PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM TANAH SEMEN TERHADAP PERPINDAHAN VERTIKAL TANAH DASAR EKSPANSIF SAAT KONDISI MENGEMBANG.

dokumen-dokumen yang mirip
Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp.(0271)

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM PASIR (SAND COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN TERHADAP NILAI LENDUTAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE)

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH KOLOM PASIR KELOMPOK PADA TANAH LUNAK

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Keywords: granular soil, subbase course, k v, CBR. Kata Kunci: tanah granuler, subbase course, nilai k v, CBR

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

PERILAKU PENAMBAHAN SOIL MIXING COLUMN SEBAGAI PERKUATAN PADA TANAH DASAR (SUBGRADE) LUNAK

PENGARUH KOLOM KAPUR PADA TANAH EKSPANSIF DENGAN PENGALIRAN DARI KOLOM KE TANAH SKRIPSI

PERILAKU PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM PASIR-KAPUR TERHADAP PEMBEBANAN

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP TEGANGAN DAN PENURUNAN SUBGRADE TANAH EKSPANSIF PADA MODEL PERKERASAN LENTUR

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

RINGKASAN. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Repetisi Beban, Tegangan Tanah, Penurunan Tanah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta 5716.Telp:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KOLOM PASIR SEBAGAI DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH PADA TANAH LUNAK

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL SATU ARAH MENGGUNAKAN KOLOM PASIR TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TANAH LUNAK

STABILISASI TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN CAMPURAN GYPSUM SINTETIS (CaSO4 2H2O) dan GARAM DAPUR (NaCl) DITINJAU DARI PENGUJIAN CBR

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN SOIL CEMENT MIXING SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0 DAN 0.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM PASIR (SAND COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN TERHADAP NILAI LENDUTAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE)

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

STABILISASI TANAH EKSPANSIF MENGGUNAKAN KOLOM GARAM DENGAN PENGALIRAN SAMPING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH METODE ELEKTROOSMOSIS TERHADAP TEKANAN AIR PORI PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR DENGAN ABU AMPAS TEBU

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH KOLOM GARAM TERHADAP TANAH EKSPANSIF DENGAN PENGALIRAN PUSAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

STABILISASI TANAH TAMBAK DENGAN VARIASI CAMPURAN SEMEN ANDALAS SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Arif Rahman Putranto, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata kunci: Pendahuluan

Kata Kunci : Stabilisasi tanah, tanah lempung ekspansif, metode elektrokinetik, voltase, pengembangan (swelling), kadar air

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENURUNAN TANAH PASIR TERHADAP LUASAN PONDASI BERBENTUK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI ENAM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

Struktur dan Konstruksi II

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Pengaruh Siklus Basah Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin Montmorillonit - Pasir

metode deep soil mixing (DSM) berpola triangular berdasarkan pengembangan yang diizinkan.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT

Transkripsi:

Abstrak PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM TANAH SEMEN TERHADAP PERPINDAHAN VERTIKAL TANAH DASAR EKSPANSIF SAAT KONDISI MENGEMBANG. Sigiet Arief Wijanarko 1, Dr. Bambang Setiawan, S.T., M.T 2, Ir. Noegroho Djarwanti, M.T 3. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, sigiet.aw@gmail.com Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, bbstw88@yahoo.co.id Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, noegroho_dj@yahoo.com Tanah ekspansif merupakan tanah yang akan mengalami kembang susut bila terjadi perubahan kadar air. Tanah akan mengembang pada musim penghujan dan menyusut saat kering pada musim kemarau. Volume tanah yang mengembang saat kondisi basah dan menyusut dalam kondisi kering akan mengakibatkan bangunan cepat rusak, baik oleh pergeseran, pendorongan maupun penaikan konstruksi bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kolom tanah semen terhadap perpindahan vertikal tanah dasar ekspansif saat kondisi mengembang, sehingga dapat mengetahui besarnya reduksi yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan yaitu model fisik skala kecil di laboratorium. Sampel tanah dibedakan menjadi 2 macam variasi yaitu: tanah ekspansif tanpa perkuatan dan dengan perkuatan kolom tanah semen. Pengujian dilakukan dengan mengaliri sampel dengan air selama 28 hari pembasahan setiap pagi dan sore hari. Dial gauge sebanyak 5 buah diletakkan di atas pelat untuk membaca besarnya perpindahan vertikal yang terjadi saat uji pengembangan. Proving ring juga diletakkan diatas plat untuk mengetahui besarnya gaya pengembangan yang menyebabkan plat terdorong keatas. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan perkuatan kolom tanah semen, mampu mereduksi perpindahan vertikal yang terjadi sebesar 30,44 % hingga 75,47 % serta mampu mereduksi gaya pengembangan sebesar 20,00 % hingga 84,01 %. Kata kunci : tanah ekspansif, gaya pengembangan, kolom tanah semen. Abstract Expansive soil is a soil which will experience shrinkage when there is a change in water content. The soil will expand in the rainy season and shrink when dry in the dry season. The volume of soil that expands during wet conditions and shrinks in dry conditions will result in rapidly damaged buildings, either by shifting, pushing and vertikal moving building construction. The purpose of this research is to know the influence of soil cement column adding treatment to vertical movements of subgrade expansive soils in swelling condition, so it can know the amount of reduction that happened. The research method used is a small-scale physical model in the laboratory. The soil sample is divided into 2 kinds of variation, namely: expansive land without reinforcement and with reinforcement of soil cement column. Testing is done by flowing samples with water for 28 days wetting every morning and evening. A 5 gauge dial is placed on the plate to read the magnitude of the vertical displacements occurring during the swelling test. Proving ring is also placed on the plate to determine the size of the swelling force that causes the plate to push upwards. The results showed that the addition of reinforcement of soil cement column, capable of reducing the vertical moved that occurred at 30.44% to 75.47% and able to reduce the development force of 20.00% to 84.01%. Keywords: expansive soils, swelling force, soil cement column PENDAHULUAN Tanah merupakan material yang sangat erat hubungannya dengan konstruksi sipil. Tanah juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pekerjaan konstruksi, maka tanah menjadi komponen yang sangat diperhatikan dalam perencanaan konstruksi. Penyelidikan terhadap karakteristik dan kekuatan tanah terutama sifat- sifat tanah yang mempengaruhi kapasitas dukung tanah dalam menahan beban konstruksi yang ada di atasnya harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan sipil lainnya. Jenis tanah yang sering menimbulkan permasalahan konstruksi antara lain tanah ekspansif. Tanah ini memiliki karakteristik yang unik, yakni mempunyai kemampuan untuk mengembang dan menyusut (shrink- swell phenomena) yang besar akibat perubahan kondisi kadar airnya. Pembebanan di atas tanah dengan jenis seperti ini, misalnya oleh suatu konstruksi ringan dan jalan raya, akan menimbulkan banyak permasalahan. Volume tanah yang mengembang saat kondisi basah dan menyusut dalam kondisi kering akan mengakibatkan bangunan cepat rusak, baik oleh pergeseran, pendorongan maupun penaikan konstruksi bangunan. Kondisi ini menyebabkan bangunan akan rusak sebelum mencapai umur rancangannya sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan tambahan. Perkuatan pada tanah dasar ekspansif sudah banyak e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/43

dilakukan, diantaranya dengan Geotektile, Cerucuk Bambu, dan Cakar Ayam Modifikasi. Perkuatan menggunakan kolom tanah semen atau soil cement column salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk memperkuat tanah dasar ekspansif. Perkuatan ini diharapkan mampu memperkuat tanah dasar ekspansif dan mengurangi besar pengembangannya, sehingga dapat mengurangi dampaknya terhadapan perkerasan jalan. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang perkuatan tanah ekspansif telah banyak dilakukan dengan model skala kecil, salah satunya adalah penelitian Setiawan (2015) tentang Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) untuk mereduksi perpindahan vertikal pada tanah dasar ekspansif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan Sistem CAM dapat mereduksi perpindahan vertikal akibat tanah dasar ekspansif mengembang, reduksi berkisar 59,46% hingga 89,64%. Cakar berfungsi sebagai angkur (paku) dan pemberat, sehingga pelat akan tertahan pada saat pengembangan tanah dasarnya. Penelitian lanjutan mengenai perkuatan tanah dasar menggunakan penambahan kolom dengan berbagai variasi material yang digunakan, telah dilakukan oleh Khotob dkk (2016). Khotob dalam penelitiannya tentang penambahan kolom dengan material tanah-semen sebagai perkuatan tanah dasar menggunakan metode deep soil mix (DSM). Hasil penelitian menunjukan dengan penambahan kolom menunjukan peningkatan daya dukung pada tanah dasar. Penelitian lain mengenai variasi jarak dan panjang kolom stabilisasi tanah lempung ekspansif dengan 15% fly ash menggunakan metode deep soil mixing. Nilai pengembangan (swelling) pada tanah asli adalah 4,283 %. Pada saat diberikan kolom deep soil mix, nilai swelling berkurang. Tambahan panjang kolom deep soil mix akan memberikan penurunan nilai swelling pada tanah lempung ekspansif. LANDASAN TEORI Identifikasi Tanah Ekspansif Pengidentifikasian tanah ekspansif pada awal penyelidikan tanah, diperlukan untuk melakukan metode pengujian yang tepat di laboratorium. Identifikasi tanah ekspansif menggunakan metode Chen 1998 dalam Hardiyatmo 2014. Chen mengemukakan dua cara dalam melakukan identifikasi tanah ekspansif. Cara pertama mempergunakan indeks tunggal, yaitu Plasticity Index (PI). Cara kedua, mempergunakan korelasi antara fraksi lempung lolos saringan no. 200 dan batas cair (LL). Metode Deep Soil Mixing Deep Soil Mix (DSM) merupakan metode pencampuran tanah dengan bahan additive dengan panjang melebihi 30 m. Metode DSM dilapangan menggunakan bantuan crane yang dilengkapi auger hidrolik yang dapat menyemprotkan bahan additive pada ujung dan sisi auger. Proses pencampuran diawali dengan pengeboran pada titik yang telah direncanakan pada panjang tertentu, setelah panjang yang diinginkan tercapai dilanjutkan dengan proses penyampuran bahan additive dengan cara menyemprotkan bahan additive pada auger dengan putaran terbalik dengan kecepatan yang lebih tinggi sambil menarik auger ke atas. METODE PENELITIAN Tahap Persiapan Tahap persiapan diperlukan guna memperlancar kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan di Laboratorium. Tahap persiapan tersebut berupa tahap persiapan benda uji, persiapan media tanah, persiapan bak pengujian dan perforated pipe. Tahap Penelitian utama Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku secara fisik pengaruh penambahan soil cement column tersebut. Penambahan ini akan mempengaruhi besarnya perpindahan vertikal dan diharapkan dapat mereduksi perpindahan vertical pada plat akibat proses pembasahan tanah ekspansif. Tahap penelitian utama meliputi pekerjaan-pekerjaan antar lain sebagai berikut : a. Pembuatan sampel tanah pada bak pengujian 1. Persiapan kotak uji yang sudah diberi sekat 2. Memasukkan campuran pasir kerikil hingga ketebalan 5cm kemudian ditumbuk hingga padat. Fungsi lapisan ini sebagai drainase 3. Meletakan saringan tipis sepanjang saluran drainase sebagai pembatas agar kerikil dan tanah tidak tercampur 4. Tanah lapisan pertama dimasukkan kedalam kotak uji dengan cara dihamparkan merata dan dipadatkan sedikit demi sedikit hingga dicapai kepadatan yang merata. Pipa drainase (perforated pipe) diletakkan diatas e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/44

tanah lapisan pertama yang berfungsi sebagai penambahan air saat proses pembasahan. Pipa direkatkan pada dinding dengan menggunakan lakban agar tidak berubah posisi saat proses pengurugan 5. Pengurugan dilanjutkan secara merata sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki, sambil terus dipadatkan agar didapatkan kepadatan yang merata. b. Pemasangan perkuatan soil cement column Setelah media tanah selesai dipadatkan, diberikan perkuatan soil cement column dengan metode deep soil mixing (DSM). Konfigurasi pemasangan soil cement column pada bak pengujian ditunjukan oleh Gambar 1 berikut : Keterangan : 1 : Dial 1 2 : Dial 2 3 : Dial 3 4 : Dial 4 5 : Dial 5 6 : Soil cement column 7 : Pelat baja 8 : Titik pusat pelat 9 : Perforated pipe 10 : Sekat pembatas 11 : Sumbu horizontal dial 12 : Proving ring Gambar 1 Sketsa bak pengujian tampak atas Gambar 1 menunjukkan konfigurasi pemasangan perkuatan soil cement column pada bak pengujian. Setelah didiamkan selama satu minggu, kolom akan cukup keras dan siap untuk dilakukan uji pengembangan. Gambar 2 Bak pengujian tampak atas Gambar 3 Potongan melintang bak pengujian Gambar 2 menunjukkan bak pengujian yang siap dilakukan uji pengembangan tampak atas sedangkan Ganbar 3 menunjukkan potongan melintang bak pengujian. c. Uji Pengembangan e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/45

Uji pengembangan dilakukan untuk mengetahui besarnya perpindahan vertikal yang terjadi pada plat. Sampel tanah terus di aliri air setiap pagi dan sore hari selama pengamatan berlangsung. Tanah yang telah mengembang karena pengaruh kadar air, akan mendorong plat besi keatas sehingga akan menggerakkan dial gauge. Angka yang terbaca pada dial gauge merupakan nilai perpindahan vertikal yang terjadi akibat perubahan kadar air pada tanah sampel. Tahap uji pengembangan meliputi pekerjaan-pekerjaan antara lain sebagai berikut : 1. Plat besi dengan tebal 1mm, panjang 80mm, dan lebar 30mm diletakkan diatas tanah yang akan diuji. 2. Pemasangan dial gauge dilakukan pada lima titik yang sudah ditandai pada besi penopang dial. Dial gauge yang digunakan sebanyak 5 buah dan dipasang dengan jarak tiap dial yaitu 0,2 m. 3. Pemasangan proving ring dilakukan dengan cara mengaitkan alat pada tiang penyangga secara kaku, sehingga tidak terjadi pergerakan selama pengujian 4. Pembasahan dilakukan dengan menyiram permukaan tanah di sisi luar model pelat, serta melalui pipa drainase. 5. Pembacaan dilakukan kurang lebih hingga terbaca proses mengembangnya mengalami penurunan, yang kemudian dinyatakan berhenti. PEMBAHASAN a. Perpindahan Vertikal Perpindahan vertikal yang terjadi setelah pembasahan pada kedua kondisi menunjukan perubahan yang cukup signifikan. Keduanya hampir memiliki kesamaan yakni proses pengembangan mulai mengalami penurunan pada hari ke 18. Berdasarkan keadaan tersebut, maka perhitungan data hanya dilakukan hingga hari ke-18 pengamatan. Nilai perpindahan vertikal selama 18 hari pengamatan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Perpindahan vertikal selama 18 hari Perpindahan vertikal (mm) No Hari ke Tanpa perkuatan, nomer titik Dengan perkuatan, nomer titik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 3 7,24 5,68 2,64 6,01 6,95 7,12 5,4 2,91 3,04 9,92 2 6 20,08 13,42 8,14 14,97 20,39 19,53 13,76 5,2 7,66 18,72 3 9 29,04 19,24 12,43 22,74 28,94 26,83 18,24 6,26 13,24 25,85 4 12 38,61 25,56 16,79 29,46 36,47 29,75 22,84 6,74 17,11 31,51 5 15 49,33 32,53 23,48 38,63 48,96 33,56 26,39 6,97 19,33 39,33 6 18 68,63 46,76 33,02 54,62 67,73 40,71 30,12 8,1 22,11 47,11 Tabel 1 menunjukkan nilai perpindahan vertikal selama 18 hari pengamatan pada tanah dasar ekspansif tanpa perkuatan dan dengan menggnakan perkuatan soil cement column. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan grafik perpindahan vertikal yang ditunjukan pada Gambar 4 (a) dan Gambar 4 (b). (a) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/46 (b)

Gambar 4 Perpindahan vertikal tanah dasar tanpa perkuatan (a), Perpindahan vertikal menggunakan perkuatan soil cement column (b) Tampak plat melengkung membentuk pola setengah lingkaran. Terdapat perbedaan tinggi vertikal yang signifikan apabila dibandingkan dengan tanah dasar yang sudah diberi perkuatan soil cement column. Besarnya perpindahan vertikal mengalami penurunan pada Gambar 4 (b). Hal ini membuktikan bahwa perkuatan soil cement column mampu mereduksi besarnya perpindahan vertikal. Besarnya reduksi perpindahan vertikal ditunjukan pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Reduksi perpindahan vertikal Dial Perpindahan vertikal (mm) Reduksi Tanpa perkuatan Soil cement column (%) 1 68,63 40,71 40,68 2 46,76 30,12 35,59 3 33,02 8,1 75,47 4 54,62 22,11 59,52 5 67,73 47,11 30,44 Tabel 2 menunjukan reduksi perpindahan vertikal setelah tanah diberi perkuatan soil cement column. Persentase reduksi berdasarkan penurunan perpindahan vertikal setelah tanah diberi perkuatan soil cement column. b. Gaya Pengembangan Gaya pengembangan merupakan besarnya gaya dorong ke atas oleh tanah dasar ekspansif yang mengembang. Gaya pengembangan dihitung berdasarkan nilai baca pada dial gauge yang terdapat pada proving ring dikalikan dengan faktor koreksi proving ring. Faktor koreksi yang digunakan pada proving ring yakni 2,4294 pound/div. Besarnya gaya pengembangan yang terjadi pada tanah dasar selama 18 hari pengamatan ditunjukan pada Gambar 5 berikut : Tanpa Perkuatan Menggunakan soil cement column Gambar 5 Gaya pengembangan Gambar 5 menunjukkan besarnya gaya pengembangan selama pengamatan pada tanah dasar tanpa perkuatan dan dengan menggunakan perkuatan soil cement column. Perbandingan gaya pengembangan pada kedua sampel menunjukkan perubahan yang signifikan. Tanah dasar yang sudah diberi perkuatan soil cement column mampu menahan gaya keatas tanah dasar sehingga berpengaruh juga pada perpindahan vertikal tanah dasar. Besarnya reduksi gaya pengembangan setelah tanah dasar diberi perkuatan soil cement column dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/47

Tabel 3 Reduksi Gaya Pengembangan Hari ke- Gaya pengembangan(kn) Reduksi Tanpa perkuatan Soil cement column (%) 1 0,0607 0,0486 20,00 3 1,5427 0,7531 51,18 6 3,1704 1,4333 54,79 9 4,4094 1,5062 65,84 12 4,5795 1,5791 65,52 15 8,1872 1,6520 79,82 18 10,4831 1,6763 84,01 Tabel 3 menunjukan reduksi gaya pengembangan setelah tanah diberi perkuatan soil cement column. Persentase reduksi berdasarkan penurunan gaya pengembangan setelah tanah diberi perkuatan soil cement column. KESIMPULAN 1. Penambahan perkuatan tanah dasar berupa Soil Cement Column dapat mereduksi perpindahan vertikal akibat tanah dasar ekspansif yang mengembang, reduksi paling kecil terletak sebesar 30,44 % dan reduksi terbesar sebesar 75,47 %. 2. Besarnya gaya pengembangan tanah dasar ekspansif juga mengalami penurunan. Reduksi sebesar 20,00 % pada hari pertama pengamatan dan 84,01 % pada hari ke 18 pengamatan REFERENSI Hardiyatmo, H.C, 2010. Mekanika Tana h I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hardiyatmo, H.C, 2014. Tanah Ekspansif Permasalahan dan Penanganan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Jakarta. Khotob, A. U. I, Perilaku Penambahan Soil Mixing Column sebagai Perkuatan Pada Tanah Dasar (Subgrade) Lunak, Skripsi, Program Studi Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2016. Putranto, A. S, dkk, Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansi di Bojonegoro dengan 15% Fly Ash Menggunakan Metode Deep Soil Mixing Berpola Single Square Terhadap Daya Dukung Tanah, Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 2015 Setiawan, B, Perilaku Sistem Cakar Ayam Modifikasi pada Tanah Ekspansif, Disertasi, Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2015. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2018/48