BAB IV PENUTUP. tanah, luasan bidang tanah, dan batas batas wilayah bidang tanah. Pentingnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitan ini menemukan terjadinya kasus tumpang tindih (overlapping)

Badan Pertanahan Nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

1 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dari Negara maka menjadi kewajiban bagi pemerintah. menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang individualistic komunalistik

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

SKRIPSI PENYELESAIAN TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK (OVERLAPPING) OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA PADANG

BAB VII PENUTUP. Tabel 7. Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Program One Day Service. kepuasan terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak manusia menginginkan dan memperoleh sebidang tanah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai

BAB III DESKRIPSI DAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PRONA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEPASTIAN HUKUM SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melangsungkan kehidupannya, akan tetapi karena tanah

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya maupun kehidupan manusia itu sendiri. Kebutuhan akan tanah dewasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

RESUME KUTIPAN BUKU LETER C SEBAGAI ALAT BUKTI PERSIL TERHADAP SERTIFIKAT GANDA

FORMAT PERMOHONAN HAK GUNA USAHA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROSEDUR PELAYANAN ADMINISTRASI DALAM PEMBUATAN SERTIPIKAT TANAH PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena tanah mempunyai nilai ekonomi, ekologi dan nilai sosial dalam

BAB III DESKRIPSI PLA DAN PELAKSANAAN PLA

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG

PANDUAN APLIKASI KKP PROSEDUR LAYANAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pencapaian tujuan dari program layanan rakyat untuk sertifikat tanah

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertanahan di Indonesia telah muncul dengan beragam wujud

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN PERTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sertifikat ganda..., Joshua Octavianus, FH UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Mekanisme pelaksanakan perubahan data fisik sertipikat hak atas tanah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

BAB 2 PEMBAHASAN. 2.1 Pendaftaran Tanah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, manusia pun merasa aman untuk tinggal (rumah, bangunan tempat

I. PENDAHULUAN. aspek sosial, politik serta aspek pertahanan dan keamanan. Kenyataan

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU

BAB V PEMBAHASAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung. Bupati pada saat itu, Bapak

SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN PERTANAHAN DI BPN RI TINGKAT KANTOR PERTANAHAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

5 Lidung Sarolangun Ladang Panjang Sarolangun Bernai Sarolangun Sungai Abang Sarolangun Panti Sarolangun

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 64 Tahun 2017 Seri E Nomor 52 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

SKRIPSI PENYELESAIAN TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK (OVERLAPPING) OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA PADANG

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

BAB I PENDAHULUAN (UUPA) adalah hukum agraria penjajahan yang mempunyai sifat

Survey Kadaster Ber-SNI? Why Not. Kusmiarto 1*, Eko Budi Wahyono 2*

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2 kenyataannya masih ada, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; c. bahwa ha

13 huruf b adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RENCANA UMUM PENGADAAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2014

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Seorang yang memiliki HGB yang sudah habis masa berlakunya, maka

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusional Undang-Undang Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia dan mengingat susunan kehidupan dan pola perekonomian

PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI KABUPTEN BANGLI (STUDY KASUS DI BPN KABUPATEN BANGLI)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH. A. Dasar dasar penyelenggaraan pendaftaran tanah. terjangkau, mutakhir dan terbuka.

Transkripsi:

90 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Proses mekanisme penerbitan peta bidang memiliki peran penting baik saat pengukuran ataupun proses pembuatan sertipikat tanah. Banyak pula informasi yang terdapat di dalam lembar peta bidang tanah. Dari letak bidang tanah, luasan bidang tanah, dan batas batas wilayah bidang tanah. Pentingnya infomasi tersebut guna penunjang percepatan pensertipikatan di kantor badan pertanahan nasional atau agraria dan tata ruang di Kota Semarang. Seiring perkembangan teknologi pengukuran atau perpetaan beralih cara dari manual menjadi digital. Keakuratan dan kepastian data peta bidang sangat diutamakan guna kelancaran perjalan pembuatan sertifikat. Maka dari itu bilamana ada data baru mengenai perbedaan bentuk, dislokasi, atau pengukuran ulang guna pemecahan atau penggabungan bidang tanah akan segera dilakukan tindakan guna menghindari terjadinya kesalahpahaman yang bisa menjadikan konflik antara pihak instansi dengan pemohon atau dengan pihak pihak lain.

91 Salah satu produk penunjang tersebut adalah citra satelit. Dari citra satelit kita dapat melihat dengan lebih tepat lokasi bidang tanah tersebut. Peluang ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh berbagai instansi pemerintahan ataupun non pemerintahan untuk keperluan perpetaan diberbagai sektor guna mendapatkan informasi lebih mengenai bidang bidang tanah dilokasi tertentu beserta peruntukan bidang tersebut. Peta bidang menyajikan informasi tersebut sebagai acuan pembangunan atau peruntukan dari pada bidang tanah itu sendiri. Dari sini pemohon akan mendapatkan informasi tentang tanahnya secara rinci. Penyajian datanya pun relatif lengkap beserta batas batas wilayah tanah pemohon. Peta bidang pun penting guna mengetahui posisi sebenarnya dan biasa dijadikan acuan untuk pengukuran dilapangan. Selain itu dapat digunakan untuk melihat batas batas wilayah bidang tanah satu dengan bidang tanah lain guna menghindari ovelapping atau tumpang tindih bidang tanah. Dari proses digitalisasi peta bidang kita juga dapat mengetahui letak bidang tanah tersebut tumpang tindih dengan bidang tanah lain atau tidak. Namun untuk memastikan kebenaran dari posisi, letak, atau bentuk bidang tanah perlu

92 diadakan peninjauan ke lapangan langsung guna mengetahui kondisi dan situasi di lapangan. Peta bidang juga dijadikan acuan sebagai pembuatan sertipikat karena informasi informasi yang terdapat didalamnya sudah memenuhi ketentuan ketentuan yang ada. Mulai batas batas wilayah bidang tanah sampai nama nama pemilik bidang yang berbatasan langsung dengan pemohon. Dari hasil observasi serta wawancara dengan para praktisi terkait proses penerbitan peta bidang sebenarnya adalah salah satu aspek penting mengingat informasi yang terkandung didalamnya. Dari aspek publikasi peta bidang menyumbang informasi informasi tentang situasi dan kondisi bidang tanah kepada pemohon yang nantinya akan dijelaskan kembali oleh petugas guna mengetahui rincian yang dimaksudkan didalam lembar peta bidang. Dari aspek kekuatan hukum peta bidang juga menyumbangkan informasi tentang tetangga batas wilayah bidang tanah. Bilamana suatu saat terjadi konflik sengketa batas wilayah akan dapat diselesaikan dengan cara pengecekan alas hak yang dimiliki para tetangga batas wilayah pemilik satu dengan pemilik lainnya. Dari aspek administrastif peta bidang juga digunakan untuk bahan pertimbangan penerbitan sertipikat oleh panitia ajudikasi kelayakan, ketepatan

93 lokasi, dan peruntukannya sendiri agar dikemudian hari tidak terjadi konflik atau sengketa pada bidang tanah tersebut. Ada pula manfaat yang bisa diambil dari proses penerbitan peta bidang setelah dilakukannya penelitian. Manfaatnya antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui suatu berkas permohonan di BPN sudah dijalankan sesuai prosedur perjalanan berkas. 2. Memuat informasi tentang gambaran bidang tanah yang terkait dengan bidangan, NIB ( Nomor Induk Bidang ), luasan bidang, DI ( Daftar Isian ), nama pemohon, nomor gambar ukur, nomer berkas, nama petugas ukur, dan sebagainya.. 4.2 SARAN Setelah penulis mengambil beberapa kesimpulan dari data informasi yang telah dianalisa, maka penulisan akan mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada Kantor Pertanahan Kota Semarang maupun kepada masyaraka pada umumnya, agar pelaksanaan pendaftaran dapat dilaksanakan dengan baik dan kantor Pertanahan Kota Semarang juga bisa meningkatkan pelayanannya.

94 Adapun saran-saran yang penulis kemukakan antara lain : 1. Mengenai proses percepatan pensertipikatan dan percepatan pembangunan perlu ditambahannya personil yang ahli dalam bidang pengukuran berkenaan dengan masih banyaknya bidang yang belum terdaftar. 2. Perlu adanya pembaharuan alat atau penambahan alat baru mengingat kemajuan terknologi guna perepatan pengukuran dilapangan ataupun pemetaan yang dilakukan di kantor. 3. Perlunya sosialisasi peta bidang kepada masyarakat guna kepentingan pendaftaran tanah dikantor badan pertanahan nasional atau agraria dan tata ruang. 4. Perlunya sosialisasi petugas kepada masyarakat untuk pemasangan tanda batas wilayah guna keperluan pengukuran dilapangan.