BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

dokumen-dokumen yang mirip
Naskah Publikasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Metode penelitian merupakan suatu cara pelaksanaan penelitian dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAD I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu konstruksi baik itu adalah bangunan gedung,

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian pengaruh garam pada tanah lempung yang distabilisasi dengan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan dalam proses penelitian, diperlukan rencana dalam menyusun langkah-langkah penelitian, seperti yang ditampilkan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai 1. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan Tanah Lempung Tanah Pasir Kadar air (ASTM D2216-10 ) Ukuran Butir (ASTM D422-63) jenis ( ASTM D84-10) Batas cair ( ASTM D4318-10) Pemadatan (standar proctor) Batas plastis &Indeks (ASTM D698-12) Plastisitas ( ASTM D4318-10) Batas susut ( ASTM D494308) A Gambar 4.1 Tahapan penelitian. 18 Analisis saringan dan spesifikasi ukuran butir (ASTM D2487-06)

19 A NO 1 2 3 4 6 Pembuatan Campuran Tanah Lempung + Pasir campuran Campuran Tanah Pasir Tanah Pasir lempung Halus Lempung Kasar 100% 0% 100% 0% 90% 10% 90% 10% 80% 20% 80% 20% 70% 30% 70% 30% 60% 40% 60% 40% 0% 0% 0% 0% Pengujian Utama ( CBR Laboratorium ) CBR dengan Rendaman ( ASTM D1883-07e2 ) CBR tanpa Rendaman ( ASTM D1883-07e2 ) Menampilkan Hasil Pengujian Pengujian Pendahuluan Pengujian Inti (CBR Laboratorium) Analisis dan Pembahasan Selesai Gambar 4.1 Tahapan penelitian (Lanjutan).

20 4.2 Bahan Untuk Penelitian 4.2.1 Tanah Lempung. Sampel tanah lempung diambil dari Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul pada kedalaman 0 120 cm dengan cara dicangkul sebanyak kurang lebih 1, m3 (Kondisi tanah terusik / Disturb ). Pengambilan tanah pada saat musim kemarau, kondisi semula tanah tersebut retak-retak seperti terlihat dalam Gambar 4.3. Setelah diangkut dari lokasi pengambilan, kemudian tanah disiram air dan didiamkan beberapa saat. Setelah tanah mulai lunak, kemudian tanah yang bergumpalan besar dipecah secara manual (dengan tangan ) sehingga gumpalannya menjadi lebih kecil Setelah itu dijemur hingga kering. Setelah kering tanah tersebut ditumbuk dengan palu kayu kemudian disaring dengan saringan nomor 4. Tanah yang lolos saringan nomor 4 inilah yang dijadikan bahan untuk pengujian. Gambar 4.2 Kondisi Tanah Lapangan/Asli. 4.2.2 Tanah Pasir. Sampel pasir diambil dari lokasi sekitar Sungai Krasak, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebanyak kurang lebih 1, m3. Setelah Pasir diangkut dari lokasi pengambilan, pasir tersebut dijemur hingga kering. Pasir dibagi kedalam dua golongan ukuran butir,

21 1. Pasir kasar, yaitu pasir berukuran butiran 2 mm sampai >0,42 mm atau lolos saringan nomor 10 dan tertahan pada saringan nomor 40. 2. Pasir halus, yaitu pasir dengan ukuran butiran 0,42 mm sampai <0,07 atau lolos saringan nomor 40. 4.3 Alat Alat yang digunakan yaitu cawan porselen, cawan mortar, timbangan dengan ketelitian 0,01 g, oven, desikator, piknometer, thermometer, alat batas cair Casagrande, penumbuk / penggerus, spatel, saringan no. 4, saringan no. 10, saringan no. 40, saringan no. 200, pelat kaca, gelas beaker, pemanas / kompor elektrik, hydrometer, gelas silinder kapasitas 100 cc, stirring apparatus, stopwatch, silinder pemadatan (standar proctor), penumbuk timbangan dengan kapasitas ± 12 kg dengan ketelitian g, silinder pemadatan CBR, dan mesin penetrasi CBR. 4.4 Pengujian Pendahuluan Pengujian pengujian awal sebelum dilakukan pengujian CBR laboratorium adalah : 1. Uji kadar air. 2. Uji berat jenis. 3. Uji batas cair. 4. Uji batas plastis dan indeks plastisitas.. Uji batas susut. 6. Uji distribusi ukuran butir. 7. Uji pemadatan (standar proctor ). Dari pengujian pemadatan tanah didapat nilai Optimum Moisture Content (OMC) dan nilai kepadatan kering / Maximum Density Dry (MDD). Nilai OMC ini yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk pengujian California Bearing Ratio (CBR).

22 4. Pembuatan Campuran Tanah lempung dan Pasir. Tanah lempung yang sudah diketahui sifat-sifatnya secara fisik dan teknis, kemudian dicampur dengan pasir yang telah digolongkan ke dalam golongan pasir kasar dan pasir halus. total campuran tersebut adalah kg dan masingmasing campuran terdiri dari 2 benda uji. Rincian campuran dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Rencana campuran lempung + pasir kasar untuk uji CBR No 1. 2. 3. 4.. 6. Tanah Lempung Tanah Pasir kasar Prosentase (%) Prosentase(%) 100 % 90 % 80 % 70 % 60 % 0 %,0 4, 4,0 3, 3,0 2, 0% 10 % 20 % 30 % 40 % 0 % 0,0 0, 1,0 1, 2,0 2, Campuran Tabel 4.2 Rencana campuran lempung + pasir halus untuk uji CBR No 1. 2. 3. 4.. 6. Tanah Lempung Tanah Pasir halus Prosentase (%) Prosentase(%) 100 % 90 % 80 % 70 % 60 % 0 %,0 4, 4,0 3, 3,0 2, 0% 10 % 20 % 30 % 40 % 0 % 0,0 0, 1,0 1, 2,0 2, Campuran

23 4.6 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) Laboratorium. 4.6.1 CBR Tanpa Rendaman. a. Tanah lempung yang sudah kering, kemudian disaring oleh saringan nomor 4. b. Pasir yang telah kering udara disaring oleh saringan nomor 10 dan tertahan saringan nomor 60 untuk kategori pasir kasar, sedangkan lolos saringan nomor 60 untuk kategori pasir halus. (a) (b) Gambar 4.3 Pasir kasar ( a ) dan Pasir halus ( b ). c. Tanah lempung dicampur dengan pasir kasar dan pasir halus sesuai dengan tabel rencana campuran. Setiap komposisi campuran dibuat 2 benda uji. d. Setelah tanah lempung dengan pasir tercampur dengan rata, diberi air dan diratakan. Volume air yang ditambahkan tidak lebih dari nilai OMC tanah lempung tersebut ( pada pengujian pendahuluan ). Kemudian campuran tanah lempung + pasir + air dimasukkan kedalam plastik dan diperam selama ± 24 jam. Untuk menambahkan volume air yang dibutuhkan, berikut perhitungannya :

24 Gambar 4.4 Pencampuran tanah lempung dan pasir. e. Setelah selesai pemeraman, campuran tanah lempung dengan pasir dimasukkan ke dalam silinder pemadatan CBR dan dipadatkan dengan penumbuk. Gambar 4. Silinder pemadatan CBR dan penumbuk.

2 f. Setelah selesai dipadatkan, penyambung silinder bagian atas dilepas, kemudian ditimbang dan catat beratnya. Gambar 4.6 Penimbangan tanah dalam silinder sebelum diuji penetrasi CBR. g. Dilakukan uji penetrasi CBR pada mesin penetrasi. Kemudian dicatat tekanan perlawanannya atau dibaca jarum pada dial gauge dengan rentang waktu yang telah ditentukan ( ASTM D1883-07e2 ). Gambar 4.7 Proses penetrasi CBR.

26 4.6.2 CBR Dengan Rendaman Pengujian CBR dengan rendaman hampir sama seperti pada pengujian CBR tanpa rendaman yang tercantum pada langkah 4.6.1 point a sampai g, namun yang membedakannya adalah sebelum uji penetrasi CBR, dilakukan perendaman selama 4 hari dengan pencatatan deformasi ( δ ) atau pengembangan pada interval waktu yang telah ditentukan ( ASTM D1883-07e2 ). Gambar 4.8 Proses perendaman untuk mengetahui nilai pengembangan. 4.6.3 Terjadi Kesalahan Dalam Proses Pengujian CBR Laboratorium Dalam proses pengujian di Laboratorium terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan, hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan dan kurangnya pengalaman. Kesalahan tersebut berupa: 1. Kondisi tanah lempung yang diuji ada dua kondisi yaitu tanah dalam keadaan kering udara dan tanah kering oven.

27 2. Penambahan air tidak sesuai, karena penambahan air untuk benda uji hanya berdasarkan persentase nilai OMC mempertimbangkan kadar air yang sudah ada(w1). (28%), tidak