 Modal Usaha Rp/farm Rp/ST Persentase Modal Tetap Ternak 10.608.333 7.687.198 45,59 Kandang 2.583.333 1.871.980 11,10 Peralatan 195.700 141.811 0,84 Lahan 573.000 415.217 2,46 Total 13.960.366 10.116.206 59,99 Modal Kerja Biaya Tetap 866.676 628.026 3,72 Biaya Variabel 8.442.133 6.117.486 36,29 Total 9.308.809 6.745.512 40,01 Total Modal Usaha 23.269.175 16.861.718 100,00 Sumber : Data primer (2015) Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa modal usaha peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya adalah Rp 16.861.718/ST yang terdiri dari modal tetap sebesar Rp 10.116.206/ST (59,99 %) dan modal tidak tetap sebesar Rp 6.745.512/ST (40,01 %). Modal usaha yang diinvestasikan akan semakin besar jika skala usaha juga semakin besar. Semua modal yang digunakan oleh peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya berasal dari modal sendiri tanpa pinjaman. Soekartawi (2002) menyatakan bahwa modal dalam usaha tani (peternakan) dapat diartikan sebagai bentuk kekayaan baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu produksi. Modal dalam usaha peternakan merupakan dana awal untuk memulai suatu usaha. Analisis Rugi Laba Keberhasilan suatu usaha peternakan sapi potong diukur dari keuntungan yang diperoleh, sehingga pola peternakan harus mengarah kepada pola berproduksi untuk memperoleh keuntungan atau laba, dengan menerapkan berbagai prinsip ekonomi untuk mencapai tujuan memperoleh laba yang besar. Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu. Analisis rugi laba bertujuan untuk mengetahui tingkat

keuntungan usaha peternakan dalam kaitannya dengan kelayakan usaha. Tabel 2. Analisis rugi laba usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya pada tahun 2014 Keterangan Rp/tahun/farm Rp/tahun/ST Persentase Penerimaan (TR) 1.Penjualan ternak 7.908.334 5.730.677 64,87 2.Nilai tambah ternak 4.283.334 3.103.865 35,13 Total penerimaan 12.191.668 8.834.542 100,00 Biaya Produksi (TC) A.Biaya Tetap 1.Penyusutan a.ternak 512.500 371.376 5,51 b.kandang 283.983 205.784 3,05 c.peralatan 31.993 23.183 0,34 2.Sewa Tanah 38.200 27.681 0,41 Total Biaya Tetap 866.676 628.026 9,31 B.Biaya Tidak Tetap 1.Hijauan 1.654.666 1.199.033 17,78 2.Dedak 1.348.200 976.956 14,48 3.IB 47.500 34.420 0,51 4.Listrik dan Air 13.767 9.976 0,15 5.Kesehatan Ternak 28.000 20.289 0,30 6.Pembelian Bakalan 5.350.000 3.876.812 57,47 Total Biaya Tidak Tetap 8.442.133 6.117.486 90,69 Total Biaya Produksi 9.308.809 6.745.512 100,00 Pendapatan (TR-TC) 2.882.859 2.089.028 Keterangan : Rata-rata ternak = 1,38 ST Sumber : Data primer (2015) Biaya Produksi Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya sebesar Rp 628.026 (9,31%)/ST, biaya tidak tetap sebesar Rp 6.117.486 (90,69%)/ST, dan biaya produksi sebesar Rp 6.745.512/ST. Biaya produksi tertinggi usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya terletak pada biaya tidak tetap karena biaya untuk hijauan, biaya untuk dedak, dan pembelian bakalan merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan. Hoddi, Rombe, dan Fahrul (2011) menjelaskan bahwa perbedaan besarnya total biaya di setiap peternak disebabkan oleh perbedaan besarnya populasi yang dipelihara masingmasing peternak. Semakin besar populasi ternak responden, maka biaya yang dikeluarkan juga semakin banyak. Penerimaan Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penerimaan peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya sebesar Rp 8.834.542/ST/tahun yang terdiri dari penjualan ternak sebesar Rp 5.730.677/ST/tahun dan nilai tambah ternak

sebesar Rp 3.103.865/ST/tahun. Sumber penerimaan terbesar dalam peternakan sapi potong adalah penjualan ternak. Besarnya jumlah penerimaan yang diperoleh sangat tergantung pada tingkat produksi usaha peternakan dan harga jual ternak. Adinata (2012) bahwa penerimaan usaha ternak sapi potong yang paling utama adalah penerimaan yang berasal dari penjualan sapi baik ternak dewasa, dara atau pedet. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual Keuntungan Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pendapatan peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya sebesar Rp 2.089.028/ST/tahun. Jumlah pendapatan tersebut sangat dipengaruhi oleh total penerimaan dan biaya produksi. Pendapatan usaha yang diperoleh peternak sapi potong relatif kecil dikarenakan jumlah kepemilikan ternak rata-rata 1-2 ekor dan usaha peternakan sapi potong ini merupakan usaha sampingan yang tujuan utamanya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Rahayu (2013) yang menjelaskan bahwa pendapatan dipengaruhi oleh penerimaan total dan total biaya yang dikeluarkan setiap proses produksi. Pendapatan peternak mengalami keuntungan atau kerugian dapat diketahui dari total penerimaan yang didapat dan total biaya yang dikeluarkan. R/C Ratio Efisiensi usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya diukur dengan tingkat penerimaan dan biaya produksi. Keberhasilan usaha peternakan sapi potong selain dapat dilihat dengan pendapatan dapat juga dilihat dengan menggunakan R/C ratio. R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya produksi Tabel 3. R/C ratio usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya tahun 2014 Keterangan Jumlah (Rp/ST/Tahun) Penerimaan (TR) 8.834.542 Biaya Produksi (TC) 6.745.512 R/C 1,31 Sumber : Data primer (2015) Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai R/C Ratio pada peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya sebesar 1,31 yaitu setiap Rp 1.000.000 biaya yang dikeluarkan oleh peternak, akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.310.000 dan keuntungan sebesar Rp 310.000. Semakin besar nilai R/C ratio maka semakin besar pula tingkat efisiensi peternakan sapi potong. Ibrahim (2009) yang menjelaskan bahwa Suatu usaha dinyatakan layak atau masih dalam tingkat efisien bila nilai R/C ratiosama dengan nol dan semakin besar nilai R/C ratio maka semakin besar tingkat efisiensinya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya dalam penelitian ini diduga meliputi umur, pendidikan, anggota keluarga, pengalaman, pembelian ternak, biaya hijauan, biaya dedak, jumlah ternak, dan tujuan pemeliharaan. Pendugaan faktor tersebut menggunakan analisis regresi berganda.

Tabel 4.Hasil analisis regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong. Keterangan Koefisien Regresi Konstanta 1229877,435 Umur (X1) -0,250*** Pendidikan (X2) 0,204** Jumlah keluarga (X3) -0,143** Pengalaman (X4) 0,644**** Pembelian Ternak (X5) -0,278* Biaya Hijauan (X6) 0,040 Biaya Dedak (X7) 0,162 Jumlah Ternak (X8) 0,143 Tujuan Pemeliharaan (X9) 0,040 R adjusted = 73,7% R square = 80,1% N = 30 F hitung = 12,625 Sig. F = 0,000 Keterangan = *P<0,1, **P<0,05, ***P<0,005, ****0,000 Sumber : Data primer (2015) Berdasarkan Tabel 4 terdapat lima variabel yang signifikan terhadap pendapatan usaha sapi potong dan diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 1229877,435 0,250X1 + 0,204X2 0,143X3 + 0,644X4 0,278X5+ e Keterangan : X1 = umur, X2 = pendidikan, X3 = anggota keluarga, X4 = pengalaman, X5 = Pembelian ternak Umur Berdasarkan hasil analisis regresi, besarnya nilai koefisien regresi variabel umur sebesar -0,250 yang artinya jika umur peternak meningkat sebesar 1% sedangkan faktor lain dianggap tetap, maka pendapatan peternak sapi potong akan menurun sebesar 0,250%. Umur peternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas berumur tua (51-60 tahun) sehingga semakin tua umur peternak, maka akan mengurangi pendapatan. Umur peternak yang dibawah 51 tahun atau masih usia produktif akan meningkatkan pendapatan peternak. Pendidikan Berdasarkan hasil analisis regresi, besarnya nilai koefisien regresi variabel pendidikan sebesar 0,204 yang artinya jika pendidikan peternak meningkat sebesar 1% sedangkan faktor lain dianggap tetap, maka pendapatan peternak sapi potong akan meningkat sebesar 0,204%. Tingkat pendidikan peternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas lulusan SMA sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan peternak, maka akan meningkatkan pendapatan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perbedaan cara dan pola pikir peternak dalam mengadopsi berbagai inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha sehingga bisa meningkatkan pendapatan peternak Anggota Keluarga Berdasarkan hasil analisis regresi, besarnya nilai koefisien regresi variabel jumlah anggota keluarga sebesar -0,143 yang artinya jika jumlah anggota keluarga peternak meningkat sebesar 1% sedangkan

faktor lain dianggap tetap, maka pendapatan peternak sapi potong akan menurun sebesar 0,143%. Jumlah anggota keluarga peternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas berjumlah 3-4 orang sehingga semakin banyak jumlah anggota keluarga peternak, maka akan mengurangi pendapatan. Jumlah anggota keluarga yang sedikit (1-2 orang) dapat meningkatkan pendapatan peternak sapi potong Pengalaman Berdasarkan hasil analisis regresi, besarnya nilai koefisien regresi variabel pengalaman beternak sebesar 0,644 yang artinya jika pengalaman peternak meningkat sebesar 1% sedangkan faktor lain dianggap tetap, maka pendapatan peternak sapi potong akan meningkat sebesar 0,644%. Pengalaman peternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas 7-9 tahun sehingga semakin lama pengalaman peternak, maka akan meningkatkan pendapatan. Semakin lama menjalankan usaha ternak sapi potong, pengalaman yang diperoleh juga semakin banyak, sehingga pengelolaan usaha peternakan sapi potong semakin baik. Pembelian Ternak Berdasarkan hasil analisis regresi, besarnya nilai koefisien regresi variabel pembelian ternak sebesar -0,278 yang artinya jika pembelian ternak meningkat sebesar 1% sedangkan faktor lain dianggap tetap, maka pendapatan peternak sapi potong akan menurun sebesar 0,278%. Harga pembelian ternak di kelompok tani Pancong Jaya mayoritas diatas Rp 10.000.000, sehingga semakin meningkat harga pembelian ternak, maka akan mengurangi pendapatan. Harga pembelian ternak yang dibawah Rp 10.000.000 akan meningkatkan pendapatan peternak sapi potong. Harga pembelian ternak berpengaruh terhadap usaha peternakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis usaha peternakan sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya Desa Waru Timur Kecamatan Waru selama satu tahun dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Modal yang dibutuhkan sebesar Rp 16.861.718/ST yaitu modal tetap sebesar Rp 10.116.206/ST(59,99 %) dan modal kerja sebesar Rp 6.745.512/ST (40,01 %). 2. Usaha peternakan sapi potong menguntungkan dengan biaya produksi sebesar Rp 6.745.512. Penerimaan peternak sebesar Rp 8.834. Pendapatan peternak sebesar Rp 2.089.028 untuk tiap satuan ternak (ST) dalam 1 tahun. 3. Usaha peternakan sapi potong efisiensi apabila dilihat dari nilai R/C Ratio yaitu sebesar1,31 4. Faktor pendidikan peternak dan pengalaman peternak meningkatkan pendapatan usaha ternak sapi potong, sedangkan faktor umur peternak, jumlah anggota keluarga, dan biaya pembelian ternak menurunkan pendapatan usaha ternak sapi potong. Saran Bagi peternak sapi potong di kelompok tani Pancong Jaya Desa Waru Timur Kecamatan Waru diharapkan agar para peternak memasarkan ternaknya secara bersama-sama yang diorganisir oleh kelompok tani dengan mengadakan kerja sama/kemitraan dengan para industri pengolahan hasil ternak dan dengan pedagang hewan besar dalam pemasaran ternak sapi potong sehingga harga dapat ditekan dan hasil usaha peternak dapat dinikmati sebesar-besarnya oleh peternak dan peternak diharapkan mengembangkan usahanya karena dilihat dari nilai R/C ratio

menunjukkan bahwa usaha layak untuk dikembangkan dengan memperhatikan komponen biaya untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar sehingga berpihak kepada kesejahteraan peternak. DAFTAR PUSTAKA Adinata,K.I. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Tropical Animal Husbandry vol 1 (1),Oktober 2012:24-32 Dinas Peternakan Jatim. 2013. Statistik Populasi Ternak. Dinas Peternakan Jatim. Surabaya Hoddi, A.H, Rombe, M.B, dan Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3): 6-16. Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta Mahendra, H.C. 2013. Buku Saku Pembibitan Ternak Sapi Potong, cetakan pertama. Direktorat Pembibitan Ternak. Jakarta Rahayu, E.T. 2013. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah Di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.Sains Peternakan vol.11 (2), September 2013; 99-105 Riyanto, B. 2001.Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi ke- 4. BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sundjaja, R., dan Barlian,I. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Literata Lintas Media. Jakarta Susilowati, E. 2007. Manajemen Pengelolaan Penggemukan Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi