BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terdapat banyak sungai yang menjadi sumber kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SEGIRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SUNGAI KARANGMUMUS DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang datang ke Yogyakarta untuk tujuan wisata, pendidikan, ataupun tinggal dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan pada bab sebelumnya,maka. dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN dituangkan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

Aris Rinaldi Affandi 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun Jika tingkat pertumbuhan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia sehari-hari tidak terlepas dari kebutuhannya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

Bab I. Pendahuluan. pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. serius, baik bagi individu maupun masyarakat bagi umumnya. Tidak dapat

karena harus mengorbankan aspek lingkungan hidup.

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

ABSTRAK Penampakan fisik Tukad Badung terlihat berwarna kecoklatan, air kotor, dan bau limbah dari rumah tangga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. amandemen Undang-Undang Dasar 1945 (yang selanjutnya ditulis UUD 1945), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak. menimbulkan masalah yang disebut pencemaran.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup.

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang baik bagi kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan selalu difokuskan di daerah perkotaan melalui

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu kekayaan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam kegiatan industri dan pertanian. menyebabkan terjadinya berkurangnya sumber air bersih.

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pembangunan yang terjadi di Indonesia sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat yang ada di sekitar bantaran sungai tersebut. Banyak di berbagai daerah yang memiliki sungai biasanya sungai tersebut dijadikan untuk sarana transportasi, sebagai air minum yang di kelola oleh PDAM, dan di daerah bantaran sungai tersebut sering berdiri pasar. Namun, hal ini dibedakan dengan kondisi dari berbagai daerah. Sungai merupakan sumber air yang mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia sehingga harus dilindungi bagi kehidupan dan penghidupan manusia sehingga harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya 1. Namun, pada saat ini banyak sumber air yang tercemar salah satunya adalah sungai. Akibat dari pencemaran itu dapat mengganggu keseimbangan lingkungan yang dapat menularkan berbagai macam penyakit. Sangat perlu untuk menanamkan pemahaman pentingnya menjaga lingkungan sejak dini 2. 1 P Joko Subagyo,1992, hukum lingkungan masalah dan penanggulangannya, cetak kedua, rineka cipta, Jakarta hal 47. 2 http://www.academia.edu/, Rahmadi Wijaya, Pengelolaan Sampah Kota, 22 Febuari 2014 1

2 Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai barang buangan yaitu sampah, selain itu pola hidup konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang mulai beragam. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang samapah sebagai brang sisa yang tidak berguna, sehingga masyarakat langsung membuang sampah-sampah terseut tanpa memproses atau memilah terlebih dahulu. Permasalahan ini juga terdapat di Kota Samarinda yang mana di sekitar bantaran Sungai Karangmumus terdapat permukiman warga serta adanya pasar tradisonal Pasar Segiri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari masyarakat sekitar. Pasal 1 angka 9 Peraturan WaliKota Samarinda Nomor 37 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pasar adalah fasilitas umum yang disediakan oleh Pemerintah Daerah atau swasta dan ditetapkan sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Dengan adanya pasar terdapat beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, yaitu sebagai tempat pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dari mayarakat sekitar ataupun bagi pedagang yang berada di pasar tersebut. Namun, selain adanya dapak positif bagi kehidupan masyarakat, ada juga dampak negatif dari kegiatan pasar tersebut, yaitu adalah pembuangan sampah dalam jumlah yang besar yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Timbunan sampah yang tidak terangkut atau

3 yang menumpuk akan membusuk dan akan terbawa oleh air hujan yang masuk kedalam parit yang pada akhirnya masuk ke dalam Sungai Karangmumus yang mengakibatkan kualitas airnya menjadi rendah dikarenakan adanya pencemaran air. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa pemerintah kota/kabupaten mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan pengelolaan sampah, penetapan pengelolahan sampah terpadu dan tempat pemerosesan akhir sampah. Pasal 23 dan 24 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah serta pada Pasal 2 dan Pasal 4 Peraturan WaliKota Samarinda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan apa-apa saja yang menjadi tugas dan wewenang dari pemerintah dalam hal pengelolaan sampah terutama yang berada di sekitar kawasan Pasar Segiri yang berada di bantaran Sungai Karangmumus. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak masyarakat yang mengeluhkan banyaknya sampah yang berserakan begitu saja di sekitar pasar yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga dapat dilihat bahwa pengelolaan sampah yang bersumber dari kegiatan pasar tersebut belum dilakukan secara optimal seperti yang telah tercantum didalam perda dan perwal Kota Samarinda. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diangkat adalah :

4 1. Bagaimana pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda? 2. Apakah ada kendala dalam pengelolaan sampah pasar sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda tersebut? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui cara pengelolaan sampah dari pasar segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda. 2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah pasar di Kota Samarinda. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Bagi Pemkot Supaya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemkot Samarinda dalam pengelolaan sampah pasar khususnya Pasar Segiri dalam upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus yang terus berlanjut. b. Bagi Masyarakat Memberikan masukkan kepada masyarakat bagaimana cara mengendalikan sampah yang berlebihan yang di akibatkan oleh kegiatan pasar sehingga tidak / membuang sampah tersebut ke Sungai Karangmumus. c. Bagi Pengelola Pasar

5 Agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukkan bagi pengelola pasar supaya dapat membantu masyarakat bagaimana caranya mengendalikan sampah akibat kegiatan dari pasar segiri tersebut hingga tidak membuangnya ke sungai. d. Bagi Perkembangan Hukum Lingkungan khususnya yang terkait dengan pengendalian pembuangan sampah Pasar Segiri ke Sungai Karangmumus. E. Keaslian Penelitian Pengelolaan Sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda merupakan karya asli. Hal ini dikarenakan terdapat kekhususan dalam penelitian ini. Kekhususan dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang pengelolaan sampah pasar segiri sabagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda. Oleh karena itu, akan dipaparkan 3(tiga) penelitian yang sudah ada, yang tema atau proposisinya berbeda atau sub issu hukumnya sama atau sub-sub issu hukumnya sama : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2009) dari Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan judul Pengelolaan Sampah Pasar Untuk Mencegah Pencemaran Di Kabupaten Cilacap. Pokok permasalahan yang diangkat adalah bagaimana pengelolaan sampah pasar untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup di Kabupaten Cilacap serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam hal ini Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap dalam kewajiaban

6 pengelolaan sampah pasar di Kabupaten Cilacap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sampah pasar sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif yaitu berupa pencemaran dan perusakan lingkungan dan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap dalam kewajiban pengelolaan sampah pasar di Kabupaten Cilacap. Hasil dari penelitiannya adalah pengelolaan sampah pasar bebul berjalan sebagaimana mestinya atau belum optimal karena belum maksimalnya kinerja dari unit paguyuban pengumpul sampah, kepala pasar, Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan, serta kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga lingkungan yang bersih dan asri serta banyak kendala yang dihadapi oleh Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap yang mengakibatkan kerja Dinas tidak maksimal, diantaranya kendala mengenai kurangnya fasilitas-fasilitas kebersihan, kurang adanya koordinasi yang baik antara kepala-kepala pasar dengan petugas dari Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap, kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Farid Faizal Ali (2010) dari Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan judul Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Kali Code Untuk Tujuan Pariwisata Di Kota Yogyakarta. Pokok permasalahan yang diangkat adalah bagaiman peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah kali code untuk mendukung

7 pengembangann pariwisata di Kota Yogyakarta dan kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk tujuan pariwisata di Kota Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk tujuan pariwisata di Kota Yogyakarta serta mengetahui kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk tujuan pariwisata di Kota Yogyakarta. Hasil dari penelitiannya adalah peran serta masyarakat Kali Code sudah berjalan, akan tetapi belum maksimal serta kendala dari peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kali Code untuk tujuan pariwisata di Kota Yogyakarta selain ketidak perdulian masyarakat terhadap lingkungannya, juga dikarenakan adanya keterbatasan biaya, teknologi, tenaga ahli dalam pengelolaan sampah dan kurangnya pengetahuan informasi tentang pengelolaan sampah untuk tujuan pariwisata. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Diyanmas Wiharto Panggabean (2011) dari Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan judul Pengelolaan Sampah Pasar Oleh Dinas Pengelolaan Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Kota Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2002. Pokok permasalahan yang diangkat adalah bagaimana pelaksanaan pengelolaan sampah pasar oleh dinas pengelolan pasar dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan di kota Yogyakarta serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh dinas pengelola pasar dalam pengelolaan pasar dalam pengelolaan sampah pasr dalam

8 pengelolaan sampah pasar di kota Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelakssanaan pengelolaan sampah pasar oleh dinas pengelolaan pasar dalam upaya pengendalian pencemaraan lingkungan di kota Yogyakarta serta kendala-kendala yang dihadapi oleh dinas pengelola pasar dalam pengelolaan sampah pasar di kota Yogyakarta. Hasil dari penelitiannya adalah pengelolaan sampah pasar oleh dinas pengelola pasar sebgai upaya pengendalian pencemaran lingkungan di Kota Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No.18 tahun 2002 telah dilaksanakan dengan baik. Koordinasi dengan lembaga terkait telah berjalan dengan baik dalam melaksanakan pengelolaan sampar pasar, walaupun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Pengelola Pasar. Penelitian ini berbeda dengan beberapa penulisan hukum di atas. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda. Penulisan hukum yang pertama berfokus pada pengelolaan sampah pasar yang berada di Kabupaten Cilacap, penulisan kedua berfokus pada peran masyarakat yang ada di sekitar kali Code dalam pengelolaan sampah untuk tujuan pariwisata dan penulisan ketiga berfokus pada pengelolaan sampah pasar oleh dinas pengelolaan sebagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2012.

9 F. Batasan Konsep 1. Pengelolaan adalah kegitaan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan. 2. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 3. Pasar adalah fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah daerah atau swasta yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. 4. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kiri kanan dengan garis sepadan 5. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di Kota Samarinda.

10 2. Data Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang berfokus pada pada perilaku masyarakat dengan menggunakan data primer sebagai data utama yang di peroleh langsung di lokasi penelitian dan data sekunder sebagai pendukung : a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden dalam hal ini adalah pengelola pasar dan pedagang. Narasumber dari kepala Bidang Lingkungan Hidup Kota Samarinda serta Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda. b. Data sekunder terdiri dari : 1) Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan; a) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen kedua Bab X tentang Hak Azasi Manusia, Pasal 28H ayat (1) bahwa setiap orang baerhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memeperoleh pelayanan kesehatan. b) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup c) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. d) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah.

11 e) Peraturan WaliKota Samarinda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah. 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder berupa : a) Pendapat hukum dan pendapat bukan hukum yang diperoleh dari buku, hasil penelitian, jurnal hukum, majalah, internet, surat kabar dan makalah. b) Dokumen tentang pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan pencemaran Sungai Karangmumus di DKP Kota Samarinda dan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda. 3. Cara Pengumpulan Data a. Kuesioner yang diajukan kepada para responden dengan kuesioner yang telah disusun sebelumnya tentang pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai upaya pencegahan Sungai Karangmumus yang sifatnya tertutup. b. Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan. Pertanyaan secara terstruktur tentang pengelolaan sampah dan bentuknya terbuka. c. Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mempelajari bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundangundangan dan bahan hukum sekunder yang berupa pendapat hukum dan

12 pendapat non hukum yang diperoleh dari buku, hasil penelitian, jurnal hukum, majalah, surat kabar, internet dan makalah. 4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah Kota Samarinda. 5. Populasi dan penentuan sampel Populasi adalah suatu kelompok orang, kejadian, peristiwa atau segala sesuatu yang mempunyai ciri atau karakteristik tertentu. Sampel adalah elemen-elemen yang akan diteliti, yang akan mewakili seluruh populasi. Penentuan sample dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling yaitu semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. 6. Responden dan Narasumber a) Responden yang diambil adalah 10 pedagang dari beberapa jumlah dari pedagang yang ada di Pasar Segiri dengan menjawab kuesioner yang telah disiapkan. b) Narasumber yang digunakan adalah kepala dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dengan menjawab pertanyaan yang sudah di siapkan terlebih dahulu. 7. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu data yang didapatkan dari berbagai sumber dihubungkan dan dianalisi satu dengan yang lainnya. Proses penalaran

13 dalam menarik kesimpulan menggunakan proses berpikir deduktif yang mendasarkan pada hal-hal yang bersifat umum ditarik kedalam hal-hal yang bersifat khusus. H. Sistematika Skripsi BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep dan metode penelitian. BAB II : PEMBAHASAN Bab ini berisi tinjauan umum tentang sampah, tinjauan umum tentang pencemaran lingkungan dan pengelolaan sampah Pasar Segiri sebagai Upaya Pencegahan Pencemaran Sungai Karangmumus. BAB III : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran