BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya, hal tersebut sangat wajar mengingat mereka

BAB IV DI WTC SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini sudah dilengkapi dengan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI FUTURES GRAHA PENA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS FATWA MUI TERHADAP LAYANAN FOTO COPY BUKU BERHAK CIPTA

BAB III IMPLEMENTASI AKAD QARD} YANG DIRANGKAI DENGAN AKAD IJA<RAH TEMPAT PENYIMPANAN BARANG JAMINAN QARD} DI KJKS BMT NUSYA, SUKODADI, LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB I PENDAHULUAN. dan saling tolong menolong antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga, dengan tujuan untuk dimanfaatkan, yaitu dapat diambil buahnya. Seperti yang terjadi di Desa Gedangan akad tersebut berlaku selama masa sewanya berlansung, dan yang bisa diambil manfaatnya hanya buah mangganya saja dan pohonnya masih milik yang punya pohon karena menggunakan akad sewa menyewa bukan jual beli. Dalam kehidupan sehari-hari banyak penduduk yang masih mempertanyakan hukum menggunakan akad sewa pohon mangga yang sudah menjadi mata pencaharian penduduk pada musim panen mangga. A. Pandangan Tokoh Agama Islam Terhadap Prektek Sewa Pohon Mangga Sebagaimana dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa di antara pendapat para tokoh agama disana, di antaranya K.H Muhammad Syahid, mengakui adanya akad sewa menyewa pohon mangga di Desa Gedangan Sidayu Gresik dan beliau

menghukumi batal melakukan akad tersebut, karena ada beberapa alasan di antarannya : 1. Barang yang di gunakan adalah barang yang masih belum pasti atau gharar. Dan hal ini dilarang dalam Islam. 2. Dan pernah terjadi pertengkaran pada saat penyewa merasa dirugikan karena pohon mangga yang disewa tidak bisa berbuah dengan baik atau berbuah tapi tidak sesuai dengan yang inginkan oleh penyewa. Padahal dalam akad sewa menyewa harus adanya timbal balik dari penyewa dan yang menyewakan pohon mangga. Diawal melakukan akad sudah ada kesepakatan, saling suka sama suka dan kerelaan antara dua belah pihak yang melakukan akad, karena dalam melakukan akad harus ada adanya rasa seperti itu dintara orang yang melakukan akad sewa pohon mangga tersebut. Karena kalau tidak ada rasa seperti itu berarti akadnya tidak sah. Sedangkan menurut Kiyai Muhammad Kadis berpendapat bahwa memang akad yang digunakan dalam sewa pohon mangga tersebut memang sudah mengakar di masyarakat, akan tetapi kebanyakan masyarakat sekitar menggunakan akad sewa tersebut karena mau menangung segala resiko yang akan terjadi, sebab sudah ada kesepakatan antara penyewa dengan yang mempunyai pohon mangga tersebut. Peryataan yang disampaikan beliau tersebut lebih fleksibel karena dikenal lebih dekat dengan masyarakat sekitar. Beliau tidak secara langsung

mengatakan akad yang digunakan dilarang, karena dalam hukum Islam belum diketahui secara pasti tentang hukum sewa menyewa pohon. Sedangkan menurut kebanyakan masyarakat setempat seperti Bapak Abd. Majid, Nafi adalah sebagian dari masyarakat yang melakukan akad sewa pohon. Dan beliau juga sebagai tokoh masyarakat yang ada disana, karena menurut mereka dari pada tidak punya keahlian yang lain dan tidak punya penghasilan sama sekali, lebih baik melakukan akad sewa tersebut, karena mereka menganggap rezeki ada ditangan Tuhan, dan kita sebagai makhluk Tuhan harus bisa memanfaatkan dan terima apa yang sudah diberikan kepada kita, walaupun itu hanya sedikit ataupun banyak. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya akad sewa pohon mangga yang terjadi di Gedangan sudah menjadi tradisi sejak dulu dan diteruskan oleh generasi selanjutnya dan sampai sekarang masih melakukan akad sewa pohon mangga tersebut. B. Tinjauan Hukum Islam terhadap pandangan tokoh agama Islam tentang praktek sewa pohon mangga Dalam bab sebelumnya penulis telah memaparkan tentang sewa pohon mangga di Desa Gedangan. Dari data tersebut, maka perjanjian sewa menyewa pohon mangga pada garis besarnya dapat dianalisis dari beberapa segi : 1. Cara melakukan akad

Sebagai langkah awal penulis menganalisis proses terjadinya akad sewa pohon mangga, yaitu dari segi melakukan akad sewa. Mulai dari terjadinya adanya perjanjian antara kedua belah pihak yang melakukan akad. Perjanjian tersebut dilakukan secara lisan oleh penyewa dan yang menyewakan pohon mangga, kemudian membuat surat perjanjian tertulis yang di buatkan oleh kepala desa, yang disepakati kedua belah pihak yang melakukan akad tersebut. Dalam hal ijab qobul tidak ada suatu yang bertentangan dengan hukum Islam, karena pada pelaksanaanya ijab qobul mereka telah terlaksana dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas untuk menerima segala sesuatu yang terjadi dikemudian harinya. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-maidah ayat 1 yang berbunyi : ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ء ام ن وا ا و فوا Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu (Qs. Al- Maidah:1) 1 Dari analisis diatas, baik perihal penyewa dan yang menyewakan maupun tata cara akad sewa menyewa dapat disimpulkan, bahwa akad tersebut diperbolehakn dalam hukum Islam karena sudah memenuhi syarat dari sewa menyewa, yaitu kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan akad sewa pohon mangga. 2. cara pembayaran harga 1 Depaq RI, al-qur an dan Terjemahnya, hal. 156

Dari hasil peneliti yang diperoleh dilapangan bahwa setelah adanya kesepakatan melakukan akad sewa pohon mangga tersebut, maka penyewa melakukan pembayaran terhadap orang yang menyewakan pohon mangga, dan mereka melakukan pembayaran dengan dua cara yaitu: a. Dengan pembayaran langsung di depan dengan cara kes, setelah adanya kesepakatan melakukan akad sewa menyewa. b. Dengan pembayaran dicicil, dengan alasan penyewa belum punya uang sebanyak jumlah pohon yang disewakan. Dalam hukum Islam dinyatakan bahwa pembayaran sewa itu diharuskan bernilai dan jelas jumlahnya, uang sewa itu hendaknya dirundingkan lebih dahulu atau kedua belah pihak mengembalikan kepada adat kebiasaan yang berlaku di desa Gedangan kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Mengenai penetapana adat istiadat sebagai hukum Islam, kaidah Fiqih menyatakan bahwa : Artinya : Pangkal sesuatu itu adalah kebolehan الا صل فى الا شياء الا باحة Yaitu suatu keadaan, pada saat Allah SWT. Menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi secara keseluruhan. Maka selama tidak terdapat

dalil yang menunjukkan atas perbuatan dari kebolehannya, keadaan segala sesuatu itu dihukumi dengan sifat asalnya 2 Dengan kata lain adat merupakan sumber tambahan dalam sistem pembentukan hukum Islam. Akan tetapi adat kebiasaan yang dimaksud tidak bertentangan dengan al-quran dan hadits serta bukan merupakan perbuatan yang maksiat. Karena segala sesuatu yang diciptakan dibumi ini untuk manusia, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, makanan, minuman dan yang lainnya. Apabila tidak menemukan hukum dan dalil-dalil syara dari apa yang dikerjakan manusia, maka dihukumi boleh, seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 29: ه و ا لذ ي خ ل ق ل ك م م ا ف ي ا ل ا ر ض ج م يع ا Artinya : Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (QS. Al-Baqarah :29) 3 Dari ketentuan diatas, jika dianalisis dalam hukum Islam, maka jelas praktek pembayaran tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian,apakah akan dibayar dimuka secara kes atau dicicil, dan pada umumnya pembayaran yang dilakukan dengan memakai benda 2 Rachmad Syafi I, Ilmu Ushul Fiqih, hal.125 3 Depak RI, Al-Qur an dan Terjemah, hal. 6

yang jelas nilainya, yaitu uang dan kedua belah pihak tidak ada unsur pemaksaan. Dalam bab sebelumnya juga sudah dipaparkan mengenai syaratsyarat orang yang melakukan akad, dalam hal ini adalah orang yang menyewakan (mu jir) dan yang yang menyewa (musta jir) Berdasarkan data yang diperoleh penulis di lapangan bahwa kedua orang yang berakad (Al-Muta aqidaini) dalam pelaksanaan sewa pohon mangga pada dasarnya sudah sesuai dan memenuhi persyaratan dalam hukum Islam, di antaranya yaitu kedua belah pihak telah baliq dan berakal. Disamping itu juga kedua belah pihak juga telah menyatakan kerelaan untuk melakukan akad sesuai akad sewa menyewa. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa ayat 29 : ء ام ن وا لا ا لذ ي ن ي ا ا يه ا م ن ك م ت ر ا ض ع ن ت ج ار ة ت كو ن ا لا ا ن ب ا لب اط ل ك م ب ي ن ت ا ك ل وا ا م و ا ل ك م و لا ت قت ل وا ا ن ف س ك م ا ن الل ه كا ن ب ك م ر ح يم ا Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Q.S. An-Nisa : 29). 4 4 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 122

Selain pihak itu para pihak, baik yang menyewakan maupun penyewa dalam pelaksanaan akad ijarah, juga sudah memiliki kecakapan bertindak yang sempurna sehingga segala perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Merujuk dari kenyataan yang ada bahwa pada garis besarnya bila dianalisis dari segi subyek, maka perjanjian akad tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena kedua belah pihak yang melakukan akad telah memenuhi persyaratan yang ada dan sesuai dengan hukum Islam. Sedangkan kalau dianalisis dari segi obyek sewa pohon mangga, berdasarkan kenyataan dilapangan maka terdapat unsur gharar atau ketidakpastian pada barang yang disewakan. Karena manfaat dari barang yang disewakan baru terasa setelah selesai melakukan akad sewa pohon mangga tersebut. Dan para penyewa hanya memakai insting atau hanya mengira-ngira saja dari segi obyek persewaan, maka perjanjian akad ijarah ini bertentangan dengan hukum Islam. Seperti Rasulullah bersabda: ف ا ن ه فى ا ل ما ء ك س م ش ت ر واا ل لا ت غ ر ر (رواه احمد ( Artinya : Jaganlah kamu membeli ikan di dalam air karena jual beli seperti itu termasuk gharar (menipu) (HR. Ahmad) 5 5 Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah, hal. 97

Dalam rukun dan syarat sewa menyewa pun telah dijelaskan bahwa akad ijarah harus dihalalkan oleh syara dan manfaat barang (obyek) dalam hak dan yang mubah bukan kesamaran 6. Menurut Hanafi, Syafi i, dan Hambali, boleh menyewakan tanah dengan menerima apa saja yang tumbuh didalamnyadan lainnya, sebagaimana sewnya,sebagaiman diperbolehkannya menerima sewa berupa emas, perkdan harta benda 7 6 Choiruman Pasaribu, Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam, hal. 54 7 Syaikh, al-allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-dimasyqi, Fiqih Empat Mazhab,hal. 301