GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBUTERKAIT TEKNIK POSISI MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU BERSALIN DI RSU BUNDA JAKARTA Handayani *, Puji Astuti Wiratmo * Jurusan Ilmu Keperawatan, STIKes Binawan Jakarta Indonesia E-mail Korespodensi: handayani@binawan-ihs.ac.id ABSTRAK Pendahuluan: Menyusui adalah suatu proses alamiah sehingga setiap ibu mempunyai naluri dan mampu untuk melakukannya akan tetapi menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari agar ASI keluar secara optimal. Dengan demikian ibu menyusui memerlukan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar agar sukses dalam memberikan yang terbaik bagi bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambarankaitan tingkat pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang benar di RSU Bunda Jakarta Tahun 2016. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif analitik dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 50 orang. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 8 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik, sebagian besar sebanyak 6 orang (75,0%), sama halnya dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yang sebagian besar sebanyak 12 orang (54,5%), sedangkan dari 20 orang yang memiliki pengetahuan yang kurang baik, hampir semuanya melakukan teknik posisi menyusui yang tidak tepat yaitu sebanyak 19 orang (95,0%). Hasil analisa menunjukan bahwa p- value 0,000 maka p-value< 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat gambaran kaitan tingkat pengetahuan ibu dengn teknik posisi menyusui yang benar pada ibu bersalin di RSU Bunda Jakarta. Diharapkan bagi perawat berperan sebagai konselor laktasi untuk membantu ibu menyusui dengan merangsang atau membawa ibu untuk menggali sumber masalah dan membantu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki, sehingga ibu mampu menyusui dengan cara yang baik dan benar. Kata kunci : Pengetahuan, Teknik posisi menyusui THE DESCRIPTION OF MOTHERS KNOWLEDGE RELATED TO THEIR BREASTFEEDING POSITION TECHNIQUE IN BUNDA HOSPITAL JAKARTA ABSTRACT Introduction: Breastfeeding is a natural process that every mother has the instinct and being able to do so. But good and right breastfeeding needs to be learned, so that the milk can come out optimally. In other words, mothers need the knowledge of how to breastfeed properly in order to succeed in giving the best milk for their babies. The purpose of this study was to describe the level of mothers knowledge related to their breastfeeding position technique in Bunda Hospital Jakarta. Methods: This research used descriptive analytic research with the number of sample as many as 50 people. Result: The result shows that 6 out of 8 respondents who have good knowledge breastfeed properly (75.0%), as well as the 12 respondents (54.5%) who have sufficient level of knowledge, while 19 people out of 20 people who have less knowledge do improper breastfeeding position techniques (95.0%). The analysis shows that the p-value of 0.000, the p-value <0.05. it can be concluded there is a relationship to the mother's level of knowledge of the technique correct feeding position on birth mothers in Bunda Hospital Jakarta. It is expected to act as a nurse lactation counselors to assist breastfeeding mothers by stimulating or bring the women to explore the source of the problem and help identify capabilities, so that the mother is able to breastfeed in a way that is good and right. It can be concluded there is a relationship between the mother's level of knowledge and the proper breastfeeding position techniques on mothers in Bunda Hospital Jakarta. Keywords: Knowledge, Breastfeeding techniques Position Page 203
PENDAHULUAN Menurut WHO ( World Health Organization) (2005), bayi yang diberi susu selain ASI (Air Susu Ibu), mempunyai 17 kali lebih mengalami diare, dan tiga sampai empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (Depkes RI, 2005). Penyebab kematian balita terbesar di Indonesia adalah diare 18%, pneumonia 14%, campak 5%, atau sekitar 37% dari 161.000 kematian balita di Indonesia tahun 2005. Berdasarkan estimasi tahun 2006 tercatat bahwa sekitar 500 sampai 900 juta penyakit ISPA terjadi dalam setiap tahunnya di negara berkembang, sehingga penyakit ISPA perlu mendapat perhatian dan prioritas dalam penanganan masalah kesehatan (Savitha & Ratledge, 1992). Millenium Developmen Goals (MDGs) dalam bidang kesehatan khususnya di Indonesia menargetkan pada tahun 2015 angka kematian bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian balita (AKABA) ditargetkan menjadi 23 per 1000 balita. Menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Beberapa program terkini dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan angka kematian bayi dan angka kematian balita antara lain adalah program ASI eksklusif dan penyediaan konsultan ASI eksklusif di rumah sakit atau puskesmas (Prasetyono, 2009). ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama padabulanbulan pertama. ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun danpenyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsitraktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir,serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum (Pudjiadi, 2005). Di Indonesia, persentase pemberian ASI eksklusif menurut umur anak dankarakteristik responden, persentase pemberian ASI eksklusif lebih tinggi diberikanpada bayi hanya sampai usia 0-1 bulan (45%), usia 2-3 bulan (38,3%), dan usia 4-5bulan (31%). Pemberian ASI eksklusif juga lebih tinggi di daerah pedesaandibandingkan perkotaan, berturutturut persentasenya 41,7% dan 50% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Salah satu faktor utama yang mensukseskan ASI eksklusif adalah posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui, hal ini sering terabaikan oleh sebagian besar para ibu, karena mereka menganggap menyusui adalah hal yang gampang dan hal itu tidak perlu dipelajari. Banyak hal yang selalu dilalaikan para ibu pada saat menyusui sehingga terjadi masalah yang tidak diinginkan, hal tersebut terjadi karena ibu kurang mengetahui posisi yang benar saat menyusui. Akibat dari posisi menyusui yang salah adalah puting lecet, payudara bengkak, dan mastitis serta berat badan bayi tidak naik sehingga menurunkan motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu terkait teknik posisi menyusui yang benar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif. Desain yang digunakanadalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini untuk melihat gambaran kaitan antara variable independen yaitu tingkat pengetahuan ibu dengan variable dependen yaitu teknik posisi menyusui yang benar. Populasi penelitian adalah seluruh ibu post partum di RSU Bunda Jakarta selama bulan Mei sampai Juni 2016. Sampel penelitian adalah ibu post partum baik melalui sesaria maupun post partum spontan dengan jumlah sebanyak 97 orang. Page 204
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Tabel 1. Pengetahuan tentang Teknik Posisi Menyusui Berdasarkan tabel 1 diatas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (44,0%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%) Baik 8 16,0 Cukup 22 44,0 Kurang 20 40,0 Total 50 100 Tabel 2. Teknik Posisi Ibu Menyusui kurang sebanyak 20 orang (40,0%), sementara sisanya sebanyak 8 orang (16,0%) memiliki pengetahuan yang baik. Teknik Posisi Menyusui Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan tabel 5.2 diatas, sebagian besar responden melakukan teknik posisi menyusui yang tidak tepat yaitu sebanyak 31 Tepat 19 38,0 Tidak tepat 31 62,0 Total 50 100 orang (62,0%), sementara responden yang sebanyak 19 orang (38,0%). Analisa Bivariat Tabel 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait Teknik Posisi Menyusui Yang Benar Tingkat Pengetahuan Teknik Posisi Menyusui Tepat Tidak tepat Total P Value F % F % F % Baik 6 75,0 2 25,0 8 100 Cukup 12 54,5 10 45,5 22 100 0,000 Kurang 1 5,0 19 95,0 20 100 Total 19 38,0 31 62,0 50 100 Berdasarkan tabel 5.3didapatkan bahwa 20 orang yang memiliki pengetahuan yang dari 8 orang responden yang memiliki kurang, hampir semuanya melakukan teknik pengetahuan yang baik, sebagian besar posisi menyusui yang tidak tepat yaitu sebanyak 19 orang (95,0%). Hasil analisa sebanyak 6 orang (75,0%), sama halnya menunjukan bahwa p-value 0,000 maka p- dengan responden yang memiliki tingkat value< 0,05 sehingga dapat disimpulkan pengetahuan yang cukup yang sebagian besar terdapat kaitan tingkat pengetahuan ibu sebanyak 12 orang (54,5%), sedangkan dari dengan teknik posisi menyusui yang benar pada ibu bersalin di RSU Bunda Jakarta. PEMBAHASAN Pembahasan Univariat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010) Menyusui adalah suatu proses alamiah, sehingga seorang ibu yang menyusui bayinya tidak harus selalu memiliki pengetahuan yang baik mengenai cara menyusui. Berjuta - juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta hurup pun dapat menyusui anaknya dengan baik (Prasetyono, 2009). Akan tetapi seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan Page 205
mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara - cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui, terutama orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani, seperti suami, keluarga, kerabat atau kelompok ibu ibu pendukung ASI serta dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 responden (44,0%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 20 responden (40,0%), sementara sisanya sebanyak 8 responden (16,0%) memiliki pengetahuan yang baik. Penyebab dari kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui di RSU Bunda belum diketahui secara pasti, tetapi dari hasil analisa peneliti di ruangan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya responden penelitian merupakan ibu primipara dimana melahirkan dan menyusui adalah hal yang baru, termasuk informasi atau seputar pengetahuan tentang teknik menyusui yang hanya didapat saat kondisi akan melahirkan sampai proses perawatan berlangsung. Selain itu keefektipan media yang digunakan saat konseling laktasi perlu dievaluasi. Media yang digunakan oleh konselor laktasi saat memberikan pendidikan kesehatan terbatas pada media tertulis seperti buku laktasi yang disampaikan secara lisan, padahal sebaiknya disertai dengan vidio yang secara langsung memperagakan bagaimana cara menyusui yang benar, sehingga ibu menyusui akan lebih mudah mengerti dan pengetahuannya akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap ibu menyusui di RSU Bunda Jakarta, didapatkan bahwa responden yang menyusui dengan posisi yang tepat sebanyak 19 orang (38,0%), sementara responden yang menyusui dengan posisi yang tidak tepat sebanyak 31 orang (62,0%). Mendapatkan manfaat yang optimal dalam menyusui, ibu perlu mengetahui cara menyusui yang benar. Cara menyusui yang benar meliputi persiapan sebelum menyusui dan pemilihan posisi menyusui yang nyaman (Soetjiningsih, 2012) Ada banyak posisi bagi ibu untuk menyusui, seperti posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk, posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football (mengepit) dan posisi berbaring miring, selain itu terdapat juga posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan meyusui dengan ASI yang berlimpah (penuh) (Arief, 2009) Dalam setiap posisi menyusui hal yang penting adalah bayi cukup mengambil cukup payudara ke dalam mulutnya sehingga ia dapat mengisap secara efektif (WHO, 1993). Posisi menyusui menggendong (Madonna) sangat efektif dilakukan bagi ibu baru (Ricci, 2013). Posisi menyusui yang paling baik yaitu dengan posisi duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang khusus dapat juga meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui (Arief, 2009) Teknik Posisi Ibu Menyusui Teknik posisi menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan ( latch on) dan posisi badan bayiyang benar ( Rahayu et all, 2012). Teknik posisi yang benar dapat membantu proses menyusui itu sendiri, dan pemberian ASI dengan teknik yang benar akan menghasilkan proses menyusui yang maksimal. Page 206
PembahasanBivariat Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait Teknik Posisi Menyusui yang Benar pada Ibu Bersalin di RSU Bunda Jakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik, sebagian besar sebanyak 6 orang (75,0%), sama halnya dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yang sebagian besar sebanyak 12 orang (54,5%), sedangkan dari 20 orang yang memiliki pengetahuan yang kurang, hampir semuanya melakukan teknik posisi menyusui yang tidak tepat yaitu sebanyak 19 orang (95,0%). Sehi ngga semakin baik tingkat pengtahuan responden maka semakin tepat pula ia melakukan teknik posisi menyusui bayinya. Dengan nilai p- value 0,000 maka dapat disimpulkan terdapat gambaran kaitan tingkat pengetahuan ibu dengan teknik posisi menyusui yang benar pada ibu bersalin di RSU Bunda Jakarta. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maskanah (2012), mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar dengan perilaku menyusui di Ruang Nifas RSU Darmayu Ponorogo tahun2012. Hasil penelitian terhadap 46 respoden menunjukkan pengetahuan buruk sebesar56,52%,dan pengetahuan baik 43,48%. Sedangkan perilaku menyusui yang negatif sebesar 54,35%, dan perilaku menyusui yang positif 45,65%. yang berarti semakin banyak pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar maka perilaku menyusui menjadi benar. Serta didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rhipiduri (2012), mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan teknik menyusui pada i bu primi paradi Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang Tahun 2012. Hasil penelitian menyimpulkan pada varibel pengetahuan didapatkanp value = 0,039 ( p value< α 0.05) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan teknik menyusui pada ibu primipara. Tingkat pengetahuan ibu berperan besar terhadap keberhasilan menyusui. Pengetahuan lebih jauh tentang cara menyusui yang benar akan meningkatkan nutrisi pada bayi serta keberhasilan dalam menyusui guna untuk mencegah terjadinya kesakitan. Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar sangat penting, sebab dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langsung diterima daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Masitoh, 2009). Dari uraian pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan ibu menyusui, dengan pengetahuan yang baik diharapkan mampu mengubah perilaku dan sikap ibu dalam memberikn ASI kepada bayi nya secara tepat.sebab dari hasil penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langsung diterima daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai teknik menyusui yaitu sebanyak 22 orang (44,0%). Sebagian besar responden melakukan teknik posisi menyusui yang tidak tepat yaitu sebanyak 31 orang (62,0%). Terdapat gambaran kaitan antara tingkat pengetahuan ibu dengan teknik posisi menyusui yang benar pada ibu bersalin di RSU Bunda Jakarta, dengan p-value 0,000. Saran Diharapkan bagi perawat berperan sebagai konselor laktasi untuk membantu ibu menyusui dengan merangsang atau membawa ibu untuk menggali sumber masalah dan membantu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki, sehingga ibu mampu menyusui dengan cara yang baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Arief, W. K. (2009). Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1 384. https://doi.org/1 Desember 2013 Masitoh. (2009). Strategi Pembelajaran TK. Surakarta: Universitas Terbuka. Maskanah, S. 2012. Faktor-Faktor yang Page 207
berhubungan dengan kelengkapan kunjungan pemeriksaan kehamilan ibu bersalin. Jurnal Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Jakarta Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. https://doi.org/10.1002/9781118257630 Prasetyono, D. S. (2009). ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan -kemanfaatannya. Yogjakarta: Diva Press. Pudjiadi, S. (2005). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak (4th ed.). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ricci, S. S. (2013). Essentials of maternity, newborn, & women s health nursing: Third edition. Essentials of Maternity, Newborn, & Women s Health Nursing: Third Edition. Retrieved from https://www.scopus.com/inward/record. uri?eid=2-s2.0-84971474346&partnerid=40&md5=bd f6e2cf26b36df81d95b44bf3175000 Rhipiduri, R (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tehnik menyusui pada ibu primipara. Jurnal Stikes Aisyah Palembang. Savitha, J., & Ratledge, C. (1992). An inducible, intracellular, alkalophilic lipase in Aspergillus flavipes grown on triacylglycerols. World Journal of Microbiology & Biotechnology, 8(2), 129 131. https://doi.org/10.1007/bf01195831 Soetjiningsih. (2012). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Page 208