METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

3. METODE DAN PELAKSANAAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Peneltian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

II. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2017. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain biji tanaman sawi, daun bandotan, daun kirinyuh dan rimpang alang-alang, biji gulma bayam duri, pelarut etanol 96%, aquades, Pupuk (urea, SP-36, KCL), pupuk kandang, tanah regosol. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, antara lain tabung reaksi, timbangan analitik, polybag 5 kg, ceret besar, cangkul, gelas plastik, gelas ukur, petridisk, pinset, kertas saring, nampan, blender, pisau, gunting, plastik, penyaring, sprayer, tisu, alat tulis, kertas label, penggaris. C. Metode Penelitian Penelitan dilakukan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diujikan yaitu ekstrak daun bandotan, daun kirinyuh dan rimpang alang-alang yang masingmasing diberikan dengan konsentrasi 25% dan 50 %. Selain itu ditambah dua perlakuan pembanding yaitu menggunakan herbisida berbahan aktif metil metsulfuron dan menggunakan perlakuan air. Setiap perlakuan diulang tiga kali 19

20 sehingga terdapat 24 unit perlakuan, setiap unit terdapat 2 tanaman sampel, sehingga diperoleh 48 polybag. D. Cara Penelitian A. Pengaruh Ekstrak Daun Bandotan, Daun Kirinyuh dan Rimpang Alang-alang terhadap Daya Kecambah Biji Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.). Penelitian dilakukan di laboratorium Proteksi, langkah-langkah penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembuatan ekstrak Gulma Metode yang digunakan dalam mengekstrak daun kirinyuh, daun bandotan dan rimpang alang-alang waktu yaitu dengan dikeringkan oven 30-40 o C selama 48 jam, hal ini bertujuan agar kandungan air yang terdapat dalam bahan untuk ekstrak tidak ikut larut pada waktu maserasi serta pada hasil maserasi lebih maksimal (Izah, 2009). Maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan (Depkes RI, 2000). Daun kirinyuh, daun bandotan dan rimpang alang-alang terlebih dahulu dibersihkan, kemudian dijemur, setelah kering dipotong kecilkecil, dihaluskan dengan menggunakan blender sampai menjadi serat. Pembuatan ekstrak gulma masing-masing daun kirinyuh, daun bandotan dan rimpang alangalang yang sudah di blender ditimbang sebanyak 400 gram, kemudian direndam dengan 500 ml pelarut etanol 96 % dalam elynmeyer 1.000 ml selama 48 jam (Izah, 2009). Maserasi dilakukan dengan pengadukan sebanyak 12 kali selama 15

21 menit dengan tenggang waktu 5 menit antara pengadukan. Kemudian ambil filtrat dari hasil maserasi dengan menggunakan penyaringan. Penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk memisahkan filtrat dari ampas. Selanjutnya hasil saringan tersebut dievaporasi (diuapkan) dalam vacum rotary evaporator dengan suhu 40 o C, Vaccuum Rotary Evaporator merupakan alat yang berfungsi sebagai untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Hasil akhir didapatkan ekstrak murni dengan cairan kental dan berwarna coklat kehitaman (Diana dan Pamela, 2015). Ekstrak yang diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 100 %, kemudian diencerkan dengan aquades untuk memperoleh konsentrasi 25 % dan 50 % pada masing-masing ekstrak. Ekstrak diaplikasikan dengan menyemprotkan ekstrak ke gulma bayam duri (Amaranthus spinosus L.). 2. Uji daya kecambah biji gulma bayam duri Uji daya kecambah dilakukan di laboratorium menggunakan media biji gulma bayam duri dan kertas merang sebanyak 2 lapis yang diletakkan ke dalam cawan petri. Setiap perlakuan menggunakan satu cawan petri yang diisi dengan biji gulma bayam duri sebanyak 20 biji. Untuk menjaga kelembaban, biji gulma bayam duri dalam cawan petri disiram dengan sedikit air. Selanjutnya biji gulma bayam duri dalam petri diaplikasikan dengan ekstrak daun bandotan (A. conyzoides L.), daun kirinyuh (C. odorata) dan rimpang alang-alang (I. cylindrica L.) sesuai dengan konsentrasi 25 % dan 50 %. Pengamatan dilakukan dengan mengamati biji gulma bayam duri yang berkercambah selama 6 hari.

22 B. Pengaruh Ekstrak Daun Bandotan, Daun Kirinyuh dan Rimpang Alang-alang terhadap Pertumbuhan Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) pada Tanaman Sawi. Penelitian ini dilakukan di green house, dengan langkah-langkah meliputi: 1. Persiapan media tanah Pengambilan tanah pada jenis tanah regosol dilakukan secara acak (Random Sampling) yaitu mengambil tanah dari titik diagonal suatu areal. Tanah diperoleh dari lahan percobaan pertanian. Tanah kemudian dibersihkan disaring agar bersih dari batuan atau kerikil dan sisa dari tanaman. Tanah yang telah dibersihkan kemudian dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag dengan bobot 5 kg, setiap polybag diberi label sesuai perlakuan dan ulangan untuk mempermudah pengamatan pada penelitian. 2. Persemaian sawi Persiapan bahan tanam dilakukan dengan memilih benih sawi unggul yaitu memiliki bentuk yang bulat dan ukuranya kecil berwarna coklat agak kehitaman, permukaan yang lebih licin dan juga mengkilap. Biji sawi yang akan disemai diseleksi terlebih dahulu agar diperoleh biji yang berdaya kecambah tinggi, biji yang telah diseleksi direndam dalam air hangat selama 20 menit agar terbebas dari patogen, kemudian biji yang sudah direndam tersebut dikeringanginkan, lalu disemai pada bak persemaian. Pemindahan bibit sawi ke dalam pot dilakukan pada saat sawi berumur 2 minggu kemudian dilakukan penyiraman pada pagi dan sore hari.

23 3. Investasi bayam duri Pada penelitian ini, investasi biji gulma bayam duri dilakukan sebelum ditanam tanaman sawi pada polybag. Biji bayam duri ditanam pada polybag yang sudah terisi media tanam. Setiap polybag ditanam 4 biji gulma bayam duri. Investasi penanaman biji gulma bayam duri pada saat 3 hari sebelum tanaman sawi ditanam ke polybag. 4. Penanaman dan Penyulaman tanaman sawi Bibit sawi setelah umur 10 hari dan berdaun 3-4 helai, bisa dipindahkan ke polybag dengan ukuran 5 kg. Penanaman bibit sawi dengan cara memindahkan bibit sawi secara hati-hati dan diusahakan akar bibit sawi tidak rusak saat ditanam di polybag. Selanjutnya dilakukan penyulaman dengan cara mengganti tanaman sawi yang mati atau tidak normal. Penyulaman dilakukan apabila ketika tanaman ada mati di polybag. 5. Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, atau ketika tanaman sawi membutuhkan tambahan air. Jumlah dan intensitas penyiraman disesuaikan dengan melihat kondisi tanah agar jumlah air yang disiramkan menjadi efektif. Penyiraman dilakukan dengan mengunakan gembor. 6. Aplikasi ekstrak daun bandotan, daun kirinyuh dan rimpang alang-alang. Aplikasi ekstrak daun bandotan, daun kirinyuh dan rimpang alang-alang pada gulma bayam duri dilakukan 10 dan 20 hari setelah penanaman biji gulma bayam duri (Riskitavani, 2013 dan Frihantini, 2015). Konsentrasi ekstrak daun bandotan, daun kirinyuh dan rimpang alang-alang yang diaplikasikan yaitu 25 % dan 50 %

24 untuk masing-masing ekstrak. Aplikasi dilakukan pada bagian tajuk bayam duri dan juga pada tanaman sawi. Dosis aplikasi masing-masing ekstrak yaitu sebanyak 5 ml/pertanaman 7. Pemupukan Pemupukan dilakukan pada tanaman sawi berumur 12 hari. Pupuk yang diberikan adalah pupuk yang mengandung nitrogen tinggi yang bertujuan untuk pembentukan daun yang sempurna yaitu pupuk kompos dengan dosis 200 kg/pot dengan Urea 150 kg/h, SP-36 100 kg/h dan KCl 100 kg/h, (Supriati & Herliana, 2010), pupuk urea diberikan dua kali yaitu pada saat tanam dan 3 minggu setelah tanam. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam, pemupukan dilakukan dengan metode Broadcasting dengan menaburkan pupuk ke dalam polybag dengan dosis yang tertera pada Lampiran 2. E. Parameter Pengamatan A. Pengamatan Pengaruh Ekstrak Daun Bandotan, Daun Kirinyuh dan Rimpang Alang-alang terhadap Daya Kecambah Biji Gulma Bayam Duri (A. spinosus). 1. Pengamatan uji daya kecambah Uji daya kecambah pada biji gulma bayam duri dilakukan dengan cara menghitung jumlah biji gulma bayam duri yang telah berkecambah. Pengamatan dilakukan pada hari pertama sampai hari ke enam. Setelah ditanam biji gulma bayam duri masing-masing perlakuan, dengan rumus: DK = (Sutopo, 2002) DK = Daya kecambah

25 a = biji yang dikecambahkan/diuji b = kecambah normal yang dihasilkan B. Pengamatan Pengaruh Ekstrak Daun Bandotan, Daun Kirinyuh dan Rimpang Alang-alang terhadap Pertumbuhan Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) pada Tanaman Sawi 1. Pengamatan gulma bayam duri Pengamatan pada gulma bayam duri meliputi sebagai berikut: 1) Penutupan gulma (%) Pengamatan penutupan gulma merupakan suatu cara untuk menemukan komposisi vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak dominan pada populasi gulma. Pengamatan penutupan gulma dengan metode estimasi berdasarkan pengamatan dengan cara melihat dan menduga pesebaran gulma. Cara menghitung besaran penyebaran gulma yang dinyatakan dalam persentase, maka bila dijumlahkan akan diperoleh 100 % (termasuk daerah yang kosong), (Syakir, 2008). 2) Bobot segar gulma bayam duri (g) Pengukuran bobot segar tanaman dilakukan setelah panen. Pengukuran dilakukan dengan cara menyobek polybag kemudian media tanam digemburkan, selanjutnya tanaman sawi dicuci dengan air sambil dibilas sampai bagian akar bersih, agar tidak ada tanah yang ikut pada saat penimbangan bobot segar tanaman. Setelah tanaman bersih dilakukan penimbangan, tanaman yang ditimbang meliputi batang, daun dan akar.

26 3) Bobot kering gulma bayam duri (g) Pengamatan bobot kering tanaman dilakukan setelah panen tanam dengan cara tanaman dari akar, batang dan daun dimasukan amplop, kemudian dioven pada suhu 70 o C kemudian ditimbang hingga mencapai berat konstan. 2. Pengamatan Tanaman sawi Pengamatan tanaman sawi dilakukan setiap minggu sekali mulai minggu pertama sampai dengan minggu ke empat setelah ditanam tanaman sawi, parameter yang diamati sebagai berikut: a. Tinggi tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman sawi dilakukan mulai umur satu minggu setelah tanam sampai minggu ke-4 setelah tanam. Pengukuran dilakukan seminggu sekali mulai dari saru minggu setelah tanam sampai minggu ke-4 dengan cara mengukur tinggi tanaman mulai dari pangkal batang bawah sampai bagian titik tumbuh tanaman. b. Jumlah daun (helai) Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang terdapat pada setiap tanaman yang dihitung daun yang sudah terbentuk sempurna penghitungan jumlah daun dilakukan seminggu sekali mulai dari saru minggu setelah tanam sampai minggu ke-4 pada tanaman sawi pada masingmasing unit percobaan, dengan satuan helai. c. Bobot segar tanaman (g) Pengukuran bobot segar tanaman dilakukan setelah panen, pengukuran dilakukan dengan cara menyobek polybag kemudian media tanam digemburkan

27 selanjutnya diambil tanaman sawi dan cuci dengan air sambil dibilas sampai bagian akar bersih, setelah tanaman bersih dilakukan penimbangan, tanaman yang ditimbang merupakan tanaman yang utuh meliputi batang, daun dan akar. d. Bobot kering tanaman (g) Pengamatan bobot kering tanaman dilakukan setelah panen. Akar, batang dan daun tanaman sawi dimasukan ke dalam amplop, kemudian dioven pada suhu 70 C kemudian ditimbang hingga mencapai berat konstan. e. Luas Daun (cm 2 ) Pengukuran luas daun dilakukan dengan Leaf Area Meter (LAM), daun yang diukur diletakkan pada bidang ukur LAM, setelah dicatat datang yang muncul dan dikonversikan menjadi luasan daun dengan satuan (cm 2 ). F. Analisis Data Dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis ANOVA (Analysis of Variance). Apabila ada beda nyata antar perlakuan yang diujikan, selanjutnya dilakukan uji jarak berganda Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang α = 5% dan ditampilkan dalam bentuk Tabel dan Gambar.