BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ikhwannul Ikhsan, 2014 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Di Smk Se-Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan,diharapkan. kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sekolah adalah salah satu wujud dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diberikan sebagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serta membentuk suatu perilaku yang bermartabat dan beradab. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan standar kompetensi dan dapat menunjang pembangunan nasional. Hal itu berkaitan dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI No. 20/2003). Dengan demikian, jelaslah pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar anak didik memiliki perilaku dan kepribadian yang baik sehingga pada pelaksanaannya pun harus sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya untuk berpartisipasi di dalam masyarakat. Tentunya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga dan kependidikan. Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional.pendidikan dapat dikatakan baik jika hasil belajar siswa sudah mencapai nilai minimum (KKM) yang telah ditetapkan.hal ini sejalan dengan

pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 198) bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau nilai tes sumatif. Namun pada kenyataannya mata pelajaran produktif belum sepenuhnya dapat dikuasai oleh sebagian siswa. Terutama mata pelajaran Membuat Dokumen. Seperti yang terjadi di SMK Pasundan 1 Cimahi bidang keahlian administrasi perkantoran kelas XI. Berikut ini ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UAS semester ganjil untuk mata pelajaran Membuat Dokumen jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi. Tabel 1. 1 Nilai UAS kelas XI AP Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran Jumlah Siswa Membuat Dokumen Siswa Siswa memenuhi dibawah KKM KKM % Keterangan 2011-2012 73 24 49 34% Standar 2012-2013 64 35 29 55% 2013-2014 70 26 44 38% KKM kelas 2014-2015 73 35 38 48% XI 75 2015-2016 56 26 30 48% Jumlah 336 146 190 45% Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Cimahi (data diolah) Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Membuat Dokumen ditinjau dari 5 tahun kebelakang terdapat banyak siswa yang masih berada dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal dilihat dari presentase jumlah siswa yang memenuhi standar KKM tidak lebih dari 40%. Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang kurang optimal dalam hasil belajarnya. Rendahnya hasil belajar siswa kelas XI Administrasi Perkantoran ini harus mendapatkan perhatian karena akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai siswa serta penguasaan kompetensi yang tidak memenuhi standar nasional.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri siswa). Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu motivasi belajar. Motivasi memiliki peranan yang sangat besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi belajar. Data tersebut menunjukan bahwa terdapat masalah pada motivasi belajar siswa yang menyebabkan menurunya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.untuk mengetahui secara langsung motivasi belajar siswa di sekolah peneliti melakukan observasi lapangan serta pengalaman peneliti saat PPL di SMK Pasundan 1 Cimahi. Hasil dari obeservasi lapangan penulis mendapat berbagai permasalahan di lapangan diantaranya; 1. Dalam proses pembelajaran ditemukan fakta lapangan dimana banyak siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya mendengarkan apa yang di sampaikan guru. 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya. 3. Banyaknya siswa yang pada saat jam pelajaran berlangsung berkeliaran di luar kelas, saat kegiatan belajar dimulai pun masih saja terdapat beberapa siswa yang banyak terlambat masuk kelas bahkan terdapat siswa yang keluar kelas sebelum waktunya. Selain permasalahan di atas penulis merasakan sendiri pengalaman saat PPL banyak siswa yang terlambat mengumpulkan tugas bahkan tidak mengerjakan sama sekali. Padahal nilai tugas juga dapat membantu nilai mereka yang kurang. Akibat meremehkan tugas, pada waktu pemasukan nilai siswa disibukkan dengan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk padahal guru sudah mengingatkannya dari jauh-jauh hari Rendahnya tingkat motivasi siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2010, hlm.23), bahwa: Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa yang kemudian berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sebagaimana yang dijelaskan Mohammad Ali (2007:143) dengan memberikan lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif. Sekolah sewajarnya memberikan kenyamanan dan kelengkapan sarana pembelajaran disekolah, karena dengan memberikan kelengkapan sarana dalam proses pembelajaran, siswa dapat merasa nyaman dalam belajar serta menumbuhkan semangat dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di sekolah. Namun dalam kenyataannya dilapangan berdasarkan survey pendahuluan ke SMK Pasundan 1 Cimahi, peneliti menemukan suatu masalah dimana lingkungan masih tidak sesuai dnegan yang diharapkan, inilah salah satu faktor yang diduga sangat berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi. Untuk memperjelas bahwa adanya masalah pada lingkungan belajar di sekolah yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berikut hasil observasi yang diperoleh data bahwa keadaan fasilitas belajar di SMK Pasundan 1 Cimahi yang belum memadai, ini didukung dengan wawancara singkat kepada guru dan siswa. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa keadaan fasilitas belajar di SMK Pasundan 1 Cimahi belum memadai, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut: Fasilitas Sarana Tabel 1. 2 Sarana Penunjang Pembelajaran Di SMK Pasundan 1 Cimahi Jumlah yang ada Jumlah Kebutuhan Jumlah bisa dipakai Keterangan Mesin tik 40 buah 50 buah 40 buah Cukup Komputer 80 buah 90 buah 80 buah Cukup Printer 10 buah 12 buah 10 buah Cukup Lcd 8 buah 12 buah 8 buah Cukup

Meja siswa 960 buah 960 buah 960 buah Cukup Kursi siswa 960 buah 960 buah 960 buah Cukup Lemari 15 buah 20 buah 15 buah Cukup Papan tulis 28 buah 30 buah 28 buah Cukup Prasarana Perpustakaan 1 ruang 1 ruang 1 ruang 2,5m X 4m (jarang dipakai) Lab. Mengetik 1 ruang 1 ruang 1 ruang 2,5m X 4m Lab. Praktek 7 m X 8 m AP, (masing-masing 1 3 ruang 4 ruang 3 ruang Akuntansi, ruangan) Pemasaran Ruang Kelas 24 ruang 26 ruang 24 ruang 7m X 8m Aula 1 ruang 1 ruang 1 ruang 7m X 24m BP/BK 1 ruang 1 ruang 1 ruang 3m X 3m Ruang Toilet 12 ruang 15 ruang 10 ruang 1,6m X 1,6m (Tidak memadai) Kantin Sekolah 1 ruang 1 ruang 1 ruang 3m X 3m Ruang Lab. Biologi - - - Tidak Memadai Ruang Lab. Bahasa - - - Tidak Memadai Ruang Lab. Komputer 2 ruang 4 ruang 2 ruang 7m X 8m Ventilasi kelas 4 buah 8 buah - Tidak Memadai Pewarnaan Warna gelap (tidak - - - Cat tembok mendukung proses

belajar) Sumber: Bagian Sarana dan Prasarana SMK Pasundan 1 Cimahi Dari data diatas dapat dilihat bahwa fasilitas belajar siswa masih kurang memadai dalam terselanggaranya proses belajar mengajar, diantaranya sarana maupun prasarana yang ada disekolah siswa masih kurang dari jumlah yang semestinya. Selain itu siswa juga jarang untuk menggunakan perpustakaan untuk belajar dan mencari bahan pelajaran. Selain prasarana dan sarana yang belum sesuai dalam penggunaanya, lingkungan kelas juga masih sangat kurang, ini terlihat pada saat jam istrahat berlangsung kondisi kelas dirasakan tidak kondusif dilihat dari banyak nya sampah yang berserakan dan suhu ruangan yang pengap, bangku yang tidak di tata dengan rapih. Selain hal itu, dilihat dari pencahayaan di dalam kelas dimana tidak terdapat ventilasi yang cukup, hanya terdapat jendela dan ventilasi di sisi kanan kelas saja sehingga pencahayaan di dalam kelas menjadi sangat minim dan apabila ventilasi kurang akan berdampak pada pengudaraan yang masuk ke ruangan kelas dikarenakan posisi kelas yang kurang sesuai sehingga kurang mendukung siswa dalam proses belajar, begitu pun dengan pewarnaan tembok kelas yang berwarna gelap sehingga membuat kelas semakin pengap. Dilihat juga dari penataan lemari yang tidak ditata dengan rapih sehingga menimbulkan kesan berantakan. Hal ini juga dirasakan peneliti saat melakukan PPL di sekolah tersebut, masih kurangnya penggunaan alat media pembelajaran yang dipakai pada proses pembelajaran, mengingat pelajaran membuat dokumen sangat memerlukan media pembelajaran. Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, setiap guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Karena sejalan dengan pendapat Hamalik (2003, hlm.196): Lingkungan merupakan stimulus dalam pelaksanaan pembelajaran yang saling berinteraksi dengan proses kognitif siswa maupun keadaan dalam diri siswa yang berdampak pada hasil belajar dimana hasil belajar tersebut dapat tumbuh dari dorongan dirinya sendiri maupun dari luar. Tanpa adanya lingkungan belajar yang baik dan kondusif, maka kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung baik dan mancapai tujuan yang telah

ditentukan. Kondisi belajar yang optimal hanya mungkin dicapai jika seorang itu dalam suasana yang menyenangkan bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan pembelajaran. Maka jelaslah, bahwa lingkungan belajar yang baik sangat menentukan atau berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Lingkungan belajar tidak hanya mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi belajar. Lingkungan belajar juga akan menyentuh ranah kognitif atau personal siswa. Motivasi adalah bagian dari proses kognitif yang dapat menghasilkan tingkah laku dalam proses belajar yang optimal. Jika tingkah laku siswa dapat optimal dalam belajar maka outcome yang didapat adalah hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan fenomena kurangnya hasil Belajar siswa di SMK maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut dan berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan metode non eksperimen/survei. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan masalah Hasil belajar yang baik merupakan kontribusi dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran akan mampu mengubah kualitas pembelajaran untuk membangun peradaban kearah yang lebih baik. Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi dan hasil belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi, khususnya motivasi dan hasil belajar dalam mata pelajaran produktif membuat dokumen. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, diantaranta faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (faktor intern) berupa kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat, kemandirian dan motivasi, maupun faktor yang berasal dari luar peserta didik (faktor ekstern) yang berupa lingkungan keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik khususnya pada SMK Pasundan 1 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa berasal dari dalam diri siswa yaitu motivasi belajar siswa dimana motivasi ini dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari luar diri peserta didik yaitu lingkungan belajar guna menunjang berjalannya proses belajar mengajar yang efektif. Sebagaimana pemaparan di atas terlihat bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yang akan berdampak kepada hasil belajar siswa. Menciptakan lingkungan kondusif yang aman dan terjamin secara fisik, emosional, dan sosial, harus menjadi langkah pertama yang dilakukan guru agar pembelajaran yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif. Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan, sehingga siswa dapat termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat belajar pada tingkat optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pada penelitian ini saya membatasi dengan mengambil faktor internal (faktor dorongan dalam diri siswa ditujukan motivasi belajar dan faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa ) ditujukan lingkungan belajar Masalah yang akan di pecahkan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut; Lingkungan belajar yang ada di SMK Pasundan 1 Cimahi masih dalam kondisi yang kurang kondusif, sehingga ada kemungkinan dalam mencapai tujuan pun kurang maksimal yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak, akan terjadi penurunan prestasi belajar siswa secara terus menerus. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam sebagai berikut; 1. Bagaimana gambaran tingkat kondusifitas lingkungan belajar kelas XI pada mata pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi? 2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi? 3. Bagaimana gambaran tingkat hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi?

4. Adakah pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi? 5. Adakah pengaruh tingkat motivasi belajar terhadap tingkat hasil belajar siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi? 6. Adakah pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat hasil belajar siswa melalui tingkat motivasi siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Membuat Dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi? 1.4 Tujuan Penelitian penelitian ini; Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut merupakan tujuan diadakan 1. Mendapatkan informasi mengenai gambaran tingkat kondusifitas lingkungan belajar kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi 2. Mendapatkan informasi mengenai gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi 3. Mendapatkan informasi mengenai gambaran tingkat hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi 4. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi 5. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat motivasi belajar terhadap tingkat hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi 6. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kondusifitas lingkungan belajar terhadap tingkat hasil belajar siswa melalui tingkat motivasi siswa kelas XI pada mata pelajaran membuat dokumen di SMK Pasundan 1 Cimahi

1.5 Manfaat Penelitian Jika tujuan penelitian yang dikemukakan diatas dicapai, penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mengoptimalkan lingkungan belajar secara maksimal dan sebagai pijakan bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk meningkatkan hasil belajat peserta didik serta dapat memberikan informasi tentang seberapa besar tingkat motivasi dan prestasi peserta didiknya, khusunya pada program keahlian Administrasi Perkantoran setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu. Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung dan lembaga/instansi terkait lainnya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui lingkungan belajar yang optimal b. Bagi peserta didik, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai bagaimana lingkungan belajar yang optimal agar peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga tidak menggangu prestasi belajar mereka..