Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

ini. TEORI KONTEKSTUAL

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

CRITICAL THEORIES Bagian II

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Kelima butir sila yang

Selayang Pandang Penelitian Kualitatif

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian)

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRADIGMA PENELITIAN SOSIAL. Bahan Kuliah 1. Universitas Andalas

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

BAB VI PENUTUP. A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Lingkup Teori Komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FILSAFAT MANUSIA. Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. Pertemuan 4

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 1. Gregorius Martia Suhartoyo 1

Teori Kritikal mulai berkembang tahun 1937 (pengkajiannya dimulai tahun 1930) Teori Kritikal eksis sebagai ciri dari Institut Marxisme

Penutup BAB Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. Sastra peranakan Tionghoa adalah produk budaya dan sosial dari

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

Dimensi Subjektif - Objektif

BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. serba terbatas, dengan konsep pemisahan ruang antara napi laki-laki dengan napi

BAB VII KESIMPULAN. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam skripsi Kehadiran Subyek di Tengah Kekosongan: Subyek Dialektis menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

PARADIGMA INTERPRETIVISME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akan adanya perspektif penyeimbang di tengah dominasi teori-teori liberal. Kedua

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. lebih mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE DEKONSTRUKSI DERRIDA DALAM RISET AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS DATA TRADISI PENGGUNAAN GARAM. A. Makna Tradisi Penggunaan Garam Perspektif Strukturalisme Claude

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUJUAN. ilmiah. pendekatan atau metode penyelesaian masalah secara umum. setiap pendekatan. stefanus. (c)

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

otaknya pasti berbeda bila dibandingkan dengan otak orang dewasa. Tetapi esensi otak manusia tetap ada pada otak bayi itu, sehingga tidak pernah ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB VII PENUTUP. Dari kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut; Pertama, Realitas

FALSAFAH EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI ISLAM SEBAGAI SISTEM ANALISIS (ILMU) Pertemuan ke-3 Filsafat & Pemikiran Ekonomi Islam PASCASARJANA STEI TAZKIA

Transkripsi:

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

Paradigma Memandang Realitas : Sebuah Fondasi Awal Pemahaman semiotika tidak akan mudah terjebak pada urusan-urusan yang teknik metodologi, melainkan memiliki pendasaran berpikir yang kuat. Secara mendalam juga bisa menggambarkan posisi letak kajian Semiotika dengan berbagai mazhab pendekatan dan perpektif sosial yang berbeda.

Apa itu paradigma? Paradigma adalah pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan (sosial) tertentu. Paradigma sekaligus sebagai jendela keilmuan untuk melihat dunia sosial. Setiap realitas sosial yang kita lihat dan kita fahami secara disadari atau tidak ditentukan dengan pilihan paradigma (cara pandang) yang diambil.

Perdebatan Body dan Mind Realitas (filsafat) ; materialisme idealisme Realitas (teoritik) : Objektivisme Subyektivisme atau Strukturalisme Indvidualisme Perbedaan perspektif yang banyak bertumpu pada body (tubuh/struktur/sistem) dan juga yang meletakkan tumpuan pada mind (pikiran/gagasan atau ide)

Asumsi-asumsi filosofis paradigma Fakta Sosial 1. memahami dan melihat realitas sosial masyarakat melalui kacamata makro strukturalnya. 2. Kehidupan masyarakat dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri, lepas dari persoalan apakah individu-individu anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Pranata sosial, hirarki dan sistem sosial yang ada terpisah dengan individu masyarakat.

3. Kehidupan sosial manusia merupakan kenyataan (fakta) tersendiri yang tidak mungkin dapat dimengerti berdasarkan ciri-ciri personal individu semata. 4. Kondisi sosial objektif (realitas sosial) mempengaruhi kesadaran subjektif seseorang dan bukan sebaliknya * Berbagai teori turunan dari Paradigma Fakta Sosial ini lebih banyak mengkaji peran dan pengaruh dari berbagai struktur sosial, sistem atau pranata sosial terhadap individu dalam masyarakat.

Paradigma Definisi Sosial 1. Memahami dan melihat realitas sosial bukan pada ranah makro struktural objektifnya tetapi pada tindakan dan proses berpikir manusia sendiri. 2. Dalam posisinya dengan realitas sosial di luar dirinya, seseorang dilihat sebagai individu bebas dan mempunyain kreatifitas unik dalam menafsirkan dan memahami realitas.

3. Hakikat dari realitas sosial yang dihidupi manusia pada dasarnya lebih bersifat subjektif daripada sebagai sebuah kenyataan objektif. 4. Realitas subjektif mengandaikan bahwa tindakan selalu bermakna subjektif bagi individu yang bersangkutan. Contoh : Teori Interaksionis Simbolik yang ada dalam kelompok paradigma ini, meyakini bahwa kekuatan tindakan interaksi manusia inilah yang kemudian menghadirkan realitas.

Manusia mampu menciptakan simbol dan sekaligus mampu memanipulasi simbol demi kepentingan dan tujuan berinteraksi. Pada proses interaksi simbol itu maka kekuatan interpretasi makna simbol sangat dibutuhkan. Pada dasarnya kemampuan tafsir dan interpretasi inilah yang merupakan kekuatan utama dalam menjalani proses komunikasi yang berlangsung.

Paradigma Perilaku Sosial 1. Pendekatan sosial harus didekatkan pada sebuah pengamatan perilau sosial yang teramati secara objektif (empiris objektif). 2. Perilaku manusia dalam dalam interaksi sosial dilihat sebagai respon atau tanggapan (reaksi mekanis yang bersifat otomatis) dari sejumlah stimulus atau rangsangan yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Memusatkan pada persoalan tingkah laku dan pengulangan tingkah laku tertentu sebagai pokok persoalan. * Fokus kajian adalah entitas yang teramati dan empiris. Salah satu teori yang masuk dalam paradigma ini adalah Teori Pertukaran Sosial.

Dialektika Realisme dan Filsafat Bahasa Realisme meletakkan kenyataan riil-objektif sebagai dimensi kebenaran. Sisi lain meletakkan dimensi kesadaran subjektif sebagai kebenaran. kajian semiotika lebih cenderung ada dalam kelompok kedua, filsafat bahasa.

Pemikiran strukturalis dan pascastrukturalis ini merujuk pada perkembangan filsafat yang melatakkan dimensi penting bahasa dalam memahami realitas. Gejala pandangan filsafat abad 20 yang antirealisme. Tak ada kebenaran tunggal, tak ada kebenaran absolut, tak ada oposisi total, tak ada perbedaan esensial antara ilmu pengetahuan dan kepercayaan.

Kebenaran pada prinsipnya sangatlah relatif, tak ada kebenaran yang benar-benar objektif. Beberapa unsur dimensi penting bagi kesadaran strukturalis maupun pascastrukturalis secara teoritik menjadi bingkai besar pada berbagai kesadaran semiotika.

Relasi Internal dan Differance Sebuah pandangan yang melihat bahwa esensi/identitas sesuatu hal dikonstitusikan oleh relasinya dengan hal yang lain dan ini berlaku universal. Pemikiran Hegel tentang negasi internal yang meyakini bahwa dalam setiap positivitas senantiasa terdapat negativitas, dalam setiap identitas senantiasa terdapat perbedaan.

Dalam buku Science of Logic, Hegel dengan berani memberi satu penekanan bahwa Tak ada sesuatupun di langit dan di bumi yang pada dirinya tidak mengandung ada dan ketiadaan sekaligus. Konsep kunci lain yang cukup penting adalah Differance.

Prinsip struktur perbedaan asali ini secara bersamaan merupakan prinsip penundaan makna dari setiap tanda. Prinsip Differance sekaligus ingin menandai hilangnya kehadiran objektif. Kehadiran penuh yang selalu diyakini oleh filsafat yang materalistik, objektif dan positivistik sejatinya hanya sebuah ilusi semata dan tidak pernah ada.