BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KELURAHAN PUTAT JAYA KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan secara luas dinegara lain untuk menyebutkan bank dengan prinsip

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

HILMAN FAJRI ( )

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat yang semakin berkembang merupakan efek dari era

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB II LANDASAN TEORI

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB II LANDASAN TEORI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

PETAKA BUNGA BANK. Publication: 1435 H_2014 M

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

Transkripsi:

53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Tentang Pelaksanaan Praktik Simpanan Wadi ah Berjangka di BMT Tegal Ijo Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Pelaksanaan praktik simpanan wadi ah berjangka yang dilakukan oleh BMT Tegal Ijo Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun ini bermula pada tahun 2016. Pada saat itu pihak BMT memikirkan bagaimana caranya agar BMT ini memiliki simpanan yang bertahan dan ada jangka waktunya. Karena sejak berdirinya BMT pada tahun 2012 sampai tahun 2016, perputaran dana untuk pengembangan dirasa kurang memadai. Dalam produk simpanan, bukan hanya simpanan wadi ah berjangka yang berlaku di BMT Tegal Ijo ini, namun ada beberapa produk simpanan yang lain, seperti simpanan multiguna syari ah, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan idul fitri, simpanan pendidikan, dan simpanan manfaat qurban. Adapun kegunaan dari beberapa simpanan di atas adalah sebagai berikut:

54 - Simpanan Multiguna Syariah merupakan produk tabungan multiguna yang dirancang khusus untuk membantu perencanaan keuangan dalam rangka menyiapkan dana di masa depan untuk berbagai kebutuhan seperti persiapan masa pensiun, perjalanan ibadah, sekolah dan lainnya. - Simpanan pokok merupakan simpanan yang harus dibayar anggota BMT saat pertama kali menjadi anggota. - Simpanan wajib merupakan simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada pihak BMT dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota BMT. - Simpanan Idul Fitri merupakan produk tabungan yang di desain untuk membantu anggota untuk mempersiapkan kebutuhan di Hari Raya Idul Fitri, sehingga anggota tidak perlu kerepotan dalam mempersiapkan biaya untuk kebutuhan hari raya Idul Fitri. - Simpanan Pendidikan merupakan produk tabungan yang digunakan untuk mempersiapkan segala kebutuhan anak menjelang masuk sekolah. Anggota akan mendapatkan keuntungan atau manfaat nisbah bagi hasil dalam bentuk keperluan sekolah yang dapat diambil menjelang persiapan masuk sekolah. - Simpanan Manfaat Qurban merupakan produk simpanan untuk membantu anggota yang ingin sekali melaksanakan ibadah qurban.

55 Ibadah qurban merupakan ibadah yang dilakukan setahun sekali. Ibadah qurban ini merupakan ibadah yang menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan rezeki-nya untuk kita. Sedangkan simpanan wadi ah berjangka yang diteliti oleh penulis merupakan simpanan dari anggota pada BMT yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara anggota dan BMT. Seperti yang tercantum pada perundang-undangan Indonesia No.10 Tahun 1998 yang mengatur tentang perbankan, juga memuat pengertian deposito yang berbunyi Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. 72 Praktik simpanan wadi< ah berjangka yang dilakukan oleh BMT Tegal Ijo ini tidaklah jauh berbeda dengan praktik simpanan wadi< ah yang dilakukan lembaga keuangan syariah lainnya. Yaitu anggota menitipkan uangnya untuk dijaga dan dikelola oleh pihak BMT. Namun ada perbedaan pada praktik simpanan wadi< ah berjangka yang dilakukan BMT Tegal Ijo dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Perbedaan ini terletak pada sistem dan bonus yang sudah ditentukan. BMT Tegal Ijo memperlakukan simpanan wadi< ah berjangka sebagai investasi yang menghasilkan keuntungan. Yakni simpanan tersebut dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada anggota secara profesional dan memenuhi aspek syariah. Padahal, 72 Moh. Sholihuddin, Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam, (Surabaya:Uinsa Press,2014), 20.

56 wadi< ah hanyalah dana titipan nasabah, bukan dana yang dapat diinvestasikan. Sekalipun dana tersebut diinvestasikan, anggota dan pihak Baitul Ma<l Wa Tamwi<l tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan harta tersebut. 73 Perolehan bonus pada produk simpanan wadi> ah berjangka ini pun sudah ditentukan diawal. Jika kasus tersebut dianalisis berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang Sertifikat Wadi< ah Bank Indonesia (SWBI) yang berbunyi: Dewan SWBI tidak boleh ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari Bank Indonesia maka prosedur tentang bonus tersebut tidaklah benar. Menurut Ibu Ratih Windy Tri selaku bendahara di BMT Tegal Ijo, bonus pada praktik simpanan wadi< ah berjangka telah ditentukan diawal agar masyarakat tertarik dan mau menyimpan uangnya di BMT Tegal ijo dengan jangka waktu yang cukup lama. Karena BMT Tegal Ijo tergolong lembaga keuangan syariah baru yang ada di Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Maka untuk membangun dan mengembangkan BMT ini, pihak BMT mengadakan produk simpanan wadi< ah berjangka yang memberikan bonus diawal. Namun jika ada keuntungan ataupun kerugian, pihak BMT dan anggota harus membagi keuntungan dan kerugian tersebut. 74 73 Adrian Sutedi, S.H., M.H, Perbankan Syariah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 94. 74 Ratih Windy Tri, Wawancara, 23 Mei 2017.

57 Pada fase perkembangan saat ini, lembaga keuangan syariah tidak hanya memiliki peluang, melainkan juga berbagai permasalahan. Anggota dan masyarakat secara umum masih melihat lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga keuangan konvensional karena margin yang harus dibayar oleh anggota tak kalah tinggi dengan bunga. Sisi sumber daya manusia di lembaga keuangan syariah turut menjadi bahasan sebagai salah satu persoalan yang harus segera dituntaskan. Hal-hal diatas, diakui ataupun tidak, merupakan titik lemah lembaga keuangan syariah. Padahal kunci kesuksesan lembaga keuangan syariah sangat tergantung dengan tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan syariah yang bersangkutan. Untuk meraih kepercayaan tersebut, lembaga keuangan syariah harus memberikan kualitas informasi yang baik kepada masyarakat. Lembaga keuangan syariah harus mampu meyakinkan anggota dan masyarakat bahwa ia memiliki kemampuan dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujuan finansial maupun tujuan-tujuan yang sesuai dengan syariat Islam. Untuk itu, pihak BMT Tegal Ijo memberikan bonus yang cukup tinggi dan sudah ditentukan diawal, agar masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di lembaga keuangan syariah daripada di lembaga keuangan konvensional. 75 Adapun bonus pada produk simpanan wadi< ah berjangka di BMT Tegal Ijo Per Januari 2017 adalah sebagai berikut: 75 Didik Sisharwanto, Wawancara, 23 Mei 2017.

58 No Jumlah Jangka Waktu Bulanan Total Terima 1 1000000 1 Th 11000 1132000 2 Th 12000 1288000 3 Th 13000 1468000 2 3000000 1 Th 33000 3396000 2 Th 36000 3864000 3 Th 39000 4404000 3 5000000 1 Th 55000 5660000 2 Th 60000 6440000 3 Th 65000 7340000 4 10000000 1 Th 110000 11320000 2 Th 120000 12880000 3 Th 130000 14680000 5 15000000 1 Th 165000 16980000 2 Th 180000 19320000 3 Th 195000 22020000 6 20000000 1 Th 220000 22640000 2 Th 240000 25760000 3 Th 260000 29360000 7 25000000 1 Th 275000 28300000 2 Th 300000 32200000 3 Th 325000 36700000 8 50000000 1 Th 550000 56600000 2 Th 600000 64400000 3 Th 650000 73400000 Salah satu cara masyarakat Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun untuk menyimpan uangnya dalam jangka waktu yang lama adalah disimpan pada Baitul Ma<l Wa Tamwi<l terdekat. Penulis melakukan wawancara dengan beberapa anggota simpanan wadi< ah berjangka di BMT Tegal Ijo, diantaranya adalah Ibu Sri (45 tahun). Ibu Sri bekerja sebagai penjual tahu di Desa Gandul. Pada saat itu Ibu Sri mendapat tawaran dari seorang Marketing BMT Tegal Ijo untuk

59 menyimpan uangnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena Ibu Sri tertarik dengan tawaran tersebut, maka Ibu Sri menyimpan uangnya sejumlah 1.000.000 dalam jangka waktu 6 bulan. Alasan Ibu Sri menyimpan uangnya adalah agar uang tersebut aman. Setelah 6 bulan berlalu, Ibu Sri mengambil uang yang ia simpan di BMT. Selain mendapati uangnya kembali, Ibu Sri juga mendapat bonus sebesar 66.000. Dengan rincian 11.000 x 6 = 66.000 (11.000 adalah bonus per bulannya). Ibu Sri merasa senang dengan bonus yang diberikan oleh BMT Tegal Ijo, dan akan menyimpan uangnya kembali dikemudian hari. Namun, ada juga anggota yang tidak meneruskan simpanannya, dengan alasan mendadak membutuhkan uang. Beliau adalah Ibu Siti (50 tahun). Ibu Siti menyimpan uangnya sebesar 1.000.000 untuk jangka waktu 1 tahun. Akan tetapi setelah 2 bulan berjalan Ibu Siti mengambil uang tersebut. Maka Ibu Siti mendapat pinalti, yang seharusnya mendapat bonus selama 2 bulan, hanya mendapat bonus 1 bulan saja yaitu 11.000. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Simpanan Wadi< ah Berjangka di BMT Tegal Ijo Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Dari data lapangan yang telah penulis dapatkan, banyak sekali informasi baru yang perlu dikaji lebih dalam khususnya menurut prespektif hukum Islam berkaitan dengan akad wadi< ah.

60 Wadi< ah adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga harta atau barangnya dengan terang-terangan atau dengan isyarat yang semakna dengan itu. Adapun dalil yang membolehkannya melakukan transaksi wadi< ah adalah ayat dan hadits sebagai berikut: إ ن هللا ي م ر ك م أ ن ت ؤ د وا األ م نت إ ىل أ ى ل ه ا... Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya (QS. An-Nisa : 58). Hadits Nabi SAW yang berbunyi : أ د ا أل م ان ة إ ىل م ن ائ ت م ن ك و ال ت ن خ ان ك Artinya: Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayakan (menitipkan) kepadamu dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang mengkhianatimu. (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud dan ia menghasankannya, dan hadis ini juga dishahihkan oleh Hakim). 76 Jika dikaitkan dengan dasar hukum diatas, maka praktik simpanan wadi< ah hukumnya boleh. Akan tetapi jika bonus yang diberikan oleh BMT sudah ditentukan diawal, maka hukumnya tidak boleh. Berdasarkan fatwa DSN No.02/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan bahwa tabungan itu ada dua jenis, yaitu sebagai berikut: 77 a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 76 Muhammad bin Ismail Al-Kahlani, Subul As-Salam, Juz 3, Mushthafa Al-Babiy Al-Halabiy, Mesir, cet. IV, 1960, 68. 77 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 207.

61 b. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip wadi< ah. Ketentuan umum tabungan berdasarkan wadi< ah adalah sebagai berikut: a. Bersifat simpanan. b. Simpanan bisa diambil kapan saja atau berdasarkan kesepakatan. c. Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank. Hal yang menjadi pertimbangan DSN sehingga mengeluarkan fatwa tentang tabungan ini adalah: a. Terkait dengan keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam penyimpanan kekayaan. Pada masa kini, memerlukan jasa perbankan, dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan. b. Kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa simpanan wadi< ah berjangka yang diinvestasikan, serta bonus yang sudah ditetapkan diawal akad hukumnya haram dan mengandung unsur riba. Karena simpanan hanyalah titipan, bukan dana yang bisa diinvestasikan sekalipun dana tersebut diinvestasikan, nasabah (penitip) dan pihak Baitul Ma<l Wa Tamwi<l tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan harta tersebut. Akan tetapi jika pihak BMT memberikan bonus secara ikhlas atau tidak ditentukan, maka hukumnya boleh.

62 Walaupun hukumnya diperbolehkan, dalam muamalah kita juga harus mengerti aturan-aturan yang telah diatur dalam al-qur an dan tidak lupa dengan riba, karena dalam proses transaksi sering kali kita jumpai dalam hal yang melanggar aturan yaitu riba. Karena apabila kita menabung sebesar itu, maka sebesar itulah kita wajib menerima uang kita kembali. Dan apabila sudah ada tambahan bonus dalam perjanjian di awal itu termasuk unsur riba. Dalam kaidah fiqh dijelaskan bahwa: ف ا مل ع ام ل ة اإل ب ح ة ح ت ي د ل الد ل ي ل ع ل ى ت ر ي ه ا ا أل ص ل Artinya: Pada dasarnya hukum bermuamalat adalah boleh atau mubah, sampai ada dalil yang menyatakan bahwa pekerjaan itu haram dilakukan. Kaidah ini mengindikasikan bahwa segala sesuatu yang bersifat muamalat (hubungan pekerjaan yang melibatkan antar sesama manusia) adalah halal untuk dilakukan. Termasuk dalam hal ini adalah masalah simpanan wadi< ah berjangka. Dan praktik simpanan wadi< ah berjangka merupakan salah satu bentuk sistem perserikatan antar sesama manusia dalam hal saling tolong menolong. 78 Pada dasarnya hukum praktik simpanan wadi< ah berjangka adalah dibenarkan sebagaimana hukum dasarnya muamalat, selama perbuatan itu tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh syara. 78 A. Djazuli, Kaidah-kaidah fiqh (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke 2, 130.

63 Padahal Allah swt telah melarang riba dalam pengembalian tambahan dengan perjanjian di awal. Riba dalam bahasa arab ar-riba (الرب) berarti tambahan, tumbuh atau berlebih. Maksud riba dalam ayat al-qur an menurut Ibn al-a rabi al-maliki dalam kitabnya Ahkam al-qur an, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Syafi iyah Antonio: ف و ال م ر ا د ب و ى و ال زي دة ف ال لغ ة ال ر ب وض ع زي دة ل ي قا ب ل ها ك ل ا أل ية Artinya: pengertian riba secara bahasa ialah tambahan, sedangkan yang dimaksud dengan riba dalam ayat ini ialah setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah. 79 Maksud transaksi pengganti atau penyeimbang adalah transaksi perdagangan atau komersial yang membenarkan adanya tambahan tersebut secara adil seperti transaksi jual beli, gadai, sewa atau bagi hasil. Berbeda halnya dengan proses simpanan, yang mana tambahan itu tidak ada unsur penyeimbang yang diterima oleh pemegang dana, kecuali karena faktor kesempatan dan masa yang berjalan selama proses simpanan tersebut. Keadilan-keadilan yang berlaku disini ialah orang yang dititipi dana diwajibkan untuk selalu dan harus memberikan bonus kepada penitip seperti yang berlaku pada pola simpanan dalam bank konvensional. 79 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 215.

64 Larangan keras memakan riba, tegas dan jelas dikemukakan dalam Hadits Nabi SAW yaitu: و كات ب و جاب ر ع ن ض ي هللا ع ن و ق ا ل ل ع ن ر ر س و ل ا ل ا ك ل ال ر ب ص ل ى ا ل ع ل ي و و اس ل م وم و ك ل و شاى د ي و و ق ا ل و ى م س و اء ( رواه مسلم ) Jabir r.a. berkata: Rasulullah saw. Melaknat memakan riba, memberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: mereka itu sama. (Riwayat Muslim). 80 Bila kelebihan itu adalah kehendak yang ikhlas dari orang yang dititipi dana BMT sebagai balas jasa yang diterimanya, dan tidak disyaratkan pada waktu akad, maka yang demikian bukan riba dan dibolehkan serta menjadi kelebihan bagi si penerima bonus (anggota). 81 Praktik simpanan wadi< ah berjangka di BMT Tegal Ijo Desa Gandul Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun termasuk dalam kategori riba karena bonusnya sudah diperjanjikan di awal perjanjian. Riba dalam simpanan wadi< ah berjangka ini termasuk kategori riba Nasi ah karena adanya tambahan bonus yang sudah ditentukan diawal akad. 80 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Bulugul Maram edisi lux, (Jogjakarta: Hikam Pustaka, 2013), 216. 81 Ibid., 363.