2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET.

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM.

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

2017, No Penilaian dan Penetapan Nilai Tingkat Pengamanan Persandian dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengundangan Peraturan Perundang-U

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TIM PENERTIBAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Rakyat tentang Pembentukan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Menginga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasion

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2007

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PERMEN-KP/2015 TENTANG UNIT KERJA MENTERI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2017, No Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; Mengingat : 1. Und

2017, No Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

Transkripsi:

No.225, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SETKAB. Hasil Sidang Kabinet. Pencabutan. PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Diktum Kesebelas Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah, guna meningkatkan efektifitas pengambilan kebijakan melalui Sidang Kabinet, dan memastikan keselarasan tindak lanjutnya, perlu membuat pedoman persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut kebijakan yang akan dibahas dan diputus dalam Sidang Kabinet; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia tentang Pedoman Persiapan, Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Hasil Sidang Kabinet; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang Sekretariat Kabinet (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 33); 2. Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet;

2018, No.225-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Sekretaris Kabinet ini yang dimaksud dengan: 1. Kebijakan adalah tindakan yang diputus atau diambil pemerintah untuk mencapai tujuan, baik dalam rangka pelaksanaan program kerja, maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan; 2. Strategis adalah kebijakan yang paling pokok atau penting dalam menentukan pencapaian tujuan utama pemerintah/kabinet; 3. Berdampak Luas adalah kebijakan yang mempunyai dampak atau pengaruh kepada anggota masyarakat, baik dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan; 4. Lintas Sektor adalah kebijakan yang berdampak pada kinerja Kementerian atau Lembaga lain; 5. Berskala Nasional adalah suatu kebijakan yang mempunyai dampak kepada seluruh masyarakat; 6. Sidang Kabinet adalah sidang yang dipimpin oleh Presiden dan dihadiri oleh para Menteri serta pejabat negara lainnya, dalam bentuk Sidang Kabinet Paripurna atau Rapat Terbatas, untuk membahas masalah penting yang dihadapi oleh negara serta penyelenggaraan negara pada umumnya; 7. Menteri Koordinator adalah menteri yang mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tertentu;

-3-2018, No.225 8. Menteri adalah para menteri yang memimpin kementerian dalam anggota kabinet; 9. Kepala Lembaga adalah para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB II TUJUAN Pasal 2 Peraturan Sekretaris Kabinet ini bertujuan untuk menetapkan dan memberikan pedoman serta standar dalam persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut Sidang Kabinet, agar pengambilan kebijakan melalui Sidang Kabinet dilaksanakan secara lebih efektif, dan tindak lanjutnya dapat dicapai secara optimal. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 (1) Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi Sidang Kabinet Paripurna dan Rapat Terbatas. (2) Ruang lingkup Peraturan Sekretaris Kabinet ini meliputi: a. persiapan Sidang Kabinet; b. pelaksanaan Sidang Kabinet; dan c. tindak lanjut hasil Sidang Kabinet.

2018, No.225-4- BAB IV PERSIAPAN SIDANG KABINET Paragraf Pertama Pengusulan Sidang Kabinet Pasal 4 (1) Usulan Sidang Kabinet disampaikan Menteri Koordinator kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet. (2) Menteri/Kepala Lembaga dapat mengusulkan Sidang Kabinet melalui Menteri Koordinator yang lingkup koordinasinya terkait dengan isu kebijakan dengan tembusan Sekretaris Kabinet. (3) Menteri Koordinator paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya usulan Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan laporan dan pertimbangan terhadap usulan Sidang Kabinet tersebut kepada Presiden. (4) Dalam hal Menteri Koordinator belum menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Sekretaris Kabinet melaporkan kepada Presiden atas usulan Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai rekomendasi. Pasal 5 (1) Usulan Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, disertai dengan penjelasan atas topik rencana atau isu kebijakan beserta uraian permasalahannya, termasuk analisis dampak dan risiko kebijakan. (2) Analisis dampak dan risiko kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam format kertas kerja tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Kabinet ini.

-5-2018, No.225 Pasal 6 (1) Sekretariat Kabinet melakukan kajian terhadap usulan Sidang Kabinet yang diajukan oleh Menteri Koordinator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan melaporkan hasilnya disertai rekomendasi kepada Presiden. (2) Dalam hal diperlukan, guna penyiapan rekomendasi serta penguatan data dukung usulan Sidang Kabinet kepada Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretariat Kabinet dapat menyelenggarakan rapat koordinasi pra Sidang Kabinet dengan mengundang kementerian/ lembaga, pemerintah daerah dan/atau pihak terkait lainnya. Pasal 7 (1) Dalam hal terdapat arahan Presiden untuk membahas rencana atau isu kebijakan yang bersifat strategis, berdampak luas, dan berskala nasional dalam Sidang Kabinet, Sekretaris Kabinet melaksanakan penyelenggaraan Sidang Kabinet sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet ini. (2) Dalam rangka penyelenggaraan Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat Kabinet dapat menyelenggarakan rapat koordinasi pra Sidang Kabinet dengan mengundang kementerian/ lembaga, pemerintah daerah dan/atau pihak terkait lainnya untuk penyiapan bahan Sidang Kabinet. Paragraf Kedua Pemberitahuan Sidang Kabinet Pasal 8 Sekretaris Kabinet memberitahukan jadwal penyelenggaraan Sidang Kabinet kepada Menteri Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum penyelenggaraan Sidang Kabinet, kecuali terdapat hal mendesak.

2018, No.225-6- Pasal 9 (1) Menteri Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota menyampaikan bahan sidang sesuai dengan topik Sidang Kabinet paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Sidang Kabinet, kecuali terdapat hal mendesak. (2) Bahan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa materi paparan, infografis, dan ringkasan eksekutif. (3) Bahan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari topik, permasalahan, alternatif kebijakan, dan analisis dampak dan risiko kebijakan. (4) Materi paparan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disajikan secara ringkas dan fokus pada penyelesaian permasalahan. (4) Materi... BAB V PELAKSANAAN SIDANG KABINET Pasal 10 (1) Sekretaris Kabinet menyelenggarakan Sidang Kabinet setelah mendapat arahan Presiden atas hasil kajian dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1). (2) Sidang Kabinet dilaksanakan di kantor Presiden, atau di luar kantor Presiden, sesuai dengan arahan Presiden. Pasal 11 Pelaksanaan Sidang Kabinet Paripurna dapat meliputi: a. Presiden memberikan pengantar dan arahan; b. Menteri Koordinator atau Menteri/Kepala Lembaga dapat menyampaikan paparan dan masukan terkait topik yang dibahas; c. Wakil Presiden memberikan pandangan terhadap topik yang dibahas; dan d. Presiden memberikan arahan kepada peserta Sidang Kabinet Paripurna.

-7-2018, No.225 Pasal 12 Dalam pelaksanaan Rapat Terbatas dapat meliputi: a. Presiden memberikan pengantar dan arahan; b. Menteri Koordinator yang membidangi topik yang dibahas menyampaikan paparan singkat; c. Menteri/Kepala Lembaga lainnya dapat menyampaikan tanggapan dan saran terhadap topik yang dibahas; d. Wakil Presiden memberikan pandangan terhadap topik yang dibahas; dan e. Presiden memberikan arahan kepada peserta Rapat Terbatas. BAB VI TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET BAB VII... Pasal 13 Sekretaris Kabinet menyampaikan risalah hasil Sidang Kabinet kepada para Menteri Koordinator, Menteri/ Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah penyelenggaraan Sidang Kabinet. Pasal 14 (1) Sekretariat Kabinet menyelenggarakan rapat koordinasi untuk menyelaraskan arahan Presiden dengan program/kegiatan di kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah. (2) Sekretaris Kabinet menyampaikan hasil rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota. Pasal 15 (1) Menteri Koordinator mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet.

2018, No.225-8- (2) Tindak lanjut hasil Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet setiap 3 (TIGA) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan melalui Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP). Pasal 16 (1) Sekretariat Kabinet melakukan pengawasan atas pelaksanaan hasil Sidang Kabinet untuk keselarasannya dengan arahan Presiden dan melaporkan hasilnya kepada Presiden disertai dengan rekomendasi. (2) Dalam hal pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) menunjukkan status arahan Presiden belum ditindaklanjuti, Sekretaris Kabinet melaporkan (2) Dalam... kepada Presiden disertai dengan rekomendasi. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17 Rapat atau pertemuan lainnya yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden, berlaku secara mutatis mutandis terhadap ketentuan mengenai pelaksanaan Sidang Kabinet sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Sekretaris Kabinet ini atau ditentukan lain sesuai dengan arahan Presiden. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Sekretaris Kabinet ini mulai berlaku, Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor: SE.01/SESKAB/DKK/7/2016 tentang Prosedur Persiapan dan Penyampaian Bahan Sidang Kabinet/Rapat Terbatas, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

-9-2018, No.225 Pasal 19 Peraturan Sekretaris Kabinet ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Sekretaris Kabinet ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Januari 2018 SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd PRAMONO ANUNG Diundangkan di Jakarta pada tanggal 06 Februari 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2018, No.225-10- LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET KERTAS KERJA RENCANA KEBIJAKAN Judul Rencana Kebijakan Menteri/Kepala Lembaga Kementerian Koordinator Pejabat Penghubung Rencana Kebijakan Tanggal : Judul lengkap kebijakan : Nomenklatur Menteri/Kepala Lembaga : Kementerian Koordinator sesuai isu kebijakan : Nama Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga Nomenklatur Jabatan Eselon I Kementerian/Lembaga : Tanggal penyampaian rencana kebijakan Dasar Kebijakan : Arahan Presiden dalam Sidang Kabinet/amanat peraturan perundang-undangan/kewajiban dari perjanjian internasional/tindak lanjut putusan lembaga yudisial/lainnya Prioritas/Urgensi : Sangat Segera/Biasa Sertakan penjelasan urgensi terkait dengan waktu dan alasan

-11-2018, No.225 Ruang Lingkup Kebijakan a. Tujuan utama kebijakan. b. Alasan/pertimbangan mengapa kebijakan tersebut yang menjadi pilihan dan prioritas bagi Pemerintah. c. Isu/permasalahan yang akan diselesaikan oleh kebijakan tersebut, termasuk bagaimana cara kebijakan tersebut akan mengatasinya. d. Penjelasan mengenai langkah-langkah utama (key steps) dan jangka waktu (time frame) dalam implementasi kebijakan tersebut. Manfaat Strategis dari Kebijakan Apakah rencana kebijakan tersebut berkontribusi terhadap capaian prioritas nasional? Mohon jelaskan prioritas yang mana dan bagaimana rencana kebijakan tersebut berkontribusi terhadap pencapaian prioritas nasional. Konsultasi Publik 3.1 Stakeholder Eksternal Pemerintah a. b. Hasil Konsultasi a. b. 3.2 Stakeholder Internal Pemerintah (Kementerian/Lembaga) a. b. Hasil Konsultasi a. b. Risiko, Dampak dan Mitigasi Deskripsi Risiko/Dampak Strategi Mitigasi Dampak Anggaran Apakah dibutuhkan anggaran tambahan? Apakah Kementerian Keuangan telah memberikan tanggapan atas dampak anggaran tambahan tersebut? : Ya/Tidak : Ya/Tidak

2018, No.225-12- Dampak Regulasi Apakah dibutuhkan regulasi baru atau perubahan regulasi? Apakah kementerian/ lembaga terkait telah memberikan tanggapan atas rencana penyusunan regulasi baru atau perubahan regulasi tersebut? : Ya/Tidak : Ya/Tidak Alternatif Kebijakan a. Penjelasan mengenai ada atau tidaknya alternatif kebijakan diluar yang diusulkan. b. Apakah stakeholder selain Pemerintah dapat mengatasi masalah? Rekomendasi Rekomendasi untuk: a. Menyetujui (atau) menetapkan (nama kebijakan); atau b. Memberikan arahan tindak lanjut implementasi rencana kebijakan. Lampiran Hal-hal yang dilampirkan diantaranya: a. hasil konsultasi publik; b. hasil kajian yang mendukung rencana kebijakan; c. Naskah Akademik/Naskah Urgensi PUU; d. Rancangan peraturan perundang-undangan. ----------------------

-13-2018, No.225 PEDOMAN PENGISIAN KERTAS KERJA RENCANA KEBIJAKAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 1. UMUM Rencana Kebijakan adalah kebijakan yang direncanakan untuk dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga, baik dalam bentuk regulasi maupun non regulasi. Dalam pengisian kertas kerja, Kementerian/Lembaga memberikan keterangan atau penjelasan mengenai rencana kebijakan secara ringkas, jelas dan efektif, serta tidak menggunakan kalimat atau paragraf yang panjang. Dalam penyampaian keterangan atau penjelasan agar dihindari penggunaan istilah teknis serta pengulangan informasi. 2. FORMAT a. Judul Rencana Kebijakan Judul rencana kebijakan diisi secara singkat dan spesifik yang mendeskripsikan substansi pokok kebijakan. b. Menteri/Kepala Lembaga Menteri/Kepala Lembaga diisi dengan nomenklatur Menteri/Kepala Lembaga yang mengusulkan rencana kebijakan atau pemrakarsa. Apabila rencana kebijakan disusun oleh beberapa Menteri/Kepala Lembaga, Menteri/Kepala Lembaga yang mempunyai tanggung jawab utama atas rencana kebijakan tersebut ditempatkan pada urutan pertama. c. Kementerian Koordinator Kementerian Koordinator diisi dengan nomenklatur Kementerian Koordinator yang lingkup koordinasinya terkait dengan isu kebijakan. d. Pejabat Penghubung Rencana Kebijakan Dalam menyusun suatu kebijakan, Menteri/Kepala Lembaga menugaskan pejabat eselon I terkait di Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya, dan mencantumkan nama dan jabatan pejabat eselon I

2018, No.225-14- Kementerian/Lembaga tersebut dalam kolom pejabat penghubung rencana kebijakan. Pengisian kolom ini dimaksudkan agar koordinasi yang diperlukan terkait dengan rencana kebijakan dapat dilakukan Pengisian... secara cepat, seperti untuk pengayaan data dan penajaman isu masalah, serta substansi dari rencana kebijakan. e. Tanggal Kolom tanggal diisi dengan tanggal pengajuan rencana kebijakan. f. Dasar Kebijakan Kolom dasar kebijakan diisi dengan informasi mengenai dasar kebijakan yang diusulkan oleh Kementerian/Lembaga dengan mengidentifikasi latar belakang penyusunan kebijakan, seperti sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden dalam Sidang Kabinet, amanat peraturan perundang-undangan, kewajiban dari perjanjian internasional, tindak lanjut putusan lembaga yudisial, atau lainnya. Dalam hal rencana kebijakan merupakan tindak lanjut arahan Presiden atau Hasil Sidang Kabinet, Kementerian/Lembaga mencantumkan tanggal dan penjelasan arahan Presiden tersebut. Dalam hal rencana kebijakan merupakan amanat suatu regulasi, Kementerian/Lembaga mencantumkan peraturan perundang-undangan beserta pasal yang menjadi dasar penyusunan rencana kebijakan. Dalam hal rencana kebijakan merupakan kewajiban dari perjanjian internasional, Kementerian/Lembaga mencantumkan nama perjanjian internasional, termasuk pasal (article) yang menjadi dasar penyusunan rencana kebijakan. Dalam hal rencana kebijakan merupakan tindak lanjut dari putusan lembaga yudisial, Kementerian/Lembaga mencantumkan tanggal dan pokok amar putusan yang menjadi dasar penyusunan rencana kebijakan. Dalam hal terdapat dasar rencana kebijakan di luar dasar kebijakan yang disebutkan di atas, Kementerian/Lembaga mencantumkan dasar kebijakan lainnya dengan memberikan penjelasan yang diperlukan. g. Prioritas...

-15-2018, No.225 g. Prioritas/Urgensi Dalam hal rencana kebijakan tersebut merupakan prioritas atau memiliki urgensi tinggi, Kementerian/Lembaga memberikan status "sangat segera" dengan menyertakan justifikasi mengenai urgensi terkait dengan waktu dan alasan. Contoh, batas tenggat waktu suatu kebijakan, potensi gejolak sosial, dan lain-lain. Dalam hal rencana kebijakan tersebut tidak memiliki urgensi tinggi, Kementerian/Lembaga memberikan status "biasa". h. Ruang Lingkup Kebijakan Kementerian/Lembaga memberikan penjelasan mengenai ruang lingkup kebijakan yang disertai dengan analisis pendukung, yang disusun secara singkat dan jelas, mengenai: 1) Tujuan utama kebijakan; 2) Alasan mengapa kebijakan tersebut yang menjadi pilihan dan prioritas; 3) Isu/permasalahan yang akan dijawab oleh kebijakan tersebut, termasuk bagaimana cara kebijakan tersebut akan mengatasinya; 4) Langkah-langkah utama (key steps/milestone) dan jangka waktu (time frame) dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebijakan dapat segera diimplementasikan, dapat dikendalikan dan diawasi dengan baik, serta terukur hasilnya. Langkah-langkah utama tersebut dapat berupa jadwal konsultasi publik (sosialisasi), uji coba rencana kebijakan (piloting), reviu/evaluasi implementasi rencana kebijakan dan waktu penerbitan suatu peraturan pelaksanaan yang diperlukan bagi rencana kebijakan tersebut. i. Manfaat Strategis Kebijakan Rencana kebijakan yang diusulkan Kementerian/Lembaga harus mendukung pencapaian target prioritas nasional. Untuk itu, Kementerian/Lembaga perlu menjelaskan keterkaitan dan kesesuaian rencana kebijakan dengan rencana pembangunan serta target prioritas nasional. j. Konsultasi...

2018, No.225-16- j. Konsultasi Publik Rencana kebijakan perlu dikonsultasikan untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholder), baik eksternal maupun internal. Untuk itu, dalam kolom konsultasi publik, Kementerian/Lembaga pada: 1) Stakeholder Eksternal Pemerintah Memberikan penjelasan secara singkat siapa stakeholder eksternal pemerintah, kapan dan dimana konsultasi publik dilakukan, beserta penjelasan hasil dari konsultasi publik, yang meliputi antara lain pendapat stakeholder atas rencana kebijakan, tanggapan atas pendapat stakeholder, termasuk isu lain yang muncul di dalam konsultasi publik. 2) Stakeholder Internal Pemerintah Memberikan penjelasan secara singkat siapa stakeholder internal pemerintah, kapan dan dimana konsultasi publik dilakukan, beserta penjelasan hasil dari konsultasi publik, yang meliputi antara lain pendapat stakeholder atas rencana kebijakan, tanggapan atas pendapat stakeholder, termasuk isu lain yang muncul di dalam konsultasi publik. Konsultasi publik dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka dengan stakeholder terkait. Selain pertemuan tatap muka, Kementerian/Lembaga memuat rencana kebijakan di website Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu tertentu, kecuali hal yang bersifat rahasia sesuai dengan undang-undang, kepatutan dan kepentingan umum, guna memberikan kesempatan kepada stakeholder terkait, khususnya masyarakat yang akan terkena dampak dari implementasi rencana kebijakan tersebut, untuk menyampaikan pendapatnya terhadap rencana kebijakan dimaksud. Dalam hal rencana kebijakan diusulkan untuk dibahas dalam Sidang Kabinet, hasil dari konsultasi publik tersebut dilampirkan dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy pada saat pengusulan Sidang Kabinet kepada Presiden.

-17-2018, No.225 k. Risiko, Dampak dan Mitigasi Risiko Risiko atau dampak mengacu pada situasi yang dinilai berpotensi atau diperkirakan dapat terjadi yang berpengaruh terhadap implementasi rencana kebijakan. Untuk itu, Kementerian/Lembaga menjelaskan manajemen risiko atau dampak atas rencana kebijakan, melalui: 1) identifikasi risiko atau dampak, untuk menentukan dan menetapkan semua risiko atau dampak yang berpotensi menyebabkan tidak tercapainya tujuan kebijakan. 2) analisis risiko atau dampak, untuk menentukan tingkatan risiko atau dampak; 3) evaluasi risiko atau dampak, untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah mitigasi upaya penanganan risiko atau dampak lebih lanjut dalam hal rencana kebijakan diimplementasikan. Dalam melakukan analisis risiko atau dampak, Kementerian/Lembaga dapat menggunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA), Regulatory Impact Assesment atau PESTLE Analysis, dengan mempertimbangkan unsur Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal, dan Ekologi/lingkungan. l. Dampak Anggaran Kementerian/Lembaga mencantumkan Ya, dalam hal rencana kebijakan menimbulkan beban anggaran negara. Keterangan mengenai dampak anggaran yang ditimbulkan tersebut dapat dijelaskan dalam analisa risiko, dampak dan mitigasi sebagaimana dimaksud dalam huruf k, termasuk penjelasan apakah Kementerian Keuangan telah memberikan tanggapan atas dampak anggaran tersebut. Contoh, kebijakan pembentukan dan operasionalisasi lembaga baru yang perlu penganggaran dalam APBN. Kementerian/Lembaga mencantumkan Tidak, dalam hal rencana kebijakan tidak menimbulkan beban anggaran negara.

2018, No.225-18- m. Dampak Regulasi Kementerian/Lembaga mencantumkan Ya, dalam hal kebijakan yang diusulkan tersebut memerlukan adanya perubahan, penggantian atau pencabutan terhadap peraturan perundangundangan terkait. Keterangan mengenai perubahan, penggantian atau pencabutan terhadap peraturan perundang-undangan terkait dapat dijelaskan dalam risiko, dampak dan mitigasi sebagaimana dimaksud dalam huruf k, termasuk penjelasan apakah Kementerian/Lembaga terkait telah memberikan tanggapan atas rencana perubahan, penggantian atau pencabutan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut. Kementerian/Lembaga mencantumkan Tidak, dalam hal kebijakan yang diusulkan tersebut tidak memerlukan adanya perubahan, penggantian atau pencabutan terhadap peraturan perundangundangan terkait. n. Alternatif Kebijakan Kementerian/Lembaga melakukan analisis dan penjelasan ada tidaknya alternatif kebijakan di luar rencana kebijakan yang diusulkan. Alternatif kebijakan tersebut berupa opsi lain yang dapat dijadikan sebagai solusi atas isu yang akan diselesaikan, termasuk opsi pihak lain di luar pemerintah yang dinilai dapat melakukan penyelesaian atas isu yang akan diselesaikan. o. Rekomendasi Rekomendasi adalah usulan yang disampaikan oleh Kementerian/ Lembaga untuk keputusan tindak lanjut atau implementasi atas rencana kebijakan. Contoh kalimat rekomendasi yang dapat digunakan adalah: Direkomendasikan kepada Presiden untuk dapat: - menyetujui, dalam hal rencana kebijakan tersebut perlu mendapat persetujuan Presiden; atau - menetapkan, dalam hal rencana kebijakan berupa peraturan perundang-undangan yang perlu ditetapkan Presiden; atau - memberikan arahan agar Menteri Koordinator atau Menteri mengoordinasikan atau melaksanakan..." p. Lampiran...

-19-2018, No.225 p. Lampiran Lampiran adalah bahan pendukung yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga terkait rencana kebijakan yang diusulkan baik dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy. Hal-hal yang dilampirkan sebagai bahan pendukung meliputi: 1) hasil konsultasi publik; 2) hasil kajian yang mendukung rencana kebijakan; 3) Naskah Akademik/Naskah Urgensi PUU dan/atau rancangan peraturan perundang-undangan, dalam hal kebijakan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA, ttd PRAMONO ANUNG