BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal oleh negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO dari 120 negara Indonesia berada pada posisi ke-64. Hal ini dapat terlihat dari beberapa aspek. Pertama, 54% guru di indonesia tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk mengajar. Kedua, rendahnya kualitas sarana fisik. Ketiga, rendahnya prestasi siswa dalam skala internasional, menurut laporan Bank Dunia anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan. Keempat, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat penting dan diperlukan penanganan secara komprehensif. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, beberapa hal yang perlu disoroti yaitu, pengembangan model baru sistem persekolahan, pengembangan kualitas sekolah, pengembangan model kurikulum dan manajemen sekolah, peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, serta peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas model pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan cara penerapan strategi

2 dan model pembelajaran terpadu yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah tergantung beberapa aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana. Aspek yang dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa dalam hubungan dengan pendidikan disebut dengan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa secara aktif menjalankan perannya. Guru sebagai motivator dan fasilitator yang akan membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan proses belajar sedangkan siswa bertindak sebagai input dan output, dimana siswa sebagai penerima informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap siswa mempunyai potensi dan minat yang berbeda. Dengan demikian seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran agar dapat mempermudah siswa untuk memahami pelajaran dan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Pemilihan model pembelajaran yang baik adalah salah satu strategi guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan Djamarah (dalam rahman, 2002:53) Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011:49) Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif

3 (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/ketrampilan bertindak/berprilaku). Salah satu standar mata pelajaran akuntansi pada kelas XI adalah ayat jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat untuk menyesuaiakan angkaangka dalam neraca sisa yang masih belum memperhatikan transaksi operasional perusahaan yang sesungguhnya pada akhir periode. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam, ketrampilan, dan ketelitian serta peenalaran dalam mempelajarinya. Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa kan meresa senang dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Permasalahan yang timbul saat ini adalah siswa hanya sebatas menghafal materi yang disampaikan guru tanpa pemahaman yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Akibat dari permasalahan ini maka siswa tidak memahami materi akuntansi secara utuh yang kemudian berdampak pada prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Laboratorium (Universitas Pendidikan Indonesia) UPI Bandung masih beberapa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI adalah 75. Dengan demikian siswa harus mencapai nilai yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Hasil observasi dan hasil pengalaman langsung ketika Program Pengalaman Lapangan

4 (PPL) diperoleh data bahwa nilai dalam mata pelajaran akuntansi siswa sebagian besar masih rendah. Tabel 1.1 Persentase (%) Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Tuntas Belum Tuntas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai UTS XI IPS 1 5% 95% 20 Siswa 57,63 XI IPS 2 3,8% 96,2% 26 Siswa 52,54 XI IPS 3 34% 66% 23 Siswa 57 (data diolah) Data di atas menunjukkan masih terdapat banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM yang juga dapat berdampak pada pemahaman siswa mengenai akuntansi tidak menyeluruh karena dalam mata pelajaran akuntansi materi dasar sampai materi selanjutnya akan berkaitan sehingga berakibat pada hasil belajar akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI masih rendah, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama yaitu cara mengajar guru di kelas masih tetap menggunakan cara yang monoton. Guru lebih banyak memberikan penjelasan dari pada mencari tahu sejauhmana siswa bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kreatifitas dalam memilih model pembelajaran yang menarik. hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI yang rendah ini salah satunya disebabkan oleh cara mengajar guru atau model pembelajaran yang diterapkan guru yang

5 kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak berusaha untuk menggali potensinya. Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi sebagaimana menurut Muhibbin Syah (2004:145) bahwa: Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah keadaan jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa seperti lingkungan sosial, dan yang terakhir adalah faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa seperti strategi dan model pembelajaran yang digunakan. SS Chaunhan (dalam Wahab, 2007:50 ) Model of teaching can be defined as an instructional design which describes the process of specifying and producing pertikular environmental situations which cause the students to interact in such a way that a specific change accurs in their behavior. Berdasarkan kalimat tersebut maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran adalah sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif dapat digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu dengan baik dan benar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Model pembelajaran akan efisien jika menghasilkan kemampuan siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan dan sesuai dengan target perhitungan dalam segi materi dan waktu. Agar siswa tidak hanya sebatas menghafal materi tetapi juga memahami materi, maka diperlukan strategi belajar yang efektif dan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi serta lingkungan belajar siswa. Jika hal tersebut tercapai maka diharapkan siswa dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa akan baik.

6 Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat semakin baik. Namun, tidak hanya itu pembelajaran yang dapat menimbulkan atau meningkatkan kerjasama, sifat menghargai pendapat orang lain juga diperlukan. Model pembelajaran yang digunakan seharusnya dapat membantu proses belajar siswa. Salah satu model tersebut adalah model Problem Based Learnig (PBL). Smith & Ragan (2002:3), seperti dikutip Visser (dalam Rusmno,2012:74) Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum. Model PBL memilik sejumlah karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran bersifat student centered, pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil, guru tidak lagi berperan sebagai penceramah atau pemberi factual melainkan sebagai fasilitator dan moderator, masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan ketrampilan Problem Solving, informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri. Melalui model PBL melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Menurut Baron (dalam Rusmono 2012:74) Ciri-ciri Problem Based Learning menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, pembelajaran

7 dipusatkan pada penyelesaian masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator. Masalah yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan pembelajaran Model Problem Based Learnig merupakan salah satu model pembelajaran yang authentic assesment (penalaran yang nyata atau konkret), sehingga dapat diterapkan secara komprehensif. Di dalamnya terdapat unsur menemukan masalah dan sekaligus memecahkannya (unsur terdapat didalamnya yaitu problem possing atau menemukan permasalahan dan problem solving atau memecahkan masalah). Melalui model ini siswa akan menemukan kebermaknaan dalam belajar karena model ini menekankan pada pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Tujuan dari model Problem Based Learnig yaitu untuk menantang siswa mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok, mengembangkan kepemimpinan siswa serta mengembangkan kemampuan pola analisis dan dapat membantu siswa mengembangkan proses nalarnya. Model Problem Based Learning siswa menyusun pengetahuannya sendiri, sehingga merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana belajar. Siswa dihadapkan pada situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya.

8 Diharapkan melalui model pembelajaran ini, siswa dapat aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran biasa. Keefektifan model ini adalah siswa lebih aktif dengan berfikir dan memahami materi baik dengan melakukan investigasi dan inquiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga siswa mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang siswa pelajari. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa model Problem Based Learning menunjukan hasil yang signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Handayani dengan judul Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, hasil belajar dan respon belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 59,21 disiklus satu menjadi 70,71 pada siklus dua sehingga dapat mengalami peningkatan 11,5%. Hasil belajar kognitif aspek peningkatan niali rata-rata dari 76 pada siklus satu menjadi 86,71 pada siklus dua, selain itu psikomotor siswa dapat meningkat 6%. Dwi Cahyaningdyah dan Ismiyati dengan judul jurnal Peningkatan Kualitas Pembelajaran Auditing Melalui Metode Problem Based Learning menunjukan bahwa ketuntasan belajar sebelum penerapan 0% setelah penerapan ketuntasan

9 belajar 94% minat keaktifan dan kerjasama dalam proses pembelajaran dengan rentang 1 samapi 4 hasilnya baik (3,44). Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki hasil belajar akuntansi siswa. Hal itu yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

10 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun keguanaan dari penelitian ini adalah : Kegunanan Teoritis : 1. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Kegunaan Praktis : 1. Bagi Siswa Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan dapat memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu akuntansi pada khususnya. 2. Bagi Guru Dapat dijadikan pedoman empiris untuk mempersiapkan strategi pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. 3. Bagi Sekolah

11 Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, dan juga dapat meningkatkan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang yang diteliti dan juga menjadi bekal untuk menjadi guru.