BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB 1 P E N D A H U L U A N

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

WAHYU INDRIANI PUTRI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan bukan hanya untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah yang selalu mendapat perhatian mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara. Pembangunan bangsa Indonesia yang berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Oleh karena itu, bidang pendidikan masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius, baik pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada khususnya. Dalam Undang-undang No. 20, tahun 2003 tentang sistem atau tujuan nasional, pasal 3 (RI, 2003:12-13), berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk

2 perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Peranan pendidikan dalam era pembangunan adalah membangun pribadi-pribadi yang yang dibutuhkan oleh negara yang sedang membangun, yang pada gilirannya pribadi tersebut bisa mengubah masyarakat. Pribadipribadi yang dibuat oleh pembangunan adalah pribadi-pribadi yang berjiwa kritis, jujur, bertanggungjawab, memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki ketrampilan, professional, serta berwawasan luas dan mendalam. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap pembangunan sarana kehidupan. Sehingga kehidupan manusia dari waktu ke waktu semakin membaik. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan atau memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

3 Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan agama. Salah satu bentuk pendidikan menengah adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Menurut Undang-Undang Sistem Nasional Tahun 2003 Pasal 15 menyebutkan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan siap kerja dituntut untuk memiliki ketrampilan untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan tujuan sekolah menengah kejuruan (SMK) yaitu menciptakan tenaga kerja tingkat menengah, siswa diharapkan mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja pada instansi pemerintah maupun swasta. Siswa SMK setelah lulus akan mencari pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Walaupun demikian tidak semua lulusan SMK mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan pengangguran. Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang cukup besar yang kini dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Upaya untuk mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir masyarakat khususnya pada lulusan SMK dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangatlah terbatas. Menurut Soedjono dalam (Suryana, 2003:39)

4 mengungkapkan bahwa, Proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor pemicu, salah satunya adalah kemampuan efektif yang mencakup sikap, nilai-nilai aspirasi, perasaan, dan emosi. Atas dasar itulah, maka dapat diartikan bahwa seseorang yang berwirausaha perlu menumbuhkan minat didalam dirinya sehingga tindakan untuk berwirausaha dapat terbentuk. Menurut Walgito (2004:234) mengemukakan, Minat (interest), yaitu motif yang timbul karena organisme tertarik pada objek sebagai hasil eksplorasi, sehingga organisme mempunyai minat terhadap objek yang bersangkutan. Untuk mengurangi pengangguran tersebut juga harus didorong dengan menghasilkan output yang berkualitas dalam proses pendidikan. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Menurut Sukmadinata (2003:101), Prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar merupakan cerminan dari usaha belajar, semakin baik usaha belajarnya, maka semakin baik pula prestasi. Prestasi belajar yang diraih seseorang dapat dilihat dari seberapa besar kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pengukur keberhasilan program dalam pencapaian tujuan yang diterapkan. Prestasi belajar kewirausahaan menggambarkan hasil yang dicapai akibat adanya kewajiban bagi siswa yang belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

5 kewirausahaan. Kegiatan pembelajaran kewirausahaan terjadi dalam waktu yang telah ditentukan atas batas-batasnya dan dapat diketahui hasilnya melalui pencapaian prestasi baik minimal maupun maksimal. Dari prestasi belajar yang dicapai maka diharapkan siswa tersebut memiliki kemampuan sesuai dengan yang diajarkan. Pembelajaran di sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak terlepas dari adanya program pelaksanaan praktek kerja industri (Prakerin), yang dilaksanakan selama dua bulan. Dari praktek tersebut diharapkan siswa memiliki suatu pengalaman bekerja serta memiliki kemampuan atau ketrampilan sesuai dengan yang program keahliannya. Pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Praktek kerja industri mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Di Indonesia dalam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda, peserta diklat SMK menjalani magang di industri hanya beberapa bulan selama mereka menjalani sistem pendidikan tiga tahun di SMK. Program praktik kerja industri merupakan suatu langkah nyata untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang

6 bermutu. Masalah utama dunia ketenagakerjaan adalah tidak sesuainya jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Dampaknya adalah adanya jumlah pengangguranyang tiap tahun melonjak. Menghadapi keadaan seperti itu, mengharuskan individu untuk mampu berfikir kreatif. Karena hal itu sangat diperlukan agar mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada dan tidak selalu menggantungkan dirinya kepada orang lain. SMK Muhammadiyah 3 Gemolong juga membekali siswanya dengan pengetahuan kewirausahaan, yang berarti siswa diharapkan mampu mengembangkan usaha yang bersifat mandiri. Keinginan untuk mengembangkan wirausaha di kalangan siswa terus didorong agar siswa mempunyai keyakinan dan kepercayaan diri sehingga dapat membuka usaha sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Keinginan siswa untuk menekuni kewirausahaan timbul setelah dihadapkan dengan pelaksanaan praktek kerja industri, sehingga siswa terdorong untuk mengembangkan usaha sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul. PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga formal yang merupakan salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan siap kerja dan mampu menciptakan individu yang mampu mengembangkan diri dan percaya diri untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat berguna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain, namun pada realitanya sekolah menengah kejuruan belum mampu untuk mewujudkan keinginan tersebut. 2. Siswa lulusan sekolah menengah kejuruan diharapkan dapat bekerja di instansi pemerintah maupun swasta, namun belum semua lulusan sekolah menengah kejuruan tersebut mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. 3. Dari program pelaksanaan praktek kerja industri di sekolah menengah kejuruan yang sudah diterapkan ini diharapkan siswa memiliki suatu pengalaman bekerja serta memiliki kemampuan atau ketrampilan sesuai dengan yang program keahliannya, namun hal tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sehingga manfaat yang didapat dari program tersebut belum maksimal. 4. Adanya mata pelajaran kewirausahaan yang diajarkan di sekolah menengah kejuruan diharapkan dapat menunjang pengetahuan serta minat siswa untuk berwirausaha ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal.

8 C. Pembatasan Masalah Dalam melakukan penelitian perlu adanya pembatasan masalah terhadap masalah yang diteliti, hal ini menjaga agar masalah yang diteliti tidak terlepas dari pokok permasalahan yang ditentukan. Untuk langkah yang paling tepat adalah membatasi permasalahan agar dalam melaksanakan pembahasan masalah tidak meluas. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut : 1. Penelitian terbatas pada siswa kelas XI program keahlian akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong tahun ajaran 2011/2012. 2. Prestasi belajar terbatas pada prestasi belajar kewirausahaan yang diambil dari nilai ujian semester 1 kelas XI program keahlian akuntansi. 3. Praktek kerja industri dibatasi pada manfaat pelaksanaan praktek kerja industri, tujuan pelaksanaan praktek kerja industri, dan mengenai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan praktek kerja industri. 4. Minat siswa terbatas pada minat siswa dalam berwirausaha yang telah ditunjang dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan dan praktek kerja industri yang telah diajarkan di sekolah menengah kejuruan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan :

9 1. Adakah pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Adakah pengaruh kegiatan praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012? 3. Apakah prestasi belajar kewirausahaan dan kegiatan praktek kerja industri secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolak ukur keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh antara prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara pelaksanaan praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012.

10 3. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kewirausahaan dan pelaksanaan praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan mengenai peran pembelajaran kewirausahaan dan praktek kerja industri terhadap minat berwirausaha. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi sekolah dalam hal ini guru, agar memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. b. Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktek kerja industri sehingga para siswa memiliki pengalaman dalam dunia kerja. c. Memberikan motivasi kepada siswa agar peka terhadap dunia kerja dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada siswa. d. Sebagai bahan acuan, perbandingan ataupun referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian yang sejenis.

11 G. Sistematika Laporan Sistematika merupakan isi yang ada di dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tinjauan tentang prestasi belajar kewirausahaan, tinjauan tentang pelaksanaan praktek kerja industri, tinjauan tentang minat berwirausaha, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji instrumen, uji prasyarat analisis, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, penyajian data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN