BAB V PEMBAHASAN. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Dalam bab ini akan disajikan tentang 1) Paparan D/Gh/ata I (MI Roudlotut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang menuntut siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernilai edukatif.interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Bukan menjadi hal baru jika tingkat pendidikan penduduk sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian akan menjadi muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data kualitatif deskriptif, dari data yang telah diperoleh baik melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dari hasil penelitian tersebut dikaitkan dengan teori yang ada dan dibahas, tentang karakteristik pendekatan active learning, Evaluasi pembelajaran dalam pendekatan active learning pada matematika kelas V dan Hasil pembelajaran dengan pendekatan active learning pada matematika kelas V di MI Roudlotut Tholabah Kranding, Mojo, Kediri dan MI Inhadlut Tholibin Gedangan, Mojo, Kediri. A. Karakteristik Pendekatan Active Learning Dari Segi Peserta Didik MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin adalah dua madrasah yang mempunyai komitmen untuk membuat pendidikan menjadi sarana dalam mencetak siswa yang mempunyai kepribadian unggul, komitmen tersebut dicanangkan guna untuk mewujudkan visi dan misi yang telah di cita-cita kan. Bentuk kepribadian unggul tersebut tercermin dari siswa yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya, berperilaku yang baik, mempunyai sifat terpuji, dan lain lain. Kepribadian yang demikianlah yang nantinya akan menjadi karakter siswa, karakter tersebut akan dibawa kedalam dunia yang sesungguhnya baik dalam kelauarga 143

maupun masyarakat. Di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin pendidikan karakter menjadi tujuan utama sebelum membentuk siswa berintelektual tinggi. sebab intelektual yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik/akhlak yang baik akan membawa kerusakan untuk sesamanya, namun jika intelektual tersebut dibingkai dengan karakter yang baik/akhlak yang baik maka akan memberikan manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Pendidikan yang yang berkualitas meruapakan kebutuhan yang paling urgen dizaman sekarang ini. Dengan kemajuan IPTEK yang semakin tidak terkendali, akan memberikan dampak yang negatif bagi siswa tingkat dasar. Diusia yang masih dini siswa sudah diberi fasilitas yang seharusnya belum pantas diberikan, fasilitas berupa ponsel, netbook, notpad, dst. Fasilitas tersebut membuat siswa semakin malas dalam belajar, lebih-lebih belajar disekolah. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi para pelaku pendidikan termasuk MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin karena siswa semakin sulit untuk di didik. Pembelajaran mutakhir dan inovatif menjadi kunci keberhasilan dalam proses pendidikan. Pembelajaran yang melibatkan seluruh mental siswa, baik gerak fisik maupun fikiran. Proses mental ini akan menghasilkan pengalaman belajar bagi siswa. Sehingga mau tidak mau dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif dalam situasi belajar yang sudak direncanakan. MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin agar pembelajaran lebih hidup dan siswa bisa aktif belajar, ditekankan kepada semua guru, menggunkan model pembelajaran yang 144

berpusat pada siswa (student center), salah satu model pembelajaran tersebut yang sering diterapkan di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin adalah pembelajaran dengan pendekatan active learning pada mata pelajaran matematika. Pendekatan active learning merupakan sebuah pendekatan yang menitik beratkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Konsep active learning atau cara belajar siswa aktif, dapat diartikan sebagai panutan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. 1 Di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin, pada matematika kelas 5, dalam menerapkan pendekatan tersebut, guru sering menggunakan metode problem solving, Metode problem solving merupakan metode yang mana guru melemparkan sebuah masalah kepada siswa kemudian siswa berusaha untuk mencari penyelesaianya, strategi bisa dengan diskusi maupun dikerjakan secara individu. Metode problem solving adalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. 2 namun di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin penerapan metode tersebut dikerjakan secara berkelompok, sehingga disitu siswa bisa belajar 1 Mudjiono Dimyanti, belajar dan pembelajran,( jakarta:pt Rineka Cipta, 1999),115. 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006),19. 145

diskusi dengan sesama temannya dalam satu kelompok, serta dapat melatih keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat, ide dan gagasanya. Karakteristik pendekatan active learnig sebagai indicator keberhasilan pembelajaran adalah siswa menjadi lebih berani dalam menampilakan minat, lebih kreatif dan berani berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 3 Penerapan pendeketan active learning dengan metode problem solving dapat memberika perubahan pada karakter siswa ke arah yang posistif. Perubahan yang terjadi di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin saat menerapkan metode tersebut antara lain adalah kreatifitas siswa semakin tinggi serta kemauan dan antusiasme dalam mengikuti pembelajarn semakin meningkat. Selain itu dalam penerapan metode problem solving di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin, siswa menunjukkan respon yang positif dan aktif dalam pembelajaran. Siswa merasa diberi kebebasan untuk menyampaikan keinginan, minat dan cara belajarnya, serta dengan materi yang sedang dibahas semakin mudah untuk difahami, dan pengetahuan yang diperoleh siswa semakin luas, karena proses pencaran siswa tidak dibatasi pada satu atau dua referensi saja tapi bisa mencari sebanyak banyaknya. Dari Segi Pengajar 3 Ahmad Rohani, Pengelolahan Pengajaran(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 1995), 63. 146

Peningkatan Sumber daya pendidik merupakan salah satu program MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin dalam mewujudkan visi dan misi madrasah. Pendidika merupakan tumpuan pertama yang menentukan keberhasilan belajar siswa, kalau guru tidak kratif dan inovatis maka akan mustahil tujuan pembelajaran akan tercapai Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajarn yang ada dikelas, guru hanya bercerita, berceramah tanpa mempedulikan siswa, apakah sudah memahami materi yang telah disampaikan, bahkan sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya, lebih-lebih siswa merasa takut untuk bertanya karena khawatir jika yang disampaikan tidak sama dengan yang disampaikan guru, siswa tersebut akan dimarahi. Guru harus menggunakan cara belajar yang inovatif. Pembelajaran yang melibatkan semua elemen di dalam kelas. Salah satu ciri belajar inovatis adalah apabila metode tersebut diterapkan didalam kelas, pembelajaran jadi menyenangkan, suasana kelas hidup, dan materi dapat tersampaiakan dengan baik dan maksimal. Dalam pendekatan active learning dengan menggunakan metode active learning guru bertidak sebagai fasilitator belajar dan berkewajiban membimbing siswa dalam proses belajar tersebut. guru juga berkewajiban mendorong, memberikan semangat belajar kepada siswa yang gairah belajrnya rendah dalam penerapan metode problem solving guru tidak diperbolehkan mendominasi jalannya pembelajaran, namun guru memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, tanpa ada tekanan dari siapapun termasuk guru. 147

Kondisi inilah sesungguhnya yang sedang terjadi di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin ketika menerapkan pendekatan active learning dengan metode problem solving pada mata pelajaran matematika kelas 5. Dari Segi Situasi Mengajar Penerapan pendekatan active learning dengan metode problem solving pada mata pelajaran matematika kelas 5, membuat suasana pembelajaran di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin menjadi sangat kondusif. Ini terjadi karena setiap siswa mempunyai tugas masing-masing dalam kelompok, sehingga siswa tidak ada yang nganggur dalam proses belajar, semua disibukkan dengan bagian tugasnya masingmasing. Disamping itu hubungan antara guru dengan siswa terjalin sangat hangat dan harmonis. Hal ini terjadi karena ketika proses pembelajarn dengan metode problem solving, terjadi kominikasi Tanya jawab secara intensif. Siswa tidak segan segan mengutarakan masalahnya, siswa tidak malu malu untuk menyampaikan pendapat, ide dan gagasannya dan guru menyambut dengan baik dan senang hati atas apa yang diutarakan oleh siswa. Komunikasi antara siswa dengan siswa terjadi sangat intensif dan harmonis. Dalam proses diskusi, siswa menyampaiak pendapatnya dengan baik dalam satu kelompok, dan anggota kelompok lain memberi tanggapan 148

atas pendapat yang telah disampaikan oleh temannya. Pendapat disampaikan dengan sopan dan ramah. B. Evaluasi Pembelajaran Dalam Pendekatan Active Learning Pada Matematika Kelas V Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mana didalamnya terjadi proses pembentukan pemahaman. Pemerolehan pemahaman ini bagi siswa merupakan proses mental yang berat dan penuh usaha. Usaha dilakukan dengan berbagai cara supaya mereka bisa memahami materi yang sedang dibahas. Materi yang disampaikan pun beragam, ada materi dengan kompleksitas tinggi, ada materi yang tingkat kompleksitasnya sedang bahkan ada materi dengan kompleksitas rendah. tingkat kompeksitas yang beragam tersebut salah satunya terjadi pada mata pelajaran matematika, sebagaimana yang disampaikan oleh guru matematika di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin sebagaimana telah disampaikan diatas menyampaikan materi dengan pendekatan active learning menggunakan metode problem solving. Sebagai konsekwensi dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan siswa, guru berkewajiban memberikan evaluasi kepada siswa, baik evaluasi proses artinya evaluasi terhadap jalanya diskusi dari awal sampaikan. Maupun evaluasi kognitif dengan tes tulis maupun tel lisan. Dalam pembelajaran active learning dengan metode problem solving, Di MI Roudlotut Tholabah evaluasi kognitif dilakukan dengan tes lisan dan tes tulis, sementara di MI Inhadlut Tholibin evaluasi kognitif dilakukan dengan tes tulis saja. 149

C. Hasil Pembelajaran Dengan Pendekatan Active Learning Pada Matematika Kelas V Hasil belajar merupakan factor yang penting dalam sebuah proses pembelajaran. Bagi siswa hasil belajar berupa nilai merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mereka ketahui, dengan nilai tersebut siswa dapat mengetahui sejauh mana pencapaian belajar yang telah mereka lakukan dalam memahami materi. Di MI Roudlotut Tholabah dan MI Inhadlut Tholibin hasil belajar ditunjukkan dengan angka-angka dengan kriteria ketuntasan (KKM) yang sudah ditentukan oleh madrasah. Dalam mata pelajaran matematika dikedua lembaga nilai KKM adalah 75. Jika nilai diatas 75 maka siswa tersebut sudah menguasai materi dengan baik namun jika nilai hasi belajar di bawah KKM maka siswa tersebut dikatakan kurang menguasai materi. Dalam menerapkan pembelajaran active learning dengan menggunakan metode problem solving, baik di MI Roudlotut Tholabah maupun MI Inhadlut Tholibin mayoritas mendapat nilai hasil belajar diatas KKM. 150