BAB I PENDAHULUAN. kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB I PENDAHULUAN. perceraian, tetapi bukan berarti Agama Islam menyukai terjadinya perceraian dari

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PUTUSAN VERSTEK. yang bersifat memaksa. Hukum menyerahkan sepenuhnya apakah tergugat

TINJAUAN MATA KULIAH...

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur didalam Undang-Undang Nomor

MERCATORIA. Putusan Verstek dalam Hukum Acara Perdata

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

BAB I PENDAHULUAN Tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 tentang

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdas arkan hukum.

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB IV. memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan dasar untuk mengadili agar

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, sehingga setiap orang memiliki hak persamaan dihadapan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zwachmatigheit) dan

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

KESAKSIAN PALSU DI DEPAN PENGADILAN DAN PROSES PENANGANANNYA 1 Oleh: Gerald Majampoh 2

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016. EKSEPSI DALAM KUHAP DAN PRAKTEK PERADILAN 1 Oleh : Sorongan Terry Tommy 2

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

PENETAPAN AHLI WARIS DAN P3HP /PERMOHONAN PERTOLONGAN PEMBAGIAN HARTAPENINGGALAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sistem hukum Negara Republik Indonesia ini, terdapat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. menghukum orang-orang yang melanggar norma-norma dengan hukum yang

SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NOMOR 1776/PDT.G/2011/PA.SDA DAN PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

BAB 4 PENERAPAN UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Seorang hakim dalam hal menjatuhkan pidana kepada terdakwa tidak boleh

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN DI MUKA SIDANG DALAM PERKARA WARIS

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

ww.hukumonline.com PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN UPAYA HUKUM KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN

P E N E T A P A N NOMOR: 178/PDT/2014/PT. MDN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melidungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan keadilan, Sehingga secara teoritis masih diandalkan sebagai badan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

TINJAUAN HUKUM TENTANG KENDALA-KENDALA EKSEKUSI YANG TELAH INKRACHT (Studi Pada Pengadilan Negeri Palu) TEGUH SURIYANTO / D

Bayyinah, yang artinya satu yang menjelaskan. Secara terminologis

BAB I PENDAHULUAN. landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan yang harus dipenuhi. Kebutuhan dan kepentingan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengatur agar kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat dan negara

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Putusan verstek merupakan bagian dari Hukum Acara Perdata di Indonesia. Putusan verstek tidak terlepas hubungannya dengan beracara dan penjatuhan putusan atas perkara yang dipersengketakan, yang memberi wewenang kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek berkaitan dengan ketentuan Pasal 125 ayat (1) HIR. 1 Berdasarkan Pasal 125 ayat (1) HIR, Hakim berwenang menjatuhkan putusan di luar hadir dan atau tanpa hadirnya Tergugat dengan syarat 2 : a. Tergugat atau para Tergugat kesemuanya tidak datang pada hari sidang yang telah ditentukan atau tidak mengirimkan jawaban; b. Tergugat atau para Tergugat tersebut tidak mengirimkan wakil / kuasanya yang sah untuk menghadap atau tidak mengirimkan jawaban; c. Tergugat atau para Tergugat tersebut telah dipanggil dengan sah dan patut; d. Gugatan beralasan dan berdasarkan hukum. Syarat-syarat tersebut di atas harus satu persatu diperiksa dengan seksama, baru apabila benar-benar persyaratan itu kesemuanya terpenuhi, putusan verstek dijatuhkan dengan mengabulkan gugatan, sehingga bisa saja gugatan tidak dapat diterima apabila tidak mempunyai dasar hukum. 1 2 M Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006) cet. 4, hlm.381. Varia Peradilan Majalah Hukum Tahun XXIX No. 338 Januari 2014, hlm.51.

Perlu dikemukakan, apabila pada hari yang ditentukan tergugat tidak hadir dan pula ia tidak menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakilnya, padahal ia telah dipanggil dengan patut maka gugatan itu diterima dengan putusan tak hadir (verstek), kecuali kalau ternyata dalam pengadilan negeri bahwa gugatan tersebut melawan hak atau tidak beralasan. 3 Dari pengamatan penulis pada putusan Pengadilan Negeri Kisaran dengan Register No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis terhadap putusan verstek maupun dalam praktik peradilan masih banyak yang memiliki pemahaman yang tepat dan benar tentang putusan verstek, hal ini juga terjadi pada panitera, advokat sehingga acap kali menjadi perdebatan yang menguras tenaga dan buang-buang waktu, serta dapat berujung adanya pengaduan. 4 Dalam pedoman teknis Peradilan Perdata Umum, Mahkamah Agung telah memberikan petunjuk penyelesaian seputar permasalahan perkara verstek namun dalam praktiknya masih banyak yang muncul dan perbedaan pelaksanaan. Hal-hal itulah yang masih memerlukan elaborasi hingga menemukan pengertian dan pemahaman yang luas, tepat dan benar tentang putusan verstek. Pengertian yang tepat dan benar dapat diharapkan mendorong sifat tegas dari hakim sehingga asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan diwujudkan serta untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat. 5 3 4 5 R. Soeroso, Hukum Acara Perdata HIR, Rbg, dan Yurisprudensi, (Jakarta; Sinar Grafika, 2011) cet. 2, hlm. 56 Varia Peradilan Majalah Hukum Tahun XXIX No. 338 Januari 2014, hlm. 47 Ibid. hlm. 47

Akan tetapi meskipun proses pemeriksaan berlaku kepada tergugat yang tidak hadir, hakim wajib memerintahkan untuk memanggilnya pada persidangan yang akan datang. Pada persidangan berikutnya terbuka kesempatan mengajukan bantahan apabila tergugat menghadiri persidangan. Sejalan dengan hangatnya pembicaraan- pembicaraan tentang masalah putusan verstek ini dan dihubungkan dengan kasus berdasarkan Putusan No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis yang mana ada Penggugat bernama Pardomuan Sitorus melawan Tergugat I Rotua Boru Simorangkir, Tergugat II Jhon Wesly Gultom, Tergugat III Kaliasim Gultom yang bahwa tergugat-tergugat telah dipanggil secara sah dan patut untuk datang menghadap dipersidangan tidak hadir, sehingga hakim mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dengan putusan verstek. Penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini, maka penelitian ini akan mengambil judul Tinjauan Yuridis Terhadap Akibat Hukum Dalam Putusan Verstek Perkara Perdata (Studi Kasus Putusan No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis) A. Pengertian Dan Penegasan Hukum Sebelum dilanjutkan pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu kiranya terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian pengertian serta penegasan judul untuk lebih menyatukan pandangan dan pendapat sehubungan dengan pembahasan berikut. Skripsi ini berjudul : Tinjauan Yuridis Terhadap Akibat Hukum Dalam Putusan Verstek Perkara Perdata (Studi Kasus Putusan No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis).

Agar tidak menimbulkan penafsiran dan pengertian yang berbeda-beda terhadap judul skripsi ini maka penulis akan menguraikan pengertian dari judul skripsi yang dimaksud secara etimologi (kata per kata), yaitu : - Tinjauan adalah pendapat meninjau, pandangan, pendapat, perbuatan meninjau. 6 - Yuridis adalah menurut hukum. 7 - Terhadap adalah tentang berkenaan dengan. 8 - Akibat Hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan yang dilakukannya merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki hukum. 9 - Putusan Verstek adalah putusan tidak hadirnya tergugat dalam suatu perkara setelah dipanggil oleh pengadilan dengan patut tidak pernah hadir dalam persidangan dan tidak menyuruh wakilnya atau kuasa hukumnya untuk menghadiri dalam persidangan. 1 6 7 8 9 10 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2004) hlm.1078 Ibid. Hal. 1154 Ibid. Hal.337 R.Soeroso, Op-Cit, hlm 295 http://konsultasihukum2.wordpress.com/2010/08/14/apa-itu-putusan-verstek-putusan-akhirdan-sifat-putusan-akhir/

- Dalam mempunyai arti jauh kebawah (dari permukaan), jauh masuk ketengah (dari tepi). 11 - Perkara perdata adalah perkara yang meliputi baik perkara yang mengandung sengketa (contentius) maupun yang tidak mengandung sengketa (voluntair). 12 Dari uraian pengertian judul diatas maka dapat dibuat penegasan judul bahwa pelaksanaan penelitian dilakukan terhadap subjek hukum dari judul skripsi penulis dan dikatakan bahwa pembahasan skripsi penulis ini sekitar tentang tinjauan yuridis terhadap akibat hukum putusan verstek dalam perkara perdata, dan mengadakan analisa pada kasus Putusan Pengadilan Negeri Kisaran No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis. B. Alasan Pemilihan Judul Hal yang menjadi latar belakang dalam penulisan skripsi ini adalah penulis ingin memaparkan lebih dalam lagi mengenai putusan verstek, bagaimana putusan verstek dijatuhkan, dan pertimbangan hukum bagi hakim dalam menjatuhkan putusan verstek pada Pengadilan Negeri Kisaran khususnya Putusan dengan Register No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis. Adapun alasan penulis mengetengahkan judul diatas adalah untuk menguraikan dan membahas tentang masalah putusan verstek terutama untuk mengetahui tentang akibat hukum dalam putusan verstek. 11 12 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2004) hlm.325. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Jogjakarta; Universitas Atma Jaya Jogjakarta, xxxx) hlm. Xxx

C. Permasalahan Masalah adalah suatu persoalan atau problem yang sukar diselesaikan dan terdiri dari suatu soal soal yang telah diketahui sebahagian, sedangkan sebahagian lagi belum diketahui atau belum diketahui sepenuhnya. Bertitik tolak dari apa yang penulis kemukakan dalam pendahuluan pemilihan judul diatas maka perlu kiranya diberikan suatu pembatasan ruang lingkup permasalahan agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari sasarannya. Untuk membahas ruang lingkup ini penulis akan memberikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pertimbangan hukum bagi hakim dalam memutuskan perkara verstek. 2. Bagaimana upaya hukum terhadap putusan verstek. 3. Bagaimana dampak dan akibat hukum atas putusan verstek dalam perkara perdata. D. Hipotesa Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, dianggap kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang sesungguhnya, setelah pembahasan hipotesis ini masih diperlukan pengujian dan pembuktian dalam suatu penelitian. Manfaat hipotesis dalam karya ilmiah adalah untuk membimbing penulis menelusuri pembuktian masalah yang diajukan. Sebagai hipotesis terhadap masalah yang akan dikemukakan penulis dalam skripsi ini adalah :

1. Putusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan pada hari yang ditentukan, tergugat tidak hadir dan pula ia tidak menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakilnya, padahal ia telah dipanggil dengan patut maka gugatan itu diterima dengan putusan tak hadir (verstek), sedangkan penggugat hadir dan mohon putusan dari hakim. 2. Dampak dan akibat hukum atas putusan verstek dalam perkara perdata adalah pengajuan verzet yang dilakukan oleh tergugat atau perlawanan dalam waktu 14 hari terhitung tanggal pemberitahuan putusan verstek. Perkara verzet sedapat mungkin dipegang oleh Majelis Hakim yang telah menjatuhkan putusan verstek, hakim yang melakukan pemeriksaan perkara verzet atas putusan verstek harus memeriksa gugatan yang telah diputus verstek secara keseluruhan. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dilihat dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan yang mengatur verstek tersebut. - Untuk mengetahui landasan hukum yang dipergunakan oleh hakim dalam menjatuhkan putusan verstek. - Untuk mengetahui dampak dan akibat hukum atas putusan verstek. - Melalui pembahasan ini, penulis ingin melengkapi tugas dan syarat syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Medan Area, program studi Ilmu Hukum, spesifikasi Bidang Ilmu Hukum Keperdataan. 2. Manfaat Penelitian - Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis agar lebih memahami hal-hal seputar perkara verstek dalam tataran teoritis maupun praktis. - Bagi kalangan akademisi dan masyarakat umum, penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu kontribusi besar keilmuwan bagi yang berminat untuk mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan dinamika perkembangan Hukum Perdata di Indonesia terutama hal seputar verstek. F. Metode Pengumpulan Data Untuk mengetahui data yang dipergunakan dalam penulisan ini maka penulis menggunakan 2 (dua) metode : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) adalah data utama yang bersumber langsung dari peraturan perundang undangan, buku buku literatur ilmu hukum dan tulisan majalah hukum serta artikel artikel yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti melalui penelitian kepustakaan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) adalah data pendukung yang diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu di Pengadilan Negeri Kisaran dengan cara menggunakan antara lain membahas kasuskasus yang berkaitan dengan pembahasan judul putusan verstek

dalam perkara perdata dari putusan No.09/Pdt.G/2012/PN.Kis demi mendapat jawaban. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan dan pembahasan skripsi ini, penulis membuat suatu sistematika penulisan secara teratur yang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Sistematika penulisan atau gambaran isi tersebut dibagi dalam beberapa bab, dan diantara babbab itu terdiri pula atas beberapa sub bab. Adapun susunannya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Di dalam bab ini diuraikan mengenai pendahuluan pengantar yang mengantarkan kita menuju uraian-uraian selanjutnya. Pendahuluan ini Pengertian dan Penegasan Judul, Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Hipotesa, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian Data dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG VERSTEK Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya. Bab ini pada dasarnya hanya membahas pokok sebagaimana judul babnya. Bab ini secara teoritis akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan Pengertian Verstek, Tujuan Verstek, Syarat-Syarat Acara Verstek, dan Proses Pemanggilan Secara Patut dan Sah.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG BENTUK PUTUSAN DI LUAR HADIR (GUGUR DAN VERSTEK) Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya. Bab ini pada dasarnya hanya membahas pokok sebagaimana judul babnya. Bab ini secara teoritis akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan Putusan Verstek yang Berisi Mengabulkan Seluruh Gugatan, Putusan Verstek yang Berisi Mengabulkan Sebagian Gugatan, Putusan Verstek yang Berisi Penolakan Gugatan, dan Putusan Verstek yang Menyatakan Gugatan Tidak Dapat Diterima. BAB IV : PROSES PENYELESAIAN PERKARA VERSTEK (Studi Kasus Perkara No. 09/Pdt.G/2012/PN.Kis) Bab ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya. Bab ini pada dasarnya hanya membahas pokok sebagaimana judul babnya. Dalam bab ini akan diuraikan tentang : Pertimbangan Hukum Bagi Hakim Dalam Memutuskan Perkara, Upaya Hukum Terhadap Putusan Verstek, Dampak dan Akibat Hukum dalam Putusan Verstek, Kasus dan Tanggapan Kasus. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan dari rangkuman yang merupakan kesimpulan dari seluruh pembahasan yang dilakukan. Juga saran-saran yang merupakan sumbangsih pemikiran penulis.