Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING DAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 7 Nomor 3, hal 38-47

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 2 No. 2 Tahun 2017

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN METODE EKSPLORASI

IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TELUKJAMBE TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa dengan Metode Pembelajaran Personalized System of Instruction

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

ELI HANDAYANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN METODE INKUIRI BERBANTUAN SOFTWARE ALGEBRATOR

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

105 ISSN X. (Studi Kuasi Eksperimen di Kelas V Sekolah Dasar Kota Cimahi)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Anggraini, Jufri, & Juliati p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Hani Handayani, M.Pd STKIP Subang Han.handayani1989@yahoo.com ABSTRACT This study aims to determine whether the ability of understanding and reoresentasi mathematical students who get contextual learning is higher than the capability of understanding and the mathematical representation of students who learn by direct instruction, as well as to determine whether the increased ability of comprehension and mathematical representation of students who get contextual learning is higher than increase in students who received direct instruction teaching. This study is a quasi-experimental study design with pretest posttest control group research desaign. Based on data analysis and data posttest scores normalized gain, it can be concluded that 1) the ability of understanding and abilities of students who obtain a mathematical representation of contextual learning is higher than the capability of mathematical understanding of students who received direct instruction; 2) to improve the understanding and ability of students who obtain a mathematical representation of contextual learning is higher than the increase in understanding of mathematical ability of students who received direct instruction Keywords: Contextual learning, comprehension ability and mathematical representation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman dan reoresentasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada matematis siswa yang belajar dengan direct instruction, serta untuk mengetahui apakah peningkatan matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada peningkatan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction. Penelitian ini merupakan suatu studi kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest control group desaign. Berdasarkan analisis data skor postest dan data gain ternormalisasi, dapat disimpulkan bahwa 1) pemahaman dan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada pemahaman matematis siswa yang memperoleh direct 142

instruction ; 2) peningkatan pemahaman dan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman matematis siswa yang memperoleh direct instruction Kata Kunci : Pembelajaran Kontekstual, pemahaman dan representasi matematis Pendahuluan Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu yang berkaitan dengan pemahaman matematis. Representasi merupakan fokus utama dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Sesuai dengan pendapat Wahyudin (2012: 55) bahwa representasi itu dilakukan dalam mendukung pemahaman para siswa antar berbagai konsep matematis yang berkaitan, dan dalam menerapkan konsep matematika pada situasi-situasi permasalahan realistik lewat pemodelan. McCoy, Baker, dan Little ( dalam Lestrasi, 2012: 133) mengemukakan bahwa salah satu cara terbaik membantu siswa memahami matematika adalah melalui representasi matematis, yaitu dengan mendorong siswa untuk menemukan atau membuat representasi sebagai alat berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematika. Untuk mengkomunikasikan gagasan matematika, siswa dapat merepresentasikannya ke dalam berbagai macam cara, baik berupa tulisan, simbol, gambar, ataupun objek-objek yang nyata. Kegiatan representasi ini dapat membantu siswa untuk memahami suatu pengetahuan. Selain itu melalui representasi matematis dapat membantu siswa untuk menyelesaiakan permasalahan matematika, karena masalah yang awalnya rumit dapat menjadi lebih sederhana sehingga dapat dengan mudah siswa menyelesaikannya. Dalam merepresentasikan sebuah masalah tentu saja berkaitan dengan pengetahuan serta pemahaman siswa mengenai suatu konsep yang telah diketahui sebelumnya. Sebagaimana pendapat Leeuw (Hendriana, 2002:13) menjelaskan bahwa menyelesaikan masalah pada hakikatnya adalah belajar berpikir atau belajar bernalar untuk mengaplikasikan pengetahuanpengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Kenyataannya pemahaman dan representasi matematis kurang dikembangbangkan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan pemahaman dan representasi matematis siswa masih rendah, karena siswa Indonesia masih dominan pada 143

menghafal (http://edukasi.kompas.com). Rendahnya kedua tersebut dapat dilihat dari hasil laporan The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang menunjukan bahwa Indonesia berada pada peringkat 38 dari 42 negara. Hasil TIMSS mengungkapkan bahwa matematis siswa Indonesia dalam mengerjakan soalsoal tidak rutin sangat lemah, sedangkan untuk mengerjakan soalsoal tidak rutin berkaitan dengan pemahaman siswa dalam mengaitkan konsep matematis yang telah dipelajarinya untuk menyelesaikan suatu masalah, selain itu untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sangat berkaitan dengan bagaimana cara siswa merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk tabel, grafik, atau simbol-simbol matematika sehingga dapat memudahkan siswa dapat menyelesaikannya. Hal lain yang menunjukan masih rendahnya matematis yaitu sesuai hasil studi Sumarmo (Permana, 2010) terhadap siswa SMA dan SMP di Kota Bandung yang hasilnya antara lain pembelajaran matematika pada umumnya kurang melibatkan aktivitas secara optimal sehingga siswa kurang aktif dalam belajar. Guru matematika pada umumnya mengajar dengan motode ceramah dan ekspositori, sehingga pemahaman matematis kurang berkembang. Selain itu studi pendahuluan penelitian Hutagaol (Wahyuni, 2012) menyatakan kurang berkembangnya daya representasi siswa khususnya siswa SMP karena siswa tidak pernah diberi kesemapatan untuk melakukan representasi sendiri, tetapi harus mengikuti apa yang sudah dicontohkan oleh guru. Kemudian, hasil studi pendahuluan oleh Hudiono (2005) mengatakan bahwa menurut guru representasi seperti tabel dan gambar, disampaikan kepada siswa sebagai pelengkap dalam penyampaian materi dan jarang memperhatikan representasi yang dikembangkan oleh siswa. Dari studi penelitian diatas jelas bahwa pemahaman dan representasi matematis siswa SMP maupun SMA kurang berkembang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pemahaman dan representasi siswa sekolah dasar juga masih kurang berkembang. Hasil studi tersebut didukung oleh pendapat Setyabudhi (Napitupulu, 2012) mengatakan, pembelajaran matematika di Indonesia memang masih menekankan menghapal rumusrumus dan menghitung, bahkan, guru pun otoriter dengan keyakinannya pada rumus-rumus atau pengetahuan matematika yang sudah ada. Siswa juga tidak diberikan kesempatan untuk menggunakan pemikirannya dalam memunculkan ide-idenya sendiri, dan dalam pembelajaran siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan konsep-konsep 144

pembelajaran sendiri sesuai dengan pengalamannya. Hal ini menyebabkan pemahaman dan representasi matematis siswa kurang berkembang. Sebagai upaya dalam mengembangkan pemahaman dan representasi matematis siswa, maka diperlukan desain pembelajaran matematika yang dapat menfasilitasi kedua tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman dan representasi dalam pembelajaran siswa perlu diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri, memunculkan ide-idenya sendiri, siswa juga difasilitasi dalam kegiatan diskusi karena melalui kegiatan diskusi siswa akan saling bertukar pendapat, siswa dapat mengeluarkan berbagai ide/ gagasan. Melalui kegiatan tersebut, maka pembelajaran itu lebih bermakna. Salah satu desain pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan matematis siswa yaitu Contextual Teaching and Learning (pembelajaran kontekstual). Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Johnson (2007: 94) bahwa pembelajaran kontektual ( Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu dalam implementasinya, pembelajaran kontekstual melibat tujuh komponen diantaranya konstruktivisme ( Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning community), pemodelan (Modeling), refleksi ( reflection), dan penilaian sebenarnya ( Authentic Assessment) (Sanjaya, 2006: 264). Melihat dari komponen dalam pembelajaran kontekstual diharapkan pembelajaran itu lebih bermakna, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap matematis siswa. Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pemahaman dan representasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada pemahaman siswa yang mendapatkan direct instruction. 2. Apakah peningkatan matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman siswa yang mendapatkan direct instruction? Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 145

eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi dengan nonequivalent groups pretest-posttets design. Desain metode eksperimen kuasi bentuk nonequivalent groups pretest-posttets design (Sugiono, 2011: 116) ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kelompo k Pretes t Perlakua n Poste st A O X O B O O Nonequivalent Groups Pretest- Posttets Keterangan: A = Kelompok Eksperimen B = Kelompok Kontrol O = Pretest = Postest X = Perlakuan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SDN Sindanglaya. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas. Kelas IV A sebagai kelompok eksperimen sebanyak 30 siswa dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui dua perangkat yaitu soal test berbentuk uraian untuk mengukur pemahaman matematis dan soal test benbentuk uraian untuk mengukur representasi matematis. Analisis data pada penelitian ini dibantu oleh SPSS 16 dan Microsoft Excel 2010. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan sebagai berikut; 1) Uji normalitas data skor pretes, postes, dan gain ternormalisasi pemahaman dan representasi matematis dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 0,05. 2) Uji homogenitas data skor pretes, postes, dan gain ternormalisasi pemahaman dan representasi matematis dengan menggunakan uji Homogenitas of Variances (Levene Statistic) dengan taraf signifikansi 0,05. 3) Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t Compare Means (Independent - Sample T- Test) dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisis data terhadap skor rata-rata pretes pada kelas eksperimen yaitu senilai 14,06 atau dan rata-rata pretes pada kelas kontrol senilai 14,23. Perbedaan ratarata pretes pemahaman matematis antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak begitu jauh. Kelas eksperimen memperoleh skor pretes 31,95% dari nilai total yang seharusnya. Dan kelas kontrol memperoleh skor pretes 32,34% dari nilai total yang seharusnya. Hal ini menunjukan bahwa secara umum pemahaman matematis kelas kontrol dan kelas eksperimen masih rendah. 146

Begitu pula dengan representasi, matematis secara umum representasi matematis kelas eskperimen dan kelas kontrol masih rendah, hal ini terlihat dari hasil skor rata-rata pretes representasi matematis kelas eksperimen hanya 10,1 atau 42,08% dari skor total, begitu pula dengan skor rata-rata pretes kemam puan representasi matematis pada kelas kontrol hanya 10,2 atau 42,5% dari skor total. Selanjutnya, terhadap kedua kelompok kelas tersebut diberi perlakuan, kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran kontekstual sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran direct instruction. Berdasarkan hasil postes, kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kontekstual memiliki skor rata-rata pemahaman matematis 85,36% dari skor tota; sedangkan skor rata-rata pemahaman kelas kontrol senilai 78,09% dari skor total. Selain itu rata-rata gain ternormalisasi pemahaman matematis kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kontekstual sebesar 0,78 lebih tinggi daripada rata-rata gain ternormalisasi pemahaman matematis kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran direct instruction sebesar 0,68. Hal ini menunjukan pemahaman matematis kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan kelas kontrol yang mengalami direct instruction. Hal serupa terlihat pada representasi matematis. Kemampuan representasi matematis kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kontekstual menunjukan peningkatan yang cukup signifikan daripada representasi matematis kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran direct instruction. Hal ini terlihat pada data skor postes representasi matematis kelas eksperimen mendapatkan skor 83,75% dari skor total, sedangkan pada kelas kontrol representasi matematis mendapatkan skor 76,6% dari skor total. Peningkatan representasi matematis siswa sudah terlihat juga pada rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata gain ternormalisasi kelas kontrol yang mendapat pembelajaran direct instruction. Rata-rata gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,80 dan ratarata gain ternormalisasi untuk kelas kontrol sebesar 0,62. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual lebih efektif dalam meningkatkan matematis. Terdapat faktor yang menyebabkan pemahaman dan representasi siswa yang melaksanakan pembelajaran 147

kontekstual lebih tingi dari pada siswa yang melaksanakan direct instruction. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual, siswa secara aktif untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, siswa secara aktif mengeluarkan gagasangasannya sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, karena siswa yang mengalami secara langsung sendiri. Dengan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan secara aktif mengemukakan ide-idenya siswa akan lebih paham mengenai suatu konsep, serta siswa dalam merepresentasikan suatu konsep akan berkembang. Lain halnya dengan direct instruction, siswa hanya menerima transferan ilmu pengetahuan dari guru, siswa tidak dituntun aktif dalam mengkontruksi pengetahuannya, mengeluarkan ide-idenya, dalam mengemukakan pendapat. Sehingga materi yang disampaikan guru bersifat ingatan, belum tentu siswa benar-benar paham tentang suatu konsep yang sedang diajarkan, selain itu representasi matematis pun kurang berkembang. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka diperoleh kesimpulam sebagai berikut. 1. Kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan direct instruction. 2. Peningkatan matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran direct instruction. Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk proses pembelajaran matematika selanjutnya, adalah sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan matematis. Pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dapat menjadi alternatif bagi guru dalam meningkatkan siswa dalam matematika. 2. Meskipun dalam penelitian ini setelah dilaksanakan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual pemahaman matematis berada pada kategori tinggi, perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan 148

kontekstual sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi pembelajaran matematika yang lain di jenjang sekolah dasar. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual terhadap representasi matematis, karena pada penelitian ini representasi siswa masih pada kriteria sedang. (Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional). Bandung: Mandiri Wahyuni, Septia. (2012). Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis dan Self Esteem Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS. Tesis PPS UPI: Tidak Diterbitkan Daftar Pustaka Johnson, Elane. (2007). Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: MLC Lestari, Helen. (2012). Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Modified Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa. [Online] Tersedia http://fkip.unila.ac.id/ojs/data/journals/ 11/JPMUVol1No4/003_HelenDea Lestari.pdf [26 Desember 2012] Sugiono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Permana, Yanto (2010). Pendekatan Model Eliciting Activities untuk Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMA. Tesis PPS UPI: Tidak Diterbitkan. Wahyudin.(2010). Filsafat dan Model- Model Pembelajaran Matematika 149