BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A.

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH SEMINAR JURUSAN TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 3 METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK DENGAN PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN MORTAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai.

III. METODE PENELITIAN. Lampung. Benda uji pada penelitian ini berupa kubus dengan ukuran 5cm x

1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan penelitian Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut ini. 1. Pasir yang digunakan adalah pasir Merapi. Lihat Gambar 4.1. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2. Gambar 4.2 Semen portland tipe I Gresik 28

29 3. Gambar 4.3, air yang digunakan berasal dari Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Gambar 4.3 Air dari laboratorium 4. Bahan tambahan abu merang yang diperoleh dari tempat pembuatan bata merah, lihat Gambar 4.4. Gambar 4.4 Abu merang C. Peralatan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini umumnya sama dengan peralatan yang digunakan dalam pengujian beton. Adapun peralatan yang digunakan meliputi alat-alat berikut ini. 1. Timbangan merk Ohauss dengan ketelitian 0,1 gram, untuk mengetahui berat dari bahan-bahan penyusun campuran mortar dan berat benda uji. Lihat Gambar 4.5.

30 Gambar 4.5 Timbangan Ohauss 2. Talam dan cetok, sebagai wadah sebelum campuran mortar dituang ke dalam cetakan dan untuk mengaduk campuran mortar. Lihat Gambar 4.6 (a) dan 4.6 (b). (a) (b) Gambar 4.6 (a) Talam. (b) Cetok 3. Gambar 4.7, kaliper dengan ketelitian 0,01 mm yang berfungsi untuk mengukur dimensi benda uji yang digunakan. Gambar 4.7 Kaliper 4. Meja sebar dan cetakan meja sebar, untuk mengukur kelecakan mortar dan mencetak adonan yang akan diuji sebar. Lihat Gambar 4.8.

31 (a) (b) Gambar 4.8 (a) Meja sebar. (b) Cetakan meja sebar 5. Mesin uji tekan merk HT-8502 micro computer universal testing machine (kap: 300 KN), untuk menguji dan mengetahui nilai kuat tekan dari benda uji. Lihat Gambar 4.9. Gambar 4.9 Universal testing machine 6. Mesin penggerak ayakan (electric sieve shaker machine) dan satu set ayakan yang terdiri dari lubang saringan dengan no : 4 (4,75 mm), 8 (2,36 mm), 16 (1,18 mm), 30 (0,6 mm), 50 (0,3 mm), 100 (0,15 mm), dan pan, digunakan untuk pengujian gradasi butiran agregat halus. Lihat Gambar 4.10.

32 Gambar 4.10 Electric sieve shaker machine 7. Oven dengan merk Binder, untuk mengeringkan benda uji pada pemeriksaan kadar air. Lihat pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Oven merk Binder 8. Gambar 4.12, erlenmeyer dengan merk Pyrex untuk pemeriksaan berat jenis. Gambar 4.12 Erlenmeyer merk Pyrex kapasitas 200 ml

33 9. Gelas ukur kapasitas 200 ml digunakan untuk menentukan perbandingan voume dalam pencampuran campuran mortar. Lihat Gambar 4.13. Gambar 4.13 Gelas ukur kapasitas 200 ml 10. Cetakan mortar 5 cm x 5 cm x 5 cm, untuk mencetak benda uji mortar. Lihat Gambar 4.14. (a) (b) Gambar 4.14 (a) Cetakan mortar kap. 3. (b) Cetakan mortar kap. 5 D. Alur Penelitian Agregat Halus 1. Langkah kerja pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus pasir Merapi (SNI 03 1970 2008). a. Agregat halus pasir Merapi sebanyak 1000 gram dimasukan ke dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C sampai beratnya tetap. b. Agregat halus pasir Merapi direndam dengan air selama 24 jam. c. Kelebihan air dibuang dengan hati-hati, agar butiran pasir halus tidak ikut terbuang, kemudian pasir dikeringkan hingga mencapai keadaan jenuh kering muka (SSD).

34 d. Pasir Merapi jenuh kering muka dimasukkan ke dalam erlenmeyer sekitar ± 500 gram dan ditambahkan air suling 90 % dari erlenmeyer. Putar dan guncangkan erlenmeyer untuk menghilangkan gelembung udara dari sela-sela pasir. e. Air ditambah pada erlenmeyer hingga batas penuh, kemudian ditimbang dengan ketelitian timbangan 0,1 gram. f. Pasir Merapi dikeluarkan dari erlenmeyer lalu keringkan sampai berat tetap pada temperatur (110 ± 5) C, dinginkan pada temperatur ruang selama (1,0 ± 0,5) jam dan timbang beratnya. g. Timbang berat piknometer berisi air sampai batas pembacaan yang ditentukan pada (23 ± 2)ºC. 2. Langkah kerja pemeriksaan kadar air agregat halus pasir Merapi (SNI 03-1971 - 1990). a. Timbang berat talam (W1). b. Benda uji pasir Merapi dimasukan ke dalam talam kemudian timbang (W2). c. Hitung berat benda uji (W3 = W2 W1). d. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C sampai beratnya tetap. e. Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4). f. Hitung benda uji kering (W 5 = W 4 W 1). 3. Langkah kerja pemeriksaan gradasi butiran pasir Merapi (SK SNI 03 1968 1990). a. Mengeringkan pasir yang akan diperiksa dengan oven pada suhu (110º ± 5) 0 C sampai beratnya tetap kemudian diambil sampel sebanyak (± 1000 gram) b. Mengatur Ayakan menurut susunannya yaitu saringan dengan nomor 4 (4,75 mm), 8 (2,36 mm), 16 (1,18 mm), 30 (0,6 mm), 50 (0,3 mm), 100 (0,15 mm), dan pan. c. Menyaring pasir dengan ayakan yang telah disusun dengan menggunakan mesin penggerak ayakan selama 15 menit.

35 d. Butiran yang tertahan pada masing-masing Saringan kemudian ditimbang untuk mencari modulus halus butir pasirnya. 4. Langkah kerja pemeriksaan berat satuan agregat halus pasir Merapi (SNI 03 4804 1998). a. Agregat halus pasir Merapi sebanyak 500 gr dimasukan ke dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C sampai beratnya tetap. b. Timbang gelas ukur kapasitas 200 ml kemudian masukkan pasir Merapi ke dalam gelas ukur kapasitas 200 ml. c. Timbang pasir Merapi beserta gelas ukur. d. Diperoleh berat dari pasir persatuan volume. 5. Langkah kerja pemeriksaan kadar lumpur agregat halus pasir Merapi (SNI 03 2461 2002). a. Benda uji pasir Merapi dikeringkan di dalam oven pada suhu (110 5) C sampai beratnya tetap, kemudian ditimbang dan diambil sampel sebanyak ± 1000 gram (B 1). b. Benda uji pasir Merapi dicuci beberapa kali sampai bersih, ditandai dengan air cucian tampak jernih, setelah itu air dikeluarkan dari talam pencuci dengan hati-hati agar pasir tersebut tidak sampai ada yang hilang. c. Benda uji pasir Merapi dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu (110 ± 5) C sampai beratnya tetap, kemudian ditimbang beratnya (B 2). d. Pasir yang telah kering disaring menggunakan saringan nomor 200 untuk mengetahui kadar lumpur pada pasir, lalu timbang kembali. e. Hitung kadar lumpur.

36 6. Bagan Alir (flowchart) Penelitian. Mulai Persiapan alat dan bahan Bahan 1. Pasir Merapi Alat 1. Timbangan 2. Talam 3. Cetok 4. Electric sieve shaker machine 5. Oven 6. Erlenmeyer Pemeriksaan Pasir 1. Berat jenis dan Penyerapan air 2. Kadar air 3. Gradasi butiran 4. Berat satuan 5. Kadar lumpur Memenuhi syarat Tidak A Ya Gambar 4.15 Bagan alir penelitian agregat halus

37 A Analisis dan pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4.16 Bagan alir penelitian agregat halus (Lanjutan) E. Alur Penelitian Mortar 1. Langkah kerja pembuatan mortar a. Komposisi mortar Gelas ukur digunakan untuk mengukur komposisi mortar, dalam penelitian ini menggunakan perbandingan volume 1: 3. 1) Siapkan semen sebanyak 200 ml. 2) Siapkan pasir sebanyak 600 ml. 3) FAS yang digunakan dicoba-coba terlebih dahulu. 4) Campur rata campuran mortar pada talam menggunakan cetok. 5) Mortar siap dicetak. b. Meja sebar 1) Semen dan pasir dicampur dengan perbandingan 1: 3. 2) Jumlah air FAS berkisar 0,4 0,65. 3) Pengadukan rata-rata 3-5 menit, pastikan mortar tidak encer dan tidak kering. 4) Mortar yang sudah siap dimasukan ke dalam cetakan dan diratakan dengan pisau pasta. 5) Setelah menunggu sekitar 1 menit cetakan diangkat dan meja sebar diputar sebanyak 25 kali dan dilakukan pengukuran.

38 Persyaratan yang telah ditentukan untuk keenceranya adalah 70 % 115 % kurang atau lebih dari itu adalah tidak memenuhi persyaratan. Dalam penelitian ini didapatkan nilai FAS sebesar 0,5. 2. Penelitian mortar a. Pengujian mortar menggunakan acuan SNI 03-0348-1989. 1) Pengujian sifat fisik mortar. a) Menguji dimensi. b) Menguji ukuran dan toleransi. c) Menguji bentuk. 2) Pengujian sifat mekanik mortar. a) Pengujian berat jenis (1) Siapkan benda uji yang akan dilakukan pengujian. (2) Timbang benda uji yang telah selesai dicetak. (3) Hitung volume benda uji. (4) Hitung berat jenis dengan berat benda uji dibagi volume benda uji. b) Pengujian kadar air (1) Siapkan benda uji. (2) Rendam mortar ke dalam air selama 24 jam. (3) Timbang berat mortar. (4) Mortar dimasukan ke dalam oven bersuhu (110 ± 5) ºC (5) Keluarkan mortar dan timbang. c) Pengujian penyerapan air (1) Siapkan benda uji. (2) Rendam mortar ke dalam air selama 2 jam lalu timbang berat mortar, kemudian rendam lagi selama 24 jam, timbang berat mortar. (3) Mortar dimasukan kedalam oven bersuhu (110±5) ºC. (4) Keluarkan mortar dan timbang. d) Pengujian kerapatan (density) (1) Siapkan alat dan bahan yang akan dilakukan pengujian. (2) Timbang benda uji yang telah selesai dicetak.

39 (3) Siapkan talam yang berisi air kemudian rendam benda uji selama 24 jam agar benda uji kedap air. (4) Setelah 24 jam, benda uji diangkat kemudian ditimbang dalam air. e) Pengujian initial rate of suction (IRS) (1) Siapkan benda uji. (2) Rendam mortar ke dalam air selama 24 jam. (3) Timbang mortar dalam air dan catat berat mortar. (4) Mortar dimasukan kedalam oven bersuhu (110 ± 5) ºC. (5) Keluarkan mortar dan timbang. f) Pengujian kuat tekan (1) Siapkan alat dan bahan yang akan dilakukan pengujian. (2) Campurkan pasir dan semen dengan perbandingan 1: 3 ke dalam talam yang telah disediakan, kemudian aduk bahan campuran menggunakan cetok hingga bahan bercampur dengan rata. (3) Tambahkan air sedikit demi sedikit dengan FAS 0,5. (4) Komposisi mortar menggunakan perbandingan volume, dengan semen 600 ml; pasir 1800 ml; air 300 ml untuk 10 benda uji. (5) Setelah semua bahan tercampur, lakukan pengujian meja sebar. (6) Setelah pengujian meja sebar dirasa cukup, adonan siap digunakan untuk pembuatan mortar. (7) Diamkan mortar selama 28 hari untuk menunggu keringnya mortar yang digunakan untuk perataan. (8) Siapkan mortar yang sudah kering dalam umur 28 hari. (9) Mortar siap diuji tekan.

40 3. Bagan Alir (Flowchart) Penelitian Mortar. Mulai Persiapan alat dan bahan Bahan 1. Semen portland tipe 1 2. Pasir Merapi 3. Abu merang 4. Air Alat 1. Gelas ukur 2. Timbangan 3. Talam dan cetok 4. Cetakan mortar 5. Meja sebar dan cetakan meja sebar 6. Kaliper 7. Oven 8. Universal testing machine Pemeriksaan Pasir Penentuan nilai FAS (uji coba) Pembuatan benda uji A Gambar 4.17 Bagan alir penelitian mortar

41 A Pengujian Mortar Segar 1. Pemeriksaan sifat fisik a. Tampak b. Ukuran dan dimensi 2. Pemeriksaan sifat mekanik a. Berat jenis b. Kadar air c. Penyerapan air d. Kerapatan (Density) e. Initial rate of suction (IRS) f. Kuat tekan Analisis dan pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4.18 Bagan alir penelitian mortar (Lanjutan) F. Perencanaan Campuran (Mix Design) Perencanaan campuran (mix design) yang tepat dalam pembuatan suatu benda uji adalah campuran yang menghasilkan suatu benda uji (mortar) dengan mutu yang baik, maka dalam proses pengerjaan pencampuran material di lapangan harus baik dan benar. Langkah kerja pada pencampuran dan pembuatan benda uji pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Material pembentuk mortar yaitu semen, pasir, air dan bahan tambah dicampurkan dengan perbandingan volume gelas ukur 200 ml. 2. Perbandingan yang digunakan adalah 1: 3 dengan FAS 0,5.

42 3. Mortar normal (semen 100 %) dengan perbandingan semen 1 gelas ukur kapasitas 200 ml dan pasir 3 gelas ukur kapasitas 200 ml dengan FAS 0,5 (100 ml). 4. Pada perbandingan semen 75 % dan abu merang 25 % dari kapasitas 200 ml digunakan perbandingan semen sebanyak 150 ml dan abu merang sebanyak 50 ml dengan pasir sebanyak 600 ml atau tiga kali dari banyaknya jumlah semen dan abu merang dengan FAS 100 ml. 5. Pada perbandingan semen 50 % dan abu merang 50 % dari kapasitas 200 ml digunakan perbandingan semen sebanyak 100 ml dan abu merang sebanyak 100 ml dengan pasir sebanyak 600 ml atau tiga kali dari banyaknya jumlah semen dan abu merang dengan FAS 100 ml. 6. Pada perbandingan semen 25 % dan abu merang 75 % dari kapasitas 200 ml digunakan perbandingan semen sebanyak 50 ml dan abu merang sebanyak 150 ml dengan pasir sebanyak 600 ml atau tiga kali dari banyaknya jumlah semen dan abu merang dengan FAS 100 ml. No Tabel 4.1 Mix design mortar untuk 10 benda uji Bahan Jumlah campuran abu untuk setiap benda uji (ml) 0 % 25 % 50 % 75 % 100 % 1 Semen 600 450 300 150 0 2 Air 300 300 300 300 300 3 Pasir 1800 1800 1800 1800 1800 4 Abu merang - 150 300 450 600