MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER

dokumen-dokumen yang mirip
SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

CB14B. Roller Utilitas. Lebar pemadatan 900 mm (35") 1000 mm (39") Berat operasi kg (lb) 1485 (3274) 1520 (3351)

PNEUMATIC TIRE ROLLER

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT BERAT BACKHOE TRUCK PADA PROYEK JIMBARAN COMMERCIAL CENTER DI KABUPATEN BADUNG

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS EXCAVATOR PADA PEKERJAAN PASANG/SUSUN BATU GUNUNG UKURAN KG DAN KG

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

10-19 Metrik Ton (11-21 TON A.S.)

BAB I PENDAHULUAN. berat dengan berbagai fungsi, jenis, bentuk dan merek. Dalam pembangunan

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

986H. Wheel Loader. Engine Model Engine

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

MESIN PEMINDAH BAHAN

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

Sumber: (

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

III PENGGUNAAN DAN KEMAMPUAN ALAT BERAT

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

BAB VII METODE PELAKSANAAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN LAND CLEARING (Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBUATAN DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

Transkripsi:

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER Disusun oleh: Abdul Reza 4112110008 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Jalan Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425 Telepon (021) 7863534, 7864927, 7864926, 7270042, 7270035 Fax (021) 7270034, (021) 7270036 Laman : http://www.pnj.ac.id 2012

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (PTM). Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bapak Kusumo Drajat selaku dosen pembimbing mata kuliah Alat Berat, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara moril dan materi dalam pembuatan makalah ini. Sekian sepatah duakata dari kelompok kami semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan dampak yang baik bagi kita semua. i

DAFTAR ISI Kata pengantar... i Daftar isi... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pendahuluan... 4 2.2 Pengoperasian Scraper... 7 2.2.1 Bagian Scraper... 10 2.2.2 Teknik Pengoperasian Scraper... 12 2.3 Spesifikasi Alat Berat... 13 2.4 Produktivitas Scraper... 21 2.5 Pusher (Alat Pendorong)... 23 2.6 Peningkatan Produktivitas Scraper... 26 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 28 Daftar Pustaka... 29 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dalam waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain-lain. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ketetapan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan biaya proyek yang membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar 1

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain. 2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. 3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain. 4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah. 5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat. 6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain-lain. 7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah. 2

8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek. 9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat. 1.2 TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah alat berat pada proyek jalan dan jembatan mengenai spesifikasi alat, metoda kerja, k3, analisa produktivitas dan biaya yang diberikan oleh Bpk. Kusumo D.S. 3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENDAHULUAN Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper dapat digunakan sebagai alat pengangkutan untuk jarak yang relatif jauh (± 200 m) pada tanah datar dengan alat penggerak roda ban. Pemilhan scraper untuk pekerjan ini tergantung pada: 1. Karakteristik material yang dioperasikan, 2. Panjang jarak tempuh, 3. Kondisi jalan, 4. Alat bantu yang diperlukan. Scraper umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper yang ditarik (towed scraper), scraper bermotor (motorized scraper) dan scraper yang mengisi sendiri (self loading scraper). Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan kekuatan mesin 30 hp atau lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material sebanyak 8 30 m 3. Towed scraper dalam pelaksananya dibantu alat lain seperti dozer. Alat ini bekerja dengan kecepatan gerak lamban, namun kelebihan dari alat ini adalah: 1. Mengangkut Heavy Load, 2. Berputar pada radius kecil, 3. Menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat lain, 4. Ekonomis pada pekerjaan pembukaan lahan. 4

Daya tampung motorized scraper adalah sebanyak 15 30 m 3. Motorized scraper mempunyai kekuatan 50 hp atau lebih dengan kecepatan mencapai 60 km/jam karena menggunakan alat penggerak ban. Akan tetapi daya cengkram ban terhadap tanah kurang sehingga scraper tipe ini dalam operasinya memerlukan bantuan crawler traktor yang dilengkapi pisau atau scraper lain. Pengoperasian dengan alat bantu ini dilakukan dengan dua cara: 1. Push-loaded. Alat bantu dipakai hanya pada sat pengerukan dan pengisian. Pada sat bak penampung telah penuh, scraper dapat bekerja sendiri. Dengan demikian alat bantu dapat membantu beberapa scraper. Dengan adanya alat bantu, jarak tempuh scraper dapat mencapai 3 km. Ukuran dozer yang dipakai tergantung dari daya muat scraper. 2. Push-pull. Dua buah scraper dioperasikan dengan cara ini di mana keduanya saling membantu dalam pengerukan. Scraper yang di belakang mendorong scraper di depanya pada saat pengerukan dan scraper di depanya menarik scraper yang di belakang pada saat pengerukan. Seperti disebutkan di atas, scraper dipakai untuk pengerukan top soil. Top soil yang dipindahkan berkisar pada kedalaman 10 cm sampai 30 cm. Jika lahan yang akan diangkat top soilnya mempunyai 5

luas sedang maka self-loading scraper yang kecil atau crawler traktor dengan scraper bowl dapat dipilh. Untuk lahan yang luas push-loaded scraper dengan kecepatan tinggi menjadi pilihan. Karena kedua tipe scraper di atas tidak dapat memuat sendiri hasil pengerukanya, maka scraper tertentu dilengkapi semacam conveyor untuk memuat tanah. Scraper seperti ini dinamakan self loading scraper. Dengan adanya tambahan alat ini maka berat alat bertambah sekitar 10 15%. Scraper juga dapat digunakan untuk meratakan tanah di sekitar bangunan. Pekerjan ini dilakukan dalam jarak tempuh yang pendek. Jika jarak tempuh kurang dari 10 m biaya penggunan alat ini sebaiknya dibandingkan dengan biaya penggunan dozer atau grader. 6

2.2 PENGOPERASIAN SCRAPER Scraper dapat menjalankan beberapa fungsi sekaligus dalam satu kali operasi, antara lain: 1. Menggali dan Mengisi Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara: a. Pusher Loading 7

Power Scraper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh Buldoser. Dalam Pusher Loading perlu diperhatikan beberapa hal. Pekerjaan harus dilakukan minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju Power Scraper tak terhambat oleh tatanan material yang sedang digali. Harus dilakukan sinkronisasi kecepatan antara Power Scraper dan Buldoser yang digunakan. Diusahakan tiap 1,5 2 menit datang Power Scraper yang sudah siap untuk didorong, dengan demikian Scraper tak sampai menunggu untuk didorong Buldoser. Sebaiknya memilih operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman. b. Down Hill Loading Diuasahakan agar pola kerja Power Scraper selalu menuju ke bagian yang lebih rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power Scraper dalam mengisi muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat. c. Straddle Loading Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scraper di mana tiap dua kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya. 8

2. Mengangkut Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material menggunakan Power Scraper adalah kecepatan geraknya; Power Scraper yang menggunakan roda karet, sangat disukai, karena memiliki kecepatan yang tinggi. Cara untuk memperlancar pengangkutan menggunakan Power Scraper. Power Scraper yang masih baik dan memiliki kecepatan tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama dengan Power Scraper yang mempunyak kecepatan rendah, sebab akan mengganggu; kecuali jika jalan cukup lebar sehingga Power Scraper dapat saling menyalib. Diusahakan untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu jauh, diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15 detik. Supaya Power Scraper dapat bergerak dengan kecepatan yang maksimum maka jalan harus terpelihara baik. Pengangkutan ke dua arah sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk membelok. 3. Menyebarkan Material Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan menyebarkan material muatan menggunakan Power Scraper. a. Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau material belum turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi. 9

b. Jika material sangat lengket (misalnya material yang diangkut adalah lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang dikehendaki. c. Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scraper disesuaikan dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl. d. Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata. 4. Cara Menggali Tanah Penutup yang Tipis Menggunakan Scraper Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu curam, Power Scraper harus dibantu dengan Buldozer; jika kecuramannya telah dikurangi/ sudah dilandaikan menggunakan Buldozer, maka barulah digali menggunakan Power Scraper, dan tanah diangkut ke tempat lain. 5. Cara Menggali Tanah Penutup yang Tebal Menggunakan Scraper Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian tidak diarahkan ke sisi tebing yang curam, tetapi kurang lebih sejajar dengan tebing tersebut. 2.2.1 BAGIAN SCRAPER Scraper terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing fungsinya. Bagian-bagian tersebut adalah bowl, apron, dan tail gate. Bowl adalah bak penampung muatan yang terletak di antara 10

ban belakang. Bowl mempunyai sisi yang kaku dengan bagian depan dan belakang yang dapat digerakan (ejector dan apron). Bagian depan bowl dapat digerakan kebawah untuk operasi pengerukan dan pembongkaran muatan. Pada bagian sisi depan bowl yang bergerak ke bawah terdapat cutting edge. Kapasitas penuh bowl berkisar antara 3 sampai 38 m 3. Apron adalah dinding lengkung bowl di bagian depan yang dapat diangkat pada saat pengerukan dan pembongkaran. Pengangkatan apron dilakukan secara hidrolis. Apron dapat menutup kembali pada saat pengangkutan material. Fungsi dari apron adalah mengatur aliran material masuk dan keluar bowl. Dalam keadan tertutup, apron berada di atas cutting edge. Beberapa model scraper memilki apron yang dapat mengangkut material sepertiga dari material di bowl. Tail gate atau ejector merupakan dinding belakang bowl. Pada saat pemuatan dan pengangkutan material dinding ini tidak bergerak, namun pada saat pembongkaran muatan ejector 11

bergerak maju untuk mendorong material keluar dari bowl. Alat ini pun digerakan secara hidrolis. Cutting edge adalah pisau dari baja yang terdapat di bagian depan dasar bowl. Fungsi dari pisau ini adalah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Karena fungsinya maka cutting edge dapat mengalami kerusakan jika mengenai benda keras dalam tanah. Cutting edge yang rusak sebaiknya diganti agar tidak merusak bowl. 2.2.2 TEKNIK PENGOPERASIAN SCRAPER Pada saat pemuatan material, ejector berada di belakang, dan bowl diturunkan sampai cutting edge mengenai tanah. Apron juga dibuka lebar. Alat kemudian bergerak maju secara perlahan. Pada saat alat bergerak maju, tanah masuk ke dalam bowl. Kedalaman penetrasi tergantung pada sejauh mana bowl diturunkan. Ketika pekerjan pemuatan hampir selesai owl dinaikan perlahan dan apron juga diturunkan untuk menahan material tidak keluar dari bowl. Pengangkutan material dilakukan pada kecepatan tinggi. Baik bowl, apron maupun ejector tidak melakukan gerakan. Bowl harus tetap pada posisi di atas agar cutting edge tidak mengenai tanah yang menyebabkan kerusakan pada cutting edge dan permukaan tanah terganggu. Pembongkaran muatan dilakukan dengan menaikan apron dan menurunkan bowl sampai material dalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu. Kemudian apron diangkat setingginya dan ejector bergerak maju untuk mendorong sisa material yang ada 12

dalam bowl. Pada saat pembongkaran selesai apron diturunkan, bowl dinaikan dan ejector ditarik kembali pada posisi semula. 2.3 SPESIFIKASI ALAT BERAT GAMBARAN UMUM ENGINE Daya Flywheel: Traktor/Scraper 373 kw (500 hp)/211 kw (283 hp) Daya Flywheel - Traktor 345 / 373 kw (462 / 500 hp) Daya Flywheel - Scraper 198 / 211 kw (266 / 283 hp) Engine Traktor Cat C18 dengan Teknologi ACERT 13

Engine Scraper Cat C9 dengan Teknologi ACERT SPESIFIKASI KERJA Kapasitas Scraper: Munjung 38.0 m3 Kecepatan Maksimum (Bermuatan) 53.0 km/j Tetapan Beban 34473.0 kg Kapasitas Scraper - struck 31.0 m3 180 Lebar Putar Pinggir Jalan ke Pinggir Jalan 13.7 m BOBOT Bobot Kerja - bermuatan, perkiraan 88409.0 kg Bobot Kerja - kosong, perkiraan 54050.0 kg DIMENSI Tinggi ke Puncak Scraper 4.18 m Jarak Sumbu Roda 9.53 m Panjang - keseluruhan 15.47 m Lebar - keseluruhan 3.94 m Tapak - Scraper 2.46 m Tapak - Traktor 2.46 m 14

GAMBARAN UMUM Pemuatan cepat, kecepatan travel tinggi, dan kemampuan untuk memuat dan membuang sambil berjalan menghasilkan waktu siklus yang cepat, menjadikan Wheel Tractor-Scraper Cat menghadirkan produktivitas tinggi secara konsisten pada biaya per ton yang terendah. ENGINE Daya Maks 304.0 kw Traktor Cat C13 ACERT ENGINE TRAKTOR Daya Flywheel: Traktor/Scraper 304 kw (407 hp) BOWL SCRAPER 15

Kapasitas Scraper: Munjung 18.3 m3 Tetapan Beban 26127.0 kg Kapasitas Munjung 18.3 m3 Gaya Penutupan Apron Maksimum 225.0 kn Bukaan Apron Maksimum 1767.0 mm Kedalaman Pemotongan Maksimum 315.0 mm Kedalaman Spread Maksimum 540.0 mm Jarak Bebas ke Tanah Maksimum di Pinggiran Tajam 594.0 mm Gaya Penetrasi Hidraulik Maksimum 580.0 kn Kapasitas Peres 13.0 m3 Ketebalan Pinggiran Tajam 22.0 mm Lebar Pemotongan, Di Luar Router Bit 3136.0 mm TRANSMISI Kecepatan Maksimum (Bermuatan) 53.9 km/j 1 Maju 5.0 km/j 16

2 Maju 8.9 km/j 3 Maju 12.1 km/j 4 Maju 16.3 km/j 5 Maju 21.9 km/j 6 Maju 29.6 km/j 7 Maju 39.9 km/j 8 Maju 53.9 km/j Mundur 9.2 km/j HIDRAULIK Aliran Sirkuit Hitch Peredam 40.1 L/mnt Lubang Silinder Hitch Peredam 140.0 mm Langkah Silinder Hitch Peredam 251.0 mm Lubang Silinder Bucket Push/Pull 90.0 mm Langkah Silinder Bucket Push/Pull 415.0 mm Aliran Sirkuit Scraper 250.0 L/mnt 17

Aliran Sirkuit Kemudi Sekunder 39.0 L/mnt Aliran Sirkuit Kemudi 234.0 L/mnt Lubang Silinder Kemudi 127.0 mm Langkah Silinder Kemudi 1128.0 mm Lubang Silinder Bowl 140.0 mm Langkah Silinder Bowl 845.0 mm Lubang Silinder Apron 150.0 mm Panjang Langkah Silinder Apron 565.0 mm Lubang Silinder Ejektor 140.0 mm Panjang Langkah Silinder Ejektor 1550.0 mm PENGEMUDIAN Sudut Kemudi Kanan 85º Sudut Kemudi Kiri 82º KAPASITAS ISI ULANG SERVIS TRAKTOR Karter Engine 33.0 L Tangki Cadangan Ring Kaca Depan 5.0 L 18

Transmisi 70.0 L Diferensial 173.0 L Final Drive (setiap sisi) 19.0 L Sistem Pendinginan 64.0 L Tangki Cadangan Hidraulik 83.0 L KAPASITAS ISI ULANG SERVIS SCRAPER Tangki Bahan Bakar 763.0 L Roda Tanpa Daya 4.0 L STANDAR Standar Standar ENGINE TRAKTOR TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB Diameter 130.0 mm Kapasitas Silinder 12.5 L Daya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396) 304.0 kw Kecepatan Engine Referensi Daya Maks 1700.0 RPM Langkah 157.0 mm 19

Engine Traktor Cat C13 ACERT ENGINE TRAKTOR SEBELUM KONFIGURASI TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA* Diameter 130.0 mm Kapasitas Silinder 12.5 L Gaya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396) 304.0 kw Kecepatan Engine Referensi Daya Maks 1700.0 RPM Langkah 157.0 mm Engine Traktor Cat C13 ACERT BOBOT ALAT BERAT MEMENUHI STANDAR EMISI TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB Push-Pull Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 63567.0 kg Push-Pull Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh 37440.0 kg Push-Pull Bobot Pengiriman 10% bahan bakar 36782.0 kg Standar Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 62312.0 kg Standar Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh 36185.0 kg Standar Bobot Pengiriman 10% bahan bakar 35507.0 kg BOBOT ALAT BERAT MENCAPAI TINGKAT EMISI SEBELUM TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA 20

Push-Pull Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 63320.0 kg Push-Pull Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh 37193.0 kg Push-Pull Bobot Pengiriman 10% bahan bakar 36515.0 kg Standar Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 62065.0 kg Standar Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh 35938.0 kg Standar Bobot Pengiriman 10% bahan bakar 35260.0 kg 2.4 PRODUKTIVITAS SCRAPER Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau efisiensi alat. Pertama-tama banyaknya material yang akan dipindahkan dan jumlah pengangkutan dalam satu jam ditentukan. Volume material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu siklus scraper. Waktu siklus scraper merupakan penjumlahan dari waktu muat (LT), waktu pengangkutan (HT), waktu pembongkaran muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antre (ST). Selain itu ada tambahan waktu berputar atau turning time (T) dan waktu percepatan, perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and braking time (ADBT). Kerena LT, DT, ST, T dan ADBT konsisten maka 21

waktu-waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap (FT) (Iihat Tabel) sehingga rumus yang dipakai adalah : FT = LT + DT + ST + T + ADBT Waktu pengangkutan dan waktu kembali tergantung pada grafik yang dikeluarkan oleh perusahaan alat berat untuk setiap model alat berat. Penggunaan grafik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hitung RR dan GR permukaan jalan dan jumlahkan (TR). 2. Hitung berat alat ditambah berat material dalam bowl. Jumlah berat yang ada tidak boleh melampaui berat maksimum yang dianjurkan. 3. Untuk permukaan jalan yang datar dan menanjak atau TR > 0 gunakan Grafik Rimpull-speed-greadeability sedangkan untuk jalan yang menurun dan TR < 0 gunakan Grafik Continuous grade retarding. 4. Tarik garis vertikal dari atas yang sesuai dengan berat alat dan material. 5. Tarik garis TR hasil penjumlahan no.1 sesuai dengan TR yang ada sampai bertemu dengan garis vertikal no.4. 6. Dari titik pertemuan kedua garis tarik garis horisontal kearah garis kurva. 7. Dari pertemuan kurva dengan garis tarik garis vertikal kebawah sampai ke skala kecepatan. 8. Dari kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu pengangkutan. Sedangkan waktu siklus (CT) adalah penjumlahan waktu tetap, waktu angkut dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu kembali dihitung tersendiri karena selalu berubah tergantung 22

pada kondisi jalan dan jarak tempuh. Perhitungan CT menggunakan rumus: CT = HT + RT + FT Rumus yang digunakan untuk menentukan produktivitas scraper adalah: Prod = V 60 eff CT s 2.5 PUSHER (ALAT PENDORONG) Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam operasinya dapat menaikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher adalah waktu yang dibutuhkan untuk memuat material kedalam scraper ditambah waktu yang dibutuhkan pusher untuk bergerak dari satu scraper ke scraper yang lain. Waktu siklus (dalam menit) ini dicari dengan menggunakan rumus: CT p = 140% LT s + 0.25 Jumlah scraper yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah: 23

N = CT s CT p Contoh Soal: Tanah sebanyak 300.000 lcm dipindahkan dengan menggunakan scraper 621E. Spesifikasi tanah dan alat sebagai berikut: Berat jenis tanah = 1340 kg/lcm Job efficiency = 50/60 Headed capacity = 15,30 m Berat kosong = 30.479 kg Berat maksimum = 52.249 kg Kondisi permukaan sedang Untuk loading digunakan pusher Pertanyaan: 1. Berapa siklus waktu scraper? 2. Berapa produktivitas scraper? 3. Berapa siklus waktu pusher? 4. Berapa jumlah scraper yang dibutuhkan? Jawab: Menentukan waktu berangkat: 24

Berat scraper = berat kosong + (kapasitas scr. X bj tanah) = 30.479 + (15.3 x 1340) = 50.981 kg < berat maksimum (52.249 kg) Dari RR GR TR L (Km) V (Km) t (menit) A - B 6 0 6 1 23 2,6 B - C 4 8 12 0,5 12 3,8 t2 = 6,4 Menentukan waktu kembali Berat scraper = 30.479 kg Dari RR GR TR L (Km) V (Km) t (menit) C - B 4-8 -4 0,5 55 0,5 B - A 6 0 6 1 39 1,5 t4 = 2 Kecepatan pengangkutan rata-rata: 17.5 km/jam Berdasarkan tabel maka waktu tetap adalah 2.3 menit Waktu siklus = FT + HT + RT = 2,3 + 6,4 +2,0 = 10,7 menit Produktivitas scraper = kapasitas x 60 /waktu siklus x job efficiency = 15,30 x 60 / 10,7 x 50/60 = 71,50 lcm/jam Berdasarkan tabel, waktu loading adalah 1 menit, maka: Waktu siklus pusher = 140% loading time + 0,25 25

= 1,65 menit Jumlah scraper = waktu siklus scraper / waktu sikluus pusher = 9,6 / 1,65 = 7 scraper 2.6 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SCRAPER Agar produktivitas scraper dapat ditngkatkan maka dalam siklus kerjanya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemuatan: sebaiknya dilakukan pada area menurun dan pelaksanaanya secepat mungkin. Sebelum pemuatan, bersihkan area pemuatan dari akar, semak, dan lain-lain. 2. Pemindahan: sebelum pekerjan pengolahan lahan dilaksanakan maka tentukan terlebih dahulu rute pemindahan untuk membuat jarak seminimal mungkin. Sebaiknya scraper berputar pada radius sekecil mungkin. Agar scraper bekerja dengan lebih baik maka usahakan untuk membasahi rute. 3. Penyebaran: pekerjan penyebaran material dimulai dari awal area. Selain itu juga perlu dibuat penumpukan pada samping lebih tinggi daripada di tengah. Secara umum beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi scraper dalam operasinya antara lain: 1. Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke dalam bowl. Dengan demikian, waktu muat akan berkurang. Kedalaman penetrasi dari ripper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi cutting edge. 26

2. Cara kedua adalah dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Ada beberapa jenis tanah yang dapat dimuat dengan lebih mudah bila dalam kondisi basah. Pembasahan tanah ini dilakukan sebelum tanah dimuat ke dalam bowl. 3. Pengaturan pergerakan scraper seperti menghindari terlalu banyak gerakan memutar dan jika memungkinkan, jalan gerak antar scraper berbeda. 27

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah: 6. Ketetapan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi. 7. Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. 8. Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau efisiensi alat. 9. Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam operasinya dapat menaikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam melakukan pekerjaannya. 10. Pembasahan tanah sebelum dimuat ke dalam bowl dapat meningkatkan produktivitas scraper. 28

DAFTAR PUSTAKA Fatena Rostiyanti, Susi (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: Rineka Cipta. https://adjisutama.files.wordpress.com http://ekikaesipil5612.blogspot.com 29