PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BERBAGAI VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK UREA

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

UJI DAYA HASIL DAN MUTU BENIH BEBERAPA KULTIVAR SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

DAYA HASIL DAN KANDUNGAN LEMAK BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) YANG DIBERI BEBERAPA DOSIS PUPUK FOSFOR

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Medan, 23 Agustus 2014 MAKALAH PENDAMPING #3 FISIOLOGI

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

DAYA HASIL DAN MUTU BENIH PADI BERAS MERAH YANG DIBERI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PUPUK FOSFOR

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) DAN PUPUK UREA, TSP, KCL PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. industri dan sumber energi. Sorgum juga mempunyai potensi sebagai bahan baku

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

RESPON TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) YANG DIBERI TEPUNG DARAH SAPI

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK HAYATI BIOTAMAX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GARUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,

DAYA HASIL BEBERAPA KULTIVAR SORGUM (Sorghum bicolor L.) PADA JARAK TANAM YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS DAN PUPUK P

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu negara, baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

APLIKASI BEBERAPA DOSIS PUPUK FOSFOR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (l.) Moench)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

JURNAL SAINS AGRO

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH THE EFFECT OF VARIOUS DOSES OF UREA TO YIELD AND SEED QUALITY ON SOME SORGHUM (Sorghum bicolor L.) VARIETIES Rifaatul Ridha 1, Elza Zuhry 2, Nurbaiti 2 Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau Hp: 081270907680, Email: rifaatulridha@gmail.com ABSTRACT The research aims to determine the best dose of Urea to yield and seed quality in some varieties of sorghum. This research using a randomized block design consisting of two factors with 3 replications. The first factor was 4 varieties of sorghum those Kawali, Numbu, Pahat and Mandau and the second factor was 3 levels of Urea treatments (60, 120 and 180 kg Urea/ha). Parameter those observed were seed weight/m 2, weight of 1000 seeds, first count test, standard germinator test, index value test and seedling growth rate. The mean separation of analysis of variance was tested using Duncan s multiple range test at The result indicates that application of 60 kg Urea/ha gave the best result on Pahat and Kawali. Application of 120 kg Urea/ha and 180 kg Urea/ha on Pahat gave the best result compare to Kawali, Numbu and Mandau. Varieties Kawali and Mandau gives the best in seed quality on Urea treatments at a dosage of 120 kg Urea/ha. Keywords : Sorghum, Urea, Seed quality PENDAHULUAN Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan komoditas pangan alternatif yang berpotensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang luas, toleran terhadap kekeringan, dapat berproduksi pada lahan marginal dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit (Sirappa, 2003). Dalam setiap 100 g sorgum, terkandung 73,0 g karbohidrat, 332 kilo kalori, 11 g protein, 3,3 g lemak, 28 mg kalsium, 287 mg fosfor, 4,4 mg zat besi, 11,2% air dan 2,3% serat (Rukmana dan Oesman, 2005). Sorgum telah banyak digunakan untuk keperluan pangan, pakan, industri dan energi. Biji sorgum menghasilkan karbohidrat yang dapat diolah menjadi bahan pangan seperti mi, roti, aneka kue dan makanan tradisional. Nira pada batang dan pati pada biji sorgum dapat diolah menjadi bioetanol melalui proses fermentasi (Supriyanto, 2010). Sorgum mempunyai prospek yang cukup baik di Indonesia dengan rata-rata produksi sorgum secara nasional pada tahun 2009 berkisar antara 4000 ton sampai 6000 ton dengan luas areal 2300 hektar serta produktivitas 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

1,73 ton sampai 2,6 ton per hektar (Deddy, 2011). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro esensial yang sangat dibutuhkan tanaman. Menurut Lakitan (2000) fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai salah satu unsur pembentuk klorofil, dalam jaringan tumbuhan merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial, misalnya asamasam amino, protein dan juga sebagai pembentuk enzim. Sudarno dkk. (2002) menyatakan bahwa nitrogen juga berperan penting sebagai bagian dari protoplasma dan klorofil sehingga pemupukan nitrogen berperan dalam penentuan produksi dan mutu benih. Peningkatan produksi sorgum selain dengan pemupukan juga dapat menggunakan varietas unggul. merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Penggunaan varietas unggul adalah salah satu komponen teknologi yang sangat penting untuk mencapai produksi yang tinggi dan mutu benih yang baik. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Riau Jl. Bina Widya Km 12,5 Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan Pekanbaru, Riau. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai pada bulan November 2012 sampai Mei 2013. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor I adalah varietas (V) sorgum yang Mutu benih merupakan salah satu faktor penting dalam memproduksi benih, yaitu terdiri dari mutu fisik, genetik dan fisiologis. Menurut Susilowati (2006) mutu genetik berkaitan dengan faktor bawaan dan genetika tanaman. Mutu genetik benih ditentukan oleh tingkat kemurnian varietas, mutu fisik ditentukan oleh keberhasilan fisik, sedangkan mutu fisiologis mencakup tingkat kemunduran dan daya tumbuh benih. Mutu benih yang tinggi ditentukan oleh tingginya daya berkecambah benih dan vigor benih. Mutu benih merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Benih yang bermutu tinggi akan menghasilkan pertumbuhan bibit yang kuat dan perkembangan akar yang cepat sehingga menghasilkan tanaman yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan tumbuh. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis Urea terbaik terhadap hasil dan mutu benih pada beberapa varietas sorgum. terdiri dari 4 varietas yaitu V1 = Kawali, V2 = Numbu, V3 = Pahat dan V4 = Mandau. Faktor II adalah dosis pupuk Urea terdiri dari 3 taraf yaitu N1 = Urea 60 kg/ha (Urea 18,9 g/plot), N2 = Urea 120 kg/ha (Urea 37,8 g/plot) dan N3 = Urea 180 kg/ha (Urea 56,7 g/plot). Adapun parameter yang diamati adalah berat biji/m 2 (g), berat 1000 biji (g), uji hitung pertama (%), uji kecambah baku (%), uji kecepatan kecambah dan uji laju pertumbuhan kecambah (cm).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berat Biji/m 2 Tabel 1. Rata-rata berat biji/m 2 (g) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 687,59 A a 484,10 B b 718,93 B a 480,60 B b 120 kg Urea/ha 864,94 A b 624,37 A c 1230,64 A a 575,16 A c 180 kg Urea/ha 460,12 B b 592,00 A b 837,03 B a 523,48 A b Hasil pengamatan berat biji/m 2 pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk Urea dari dosis 60 kg/ha menjadi 120 kg/ha dapat meningkatkan berat biji/m 2 pada varietas Numbu, Pahat dan Mandau secara nyata, tetapi pada varietas Kawali tidak terjadi peningkatan secara nyata. Peningkatan dosis pupuk Urea menjadi 180 kg/ha menurunkan berat biji/m 2 secara nyata pada varietas Kawali dan Pahat, namun pada varietas Numbu dan Mandau tidak terjadi penurunan berat biji/m 2 secara nyata. Hal ini disebabkan pemberian dosis pupuk Urea 120 kg/ha telah mencukupi kebutuhan unsur hara pada tanaman sorgum, sehingga dapat meningkatkan laju fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan untuk ditranslokasikan ke biji. Menurut Salisburry dan Ross (1995) nitrogen merupakan salah satu unsur hara pembentuk klorofil, dengan meningkatnya nitrogen maka klorofil yang berfungsi sebagai absorben cahaya matahari dalam proses fotosintesis juga meningkat. Fathan (1998) menambahkan bahwa nitrogen dapat meningkatkan laju fotosintesis sehingga fotosintat yang dihasilkan dari proses tersebut lebih banyak untuk ditranslokasikan pada pengisian biji. Pada dosis pupuk Urea 60 kg/ha memperlihatkan bahwa pada varietas Kawali dan Pahat memiliki berat/m 2 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Numbu dan Mandau. Pada pemberian dosis pupuk Urea 120 kg/ha dan 180 kg/ha memperlihatkan bahwa varietas Pahat memiliki berat biji/m 2 nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Kawali, Numbu dan Mandau. Dilihat pada deskripsi varietas Pahat bahwa varietas pahat memiliki tinggi tanaman yang paling pendek, sehingga alokasi fotosintat lebih banyak untuk pembentukan biji. Pahat secara umum menghasilkan berat biji yang paling berat. Menurut Gardner dkk. (1991) jika pertumbuhan vegetatif baik, maka cadangan makanan yang dihasilkan akan tinggi sehingga dapat dialokasikan untuk pengisian biji.

Berat 1000 Biji Tabel 2. Rata-rata berat 1000 biji (g) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 32,53 A b 42,13 A a 30,33 A bc 28,87 A c 120 kg Urea/ha 32,77 A b 41,73 A a 32,57 A b 29,47 A c 180 kg Urea/ha 31,57 A b 43,47 A a 32,27 A b 29,17 A c Hasil pengamatan berat 1000 biji pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk Urea dengan berbagai dosis tidak meningkatkan berat 1000 biji secara nyata. Berat 1000 biji merupakan indikator dari ukuran biji, sehingga pemberian pupuk Urea tidak berpengaruh karena dominan ukuran biji dipengaruhi oleh faktor genetik. Menurut Gardner dkk. (1991) pemberian nitrogen dapat meningkatkan komposisi kimia biji namun tidak mempengaruhi ukuran biji. Pada dosis pupuk Urea 60 kg/ha hingga 180 kg/ha memperlihatkan bahwa varietas Numbu memiliki berat 1000 biji nyata lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Kawali, Pahat dan Mandau. Hal ini disebabkan ukuran biji varietas Numbu lebih besar dibandingkan varietas lainnya. Menurut Kamil (1996) bahwa tinggi dan rendahnya berat biji tergantung bahan kering yang terkandung di dalam biji, bentuk biji dan ukuran biji yang dipengaruhi oleh genetik tanaman. Gardner dkk. (1991) menambahkan perbedaan varietas juga menghasilkan ukuran dan kualitas biji yang berbeda-beda. Uji Hitung Pertama Tabel 3. Rata-rata uji hitung pertama (%) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 50,67 A a 44,00 A a 29,00 B b 63,00 A a 120 kg Urea/ha 46,33 A b 55,33 A b 40,33 A b 70,00 A a 180 kg Urea/ha 57,67 A a 47,00 A b 46,33 A b 59,33 A a Hasil pengamatan uji hitung pertama pada Tabel 3 memperlihatkan secara umum masing-masing varietas mempunyai respon yang berbeda terhadap pemberian pupuk Urea dengan berbagai dosis. Pahat memiliki uji hitung pertama paling

rendah dibanding tiga varietas lainnya. Hal ini disebabkan varietas Pahat memiliki kemampuan daya muncul kecambah lebih lambat dibanding varietas lainnya. Menurut Sadjad (1972) benih yang lambat bekecambah sampai akhir masa pengujian benih digolongkan benih segar tidak tumbuh, yakni benih belum mampu berkecambah namun tetap baik serta sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal jika waktu perkecambahan diperpanjang. Uji Kecambah Baku Tabel 4. Rata-rata uji kecambah baku (%) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 78,33 A a 85,33 A a 62,33 A b 83,33 A a 120 kg Urea/ha 86,67 A a 78,33 A a 68,00 A a 82,00 A a 180 kg Urea/ha 81,67 A a 72,67 A a 70,33 A a 79,33 A a Hasil pengamatan uji kecambah baku pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk Urea dari dosis 60 kg/ha menjadi 180 kg/ha tidak menunjukkan peningkatan uji kecambah baku pada semua varietas yang diteliti. Hal ini disebabkan benih yang diuji sudah mencapai masak fisiologis, sehingga benih mempunyai viabilitas yang sama karena telah memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio yang telah sempurna. Menurut pendapat Sutopo (2002) benih yang telah mencapai masak fisiologis memiliki cadangan makanan yang cukup untuk berkecambah. Pada pemberian dosis pupuk Urea 60 kg/ha memperlihatkan bahwa varietas Kawali, Numbu dan Mandau memiliki uji kecambah baku nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Pahat. Pada pemberian dosis Urea 120 kg/ha dan 180 kg/ha tidak terlihat perbedaan uji kecambah baku pada semua varietas yang diteliti. Pada saat di lapangan memang terlihat varietas Pahat daya tumbuhnya lambat, sehingga vigor dan viabilitasnya rendah dibandingkan dengan ketiga varietas lainnya. Menurut Sadjad (1972) ada benih yang tergolong memiliki periode berkecambah yang lama sehingga kemampuan daya muncul kecambah lebih lambat.

Uji Kecepatan Kecambah Tabel 5. Rata-rata uji kecepatan kecambah varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 11,67 A a 12,59 A a 10,32 A a 12,62 A a 120 kg Urea/ha 11,14 A a 12,28 A a 8,50 A a 12,18 A a 180 kg Urea/ha 11,98 A a 12,38 A a 9,85 A a 12,33 A a Hasil pengamatan uji kecepatan kecambah pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk Urea dengan berbagai dosis tidak meningkatkan uji kecepatan kecambah dan juga tidak memperlihatkan perbedaan uji kecepatan kecambah pada semua varietas yang diteliti. Hal ini disebabkan benih sudah mencapai masak fisiologis sehingga dapat tumbuh secara serempak. Panen yang dilakukan pada benih yang telah mencapai masak fisiologis akan Uji Laju Pertumbuhan Kecambah Panjang Plumula didapatkan benih dengan cadangan makanan yang cukup dan embrio yang telah terbentuk sempurna. Menurut Sutopo (2002) salah satu faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah masak fisiologis benih. Kamil (1996) menambahkan, bahwa mutu benih yang tertinggi diperoleh pada saat masak fisiologis, yaitu mempunyai berat kering maksimum, daya kecambah maksimum dan daya tumbuh maksimum. Tabel 6. Rata-rata uji pertumbuhan panjang plumula (cm) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 12,32 A a 12,40 A a 10,56 A b 11,72 A a 120 kg Urea/ha 12,31 A a 10,25 A b 10,28 A b 13,12 A a 180 kg Urea/ha 11,93 A a 9,90 A b 9,85 A b 13,25 A a Hasil pengamatan uji pertumbuhan panjang plumula pada Tabel 6 memperlihatkan secara umum varietas Pahat memiliki panjang plumula lebih pendek dibanding tiga varietas lainnya. Hal ini disebabkan varietas Pahat memiliki ukuran biji yang kecil dan uji hitung pertama yang lebih rendah. Menurut Sutopo (2002) jaringan penyimpan suatu benih mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang

diperlukan untuk pertumbuhan embrio saat perkecambahan. Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan benih yang berukuran kecil. Panjang radikel Tabel 7. Rata-rata uji pertumbuhan panjang radikel (cm) berbagai varietas sorgum dengan pemberian pupuk Urea. 60 kg Urea/ha 14,69 B a 10,82 B a 10,48 A b 15,99 A a 120 kg Urea/ha 16,25 A a 13,24 A b 11,08 A b 17,51 A a 180 kg Urea/ha 17,12 A a 14,16 A b 10,24 A b 16,06 A a Hasil pengamatan pertumbuhan panjang radikel pada Tabel 7 memperlihatkan pemberian pupuk Urea dari dosis 60 kg/ha menjadi 120 kg/ha menunjukkan peningkatan panjang radikel pada varietas Kawali dan Numbu secara nyata. Hal ini disebabkan varietas Kawali dan Numbu memiliki ukuran biji lebih besar sehingga cadangan makanan lebih banyak untuk pertumbuhan radikel. Hasil pengamatan panjang radikel secara umum varietas Pahat memiliki radikel lebih pendek dibanding tiga varietas lainnya. Hal ini disebabkan ukuran bijinya lebih kecil sehingga cadangan makanan yang diremobilisasi untuk pertumbuhan radikel juga rendah. Menurut Miller (1982) pada umumnya benih yang mempunyai ukuran biji lebih besar mempunyai panjang radikel lebih besar dibandingkan benih yang berukuran kecil. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian 60 kg Urea/ha memberikan hasil terbaik untuk varietas Pahat dan Kawali. 2. Pemberian 120 kg Urea/ha dan 180 kg Urea/ha pada varietas Pahat memberikan hasil terbaik dibanding varietas Kawali, Numbu dan Mandau. 3. Kawali dan Mandau memperlihatkan mutu benih terbaik pada pemberian pupuk Urea dengan dosis 120 kg Urea/ha.

Saran Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, untuk mendapatkan hasil terbaik maka dapat digunakan varietas Pahat dengan dosis 120 kg/ha dan untuk mutu benih yang terbaik dapat digunakan varietas Kawali dan Mandau dengan dosis pupuk Urea 120 kg/ha. DAFTAR PUSTAKA Deddy. 2011. Pasar Belum Berkembang, Produksi Sorgum Masih Kecil. http:/industri.kontan.co.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012. Fathan, R. M., Raharjo dan Makarim. 1998. Hara Tanaman Jagung. Puslitbangtan. Bogor Gardner, F. P., R. B Pearce dan R. L. Mitchell. Diterjemahkan oleh Herawati, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta Kamil, J. 1996. Teknologi Benih. Angkasa Raya. Padang. Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali pers. Jakarta. Miller, E. C. 1982. Plant Physiology. Mc Graw Hill Book., Inc. Nem York. Rukmana, R. dan Y.Y. Oesman. 2005. Usaha Tani Sorgum. Kanisius Sadjad, S. 1972. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia. Jakarta. Salisburry, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Sirappa, M. P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif untuk Pangan, Pakan dan Industri. Jurnal Litbang Pertanian 22(4). BTP Sulawesi Selatan. Sudarno, H. Rusin, Marjono dan Supri. 2002. Pengaruh Sumber Nitrogen, Dosis dan Waktu Pemberian Terhadap Produksi dan Mutu Benih Jarak. Disampaikan pada Workshop Pengembangan Wilayah dalam Rangka Otonomi Daerah. 5-8 Oktober 2003. Malang. Supriyanto. 2010. Pengembangan Sorgum di Lahan Kering untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan, Pakan, Energi dan Industri, 45-51. Institut Pertanian Bogor. Susilowati, Y. E. 2006. Pengaruh pupuk organik dan anorganik ZA terhadap hasil dan mutu tembakau. Jurnal Littri. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.