BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 7 BARENG KLATEN TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SANDIWARA BONEKA DI TK GENENGAN 2, KELOMPOK B KECAMATAN JUMANTONO, KABUPATEN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan akan melibatkan dan mengikut sertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan dilakukan seumur hidup sejak usia dini sampai akhir hayat, pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal pendidikan anak usia dini, di dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 7 dijelaskan : Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun. Pada masa TK, selain bermain sebagai bentuk kehidupan dalam kecakapan memperoleh keterampilannya, anak-anak juga sudah dapat menerima berbagai pengetahuan dalam pembelajaran secara akademis untuk 1

2 persiapan mereka memasuki pendidikan dasar selanjutnya.pada masa ini, anak-anak mengalami masa peka atau masa sensitif dalam menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi yang dimilikinya.masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Pada rentang usia lahir sampai enam tahun, anak mulai peka untuk menerima berbagai upaya perkembangan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran pendidikan di TK bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan, daya cipta dan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar dengan mengembangkan nilai-nilai agama (moral), fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosi, dan seni. Anak usia dini merupakan anak yang sedang membutuhkan upayaupaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosial emosional. Seperti yang ada di dalam kurikulum 2010 menyatakan bahwa pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreatif anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan dan mengasyikan. Maka sebaiknya pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) jangan dianggap sebagai peleng tantangan bagi guru agar lebih kreatif dan mampu memilih kegiatan dan metodenya apa saja, karena kedudukannya sama penting dengan pendidikan formal lainnya. Corak pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yang menekankan pada bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain serta materi yang diberikan bervariasi termasuk kemampuan membaca, menulis, menghitung memberikan sesuai dengan kemampuan anak. Sosial emosi merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada usia TK. Dalam proses perkembangan sosial anak,adakalanya muncul konflik yang tidak jarang berkembang menjadi perilaku kekerasan. kekerasan pada anak-anak muncul karena mereka tidak dapat menghadapi konflik dengan

3 cara lain. Kekerasan juga muncul ketika anak tidak dapat memahami konsekuensi dari tingkah laku mereka terhadap orang lain. Perkembangan sosial merupakan proses untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, berupa diterima lingkungan dan memperoleh kemampuan untuk mengekspresikan pola perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sehingga penting adanya pengalaman sosial awal yang baik bagi anak, karena pola perilaku sosial atau perilaku tidak sosial dibina pada masa kanak-kanak awal atau masa pembentukan, sehingga pengalaman sosial sangat menentukan kepribadian dewasa. Kasih sayang dan perhatian orang tua ikut mempengaruhi pengalaman sosial awal anak, kasih sayang dan perhatian yang terlantar membahayakan bagi penyesuaiaan pribadi sosial anak. Seperti diketahui bahwa perkembangan emosi anak usia prasekolah sangat kuat sekali. Pada usia tersebut keadaan emosi anak penuh dengan ketidakseimbangan karena anak-anak mudah ke luar dari fokus, dalam arti bahwa ia gampang terbawa ledakan-ledakan emosi sehingga menjadikan mereka sulit dibimbing dan diarahkan. Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik buruk.dalam World Book Dictionery (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macammacam tersebut adalah gambaran dari emosi.goleman (1995:411) menyatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kencenderungan untuk bertindak. Berdasarkan definisi diatas kita dapat memahami bahwa emosi merupakan sesuatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Dewasa ini kecerdasan emosinal telah diakui sebagai salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam kehidupannya. Hal ini dibuktikan oleh sebuah kenyataan bahwa terdapat individu/orang yang

4 memiliki tinggkat kecerdasan (IQ) tinggi mendapat kegagalan. Dipihak lain orang yang memiliki IQ rata-rata atau sedang saja bisa sukses/berhasil kehidupannya. Gambaran seperti ini disebut adanya perbedaan yang terletak pada kemampuan-kemampuan tertentu yang oleh Goleman (1994:3) disebut Emotional Intelligence yang mencangkup pengendalian diri, semangat, ketakutan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Menurut Lowrence E Shapiro (1997:5), anak-anak dengan keterampilan emosional menunjukan lebih percaya diri,lebih bahagia dan lebih sukses di sekolah. Keterampilan emosinal ini menjadi fondasi bagi anak-anak untuk menjadi dewasa yang bertanggung jawab, peduli pada orang lain dan produktif. Bagi anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sebaliknya duduk berlamalama menyimak cerita atau dongeng adalah aktivitas yang mengasikkan. Oleh karenanya, memeberikan pelajaran dan nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas. Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi. Arti pentingnya cerita bagi pendidikan anak usia dini, tidak dapat dilepaskan dari kemampuan guru dalam mentransmisikan nilai-nilai luhur kehidupan dalam bentuk cerita atau dongeng. Kemampuan gurulah sebenernya yang menjadi tolak ukur kebermaknaan bercerita. Tanpa itu, dongeng dan cerita tidak akan memberikan makna apa-apa bagi anak. Cerita dapat digunakan oleh orang tua dan guru sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya atau cultural transmission approach (Suyanto & Ababas, 2001). Dalam cerita, nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya. Melalui kegiatan ini, transmisi budaya terjadi secara alamiah, bawah sadar, dan akumulatif hingga jalin menjalin memebentuk kepribadian anak. Anak memeliki referensi yang mendalam karena setelah menyimak, anak melakukan serangkaian aktifitas kognitif dan afeksi yang rumit dari fakta cerita seperti

5 nama tokoh, sifat tokoh, latar tempat, dan budaya, serta hubungan sebab akibat dalam alur cerita dan pesan moral yang tersirat di dalamnya. Makna kebaikan, kejujuran, kerja sama misalnya, berkomulasi pada benak anak. Berdasarkan pengamatan penulis di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sragen, masih banyak anak yang belum bisa mengendalikan emosi dan sosial anak dengan teman yang lainnya. Dalam beberapa aktifitas di kelas terlihat adanya kegiatan yang kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan sosial emosi. Demikian pula pemanfaatan media kurang bervariasi. Sementara itu, anak hanya melaksanakan tugas yang di berikan oleh guru. Berkaitan dengan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan sosial emosi anak, Isah Suryani (2004: 99) memaparkan bahwa kemampuan guru dalam mendekatkan anak pada sosial emosi yaitu kemampuan guru dalam mencari cara atau media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Biasanya, cara yang dapat diterima anak, yaitu cara-cara yang paling menyenangkan bagi anak, alamiah, dan tidak banyak intervensi orang dewasa. Dengan caracara tersebut di samping pembelajaran yang tampak alamiah dan merangsang minat anak, juga keterlibatan anak dalam pembelajaran bahasa semakin tinggi. Demikian pula, Menurut Suhartono, (2005:143), kegiatan pengembangan kecerdasan sosial emosional anak pada umumnya dilakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Kegiatan itu dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh adanya media atau sarana prasarana. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat yang menarik perhatian dan untuk menumbuhkan minat anak berperan serta dalam proses pembelajaran dan media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk menghindari verbalisme. Salah satu media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan media boneka tangan. Boneka adalah media yang sangat akrab dengan dunia bermain anak. Menurut Gallahue (Cahaya, S.I : 2007), bermain adalah suatu aktivitas langsung dan spontan di mana seorang anak menggunakan orang lain atau benda-benda di sekitarnya dengan senang, sukarela, dan dengan imajinatif,

6 menggunakan perasaannya, tangannya, atau seluruh anggota tubuhnya. Dengan melalui penggunakan media boneka tangan secara tidak langsung anak akan belajar mengenai keterampilan sosial emosi tanpa disadari. Dengan melalui boneka tangan diharapkan anak akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan dan senang memainkannya secara langsung dengan jari-jari tangannya. Boneka tangan sangat populer bagi dunia bermain anak, seperti yang ditampilkan di media elektronik, yaitu boneka si unyil pada acara "Laptop si Unyil". Dengan menggunakan media boneka tangan diharapkan akan meningkatkan minat anak untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN DI TK TUNAS BANGSA KARANG NEWUNG SUKODONO SRAGEN KELOMPOK B B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefinisikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kurangnya kecerdasan sosial emosional anak pada TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sragen. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat disajikan dengan lebih baik maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan Metode bercerita 2. Boneka tangan 3. Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sragen pada kelas B tahun ajaran 2012/2013.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah yaitu: 1. Apakah Metode bercerita dengan boneka tangan dapat meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sragen? 2. Bagaimana Penerapan metode bercerita dengan boneka tangan dapat meningkatkan kecerdasan sosial emosional pada anak pra sekolah di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sragen? E. Tujuan Penelitian Tujuan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sragen kelompok B. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis Secara teoristik hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan referensi di Taman Kanak-kanak terutama terhadap kecerdasan sosial emosional pada anak usia dini. b. Mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak dengan metode bercerita dengan menggunakan permainan boneka tangan. 2. Manfaat Secara Praktis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:

8 a. Bagi TK Memberikan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Taman Kanak-kanak. b. Bagi Guru Sebagai masukan dalam memperluas pengetahuan, wawasan mengenai pembelajaran boneka tangan untuk kecerdasan sosial emosional anak melalui metode Bercerita. c. Bagi Orang Tua Sebagai masukan dalam merangsang kepribadian anak dalam kehidupan sehari-harinya. d. Bagi Anak Menumbuhkan kecerdasan sosial emosional anak pada anak-anak di Taman Kanak-kanak.