Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Menimbang ; a. bahwa dalam pemberian Layanan Cepat Perizinan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

^^8 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam N

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

bahwa dalam rangka pelaksanaan diversifikasi energi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian ESDM. Alokasi. Pemanfaatan. Gas Bumi.

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan ikiim usaha yang lebih

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 23 /KPTS/013/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Lembaga Manajemen Aset Negara. Tata Kerja. Organisasi.

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

2013, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotis

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketahanan energi nasional dan

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERl ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBUK INDONESIA. PERATURAN MENTERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR48 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Walikota Tasikmalaya

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

MENTERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBUK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 3940 K/08/MEM/2017 TENTANG PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAN PENUNJUKAN PEMILIK PROSES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber, perlu menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber tentang Proses Bisnis Level 0 dan Level 1 Kementerian Energi dan Sumber dan Penunjukan Pemilik Proses; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tanggal 21 Desember 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 3. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289); 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 tanggal 25 Februari 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana {Bussiness Process) ; 5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);

MEMUTUSKAN; Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAN PENUNJUKAN PEMILIK PROSES. KESATU Menetapkan Proses Bisnis Level 0 dan Level 1 Kementerian Energi dan Sumber yang terdiri atas proses manajerial, proses inti, dan proses pendukung serta menunjuk Pemilik Proses dengan rincian tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA Pemilik Proses sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU mempunyai tugas: a. menjrusun proses bisnis pada masing-masing unit organisasi sebagai penjabaran dari proses bisnis Kementerian Energi dan Sumber sampai dengan Standar Operasional Prosedur; b. melakukan monitoring dan evaluasi penerapan proses bisnis untuk mengidentifikasi tindakan pencegahan dan perbaikan; c. memulai dan mempengaruhi perubahan prosedur kerja, waktu penyelesaian, dan basil kegiatan serta mengendalikan sumber daya; dan d. melaporkan basil evaluasi implementasi proses bisnis kepada Menteri Energi dan Sumber melalui Kementerian Energi dan Sumber paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

4 - KETIGA Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 November 2017 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN Tembusan: 1. Wakil Menteri Energi dan Sumber 2., Kementerian Energi dan Sumber 3. Inspektur Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber 4. Para di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber 5. Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya 6., Dewan Energi Nasional 7. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Salinan sesuai dengan aslinya KEMENT^RIArFEMERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BIRO HUKUM, <0 in i^rofi 51581031002 ^

- 5 - LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 3940 K/08/MEiyi/2017 TANGGAL : 10 November 2017 PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAN PENUNJUKAN PEMILIK PROSES A. Proses Manajerial 1. Manajemen Strategis Berbasis Kinerja 1. Perencanaan Strategis 2. Perencanaan Program dan Anggaran 3. Manajemen Kinerja Organisasi 4. Kajian Strategis 2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Risiko 3. Kegiatan Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pemantauan Pengendalian Intern 6. Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Inspektur Jenderal Intern

-6-3. Manajemen Perubahan 1. Penataan Organ!sasi 2. Penataan Tata Laksana 4. Pengawasan Intern dan Koordinasi Pengawasan Ekstern 3. Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur 1. Penyxisunan Perumusan Kebijakan Pengawasan Intern 2. Pengawasan Intern Kinerja dan Keuangan 3. Pengendalian, Pencegahan, dan Pemberantasan Korupsi 4. Pengawasan untuk Tujuan Tertentu 5. Koordinasi Lembaga Pengawas Ekstern Inspektur Jenderal Inspektur Jenderal Inspektur Jenderal Inspektur Jenderal

- 7 - B. Proses Inti 1. Penyediaan Energi dan Bahan Baku Domestik 1. Peningkatan 1. Peningkatan Produksi Kapasitas Penyediaan Minyak dan Gas Minyak dan Gas Energi Fosil 2. Pengendalian Ekspor dan Impor Minyak dan Gas Minyak dan Gas 3. Percepatan Persetujuan Rencana Lapangan Minyak dan Minyak dan Gas Gas 4. Peningkatan Kegiatan Eksplorasi dalam Rangka Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas Minyak dan Gas Baru 5. Peningkatan Kegiatan Eksplorasi dalam Rangka Peningkatan Validasi Data Sumber Daya serta Cadangan 6. Pengendalian Produksi 7. Pengendalian Ekspor 2. Peningkatan Produksi 1. Peningkatan Eksplorasi dan Cadangan Peningkatan Nilai Tambah 2. Peningkatan Recovery Produksi dan Pengolahan 3. Pengolahan dan Pemurnian Dalam Negeri

8 3. Peningkatan Produksi 1. Peningkatan Energi melalui Pemanfaatan Gas untuk Minyak dan Gas Diversifikasi Energi Dalam Negeri 2. Peningkatan Produksi Energi Baru 3. Peningkatan Produksi Energi Terbarukan 4. Peningkatan Industri Nasional di Bidang dan Energi Terbarukan 4. Peningkatan Efisiensi 1. Pengawasan Manajemen Pemanfaatan Energi Energi 2. Pemanfaatan Teknologi/Sistem yang Efisien dan Ramah Lingkungan 3. Implementasi Hasil Audit Energi (Investment Grade Energy Audit) 4. Usaha Jasa (Energy Services Company/ESCO) 5. Peningkatan Industri Nasional di Bidang Efisiensi Energi

- 9-5. Peningkatan 1. Penyiapan Program Penyediaan Tenaga Penyediaan Tenaga Listrik Listrik 2. Monitoring Pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 3. Program Listrik Perdesaan 4. Evaluasi Pelaksanaan Program Penyediaan Tenaga Listrik 6. Peningkatan Akses 1. Perencanaan, dan Infrastruktur Pembangunan, dan Minyak dan Gas Energi Infrastruktur Minyak dan Gas 2. Perencanaan, Pembangunan, dan Infrastruktur 3. Perencanaan, Pembangunan dan Infrastruktur Energi Baru,

- 10-7. Peningkatan Alokasi Energi Domestik 1. Peningkatan Alokasi Gas untuk Domestik Minyak dan Gas 2. Penyusunan Peraturan dan Kebijakan terkait Pemenuhan Kebutuhan Minyak dan Gas dalam Negeri 3. Pemutakhiran Neraca Gas Nasional Minyak dan Gas Minyak dan Gas 8. Peningkatan Alokasi Bahan Baku untuk Domestik 4. Peningkatan dan Penetapan Alokasi untuk Domestik (Peningkatan Domestic Market Obligation) 1. Peningkatan dan Penetapan Kewajiban Domestic Market Obligation 2. Peningkatan dan Penetapan Alokasi Bahan Baku untuk Domestik 3. Penetapan Harga Patokan

-11-2. Optimalisasi Penerimaan Negara Sektor Energi dan Sumber 1. Pengelolaan Penerimaan 1. Pembinaan Negara Bukan Pajak Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak 2. Pembinaan dan Pelaksanaan Usulan Penyaluran Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam 3. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Data 4. Penatausahaan Penerimaan Negara Minyak dan Gas Bukan Pajak Bidang Minyak dan Gas 5. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang 6. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Panas 7. Penatausahaan Kepala Badan Penerimaan Negara Geologi Bukan Pajak Bidang Geologi 8. Penatausahaan Kepala Badan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Penelitian dan Energi dan Sumber Daya Penelitian dan Energi dan Sumber

- 12-9. Penatausahaan Kepala Badan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Sumber Daya Sumber Manusia Energi Daya Manusia dan Sumber Daya 10. Pelaksanaan Usulan Penyaluran Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Bidang 11. Pelaksanaan Usulan Penyaluran Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Bidang Panas 2. Pengelolaan Piutang 1. Pembinaan dan Penatausahaan Piutang 2. Monitoring dan Evaluasi Piutang 3. Negosiasi dan Renegosiasi 1. Negosiasi dan Kontrak Renegosiasi Kontrak Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Negosiasi dan Renegosiasi Kontrak 4. Kebijakan Optimalisasi 1. Penetapan Produksi Penerimaan Negara Komersial Minyak dan Gas 2. Penghitungan Minyak dan Gas Bagian Negara Minyak dan Gas

- 13-3. Pengalokasian Subsidi Energi 1. Evaluasi Penghitungan 1. Evaluasi Penghitungan Biaya Produksi atau Biaya Produksi Bahan Minyak dan Gas Penyediaan Energi Bakar Minyak 2. Evaluasi Penghitungan Biaya Perolehan Liquefied Minyak dan Gas Petroleum Gas Tabung 3 Kg 3. Evaluasi Penghitungan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik 4. Evaluasi Penghitungan Biaya Produksi Energi Baru dan Energi Terbarukan Lainnya 2. Penentuan Harga Energi 1. Penentuan Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Minyak dan Gas 2. Penentuan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kg Minyak dan Gas 3. Penentuan Harga dual dan Tarif Listrik 4. Penentuan Harga Patokan 5. Penentuan Harga Energi Baru dan Energi Terbarukan

- 14-3. Penentuan Pola Subsidi 1. Penentuan Pola Subsidi Bahan Dakar Minyak Minyak dan Gas 2. Penentuan Pola Subsidi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kg Minyak dan Gas 3. Penentuan Penerima dan Besaran Subsidi Listrik 4. Penentuan Penerima dan Besaran Subsidi Bahan Dakar Nabati Konsei^asi Energi 4. Penentuan Usulan Alokasi 1. Penentuan Usulan Dana Subsidi Volume Bahan Dakar Minyak dan Gas Minyak Bersubsidi 2. Penentuan Usulan Volume Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Minyak dan Gas Kg 3. Penentuan Usulan Alokasi Dana Subsidi Listrik 4. Penentuan Usulan Alokasi Dana Subsidi Bahan Dakar Nabati

15-4. Peningkatan Investasi Sektor Energi dan Sumber 1. Inventarisasi Data Potensi 1. Inventarisasi Data Investasi Potensi Investasi Bidang Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Inventarisasi Data Potensi Investasi Bidang 3. Inventarisasi Data Potensi Investasi Bidang 4. Inventarisasi Data Potensi Investasi Bidang Terbarukan, dan 2. Pemetaan Kebutuhan 1. Penjoisunan Rencana Investasi Kebutuhan Investasi Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Penyusunan Rencana Kebutuhan Investasi 3. Penyusunan Rencana Kebutuhan Investasi 4. Penyusunan Rencana Kebutuhan Investasi Terbarukan, dan 3. Penyusunan Kebijakan 1. Penyusunan Kebijakan Peningkatan Investasi Peningkatan Investasi Minyak dan Gas Bidang Minyak dan Gas 2. Penyusunan Kebijakan Peningkatan Investasi Bidang

- 16 3. Penyusunan Kebijakan Peningkatan Investasi Bidang 4. Penyusunan Kebijakan Peningkatan Investasi Bidang 4. Penetapan Kegiatan Usaha 1. Penetapan Wilayah Kerja Sektor Energi dan Sumber Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Penetapan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 3. Penetapan Wilayah Pertambangan, Wilayah Izin Usaha Pertambangan, dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus 4. Penetapan Wilayah Kerja Panas 5. Promosi Investasi 1. Promosi Investasi Bidang Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Promosi Investasi Bidang 3. Promosi Investasi Bidang

- 17 4. Promosi Investasi Bidang Terbarukan, dan 6. Lelang atau Permohonan 1. Lelang Wilayah Kerja Wilayah Kerja Sektor Energi Minyak dan Gas Minyak dan Gas dan Sumber 2. Permohonan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 3. Lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus Logam dan 4. Permohonan Wilayah Izin Usaha Pertambangan 5. Lelang Wilayah Kerja Panas 6. Penugasan Pengusahaan Panas Kepada Badan Usaha Milik Negara 7. Monitoring Rencana dan 1. Monitoring Rencana dan Realisasi Investasi Realisasi Investasi Minyak dan Gas Minyak dan Gas 2. Monitoring Rencana dan Realisasi Investasi

- 18-1 3. Monitoring Rencana dan Realisasi Investasi 4. Monitoring Rencana dan Realisasi Investasi Energi Baru dan Energi Terbarukan 5. Monitoring Rencana dan Realisasi Investasi Teknologi Ramah Lingkungan 8. Pengelolaan dan Penataan 1. Pengelolaan dan Perizinan/Kontrak Investasi Penataan Minyak dan Gas Sektor Energi dan Sumber Perizinan / Kontrak Investasi Bidang Minyak dan Gas 2. Pengelolaan dan Penataan Perizinan / Kontrak Investasi Bidang 3. Pengelolaan dan Penataan Perizinan/ Kontrak Investasi Bidang 4. Pengelolaan dan Penataan Perizinan/ Kontrak Investasi Bidang Terbarukan, dan

- 19-5. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Sektor Energi dan Sumber 1. Pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Sektor Energi dan Sumber Daya 1. Pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang Minyak dan Gas 2. Pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang Minyak dan Gas 2. Pembinaan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Sektor Energi dan Sumber 3. Pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang 4. Pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang 1. Pembinaan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang Minyak dan Gas 2. Pembinaan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang 3. Pembinaan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang dan Minyak dan Gas

20-4. Pembinaan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang Energi Baru, 3. Pengawasan terhadap 1. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Pengelolaan Usaha Sektor Pengelolaan Usaha Energi dan Sumber Daya Bidang Minyak dan Gas 2. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang 3. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang 4. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Bidang 4. Pengawasan terhadap 1. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pelaksanaan Kegiatan Minyak dan Gas Sektor Energi dan Sumber Usaha Bidang Minyak dan Gas 2. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang

21-3. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang dan 4. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bidang Energi Baru, 5. Pembinaan dan Pengawasan 1. Pembinaan terhadap terhadap Pelaksanaan Pelaksanaan Lindungan Minyak dan Gas Lindungan dan Keselamatan Lingkungan dan Bum! Operas! dan Usaha Keselamatan Operas! dan Penunjang Kegiatan Usaha Usaha Penunjang Sektor Energi dan Sumber Kegiatan Usaha Bidang Minyak dan Gas Bum! 2. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Lindungan Minyak dan Gas Lingkungan dan Keselamatan Operas! dan Usaha Penunjang Kegiatan Usaha Bidang Minyak dan Gas Bum! Bum!

- 22 - C. Proses Pendukung 1. Pengelolaan Sumber Daya 1. Perencanaan dan Manusia Aparatur Pengadaan Sumber Daya Manusia Aparatur 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur 3. Administrasi Kepegawaian 4. Perencanaan Kompetensi Sumber Daya Manusia Aparatur 5. Pelaksanaan Kepala Badan Kompetensi Sumber Sumber Daya Daya Manusia Aparatur Manusia Energi dan Sumber Daya 2. Kompetensi 1. Perencanaan Kepala Badan Sumber Daya Manusia Sektor Energi dan Sumber Kompetensi Sumber Sumber Daya Daya Manusia Sektor Manusia Energi dan Energi dan Sumber Sumber Daya 2. Penyusunan Perangkat Kepala Badan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Energi dan Sumber Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya

23-3. Pelaksanaan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Energi dan Sumber 4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Energi dan Sumber Kepala Badan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Kepala Badan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya 3. Pengelolaan Keuangan dan 1. Pembinaan dan Akuntansi Pelaksanaan Anggaran 2. Pembinaan Pengelolaan Keuangan 4. Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi 3. Pembinaan dan Pelaksanaan Akuntansi serta Pelaporan Keuangan 4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran, Pengelolaan Keuangan, Pelaksanaan Akuntansi, dan Pelaporan Keuangan 1. Pembinaan Pengelolaan Data Sektor Energi dan Sumber dan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan Sumber

- 24-2. Pengelolaan Data Sektor Energi dan Sumber 3. Pengelolaan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan Sumber 4. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan Sumber 5. Dukungan Regulasi dan Layanan Hukum 1. Penyusunan Regulasi 2. Penelaahan Hukum 3. Pengelolaan Layanan Hukum 4. Pengelolaan Data dan Informasi Hukum 6. Pengelolaan Pelayanan 1. Pelayanan Tata Usaha Umum 2. Pengelolaan Arsip 3. Pengelolaan Kerumahtanggaan 4. Keprotokolan

25-7. Pengelolaan Barang Milik Negara 1. Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara 2. Penatausahaan Barang Milik Negara 8. Penelitian, Penyelidikan, dan Pelayanan Kegeologian 3. Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara 4. Pemindahtanganan, Penghapusan, dan Pemanfaatan Barang Milik Negara 1. Penelitian, Penyelidikan Sumber Daya Geologi Kepala Badan Geologi 9. Pengelolaan Penelitian dan Energi dan Sumber 2. Mitigasi Bencana Geologi 3. Penyelidikan dan Pelayanan Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan 4. Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Geologi 1. Penyelenggaraaan Penelitian dan Energi dan Sumber Daya 2. Implementasi Hasil Penelitian dan Energi dan Sumber Daya Kepala Badan Geologi Kepala Badan Geologi Kepala Badan Geologi Kepala Badan Penelitian dan Energi dan Sumber Kepala Badan Penelitian dan Energi dan Sumber

26-3. Pelayanan Jasa Penelitian dan Energi dan Sumber Daya 4. Penyampaian Masukan Rumusan Kebijakan Sektor Energi dan Sumber Kepala Badan Penelitian dan Energi dan Sumber Kepala Badan Penelitian dan Energi dan Sumber 10. Pengelolaan Komunikasi dan 1. Pengelolaan Publikasi Pelayanan Informasi Publik 2. Pelayanan Permintaan Informasi dan Pengaduan Masyarakat 3. Pelayanan Perpustakaan 4. Kehumasan 5. Hubungan Kelembagaan 11. Pengelolaan Kerja Sama Internasional 1. Pengelolaan Kerja Sama Bilateral 2. Pengelolaan Kerja Sama dalam Forum Regional dan Multilateral MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN QW^Iin^sesuai dengan aslinya dan SUMBER DAYA MINERAL "-^C^ALA BIRO HUKUM, < o- vi> -v zehjf NIP 1960 ON 151 ROFI 1031002,