PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh Genda Widayati A54B111032

BAB III METODE PENELITIAN

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA SE KECAMATAN BOYOLALI DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

ERLINA DIAH PERMATASARI A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan dan Taylor (dalam buku Moleong J. Lexy) pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ENDAH SULISTYAWATI A.510

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

KOMPETENSI GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SDN 2 BANDA ACEH. Febi Febrina, Hajidin, Mahmud

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian

SULISTYANI AGUSTINA A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mardalis bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus yang didefinisikan secara tegas oleh Robert Yin

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fikih Materi Shalat Berjama ah

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih

INTERNALISASI NILAI SOFT SKILL DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2016/2017

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: NOFIKA ALFIANI A

PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2014/ Derajat Sarjana S-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DAMPAK PSIKOLOGI ANAK YANG DITINGGAL ORANG TUANYA MERANTAU. (Studi Kasus di SD Negeri 02 Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan ilmiah

Transkripsi:

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diajukan Oleh: INTAN KURNIAWATI A 510 110 227 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FEBRUARI, 2015

ii

ABSTRAK Intan Kurniawati/A510110227.PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015. Skripsi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.Februari. 2015. Tujuan penelitian:1) Mengetahui peran kepala sekolah dalam mengoptimalkan kecerdasan interpersonal siswa MIM Kismoyoso, 2) mengetahui kecerdasan interpersonal siswa MIM Kismoyoso. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, desain penelitian studi kasus.penelitian dilaksanakan Oktober 2014 hingga Januari 2015 di MIM Kismoyoso. Data yang dikumpulkan:data primer dan sekunder. Sumber data adalah informan, tempat dan peristiwa, arsip dan dokumen. Narasumber penelitian ini yaitu kepala sekolah, wali kelas, siswa.teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Keabsahan data dengan triangulasi sumber, teknik, waktu. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil: 1) Peran kepala sekolah MIM Kismoyoso diantaranya sebagai edukator, manajer, leader, supervisor, administrator, wirausahawan, menjaga iklim sekolah. 2) Kecerdasan interpersonal yang ada di MIM Kismoyoso yaitu menyesuaikan diri dengan orang lain, pemecahan masalah yang baik, sikap yang baik dalam pergaulan, berempati, dapat bersosialisasi dengan baik, berkomunikasi dengan baik, memahami situasi dan etika sosial, mendengarkan efektif, peduli lingkungan. Kata kunci: Peran, Kepala, Sekolah, Kecerdasan, Interpersonal iii

A. PENDAHULUAN Manusia memiliki kebutuhan akan adanya interaksi sosial dengan lingkungan sosial dalam kehidupannya. Seiring dengan pertumbuhannya, kebutuhan manusia akan interaksi sosial juga semakin tinggi. Lingkungan serta pergaulan yang semakin luas, mengharuskan manusia untuk memiliki kemampuan dalam interaksi sosial yang semakin baik. Hal tersebut berlaku dalam setiap aspek kehidupan, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, serta lingkungan kerja. Kemampuan sosial tersebut disebut dengan kecerdasan interpersonal. Ada tiga dimensi dari kecerdasan interpersonal, yaitu social Sensitivity, social insight, dan social communication (Safaria, 2005: 24). Ketiga dimensi tersebut akan membantu seseorang dalam interaksi sosialnya. Kecerdasan interpersonal yang baik akan mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih memahami situasi yang sedang dihadapi dan juga sangat berperan penting dalam membantu seseorang dalam memahami orang lain serta menyelesaikan permasalahan dengan cara yang tepat. Sehingga, seseorang dapat diterima dengan baik di lingkungan sosial dan dapat mendorong seseorang menuju kepercayaan diri yang lebih baik. Selain itu, kemampuan sosial yang baik juga akan membantu seseorang untuk menciptakan kondisi sosial yang baik pula. Karena dengan kecerdasan sosial yang baik, siswa dapat memberikan tanggapan yang baik terhadap stimulus dari situasi sosial yang ia terima. Tidak setiap orang memiliki kemampuan sosial yang baik, hal tersebut dikarenakan tidak semua orang menyadari akan pentingnya kecerdasan sosial serta peran penting kecerdasan sosial dalam setiap kehidupan sosialnya. Baik dalam berinteraksi dengan sesama, penerimaan terhadap lingkungan, maupun dalam hal kesadaran diri. Selain itu, rasa takut serta minder juga dapat menjadi pendorong seseorang menarik diri dari pergaulan. Faktor lain yang dapat menjadi penyebab rendahnya keerdasan sosial seseorang adalah faktor lingkungan dan juga kondisi keluarga. Kondisi lingkungan serta keluarga yang kurang baik biasanya juga menjadi penyebab 1

2 rendahnya kecerdasan interpersonal pada anak. Keluarga serta lingkungan yang kurang kondusif menyebabkan anak menjadi tertekan, lebih senang menyendiri dan melakukan penolakan dalam bersosialisasi. Peran kecerdasan interpersonal dalam kehidupan sosial baik di lingkungan masyarakat maupun dalam dunia pendidikan semakin tidak dapat diabaikan. Salah satu pihak yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kecerdasan interpersonal seorang siswa ialah kepala sekolah dan guru/ wali kelas. Kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam mengoptimalkan kecerdasan interpersonal siswa. Selain meningkatkan kecerdasan interpersonal bagi siswa dengan kecerdasan interpersonal rendah, penting juga untuk tidak mengabaikan siswa dengan kecerdasan interpersonal baik agar dapat menjadi lebih baik. Hasil observasi yang dilakukan di MIM Kismoyoso menunjukan bahwa tingkat kecerdasan interpersonal siswa sudah cukup baik, karena 85,75% siswa sudah mulai memiliki kemampuan sosial yang cukup baik. Sedangkan 14,25% lainnya memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah.encapaian tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya peran kepala sekolah. Sehingga diperlukan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal bagi siswa yang masih memiliki kecerdasan interpersonal rendah, serta mempertahankan siswa dengan kecerdasan interpersonal yang sudah baik. Oleh karena hal tersebut, peneliti mengambil judul Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal siswa terhadap Motivasi Belajar Siswa di MIM Kismoyoso Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/ 2015. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan desain penelitian yang digunakan yaitu dengan studi kasus. Dede Mulyana (2006: 201) menyebutkan bahwa studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MIM Kismoyoso

3 Ngemplak Boyolali. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 hingga bulah Januari 2015. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Mahmud (2011: 146) menyatakan bahwa Data primer adalah data data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu data tentang peran kepala sekolah dan data kecerdasan interpersonal siswa. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan, tempat dan peristiwa. Informan merupakan orang yang dapat menjadi sumber data penelitian, yaitu dengan memberikan keterangan baik secara lisan maupun tertulis. Informan dalam penelitian ini diantaranya adalah kepala sekolah, guru/ wali kelas, serta siswa MIM Kismoyoso. Tempat penelitian merupakan lokasi diadakannya penelitian oleh peneliti. Sedangkan peristiwa merupakan segala sesuatu yang terjadi di lapangan yang hendak diteliti oleh peneliti. Penelitian ini bertempat di MIM Kismoyoso Ngemplak Boyolali. Peristiwa yang diteliti yaitu tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa terhadap hasih belajar siswa. Narasumber merupakan seseorang yang menjadi informan atau memberikan informasi kepada peneliti. Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah MIM Kismoyoso, wali kelas IIIB, wali kelas VIA, siswa kelas IIIB, dan siswa kelas VIB. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti, namun peneliti berperan sebagai observer dan tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian (observi). Wawancara mendalam dilakukan peneliti dengan narasumber kepala sekolah, wali kelas IIIB, wali kelas VIA, siswa kelas IIIB, dan siswa kelas VIB. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2000:178).

4 Triangulasi yang digunakan oleh peneliti dalam menguju keadsahan data adalah triangulasi wakti, triangulasi teknik, dan triangulasi sumber. Dengan digunakannya ketiga teknik triangulasi tersebut maka peneliti dapat memperoleh data yang valid, reliabel, dan objektif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif kualitatif. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Kepala sekolah merupakan pemimpin di sebuah sekolah. Sehingga kepala sekolah memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kompetensi guru maupun siswa. Salah satu kompetensi tersebut yaitu kecerdasan interpersonal siswa. Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu kompetensi yang penting bagi siswa untuk berada di lingkungannya, begitu juga di MIM Kismoyoso. Berdasarkan hasil serangkaian wawancara dan observasi di atas, ditemukan bahwa peran kepala sekolah di MIM Kismoyoso diantaranya yaitu: 1) Sebagai seorang edukator 2) Sebagai seorang manajer 3) Sebagai seorang leader 4) Sebagai seorang supervisor 5) Sebagai seorang administrator 6) Sebagai seorang wirausahawan 7) Menjaga iklim sekolah Sedangkan hubungannya dengan peningkatan kecerdasan interpersonal siswa, dari semua peran kepala sekolah di MI Kismoyoso tersebut, peran kepala sekolah sebagai seorang administrator dan wirausahawan tidah memiliki kontribusi terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal siswa.

5 b. Kecerdasan interpersonal siswa MIM Kismoyoso Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam membangun relasi atau hubungan sosial serta kemampuan/ kepekaan untuk memahami lingkungan. Sehingga seseorang dengan kecerdasan interpersonal yang baik akan menjadi lebih peka terhadap perubahan yang ada di lingkungan sosialnya, memiliki pemecahan masalah yang baik, serta dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sosialnya. Melalui hasil wawancara dan observasi di atas, ditemukan bahwa kecerdasan interpersonal yang ada di MIM Kismoyoso yaitu: 1) Dapat menyesuaikan diri dengan orang lain. 2) Memiliki pemecahan masalah yang baik. 3) Memiliki sikap yang baik dalam pergaulan. 4) Berempati terhadap terhadap teman. 5) Dapat bersosialisasi dengan baik 6) Dapat berkomunikasi dengan baik. 7) Memahami situasi dan etika sosial. 8) Mendengarkan ketika lawan bicara sedang berbicara sehingga dapat memahami isi pembicaraan dan memberikan tanggapan yang tepat. 9) Bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan. 2. Pembahasan a. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Hasil penelitian tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa menunjukkan hasil bahwa peran kepala sekolah di MIM Kismoyoso diantaranya yaitu: a) Sebagai seorang edukator, b) Sebagai seorang manajer, c)sebagai seorang leader, d) Sebagai seorang supervisor, e) Sebagai seorang administrator, f) Sebagai seorang wirausahawan, g) Menjaga iklim sekolah. Sedangkan peran kepala sekolah yang berhubungannya dengan peningkatan kecerdasan interpersonal siswa,

6 peran kepala sekolah sebagai seorang administrator dan wirausahawan tidah memiliki kontribusi terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal siswa. Ketujuh peran kepala sekolah yang ditemukan di MIM Kismoyoso tersebut sesuai dengan Depdiknas (2006) dalam Daryanto (2011:30) yang menyebutkan bahwa kepala sekolah memiliki tujuh peran penting, yaitu sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. James H. Stronge (2013:19) mengatakan bahwa, kepala sekolah yang efektif menunjukkan pemahaman, bahwa usaha-usaha membentuk hubungan interpersonal dengan siswa, staf, orang tua siswa, dan anggota komunitas lainnya akan sangat menguntungkan dalam membangun lingkungan sekolah yang positif dan produktif. b. Kecerdasan interpersonal siswa MIM Kismoyoso Temuan di lapangan menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal di MIM Kismoyoso sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Fakta di lapangan menunjukkan ada beberapa temuan bahwa kecerdasan interpersonal yang ada di MIM Kismoyoso meliputi memiliki pemecahan masalah yang baik, dapat mempertahankan hubungan pertemanan, memiliki sikap yang baik dalam pergaulan, dapat bersosialisasi dengan baik, dapat berkomunikasi dengan baik antar teman dan juga guru, mendengarkan ketika lawan bicara sedang berbicara sehingga dapat memahami isi pembicaraan dan memberikan tanggapan yang tepat. Memiliki pemecahan masalah yang baik misalnya saat terjadi perselisihan antar siswa, siswa akan saling meengkomunikasikan permasalahan yang terjadi sehingga tidak ada kesalahpahaman dan kemudian saling memaafkan dan berbaikan. Dengan saling berbaikan dan bersikap baik antar teman, hal tersebut merupakan contoh dari

7 mempertahankan hubungan pertemanan. Sedangkan memiliki sikap yang baik dalam pergaulan, dapat dilihat saat terjadinya interaksi yang positif antar siswa ataupun siswa dengan guru. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa siswa-siswi MIM Kismoyoso dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat berkomunikasi dengan baik. Sedangkan ketika siswa menyampaikan pendapat saat pelajaran dan siswa lain menanggapi ataupun saat sesama siswa saling mengobrol satu sama lain, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa MIM Kismoyoso dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat mendengarkan dengan efektif. Perilaku interpersonal yang ditemukan di MIM Kismoyoso tersebut selaras dengan indikator interpersonal, yaitu: 1) Peduli terhadap lingkungan. 2) Berempati terhadap orang lain. 3) Dapat menyesuaikan diri dengan orang lain/ lingkungan sosial. 4) Mampu menyelesaikan permasalahan dengan efektif. 5) Memahami situasi sosial dan etika sosial. 6) Memiliki sikap yang baik dalam pergaulan. 7) Dapat bersosialisasi dengan baik. 8) Dapat berkomunikasi dengan efektif. 9) Dapat mendengarkan dengan efektif. Kesembilan indikator tersebut merupakan penjabaran dari tiga dimensi kecerdasan interpersonal. Ketiga dimensi kecerdasan interpersonal tersebut seperti yang lelah dipaparkan oleh Safaria (2005:24) diantaranya yaitu social sensitivity, social insight, dan social communication. Siswa yang sudah mencakup ketiga dimensi tersebut dapat dikatakan bahwa siswa tersebut memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Sedangkan apabiha siswa hanya mencakup dua dari ketiga dimensi tersebut, maka siswa tersebut memiliki kecerdasan interpersonal yang sedang, dan apabila siswa

8 hanya mencakup satu dari ketiga dimensi tersebut atau bahkan tidak sama sekali, maka siswa tersebut memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah. 3. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini membahas tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar siswa. Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode observasi. Observasi dilakukan selama jam pelajaran maupun saat jam istirahat berlangsung. Namun, peneliti memiliki keterbatasan. Yaitu observasi yang dilakukan pada saat jam pelajaran tidak dapat dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah tidak mengijinkan apabila kegiatan observasi dilakukan di dalam kelas. Sehingga peneliti hanya dapat mengawasi dari luar kelas. Namun apabila peneliti melakukan pengawasan dari luar kelas terlalu lama,, hal tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. sehingga untuk observasi saat jam pelajaran peneliti hanya melihat sebentar keadaan kelas dan mendengarkan dari depan kelas tanpa terlihat oleh peserta didik maupun guru agar tidak mengganggu pembelajaran yang sedang berlangsung. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Namun, meski demikian juga diperlukan kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru. Karena, kepala sekolah dan guru merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan demi mewujudkan tujuan pendidikan sekolah dan juga dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa MIM Kismoyoso, Kismoyoso Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.

9 2. Kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa MIM Kismoyoso Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015 sudah cukup baik, namun masih harus ditingkatkan lagi. Karena, masih banyak siswa MIM Kismoyoso yang memiliki kecerdasan interpersonal kurang. Siswa memiliki kecerdasan interpersonal baik apabila siswa tersebut mencakup ketiga dimensi kecerdasan interpersonal. Siswa memiliki kecerdasan interpersonal sedang apabila mencakup dua dari tiga dimensi kecerdasan interpersonal. Sedangkan siswa memiliki kecerdasan interpersonal rendah apabila siswa tersebut hanya mencakup satu dari dimensi kecerdasan interpersonal atau bahkan tidak mencakup ketiga dimensi kecerdasan interpersonal. Selain meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa yang masih kurang, kepala sekolah juga tidak boleh mengabaikan siswa dengan kecerdasan interpersonal yang baik. Sehingga kepala sekolah dapat mencakup semua siswa, baik secara langsung ataupun melalui guru serta wali kelas.

DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Thomas. 2002. Setiap anak cerdas. Jakarta: Gramedia. Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas. Jakarta: Indeks. Bugin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Campbel, Linda dkk. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Intuisi Press. Darsinah. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: BP-FKIP UMS. Daryanto. 2011. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Moleong. Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Dede. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya Rubiyanto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS. Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence. Yogyakarta: Amara books. Stronge, James H. dkk. 2013. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan kepala Sekolah Tinjauan Tenik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 10