BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditawarkan bisa meliputi barang fisik (tangible) atau meliputi barang jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini,

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan olahan

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1971 dengan nama PT Java Pelletizing

Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Perusahaan CP Prima

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Penduduk Indonesia per Kapita per Bulan Menurut kelompok Barang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi

BAB I. PENDAHULUAN. tahun Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tahun 2015 menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand - Food Division

BAB II KERANGKA TEORI. penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk

hatchery), dan pet food (fancy fish food & fancy bird food).

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini

BAB. I PENDAHULUAN. bakso menggunakan daging sapi dan daging ayam. campuran bakso, dendeng, abon dan produk berbasis bakso lainnya.

Daging olahan merupakan sumber bahan pangan yang bisa menggantikan. daging segar. Dengan semakin meningkatnya jumlah penghasilan serta tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Budaya adalah yang paling utama dan paling flandamental dari keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk. pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian uji t pada variabel advertising atau periklanan

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. muslim, baik itu makanan, obat-obatan maupun barang-barang konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk membeli. Konsumen dalam melakukan suatu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan kepraktisan minuman dalam

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

PERATURAN DAN PELABELAN KEMASAN PANGAN. Disampaikan dalam : Diklat Teknis Desain Kemasan Produk Pangan bagi Penyuluh Perindustrian 2

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir ini kesadaran beragama umat Islam semakin kuat. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya artis-artis yang berjilbab, atau maraknya pengajian di hotel-hotel berbintang menunjukkan adanya penguatan kesadaran beragama itu. Menguatnya kesadaran beragama ini semakin memperkuat posisi daya tawar Islam di pemerintahan. Aspirasi-aspirasi mereka semakin didengar oleh pemerintah, termasuk aspirasi soal jaminan kehalalan suatu produk makanan. Hal ini juga sempat dipicu oleh sejumlah isu, seperti adanya lemak babi pada produk makanan tertentu, juga isu soal daging impor yang tidak jelas proses sembelihannya. Dalam ajaran Islam seorang muslim tidak diperkenankan memakan sesuatu kecuali yang halal. Bukan cuma halal, tetapi juga thayyib (baik). Para ulama menafsirkan thayyib sebagai bergizi sesuai standar ilmu kesehatan. Allah berfirman: Artinya : Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah:168).

Maka kemudian kita menyaksikan kebijakan pemerintah, lewat LPPOM - MUI, yang menganjurkan produsen makanan untuk memeriksakan produknya ke LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika ), dan di berikan sertifikasi halal jika dinyatakan halal sesuai hukum Islam. Dengan adanya sertifikasi halal itu, umat Islam menjadi lebih tenang dalam mengkonsumsi makanan yang beredar di pasaran. Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produknya untuk diaudit keabsahan halal-nya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantumkan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah mendapat jaminan halal untuk dikonsumsi umat muslim dan hilanglah rintangan yang membatasi produk dengan konsumen muslim. Hal ini berarti peluang pasar yang besar akan terbuka. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi. Secara teori maka, untuk para pemeluk agama Islam yang taat pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili oleh label halal pada kemasan suatu produk. Menurut Stanton dan William (2004:282) label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk. Kotler (2008:276) menyatakan bahwa label memiliki 3 fungsi utama yaitu: a. Mengidentifikasikan produk atau merek

b. Menentukan kelas produk c. Menjelaskan produk yaitu siapa pembuatnya, kapan, dimana, apa isinya. Label halal termasuk kedalam Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. Ketiadaan label halal pada sebuah produk akan membuat konsumen muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produkproduk tanpa label halal tersebut. Kebudayaan adalah salah satu faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, dalam hal ini faktor agama juga termasuk kedalam faktor budaya. Dengan kata lain agama merupakan salah satu faktor utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian konsumen. Menurut Setiadi (2003:338) simbol-simbol kebudayaan dapat berupa sesuatu yang tidak kasat mata seperti : sikap, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, dan agama atau sesuatu yang kasat mata seperti peralatan, perumahan, produk, hasil seni. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak mampu lepas dari pengaruh lingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada mempengaruhi perilaku keputusan pembeliannya.

Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran. Sumber : www.halalmui.org Gambar 1.1 Logo halal MUI Peraturan pelabelan yang dikeluarkan Dirjen POM (Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan) Departemen Republik Indonesia, juga mewajibkan para produsen-produsen produk makanan untuk mencantumkan label tambahan yang memuat informasi tentang kandungan (ingredient) dari produk makanan tersebut. Dengan begitu konsumen dapat memperoleh sedikit informasi yang dapat membantu mereka untuk menentukan sendiri kehalalan suatu produk. So Good yang telah memiliki label halal dengan nomor Certificate Serial Number : 00010006841197 (www.direktorihalal.com/index.php?search=nugget), merupakan produk makanan olahan daging yang cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia, dengan promosi yang dilakukan dengan cukup baik, sehingga dengan cepat masyarakat dapat mengenal produknya. So Good sendiri merupakan nama salah satu merek PT. Japfa Comfeed Indonesia dan digunakan untuk merek

makanan beku olahan hasil PT. Japfa Comfeed Indonesia. Merek lain yang sudah cukup dikenal masyarakat diantaraya Sozzis (siap makan), Holanda (kue kering) dan Greenfields (susu instant siap minum). Disamping produk makanan PT. Japfa Comfeed Indonesia juga bergerak di bidang aquaculture dimana produk-produk yang dihasilkan seperti industri perikanan/penangkapan ikan (fisheries), pakan udang (shrimp feed), pertanian penyimpanan dingin (farming cold storage), perusahaan penetasan ayam, pakan ayam dan rumah pemotongan ayam, juga dalam bidang perdagangan, real estate, industri pakan ternak, pertaniaan dan perkebunan. PT Japfa Comfeed Indonesia merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak diberbagai bidang dengan membuat sinergi hulu ke hilir, dengan memperkenalkan produk baru dengan inisiatif marketing yang intensif. Dimana salah satu fokus dari PT Japfa Comfeed Indonesia adalah pada produksi dan penjualan nilai tambah produk ayam, yaitu makanan cepat saji dimana yang menggunakan daging ayam sebagai bahan dasar seperti nugget, sozzis dan bakso Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis terjadi pula pada industri makanan olahan salah satunya adalah nugget, sehingga produsen dalam industri ini berlomba-lomba agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Perkembangan industri nugget ini terlihat dari semakin maraknya para produsen bersaing dalam membuat produk makanan nugget, sehingga konsumen dihadapkan pada beberapa jenis nugget dengan berbagai variasi, merek, kemasan, harga serta kualitasnya.

Perkembangan industri makanan nugget semakin memperlihatkan peningkatan yang cukup pesat dari 30% hingga 50% di tahun 2006 merek-merek yang menguasai antara lain Fiesta, So Good, Delfarm, Champ, dan lain-lain. Nugget Fiesta di tahun 2006 merupakan market leader industri nugget dengan pangsa pasar sebesar 16,6% mengungguli So Good, Champ, Five Star dan merek lainnya. Akan tetapi selama dua tahun berturut-turut di tahun 2007 sampai dengan 2008 posisi market leader di tempati oleh So Good dengan pangsa pasar sebesar 17,63 % dan 19,9% sedangkan Fiesta hanya dapat mencapai pangsa pasar sebesar 13,93 % dan 11,8% (http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id) Daerah pemasaran So Good sendiri cukup luas terutama daerah Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Promosi pemasaran produk So Good juga sudah cukup baik, beberapa di antaranya yaitu dengan iklan pada media cetak, serta iklan televisi, web dan pemakaian jasa sales promotion girl (SPG). Target audiens So Good lebih kepada kalangan menengah keatas yang biasa dijual di supermarket. Dengan target pasar produk So Good yang mengambil kalangan menengah keatas, maka Supermarket Hypermart Sun Plaza Medan dapat dijadikan lokasi penelitian yang cocok dan dianggap mampu untuk menjadi perwakilan dari komunitas muslim yang menjadi konsumen produk nugget So Good. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk makanan Olahan Daging (Nugget) Merek So Good Pada Konsumen Muslim Supermarket Hypermart, Sun Plaza Medan

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah labelisasi halal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nugget merek So Good pada konsumen Muslim supermarket Hypermart Sun Plaza Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian makanan olahan daging (Nugget) merek So Good. 1.4 Maanfaat Penelitian Maanfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain adalah: a. Bagi Perusahaan Sebagai informasi kepada pihak PT. Japfa Comfeed Indonesia sebagai produsen Nugget So Good mengenai salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Nugget So Good b. Bagi Penulis Penelitian ini bermaanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi pemasaran dan khususnya mengenai pemberian label atau Labeling

c. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan informasi dan refrensi yang dapat dijadikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama di waktu yang akan datang.