ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

PRATIWI AMALLIYAH A

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

MUHAMMAD ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

ANALISIS WACANA KELUHAN DALAM BAHASA JAWA STUDI KASUS WARGA DESA BANGSRI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

KEPADUAN BENTUK DAN MAKNA DALAM PARAGRAF: ANALISIS WACANA KOLOM JATI DIRI DI JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

Transkripsi:

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Oleh: SITI RODLIYAH A 310060068 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan karena pada umumnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa adalah alat komunikasi yang terbagi menjadi dua yakni bahasa lisan dan tertulis. Kedua bahasa tersebut memiliki hubungan erat antara satu dengan yang lain. Bahasa tulis sebagai salah satu alat komunikasi yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai situasi komunikasi dan tujuan yang berbeda. Setiap situasi dan tujuan yang berbeda memungkinkan penutur atau penulis dalam bahasa tulis memilih variasi bahasa yang digunakan. Pemakaian variasi bahasa yang digunakan oleh seseorang disebut ragam bahasa (Panuju, 2002:148). Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Selain itu, bahasa juga berperan sebagai alat komunikasi yang merupakan proses penyampaian suatu pernyataan yang berlangsung apabila antara proses komunikator dan komunikan memiliki kesamaan makna tentang suatu peran yang dikomunikasikan tersebut (Effendi, 2002:2). 1

2 Darjdowidjodjo (2003:282) berpendapat bahwa pemakaian bahasa berkaitan dengan praktik pengetahuan bahasa. Semakin luas pengetahuan bahasa yang digunakan dalam komunikasi, semakin meningkat kemampuan keterampilan dalam memberi makna suatu kata atau kalimat. Wacana adalah bagian dari perwujudan bahasa tulis sebagai perwujudan inspirasi penulis untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan. Bahasa berkaitan erat dengan wacana, karena wacana dapat menjadi obyek peluapan segala rasa dan dapat juga sebagai cermin dari penulis itu sendiri. Wacana adalah ucapan atau keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan bahasa terlengkap. Realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, artikel, atau pidato, khotbah, dan sebagainya. (Susanto, 2002: 623). Aminudin sebagaimana yang dikutip dalam Sumarlam (2003: 9) menyatakan bahwa wacana adalah keseluruhan unsur-unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam komunikasi, wujud kongretnya dapat berupa tuturan lisan (spoken discourse) maupun teks tertulis (written discourse). Wujud wacana dibangun oleh unsur-unsur yang saling menunjukkan hubungan klausal. Setiap unsur dalam wacana tidak akan memiliki makna yang jelas tanpa adanya hubungan dengan unsur lain. Maksudnya, unsur-unsur yang membangun wacana itu atau kalimat yang mendahuluinya. Pada umumnya, wacana yang baik memiliki keserasian hubungan antara unsur-unsur lain atau yang sering disebut kohesi serta pertautan makna (koherensi).

3 Analisis wacana merupakan analisis yang mengkaji akan unsur yang terdapat dalam wacana baik secara internal maupun eksternal. Unsur internal wacana yang dikaji berupa struktur dan hubungan bagian wacana. Dari segi eksternal mengkaji keterkaitan wacana dengan pembaca, hal yang dibicarakan, dan mitra bicara. Dengan demikian, tujuan pengkajian wacana adalah untuk mengungkapkan kaidah kebahasaan yang mengkonstruksi wacana, memproduksi wacana, pemahaman wacana, dan perlambangan suatu hal dalam wacana (Baryadi dalam Sumarlam, 2003: 15). Istilah kohesi mengacu pada hubungan antar bagian dalam sebuah teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa sebagai pengikatnya. Oleh sebab itu, sebuah teks kohesi lebih penting dari koherensi. Namun, bukan berarti kohesi tidak penting. Kohesi merupakan salah satu cara untuk membentuk koherensi. Jadi, analisis wacana dapat dikaji dari segi kohesi dan koherensi. Untuk mewujudkan keselarasan hubungan antar unsur dalam wacana diperlukan alat-alat penghubung seperti kata tunjuk, kata penghubung, dan lain-lain sebagai penanda hubung dan penanda kohesi. Penanda kohesi sebagai bagian dan wacana tidak hanya berkedudukan sebagai alat penghubung unit struktur, tetapi juga membaca fungsi. Fungsi penanda kohesi yang secara formal hadir sebagai alat penjalin keselarasan dan kepaduan hubungan berimplikasi pada kelancaran pemahaman wacana. Kecepatan penempatan dan penggunaan kohesi dalam

4 sebuah wacana akan menghadirkan salah tafsir bagi pembaca maupun pendengar. Selain sering digunakan sebagai sarana dan media komunikasi antara anggota manyarakat, bahasa juga terlibat dalam kerjasama dalam berbagai bidang bahasa seperti dalam dunia seni. Dalam dunia seni terutama seni tulis, Al-Quran merupakan salah satu dari bagian itu. Terjemahan Al-Quran dalam bahasa non-arab bersifat interlinier, dimana setiap baris teks Arab diikuti dengan terjemahannya, atau diletakkan secara berdampingan. Penterjemahan Al-Quran menjadi keinginan tiap-tiap muslim untuk dapat membaca dan memahami Al-Quran dalam bahasanya yang asli yaitu bahasa Arab. Karena tiap orang tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan yang sama, keinginan tersebut tidak dapat dicapai oleh setiap muslim (Amal, 2005: 394-402). Al-Quran bermakna bacaan atau yang dibaca. Al-Quran berasal dari kata kerja qara a dengan makna membaca. Al-Quran merupakan wahyu yang bersumber dari Allah yang diturunkan kepada Muhammad untuk disampaikan kepada umat-nya (Amal, 2005: 54-61). Berhubungan dengan judul yang penulis ambil sebagai obyek kajian penelitian. Penulis ingin mengetahuai penanda hubung pengacuan persona dan untuk mengetahui peran dan posisi pengacuan persona yang terdapat dalam terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahf (Surat 18).

5 Alasan peneliti memilih Al-Quran karena banyak pengacuan dan penelitian ini hanya menitik beratkan pada pengacuan persona. Selain itu, Al- Quran merupakan wahyu yamg sangat menarik dikaji untuk pembelajaran bagi kita sebagai pedoman hidup. B. Rumusan Masalah. 1. Bagaimana bentuk kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18)? 2. Bagaimana tempat kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18)? 3. Bagaimana posisi kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18)? C. Tujuan Penelitian 1. Memaparkan bentuk kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18). 2. Memaparkan tempat kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18). 3. Memaparkan posisi kohesi gramatikal pengacuan persona pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18).

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut. 1. Secara Teoritis Penelitian ini akan menambah khasanah ilmu dalam bidang linguistik terutama akan kohesi koherensi yang berhubungan dengan wacana sebagai bagian dari ilmu bahasa (linguistik) karena dengan menganalisis wacana dalam obyek Al-Quran akan diketahui bentuk, tempat, dan posisi dalam Al-Quran. 2. Secara Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian berikutnya sekaligus sebagai wahana bagi peneliti untuk mengasah kemampuan akan bidang kajian yang peneliti lakukan.