BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH KETERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan dan kecakapan anak. Melihat pendidikan di Indonesia sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan mutu kehidupan dan martabat umat manusia. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti akan menjumpai iklan. baik media cetak maupun media elektronik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn)

HUBUNGAN TERPAAN FILM KING DENGAN MOTIVASI PRESTASI ATLET BULUTANGKIS JUNIOR

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerangan atau informasi, pendidikan, pengekspresian seni. Film juga

BAB V PENUTUP. oleh penulis dalam bab sebelumnya tentang nilai-nilai edukasi dalam iklan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab untuk membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. serta mampu menghadapi permasalahan dengan sikap terbuka dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WACANA PENDIDIKAN POLITIK DALAM FILM GIE (ANALISIS SEMIOTIK KONSTRUKTIVISME)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercapai ketika setiap individu mau berusaha dan bekerja keras. Dalam tercapainya

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masa sekarang tempat dan waktu bukan lagi penghalang untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai satu media budaya seni yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan tujuan pendidikan itu berisikan pengembangan aspek pribadi

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang secara sistematis diarahkan pada suatu tujuan. Proses

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Manfaat Mempelajari Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkorban, dan berjiwa ksatria. Kepribadian tersebut mencerminkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau tidaknya suatu bangsa. Pendidikan bagi setiap orang merupakan kebutuhan mutlak bagi perkembangan suatu bangsa. Dengan adanya perkembangan teknologi yang berkembang saat ini diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan karena dapat mempermudah di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, alat atau media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Alat atau media pembelajaran merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan seseorang. Adanya media pembelajaran dapat mempercepat proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien dalam suasana yang kondusif karena dapat membuat pemahaman peserta didik lebih cepat diterima. Di antara media audio visual yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan adalah media film. Film merupakan salah satu sarana media pendidikan yang murah dan mudah yang dapat dilihat oleh semua orang, khususnya dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, perkembangan dunia perfilman baik di Indonesia maupun mancanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat ini ditandai dengan banyaknya pembuatan film yang dilakukan oleh produser maupun sineas perfilman. Di antara film-film yang ada, terdapat banyak film-film yang terdiri dari berbagai tema yang berbeda-beda, misalnya mulai dari 1

2 film yang bertemakan horor, percintaan, komedi, film kisah perjuangan maupun film yang bertema pendidikan dan moral. Para pembuat film memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk membuat suatu film yang mempunyai kualitas baik yang sifatnya dapat mendidik, tidak hanya membuat film yang hanya bertemakan percintaan yang memperlihatkan adegan-adegan yang yang tidak pantas saja. Film sebagai media pembelajaran yang sangat mudah diakses oleh siapa saja haruslah memuat sisi dalam segi pendidikan dan pembelajaran. Terdapat banyak film yang di dalamnya memuat nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme. selain itu, masih banyak lagi yang memiliki pesan moral yang sesuai dengan nilai dan moral di dalam masyarakat yang masih memiliki kearifan lokal yang dapat menambah kecintaan terhadap bangsa dan negara. Namun, banyak pula film yang tidak mengandung nilai pendidikan maupun moral, sehingga banyak film yang cenderung menjerumuskan para generasi muda khususnya untuk mengarah ke dalam hal yang bersifat negatif. Di antara banyak sekali film-film yang ada di tengah-tengah masyarakat yang dapat disaksikan dengan mudah. penulis memilih film King untuk diadakan penelitian karena film tersebut banyak mengandung nilai-nilai pendidikan diantaranya adalah nilai-nilai nasionalisme yang sekarang ini mulai luntur di kalangan masyarakat. King merupakan sebuah Film berbalut tentang semangat perjuangan dan nasionalisme serta harapan yang tak ada habisnya untuk mencapai sesuatu yang membanggakan terutama untuk membanggakan negerinya. Film King menceritakan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur (Rangga Raditya) yang sangat mengidolakan seorang juara bulu tangkis yaitu Liem Swie King. Sang

3 ayah (Mamiek Prakoso) merupakan seorang komentator pertandingan bulutangkis, dan dia juga pembuat shuttlecock dengan cara mengumpulkan bulu angsa sebagai bahan untuk membuat shuttlecock tersebut. sang ayah merupakan seseorang yang sangat mencintai bulu tangkis sehingga dari kecintaannya ini, sang ayah sangat berperan dalam penggemblengan anaknya yaitu Guntur agar menjadi seperti Liem Swie King yang memiliki banyak prestasi dalam dunia bulutangkis. Pada awalnya Guntur sangat membenci ayahnya karena obsesi ayahnya terhadap Liem Swie King. Guntur merasa dipaksa oleh ayahnya untuk sukses dan berprestasi seperti halnya Liem Swie King. Namun, karena ayahnya yang selalu mendidik Guntur dengan penuh keuletan, akhirnya Guntur mengerti akan semangat dan obsesi ayahnya. Setelah Guntur mendengar kehebatan sosok Liem Swie King dari ayahnya, maka ia bertekat untuk menjadi juara sejati yang tadinya hanya di inginkan ayahnya dan sekarang telah menjadi impian dan cita-citanya juga. Dengan segala keterbatasan dan berbagai macam rintangan yang dihadapi Guntur tetap bertekad untuk menggapai cita-citanya. Dalam perjalanannya Guntur tidak mundur untuk mencapai impian yang dicita-citakannya, sehingga tujuan yang dicita-citakanya untuk mengharumkan nama bangsa dan negara dengan semangat nasionalisme dan kesadaran kebangsaan maupun kegigihannya dapat ia raih dengan menjadi juara di tingkat asia walaupun penuh dengan keterbatasan. Dari sedikit penjelasan mengenai film King di atas sebagai generasi muda seharusnya mencontoh serta memiliki nilai-nilai nasionalisme seperti yang dimiliki oleh Guntur.

4 Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian mengenai Film King dengan judul penelitian Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, Kajian Analisis Semiotik pada Film King. B. Perumusan Masalah Karena permasalahan yang terkait dengan film diatas sangat luas, sehingga tidak mungkin dalam waktu bersamaan dikaji dan diselesaikan semua. Oleh karena itu guna penajaman dan menghindari kesalah pahaman, maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah, sekaligus persoalan yang akan diteliti menjadi jelas. Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup dan fokus masalahnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahannya yaitu Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, kajian analisis semiotik pada film King? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan puncak untuk mewujudkan sebuah aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga dapat dengan jelas dirumuskan mengenai tujuan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi nilainilai nasionalisme di tengah keterbatasan pada film King.

5 D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian maupun karya ilmiah diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, sehingga penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik manfaat pada segi teoritiknya maupun manfaat pada segi praktiknya. Manfaat atau kegunaan teoritis maupun praktis tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, terutama dalam bidang penelitian film Indonesia yang menggunakan teori semiotika yang sejenis. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan andil yang bermanfaat dalam teori semiotika untuk mengetahui dan menganalisis nilai yang terkandung pada film King. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangsih yang bermanfaat terhadap tercapainya pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya serta mahasiswa pada khususnya mengenai arti penting pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme.

6 E. Daftar Istilah Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti mengenai kontruksi Bagaimanakah Konstruksi Nilai-nilai Nasionalisme di Tengah Keterbatasan, Kajian Semiotik pada Film King. Oleh karena itu, peneliti perlu mengetahui definisi-definisi mengenai konsep, nasionalisme, kesadaran kebangsaan, analisis semiotik, film. Adapun daftar istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nasionalisme, Nasionalisme Suatu faham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan (Kohn,1984:11). 2. Analisis Semiotik. Ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur, 2006:96). 3. Film, Film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna, (Ardianto, 2005:134).