BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mikropaleontologi merupakan cabang ilmu paleontologi yang mempelajari fosil yang berukuran mikro sehingga memerlukan alat bantu mikroskrop dalam mempelajarinya. Keterdapatan mikrofosil pada batuan sangat bergantung kepada lingkungan hidup organisme tersebut. Adapun terdapat 2 jenis mirofosil yaitu mikrofosil dari kelompok fauna seperti Foraminifera, Dinoflagelata, Ostracoda dan mikrofosil dari kelompok flora, seperti polen dan spora yang dihasilkan dari tumbuhan. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba mengkaji data berupa analisis polen dan spora yang dapat digunakan untuk petunjuk dalam menganalisis lingkungan pengendapan. Polen dan spora dikaji khusus lagi pada cabang ilmu Palinologi. Palinologi menurut Hyde dan Williams (1944) adalah studi mengenai polen dan spora dengan penyebarannya dan aplikasinya. Palinologi merupakan salah satu teknik biostratigrafi dalam korelasi fasies untuk mempelajari perlapisan daerah non marine dan lingkungan transisi. Tiap lapisan batuan dapat terdapat polen dan spora dengan ragam dan jumlah banyak sehingga diambil spesies dominan untuk menandai zonasi tiap lapisan. Penerapan analisis polen dan spora merupakan salah satu metode efektif untuk mengetahui lingkungan pengendapan suatu daerah penelitian. Polen dan spora memiliki ukuran yang kecil serta keterdapatannya yang melimpah, ini dikarenakan sifatnya yang tahan terhadap kerusakan sehingga terawetkan dalam endapan 1
sedimen di berbagai keadaaan tetapi juga mempunyai keterbatasan yaitu sangat sensitif terhadap oksidasi, suhu, dan tekanan yang tinggi. Polen yang berasal suatu area dapat digunakan dalam rekonstruksi vegetasi lokal maupun regional dengan diketahui tipe polen maka dapat diketahui jenis tumbuhannya. Tumbuhan mempunyai kepekaan terhadap perubahan kondisi ekologi. Dengan demikian, polen dapat berperan sebagai indikator lingkungan pengendapan (Barbour et al., 1999). Keterdapatan dan distribusi butiran polen dan spora pada suatu sedimen dapat digunakan untuk merekonstruksi lingkungan darat dan transisi, hal ini tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang mampu mengawetkan polen dan spora tersebut. Salah satu media pengawetannya adalah endapan yang terbentuk di daerah rawa atau danau.. 1.2 Identifikasi Masalah Endapan hasil data bor dangkal di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat merupakan endapan dengan kekayaan polen dan spora melimpah, yang turut terendapkan pada saat sedimen tersebut diendapkan. Dengan demikian permasalahan yang timbul adalah: 1. Bagaimana karakteristik endapan penyusun daerah penelitian? 2. Bagaimana karakteristik polen dan spora di daerah penelitian? 3. Apakah kumpulan polen dan spora dapat menginterpretasikan perubahan lingkungan pada waktu tertentu? 2
1.3 Tujuan Penelitian Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik tanah penyusun endapan hasil data bor interval kedalaman 80 cm 18 cm pada suatu endapan di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 2. Mengetahui karakteristik polen dan spora interval kedalaman 80 cm 18 cm pada suatu endapan di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 3. Mengetahui lingkungan pengendapan berdasarkan analisis polen dan spora pada interval kedalaman 80 cm 18 cm hasil data bor dangkal di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Diperoleh informasi tanah penyusun endapan hasil bor dangkal pada interval kedalaman 80 cm 18 cm di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 2. Diperoleh data vegetasi berdasarkan analisis data polen dan spora yang terkandung pada interval kedalaman 80 cm 18 cm dalam endapan di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 3. Diperoleh informasi perubahan lingkungan pengendapan yang terjadi pada interval kedalaman 80 cm 18 cm dalam endapan di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat. 3
Dari kegunaan tersebut diharapkan dapat ditelusuri indikasi adanya perubahan lingkungan pengendapan pada interval kedalaman 80 cm 18 cm dalam endapan di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat untuk membantu dalam penelitian selanjutnya. 1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian Daerah penelitian terletak di daerah Cihideung, Lembang, Jawa Barat tepatnya pada koordinat 6 0 49 14.8 LS dan 107 0 35 58 BT. daerah penelitian lokasi pengambilan sampel Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitan 4
Daerah tersebut merupakan daerah penelitian Pusat Survei Geologi (PSG) Bandung. Penulis sudah mendapatkan sampel berupa preparat yang analisisnya dilakukan pada Mei 2011 Juli 2011 di laboratorium palinologi Pusat Survei Geologi (PSG) Bandung. 5