HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

RATIH DEWI PUSPITASARI K

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

: FETI UTAMININGSIH NIMK

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

WARA KUSRINI NIM: S

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GAMPING, SLEMAN,

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

FOCUSED. Memperoleh SKRIPSI. Disusun oleh: Mutiara Nandini M2A SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA PADA SISWA SMP YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA DI SURABAYA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S.

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

E-JURNAL. Oleh : ERIK NOVRIZAL

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

Muhamad Irfan Fauzi Program Studi PGSD/Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

Bella Risty Anggraini, Siswati*, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

Abstrak. Kata kunci: self-esteem, orientasi masa depan. Universitas Kristen Maranatha

SURAKARTAA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

Economic Education Analysis Journal

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN DISIPLIN DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA RSBI KELAS VII SMP NEGERI 4 SURAKARTA

: CANDRA WRI WANDANA K

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT DAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

Oleh: ZAMZAM ZAWAWI FIRDAUS NIM:

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

MOTIVASI BERAFILIASI DAN MINAT MENJADI PASKIBRAKA PADA SISWA SMKN

KONTRIBUSI STRATEGI MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ALINEA BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh R U S T O N BP. 99.

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SANTRI DI PESANTREN TAHFIDZ DAARUL QUR AN JAWA TENGAH

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DENGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

PENYESUAIAN SOSIAL DAN SCHOOL WELL-BEING: Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

THORIQ DWI CAHYONO NIM. K

HUBUNGAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar persaingan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) saja, tetapi juga produk dan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

TESIS. Disusun oleh : DIDIK SUWANTO

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA


HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA MADRASAH MUALIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO Abstrak Memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, menuntut siswa untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan hal baru, seperti lingkungan sekolah, peraturan, guru, dan teman baru. Selain itu, siswa juga perlu menggali kemampuannya dalam bidang akademik. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki motivasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo yang berjumlah 223 siswa dan terbagi ke dalam tujuh kelas. Sampel penelitian berjumlah 154 siswa diperoleh dengan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua skala model Likert, yaitu Skala Motivasi Belajar (30 aitem, α=0,917) dan Skala Penyesuaian Diri (25 aitem, α=0,877). Analisis regresi sederhana menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo (rxy = 0,616, p < 0, 001). Penyesuaian diri memberi sumbangan efektif sebesar 37,9% (R 2 = 0,379) terhadap motivasi belajar. Kata kunci: penyesuaian diri; motivasi belajar; siswa SMA Abstract Entering a higher level of education, requires students to be able to adjust oneself to new things, such as school environments, regulations, teachers, and new friends. Moreover, students also need to explore their abilities in the academic field. Therefore, it is important for students to have the motivation to learn. This study aims to determine the correlation between self adjustment and the motivation to learn in grade X students in SMA Negeri 8 Purworejo. The population in this study were all students of grade X in SMA Negeri 8 Purworejo which amounted to 223 students and divided into seven classes. The sample of the study were 154 students obtained by cluster random sampling. Data collection used two Likert model scales, that is Scale of Motivation to Learn (30 aitem, α = 0,917) and Self Adjustment Scale (25 items, α = 0,877). Simple regression analysis showed that there was a significant positive correlation between self adjustment and motivation to learn in grade X students in SMA Negeri 8 Purworejo (rxy = 0,616, p <0, 001). Self adjustment gave effective contribution of 37.9% (R 2 = 0.379) to motivation to learn. Keywords: self adjustment; motivation to learn; high school students

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kritis dalam hal prestasi (Wigfield, dalam Santrock, 2007). Menurut Santrock (2007) keberhasilan atau kegagalan pada saat remaja dapat menjadi prediktor keberhasilan yang akan diperoleh pada saat dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai menunjukkan persaingannya di dunia pendidikan dengan saling berlomba-lomba untuk mendapatkan prestasi sebaik mungkin. Keberhasilan atau prestasi di bidang akademik dapat diperoleh apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi sebagai pendorong untuk mencapai keberhasilan tersebut, misalnya motivasi belajar. Menurut Winkel (2009) motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang ada pada diri siswa yang akan memunculkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Adapun yang dimaksud sebagai belajar, yaitu aktivitas mental/psikis berupa interaksi aktif yang terjalin antara individu dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam kemampuan kognitif seperti pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensorik-motorik seperti keterampilan melakukan serangkaian gerak badan dengan urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif meliputi nilai dan sikap. Aktivitas belajar bisa berupa aktivitas mental tanpa disertai pergerakan jasmani atau bisa juga aktivitas jasmani yang melibatkan mental seseorang.

Motivasi belajar memiliki peranan besar dalam keberhasilan siswa. Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya siswa rajin mencatat, rajin membaca, dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Siswa dengan motivasi belajar yang rendah cenderung kurang berpartisipasi dalam belajar, siswa kurang tertarik untuk mengikuti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa tidak mencatat selama pelajaran berlangsung, dan tidak menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya (Djamarah, 2015). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu cita-cita, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam mebelajarkan siswa-siswanya. Adanya kondisi atau situasi lingkungan kelas yang mendukung keberhasilan perasaan atau regulasi emosi siswa, menyebabkan siswa cenderung tertarik untuk belajar (Meyer & Turner, 2006). Terjalinnya hubungan baik antara guru dan siswa juga dapat meningktakan motivasi belajar siswa, misal dengan adanya kesepakatan antara guru dan siswa dalam pembuatan kontrak belajar. Kontrak belajar yang dibuat saat awal pertemuan, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa memiliki keinginan untuk memenuhi kontrak yang telah dibuat (Abdullah & Yih, 2014). SMA Negeri 8 Purworejo merupakan sekolah yang berada cukup jauh dari perkotaan, yaitu berada di Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Tahun ajaran 2013/2014, SMA Negeri 8 Purworejo mulai menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama lima hari setiap

minggunya, yaitu dari hari Senin sampai Jum at. KBM untuk hari Senin sampai Kamis dimulai pukul 06.45 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB, kemudian istirahat 15 menit dan dilanjutkan untuk kegiatan belajar mengajar tambahan atau oleh pihak sekolah disebut sebagai les atau pengayaan sampai pukul 17.00 WIB. Jadwal tersebut berbeda dengan hari Jum at, karena pada hari Jum at, KBM dimulai pukul 06.45 WIB, tetapi berakhir lebih cepat yaitu pukul 11.30 WIB. Bagi siswa kelas X, siswa wajib mengikuti kegiatan Pramuka yang dimulai pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru BK di SMA Negeri 8 Purworejo, dikatakan bahwa selama kurang lebih tiga tahun menjalankan KBM lima hari dan dilanjutkan dengan les atau pengayaan bagi seluruh siswa dari kelas X sampai XII, siswa-siswinya cenderung memiliki semangat belajar yang kurang. Para siswa menghadiri KBM di kelas, tetapi siswa kurang fokus dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut menjadikan siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan, bahkan ada beberapa siswa yang harus remidi atau kembali mengerjakan ulangan untuk mendapatkan nilai sesuai standar yang telah ditentukan. Tiga siswa kelas X yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa ketika ulangan, siswa tersebut dan beberapa teman sekelasnya harus remidi karena mendapat nilai di bawah standar. Hal ini terjadi karena siswa merasa bahwa tugas yang diberikan oleh guru dirasa cukup sulit dan berat karena diberikan dalam jumlah yang cukup banyak sedangkan waktu pengerjaannya sedikit. Tugas-tugas tersebut menyebabkan siswa merasa terbebani dan malas untuk mengerjakan.

Selain itu, siswa juga merasa kelelahan akibat mengikuti kegiatan di sekolah sampai sore dan harus mengerjakan tugas atau belajar pada malam harinya, sehingga beberapa kali siswa tertidur di kelas. Selain itu, setiap minggunya, pasti ada siswa yang datang terlambat meskipun masih masuk dalam batas toleransi dan ada juga siswa yang membolos mengikuti pengayaan tanpa alasan yang jelas. Les atau pengayaan yang diwajibkan mulai dari kelas X bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan, sehingga saat menghadapi Ujian Nasional (UN) di kelas XII, siswa-siswa tersebut diharapkan telah siap dan mampu mengerjakan soal dengan tepat. Hal ini dilakukan karena SMA Negeri 8 Purworejo termasuk ke dalam sekolah yang memiliki prestasi kurang memuaskan di bidang akademik, yaitu kerap berada di peringkat 8 dan 9 dari 11 SMA di Kabupaten/Kota Purworejo. Oleh karena itu, les atau pengayaan yang diwajibkan sejak kelas X diharapkan mampu menaikkan prestasi akademik yang diperoleh SMA Negeri 8 Purworejo. Usaha SMA Negeri 8 Purworejo untuk meningkatkan prestasi siswa juga dilakukan melalui bidang olahraga. Prestasi dalam bidang olahraga yang pernah diraih oleh SMA Negeri 8 Purworejo, antara lain pada tahun 2015 menjadi juara 1 renang putra tingkat Popda Kabupaten Purworejo dan juara 3 basket putri tingkat Popda Kabupaten Purworejo, tahun 2016 menjadi juara 3 pada Jumbara PMR ke IV tingkat PMI Kabupaten Purworejo, dan tahun 2017 menjadi juara 2 pada ajang BRD cup basketball competition putri tingkat SMA se-kabupaten Purwoejo. Nugrahani (2010) melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi terhadap tugas akademik dan atraksi interpersonal siswa terhadap guru dengan

motivasi belajar pada siswa program rintisan sekolah bertaraf internasional (SMA Negeri 7 Purworejo). Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi terhadap tugas akademik dengan motivasi belajar, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara atraksi interpersonal siswa terhadap guru dengan motivasi belajar, dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap tugas akademik dan atraksi interpersonal siswa terhadap guru dengan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, Nugroho, dan Maydianasari (2013) mengenai hubungan antara konsep diri dan motivasi belajar menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara konsep diri dan motivasi belajar. Penelitian lain dilakukan oleh Prasstianingrum (2014) tentang hubungan antara quality of school life dengan motivasi belajar pada siswa SMA kelas XI Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara quality of school life dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Siswa di SMA Negeri 8 Purworejo telah diwajibkan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar tambahan atau les sejak kelas X. Siswa yang sebagian besar berasal dari SMP dengan jadwal kegiatan yang tidak terlalu padat mengalami kesulitan atau hambatan dalam menyesuaikan diri dengan jadwal kegiatan di SMA Negeri 8 Purworejo yang cukup padat. Siswa merasa bahwa peraturan sekolah yang mewajibkan siswa-siswinya mengikuti kegiatan di sekolah dari pagi sampai sore menyebabkan kelelahan, dan akhirnya kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Penyesuaian diri menurut Haber dan Runyon (2006) merupakan proses yang berlangsung dan berkelanjutan di dalam hidup individu sebagai upaya menghadapi situasi yang berubah dan tujuan hidup yang berubah akibat keadaan yang berubah. Ketika memasuki lingkungan baru dengan kegiatan yang berbeda dari biasanya, maka seseorang dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri yang baik ketika mampu merespon sesuatu dengan tepat, efisien, dan memuaskan, serta dapat mengatasi konflik, frustrasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengganggu halhal yang berada di luar permasalahan, sehingga akan memiliki hubungan interpersonal dan kebahagian timbal balik dengan orang lain di lingkungannya (Ali & Asrori, 2008). Seseorang yang kurang mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya cenderung menunjukkan reaksi yang tidak efisien dan tidak memuaskan (Desmita, 2014). Pada penelitian mengenai motivasi belajar sebelumnya, subjek penelitian merupakan siswa dari sekolah yang tidak mewajibkan siswanya untuk mengikuti pengayaan sejak kelas X, sedangkan dalam penelitian ini siswa sudah mengikuti pengayaan dari kelas X sehingga tantangan untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi menjadi lebih kompleks karena siswa kelas X masih perlu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Selain itu, penelitian sebelumnya memiliki kelemahan yang dirasa perlu untuk diperbaiki, yaitu dalam penggunaan kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya, sehingga masih terdapat komponen-komponen dari landasan teori yang belum dicantumkan di dalam kuesioner. Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti menyusun skala

berdasarkan aspek-aspek yang telah dikemukakan oleh para tokoh sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini mampu meningkatkan kualitas penelitian sebelumnya. Berdasarkan paparan di atas, dijelaskan bahwa siswa di SMA Negeri 8 Purworejo telah diwajibkan untuk mengikuti kegiatan les atau pengayaan sejak kelas X. Hal tersebut menuntut siswa kelas X untuk mampu menyesuaiakan diri dengan lingkungan baru dan peraturan baru. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas mengindikasikan bahwa siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah. Akibatnya, siswa menjadi kurang fokus dalam mengikuti kegiatan belajar karena siswa memiliki motivasi belajar yang rendah. Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan siswa memperoleh prestasi yang kurang memuaskan. Kondisi yang demikian menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo. Apabila terdapat hubungan positif dan signifikan antara penyesuaian diri dan motivasi belajar pada siswa di SMA Negeri 8 Purworejo, maka hal tersebut dapat dijadikan contoh bagi sekolah lain agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan, khususnya mengenai motivasi belajar ditinjau dari penyesuaian diri. Dengan demikian, maka penelitian ini dapat menjadi referensi ilmiah di bidang Psikologi Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Sekolah Memberi pertimbangan kepada sekolah ketika akan melakukan intervensi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Untuk Guru Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya dukungan kepada siswa agar dapat memiliki penyesuaian diri yang baik untuk mengoptimalkan motivasi belajar.